Laporan Komprehensif Stase 2 MG 1 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Lovia
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KOMPREHENSIF MINGGU I ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA MASA PRA KONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT



Oleh: BELLA PUSPA SARI P05140521004



Pembimbing Akademik ROLITA EFRIANI, SST.M.Keb NIP. 199308272020122010



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PENDIDIKAN PROFESI BIDAN 2021



LEMBAR PENGESAHAN “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA MASA PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT” DI PUSKESMAS JALAN GEDANG KOTA BENGKULU



Oleh: BELLA PUSPA SARI P05140521004



Menyetujui, Pembimbing Akademik



Pembimbing Lahan



Rolita Efriani, SST.M.Keb NIP. 199308272020122010



Kemala Haiti, S.Tr.Keb NIP. 1997712232003122004



Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan,



Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb NIP. 198012102002122002



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat. Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bunda Yuniarti, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu, 2. Bunda Diah Eka Nugraheni, S.ST, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu, 3. Bunda Rolita Efriani, SST, M.Keb selaku dosen pembimbing akademik, 4. Bunda Kemala Haiti, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan, Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan komprehensif ini bermanfaat bagi semua pihak.



Bengkulu,



Oktober 2021



Penyusun



DAFTAR ISI



HALAMAN PENGESAHAN............................................................................i KATA PENGANTAR.......................................................................................ii DAFTAR ISI.....................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................................1 B. Tujuan......................................................................................................2 C. Ruang Lingkup........................................................................................3 D. Manfaat....................................................................................................3 BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI...........................................................4 A. Kajian Masalah Kasus.............................................................................4 B. Kajian Teori.............................................................................................4 BAB III PEMBAHASAN................................................................................16 A. Pengkajian.............................................................................................16 B. Analisis..................................................................................................17 C. Penatalaksanaan.....................................................................................17 BAB IV PENUTUP..........................................................................................19 A. Kesimpulan............................................................................................19 B. Saran......................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu yang membahagiakan dan didambakan oleh pasangan suami istri. Menurut WHO (World Health Organization) setiap tahunnya terdapat 140 juta wanita yang melahirkan diseluruh dunia. Dimana pada tahun 2015, terdapat 303.000 kematian ibu akibat komplikasi dalam kehamilan dan proses persalinan seperti pendarahan, infeksi, hipertensi dan diabetes dalam kehamilan, serta HIV/AIDS. Sebagian besar penyebab kematian ibu ini dapat dicegah dengan persiapan kesehatan dan mental yang baik, sehingga kematian ibu dapat dihindari. Tetapi, 4 dari 10 wanita mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga intervensi medis yang dapat diberikan kepada ibu atau pasangan menjadi terhambat. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, terutama dari segi kesehatan dan mental calon ibu. Berikut merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk mempersiapkan kehamilan sehat dan mental calon ibu yang kuat, yaitu biasa dikenal dengan prakonsepsi. Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia. Almatsier menyatakan bahwa istilah dewasa (adult) berasal dari bahasa latin adulutus yang berarti telah tumbuh



menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhan fisiknya dan telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat. Usia 15-49 tahun, bagi wanita dianggap berada pada kurun masa reproduksi, maka wanita yang berstatus kawin pada usia tersebut dianjurkan untuk mengatur dan merencanakan kehamilannya guna mencegah masalah-masalah yang dapat timbul karena pengaturan kehamilan dan kelahiran yang buruk (Tahir N., 2015). Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk ibu dan janin yang dikandung. Pertambahan berat badan yang kurang pada ibu hamil akan membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi dan gangguan pertumbuhan janin (Pulli T, dkk, 2015). B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya. 2. Tujuan Khusus



1. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar teori prakonsepsi. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan kebidanan pada wanita usia subur dalam perencanaan kehamilan. 3. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada wanita usia subur dalam perencanaan kehamilan . 4. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada wanita usia subur dalam perencanaan kehamilan. 5. Mahasiswa mampu melakukan pembahasan berdasarkan teori dan kasus. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan kebidanan yang berfokus asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi. D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Dapat memperoleh gambaran dalam memberikan asuhan kebidanan holistik prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dengan berkolaborasi dengan sejawat. b. Bagi Bidan Pelaksana di Bidan Praktik



Laporan komprehensif ini dapat dijadikan dokumentasi di Bidan Praktik Yuniyarna, SST



BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI A. Kajian Masalah Kasus Ny. F umur 25 tahun datang kepuskesmas jalan gedang pada hari Selasa, 05 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB ingin suntik TT 1 dan ingin berkonsultasi mengenai masa prakonsepsi yaitu ingin segera hamil setelah menikah nanti. Kemudian dilakukan anamnesa, hasil pengkajian data subjektif menunjukan bahwa Ny. F memiliki riwayat



dismenore primer, belum pernah hamil



sebelumnya, makan tidak teratur yaitu dengan porsi sedang, tidak teratur dalam waktu tidur dan biasa tidur malam diatas jam 24.00 WIB serta tidak tidur siang. Hasil pemeriksaan menunjukan TD: 120/70 mmhg, BB: 48 kg TB: 156 cm, Pada wajah tidak ada chloasma gravidarum, tidak oedema, mata simetris, konjungtiva merah muda sklera putih, bibir tidak pucat. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Dada simetris, tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan. Abdomen tidak ada bekas luka operasi dan tidak ada nyeri tekan. Ekstrimitas atas dan bawah tidak ada oedema, tidak ada varises. Serta Pemeriksaan Penunjang diketahui Hb 12 g/dL dan golongan darah B Positif.



B. Kajian Teori 1. Definisi Prakonsepsi dan Asuhan Prakonsepsi Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Asuhan pra konsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada perempuan sebelum terjadi konsepsi. Asuhan prakonsepsi adalah asuhan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil. Wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang sehat. Idealnya, semua kehamilan adalah hal yang terencana dan setiap bayi berada dalam lingkungan yang sehat. asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi, antara lain: memungkinkan identifikasi penyakit medis; pengkajian kesiapan psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan hidup. Prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun



sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.



2. Tujuan Asuhan Prakonsepsi Tujuan asuhan pra konsepsi adalah memfasilitasi perempuan untuk menjadi sehat sebelum dia hamil, agar bayi yang dilahirkannya dalam keadaan sehat yang optimal. Peningkatan kesehatan prakonsepsi harus diikuti dengan peningkatan hasil kesehatan reproduksi, namun tetap dengan biaya yang minimum. Meskipun kehamilan bagi beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan yang memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari asuhan prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan kehamilan. Tujuan asuhan prakonsepsi lainnya adalah memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat awitan kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Adanya perawatan prakonsepsi yaitu sebagai berikut : 1. Bertujuan untuk mempromosikan kesehatan perempuan usia reproduksi sebelum konsepsi berkaitan dengan kehamilan.



2 Meningkatkan kesehatan prakonsepsi membutuhkan perawatan klinis yang lebih efektif bagi perempuan. Perubahan pengetahuan sikap dan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi antara laki-laki dan



perempuan



perlu



dibuat



untuk



meningkatkan



kesehatan



prakonsepsi. Meskipun beberapa kampanye promosi kesehatan bertujuan untuk mengurangi aktivitas merokok, penyalahgunaan alkohol, kekerasan pasangan intim, obesitas, human immunodeficiency virus (HIV) / acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), dan paparan bahaya lingkungan kerja, mayoritas penduduk AS tidak menyadari bahaya faktor tersebut disamping itu faktor gaya hidup juga dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi dan proses melahirkan anak. Oleh karena itu, promosi kesehatan prakonsepsi, harus fokus pada kesehatan umum yang mencakup pria dan wanita dan membahas tentang kesehatan reproduksi serta risiko untuk melahirkan anak. Adapun



rekomendasi



untuk



meningkatkan



kesehatan



prakonsepsi



berlandaskan empat tujuan yaitu: 1. Meningkatkan pengetahuan dan sikap serta perilaku pria dan wanita yang berhubungan dengan kesehatan prakonsepsi. 2. Meyakinkan bahwa semua wanita usia subur di Amerika Serikat menerima layanan perawatan prakonsepsi (yaitu, berdasarkan bukti skrining risiko, promosi kesehatan, dan intervensi) yang akan



memungkinkan mereka untuk memasuki kehamilan pada kesehatan yang optimal. Adapun rekomendasi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: a. Individu baik laki maupun perempuan didorong untuk memiliki rencana kehidupan reproduksi. b. Kesadaran konsumen c. Pelaksanaan Kunjungan d. Intervensi untuk risiko yang teridentifikasi. e. Perawatan interconception. f. Pemeriksaan sebelum hamil. g. Cakupan asuransi kesehatan untuk wanita dengan pendapatan rendah. h. Program dan strategi kesehatan masyarakat. i. Penelitian. j. Pemantauan perbaikan. 3. Mengurangi risiko kehamilan sebelumnya yang merugikan melalui intervensi selama periode interconception, yang dapat mencegah atau meminimalkan masalah kesehatan bagi ibu dan anak-anak masa depannya. 4. Mengurangi kesenjangan dalam masa kehamilan. 3. Manfaat Asuhan Prakonsepsi Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui



asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat. Ada beberapa manfaat atau keuntungan dari asuhan pra konsepsi yaitu sebagai berikut : a. Identifikasi keadaan penyakit b. Penilaian keadaan psikologis c. Kesiap-siagaan keuangan dan tujuan hidup d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya. 4. Fokus Asuhan Prakonsepsi Identifikasi reduksi risiko pada masa reproduksi bagi wanita dan pasangannya sebelum konsepsi. Komponen asuhan yaitu sebagai berikut : a. Penilaian risiko b. Promosi kesehatan c. Intervensi medis dan psikososial d. Pendidikan kesehatan yang meliputi : konseling, tindakan rujukan dan follow up. Langkah- langkah asuhan yang dilakukan :



a. Lakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga kesehatan



dapat



menilai



keadaan



kesehatan



perempuan



dan



mengidentifikasi factor resikonya. b. Pemeriksan laboratorium rutin.Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil antara lain : pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis B, TORCH, pap smear, clamidia, HIV, dan GO. c. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi d. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan penyebab banyak masalah dalam kehamilan. e. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga (kesulitan dalam kehamilan, persalinan, nifas maupun kecacatan) f. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi (olah raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat terlarang/ hentikan bila ibu sudah terbiasa) g. Identifikasi masalah kesehatan (DM, epilepsy, malaria, Anemia, hipertensi dll), berikan penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi. h. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang, dan yang mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan toxoplasmosis yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. i. Bersihkan lingkungan dari bahan kimia.



Kompenen- komponen asuhan prakonsepsi sebagai berikut : Table 1. Komponen-komponen dalam asuhan prakonsepsi Komponen-komponen dalam asuhan prakonsepsi Identifikasi risiko Reproduksi rencana hidup Minta pasien jika ia berencana untuk memiliki anak (atau anak-anak tambahan jika dia sudah menjadi ibu) dan berapa lama ia berencana untuk menunggu sampai ia menjadi hamil; membantunya mengembangkan rencana, berdasarkan nilai-nilai dan sumber daya, untuk mencapai tujuan tersebut Riwayat reproduksi Tinjau sebelumnya hasil kehamilan yang merugikan (misalnya, kematian bayi, kematian janin, cacat lahir, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur) dan menilai risiko biobehavioral berkelanjutan yang dapat menyebabkan kekambuhan pada kehamilan berikutnya Riwayat Kesehatan Tanyakan apakah pasien memiliki riwayat kondisi yang dapat mempengaruhi kehamilan berikutnya (misalnya, Anemia/kekurangan gizi, HIV/AIDS, IMS, Hepatitis B, DM, Malaria, TOCRH, dan Penyakit Genetik (Talasemia dan Hemofilia). penyakit jantung rematik, tromboemboli, penyakit autoimun); layar untuk kondisi kronis yang sedang berlangsung seperti hipertensi dan diabetes Obat digunakan Meninjau penggunaan saat pasien



obat; menghindari FDA kehamilan kategori X obat dan sebagian obat kategori D kecuali potensi manfaat lebih besar daripada risiko janin ibu; meninjau penggunaan obat tanpa resep, jamu, dan suplemen Infeksi dan imunisasi Skrining untuk periodontal, urogenital, dan infeksi menular seksual seperti yang ditunjukkan; memperbarui imunisasi hepatitis B, rubella, varicella, Tdap, human papillomavirus, dan vaksin influenza yang diperlukan; nasihat pasien tentang mencegah infeksi TORCH Skrining genetik dan riwayat Menilai risiko pasien dari kelainan keluarga kromosom atau genetik berdasarkan riwayat keluarga, etnis latar belakang, dan usia; menawarkan cystic fibrosis dan skrining operator lain seperti yang ditunjukkan; mendiskusikan pengelolaan kelainan genetik yang dikenal (misalnya, fenilketonuria, trombofilia) sebelum dan selama kehamilan Penilaian gizi Menilai ABCDs gizi: faktor antropometri (misalnya, BMI), faktor biokimia (misalnya, anemia), faktor klinis, dan risiko diet Penyalahgunaan zat Tanyakan pada pasien tentang tembakau, alkohol, dan penggunaan narkoba; menggunakan CAGE atau T-ACE kuesioner untuk layar untuk alkohol dan penyalahgunaan zat Racun dan agen teratogenic Menasihati pasien tentang kemungkinan racun dan paparan agen teratogenik di rumah, di lingkungan, dan di tempat kerja (misalnya, logam berat, pelarut, pestisida, endokrin, alergen); meninjau Material Safety Data Sheets dan berkonsultasi dengan spesialis informasi teratologi lokal yang diperlukan Kekhawatiran psikososial Skrining untuk depresi, kecemasan, kekerasan dalam rumah tangga, dan stressor psikososial utama



Pemeriksaan fisik Pengujian laboratorium



Promosi Kesehatan Rencana keluarga



Berat badan yang sehat dan gizi



Perilaku sehat



Ketahanan stress



Fokus pada periodontal, tiroid, jantung, payudara, dan pemeriksaan panggul Pengujian harus mencakup jumlah darah lengkap; urinalisis; skrining golongan darah; dan, jika diperlukan, skrining untuk rubella, sifilis, hepatitis B, virus human immunodeficiency, gonore, klamidia, dan diabetes dan sitologi serviks; mempertimbangkan pengukuran tiroid merangsang kadar hormone Mempromosikan keluarga berencana berdasarkan rencana hidup reproduksi pasien; bagi wanita yang tidak berencana untuk hamil, mempromosikan penggunaan kontrasepsi yang efektif dan mendiskusikan kontrasepsi darurat Mempromosikan berat badan sebelum hamil yang sehat (ideal BMI adalah 19,8-26,0 kg per m2) melalui latihan dan mendiskusikan nutrisi; makro dan mikro, termasuk mendapatkan "lima sehari" (yaitu, dua porsi buah dan tiga porsi sayuran) dan mengonsumsi multivitamin harian yang mengandung asam folat Mempromosikan perilaku sehat seperti nutrisi, olahraga, seks yang aman, penggunaan kontrasepsi yang efektif, flossing gigi, dan penggunaan pelayanan kesehatan preventif; mencegah perilaku berisiko seperti douching, tidak mengenakan sabuk pengaman, merokok (misalnya, menggunakan lima A [Ask, Advise, Assess, Assist, Arrange] untuk berhenti merokok), dan alkohol dan penyalahgunaan zat Promosikan nutrisi, olahraga, tidur yang cukup, dan teknik relaksasi; mengatasi stres yang sedang berlangsung (misalnya, kekerasan dalam rumah tangga);



Lingkungan yang sehat



Asuhan Interconception



mengidentifikasi sumber daya untuk membantu pasien mengembangkan pemecahan masalah dan resolusi konflik keterampilan, kesehatan mental yang positif, dan hubungan yang kuat Diskusikan rumah tangga, lingkungan, dan paparan pekerjaan untuk logam berat, pelarut organik, pestisida, endokrin, dan alergen; memberikan tips praktis seperti bagaimana untuk menghindari paparan Mempromosikan menyusui, menempatkan bayi di punggung mereka untuk tidur untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak, perilaku pengasuhan yang positif, dan pengurangan risiko biobehavioral berkelanjutan



Identifikasi risiko, Intervensi medis dan psikososial Intervensi harus mengatasi risiko medis dan psikososial diidentifikasi; contoh termasuk suplemen asam folat, pengujian untuk rubella seronegativity dan vaksinasi jika diindikasikan, kontrol ketat diabetes pragestasional, manajemen hati-hati hipotiroidisme, dan menghindari agen teratogenik (Misalnya, isotretinoin [Accutane], warfarin [Coumadin], beberapa obat anti kejang, alkohol, tembakau) FDA = U.S. Food and Drug Administration; Tdap = tetanus toxoid, reduced diphtheria toxoid, and acellular pertussis; TORCH =Toxoplasmosis, Other viruses, Rubella, Cytomegaloviruses, Herpes (simplex) viruses; BMI = body mass index; CAGE = Cut down on drinking, Annoyance with criticisms  about drinking, Guilt about drinking, and using alcohol as an Eye opener; T-ACE = Tolerance, Annoyance, Cut down, Eye-opener



5. Konseling Asuhan Prakonsepsi Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal, tehnik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya



untuk mengatasi masalah tersebut (Saifuddin, Abdul Bari. 2000:39). Menurut Rochman Natawidjaja, 2987:32, konseling adalah sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalahmasalah yang dihadapi pada waktu yang akan datang. Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antara bidan selaku konselor dengan klien mencari tahu tentang masalah yang dihadapi klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar mencapai jalan keluar pemecahan masalah klien. Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal masalah, merumuskan alternatif, memecahkan



masalah dan



memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri. Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan psikologi



seorang



wanita



atau



pasangan



dalam



mengasuh



dan



membesarkan anak. Pembahasan ini mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, bagaimana cara mengasuh anak-anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita atau pasangan, serta harapan pengalaman usia subur dan menjadi orang tua. Anjuran berdasarkan



peringkat



bukti



yang



dicantumkan



dalam



konseling prakonsepsi menurut Narges Farahi, MD, and Adam Zolotor, MD, DrPH dalam Recommendations for Preconception Counseling and Care yaitu:



Tabel 2. Pedoman dalam konseling prakonsepsi PEDOMAN KLINIS Tanyakan wanita usia reproduksi tentang niat untuk hamil. Memberikan konseling kontrasepsi disesuaikan dengan niat pasien. Menyarankan suplemen asam folat (400 mcg setiap hari) untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf. Menilai indeks massa tubuh, dan wanita nasihat yang kelebihan berat badan, obesitas, atau underweight tentang mencapai berat badan yang sehat sebelum hamil. Menasihati wanita dengan diabetes mellitus tentang pentingnya kontrol glikemik sebelum konsepsi. Membantu pasien dalam mencapai tingkat A1C sedekat normal mungkin untuk mengurangi risiko kelainan kongenital. Periksa penggunaan obat teratogenik sebagai bagian dari asuhan prakonsepsi, dan berubah menjadi obat yang lebih aman jika memungkinkan. Gunakan obat paling sedikit pada dosis terendah yang diperlukan untuk mengendalikan penyakit. Skrining pasien yang ingin hamil untuk infeksi menular seksual dan penyakit menular lainnya seperti yang ditunjukkan. Memperbarui hepatitis B; influenza; campak, gondok, rubella; Tdap; dan imunisasi varicella yang diperlukan pada pasien yang ingin hamil.



PERINGKAT BUKTI C A C



A



C



C C



Ket : Tdap = tetanus toxoid, reduced diphtheria toxoid, and acellular pertussis. A = konsisten, baik kualitas bukti pasien berorientasi; B = tidak konsisten atau terbatas berkualitas bukti pasien berorientasi; C = konsensus, bukti penyakit-berorientasi, praktek yang biasa, pendapat ahli, atau seri kasus.



BAB III PEMBAHASAN A. Pengkajian Ny. F umur 25 tahun datang ke Puskesmas jalan gedang pada hari Selasa, 05 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB dan ingin berkonsultasi mengenai masa prakonsepsi yaitu ingin segera hamil setelah menikah nanti, kemudian dilakukan anamnesa hasil pengkajian menunjukan secara umum baik. Hasil pemeriksaan menunjukan TD:120/70 mmhg, BB: 48 kg LILA : 23 cm Ny. F ingin berkonsultasi tentang keinginanannya untuk segera hamil setelah menikah. Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif ibu memiliki usia 25 tahun. Artinya, dari aspek usia ibu memenuhi kriteria usia reproduksi untuk hamil. Hal ini sesuai teori yang dikemukakan Stickler (2014) bahwa usia reproduksi ideal wanita adalah 20 -35 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk



mengalami preeklamsia dan plasenta previa (Stickler, 2015). Tidak ada kesenjangan teori dan fakta dalam kasus ini. Meskipun usia klien masih dalam usia reproduksi, akan tetapi klien memiliki pola hidup yang kurang sehat dilihat dari aspek status gizi ibu yaitu kurang yang dilihat berdasarkan ukuran lingkar lengan atas klien. Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk ibu dan janin yang dikandung. Pertambahan berat badan yang kurang pada ibu hamil akan membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi dan gangguan pertumbuhan janin. Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan (Supariasa dkk., 2012). B. Analisis Ny. F Umur 25 tahun dalam masa prakonsepsi. C. Penatalaksanaan No . 1.



Tindakan Memberitahu Ny. F tentang hasil Hak



Rasionalisasi pasien



dalam



memperoleh



pemeriksaan



2.



3.



4. m



5.



pelayanan kesehatan termasuk perawatan tercantum pada UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yaitu setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.



Menjelaskan pada ibu manfaat Imunisasi TT pada calon pengantin imunisasi tetanus toxoid (TT) calon berguna untuk mencegah dan pengantin. melindungi diri terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus. Menjelaskan ibu cara menghitung Masa subur merupakan rentang waktu masa subur. pada wanita yang terjadi “sebulan sekali”. Masa subur terjadi pada hari ke-14 sebelum menstruasi selanjutnya terjadi. Menjelaskan kepada ibu proses Fertilisasi adalah proses pembuahan fertilisasi. dimana terjadi peleburan inti sel gamet laki-laki (sperma)  dengan inti sel gamet perempuan (ovum), menghasilkan sel baru yang disebut zigot. Zigot akan berkembang menjadi embrio dua sel, tiga sel, compact morula dan blastocyst. Sel blastocyst akan hatching atau menetas kemudian terjadi proses implantasi di rahim wanita.  Menganjurkan Ny. F untuk 1. Pola Makan menjaga pola hidup sehat Menjaga pola makan yang teratur 3x sehari, dengan mengkonsumsi gizi seimbang yang menggunakan panduan isi piringku, Sepertiga makanan pokok yaitu karbohidrat seperti nasi, jagung, mie, umbi-umbian dan gandum, sepertiga sayuran sayuran hijau terkhusus pada ibu kek dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran golongan C yaitu daun bayam



merah, daun katu, daun singkong, daun melinjo, daun pepaya dll. Sepertiganya lagi porsi lauk pauk, protein nabati dan hewani dan buah buahan. Dan dianjurkan untuk minum air putih sebanyak 8 gelas per hari. 2. Aktifitas Beraktifitas yang sehat seperti olahraga agar tubuh slalu bugar . 3. Kesehatan Menjaga Kesehatan jiwa dan raga , dengan mengatasi cemas atau pikiran negative karena pada masa prakonsepsi. seperti menjaga pola hidup sehat, beraktivitas seksual yang efektif pada masa subur, dan menghindari hal-hal yang membuat stress. vitamin seperti, vitamin A, itamin D, vitamin E vitamin B6, vitamin C. Cukupi zat seng, (seperti lobster, ikan, daging kepiting), daging, kacang-kacangan (kacang mete dan almond), biji-bijian (biji labu dan bunga matahari), serta produk olahan susu. Cukupi zat besi. Sumbernya: hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya zat besi. Fosfor (susu, dan ikan teri). Mengkonsumsui Sumber selenium antara lain adalah beras, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur, dan semangka. Tablet penambah darah sangat dianjurkan oleh ibu yang ingin mempersiapkan kehamilannya guna untuk mencegah terjadinya anemia pada saat kehamilan. Dapat menganggu masa subur dan juga proses menstruasi ibu menjadi tidak lancer



6.



Memberikan konseling kepada ibu tentang gizi pra konsepsi seperti Konsumsi berbagai vitamin



7



Mengkonsumsi tablet penambah darah 1 minggu sekali. Jika sedang haid 1 hari sekali untuk mencegah anemia.



8



Mengedukasi mengenai larangan untuk mengkonsumsi zat adiktif seperti, zat pengawet, zat pewarna, dan zat kimia lainnya. Menjelaskan pada ibu penyakit- Penyakit-penyakit yang harus penyakit yang harus diwaspadai dalam diwaspadai dalam perencanaan



9



10 11



12



perencanaan kehamilan seperti anemia, kekurangan gizi, HIV/AIDS, IMS, hepatitis B, DM, Malaria, TORCH, dan Penyakit Genetik (Talasemia dan Hemofilia). Memberikan motivasi ibu agar rileks dan tidak stress dalam menunggu kehamilan. Memberikan asuhan prakonsepsi kepada klien



Pendokumentasian



kehamilan seperti anemia, kekurangan gizi, HIV/AIDS, IMS, hepatitis B, DM, Malaria, TORCH, dan Penyakit Genetik (Talasemia dan Hemofilia). Stress mengganggu siklus menstruasi dan tingkat kesuburan pada WUS. asuhan prakonsepsi mencakup : a. Penilaian risiko b. Promosi indakan c. Intervensi medis dan psikososial d. Pendidikan indakan yang meliputi : konseling, indakan rujukan dan follow up.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan pada remaja dan pranikah. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. F berjalan sesuai dengan teori. Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini kami dapat: 1. Asuhan kebidanan pada Ny. F dilakukan berdasarkan pengkajian dan pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan kewenangan bidan. 2. Asuhan kebidanan pada Ny. F dapat diidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan pada masa prakonsepsi. 3. Asuhan kebidanan pada Ny. F dapat menentukan masalah potensial yaitu cemas pada masa prakonsepsi karena belum hamil. 4. Asuhan kebidanan Ny. F dengan merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada kasus cemas pada masa prakonsepsi. 5. Asuhan kebidanan Ny. F dengan melaksanakan tindakan untuk menangani kasus cemas pada masa prakonsepsi dengan memberikan edukasi



prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dan cara mengatasi stress atau cemas pada masa prakonsepsi.



B. Saran 1. Bagi Mahasiswa Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang Asuhan Kebidanan pada masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat. 2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas Laporan kasus ini dapat dijadikan dokumentasi di puskesmas dapat juga menjadi bidan update keilmuan.



DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth, 2002 Buku Ajar Medikal Bedah ed. 8, vol 2, Jakarta : EGC Doloksaribu. L, dkk. 2019. Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan Batang Kuis. Jurnal Gizi. Poltekkes Medan Ervina, W. F., Thaha, A. R., & Najamuddin, U. (2014). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Gizi Seimbang Pada Wanita Prakonsepsi di Kota Makasar. Felicia., Hutagoal, E., Kundre, R. 2015. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di PSIK Unstrat Manado. E- jurnal keperawatan 3(1), 1-7. Kasdu, D dkk.(2010). Info Lengkap Kehamilan & Persalinan (edisi 1). Jakarta : 3G Publisher. Manuaba, AC, 2009, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, Ida Bagus Gde Manuaba, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2, EGC, Jakarta.



Puli, T., Thaha, A. R., & Syam, A. (2014). Hubungan sosial ekonomi dengan kekurangan energi kronik (kek) pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin. Rahmaniar A, Taslim N, Bahar B. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Di Tampa Padang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Media Gizi masyarakat Indonesia. 2013;2(2):98103 Rostiati Nonta Refina Napitupulu. 2010 “Bioetika: Pemeriksaan Kesehatan Pranikah”, (- ITB, 2016)



Rahmiyati. R, dkk. 2017. Pengetahuan dan sikap wanita prakonsepsi tentang gizi dan kesehatan reproduksi sebelum dan setelahsuscatin di kecamatan ujung tanah. Makassar : Universitas Hasanudin.



LAMPIRAN ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR DALAM MASA PRAKONSEPSI Hari/Tanggal : Selasa, 05 Oktober 2021 Pukul



: 09.00 Wib



Tempat



: Puskesmas Jalan Gedang Poli Imunisasi



Identitas Pasien a. Nama Pasien



b. Nama Calon Suami



Nama



: Ny . F



Nama



: Tn. D



Usia



: 25 Tahun



Usia



: 28 Tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Suku Bangsa



:Indonesia



Suku Bangsa : Indonesia



Pendidikan



: S1



Pendidikan



: S1



Pekerjaan



: Swasta



Pekerjaan



: Swasta



Alamat



: Jl. Kapuas Raya



Subjektif: Ny. F mengatakan: 1. Alasan Kunjungan a. Ny. F mengatakan ingin imunisasi suntik TT 1 calon pengantin b. Ny. F mengatakan akan menikah 3 hari kedepan c. Ny. F mengatakan ingin segera hamil setelah menikah d. Ny. F mengatakan ingin konsultasi mengenai menjadi calon ibu yang sehat karena ny. F akan menikah beberapa hari lagi. 2. Riwayat Kesehatan Ny. F mengatakan memiliki riwayat penyakit dismenorea primer dan ibu pernah mengalami penyakit tidak berat seperti (Diare, Demam, batuk, pilek, dan cacingan). Serta tidak ada memiliki riwayat penyakit berat seperti (ginjal, jantung, hati dll), tidak ada memiliki riwayat penyakit menahun seperti ( Asma, dll), dan tidak ada memiliki riwayat penyakit menular seperti (HIV/AIDS, Hepatitis, TBC, dll). 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Ny. F mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit berat seperti (ginjal, jantung, hati dll), tidak ada memiliki riwayat penyakit menahun seperti ( Asma, magh dll), dan tidak ada memiliki riwayat penyakit menular seperti (HIV/AIDS, Hepatitis, TBC, dll). 4. Riwayat Menstruari



a. Menarche : 10 Tahun b. Siklus Haid : 28 hari c. Lamanya Haid : ± 6-7 hari d. Volume



: 3-4x ganti pembalut



5. Riwayat Obstetri Ny. F mengatakan belum pernah hamil sebelumnya



6. Status TT Ny. F mengatakan sudah melakukan imunisasi tt pada waktu bayi, dan pada saat usia sekolah serta ingin melakukan suntik TT calon pengantin. 7. Pola pemenuhan sehari-hari a. Nutrisi Ny. F mengatakan makan tidak teratur 1x sehari dengan porsi sedang. b. Eliminasi 1) BAB Frekuensi : 1x sehari Warna : Kuning kecoklatan Keluhan : T.A.K 2) BAK Frekuensi : 3-4x sehari Warna : Bening Keluhan : T.A.K c. Aktivitas



Ny. F mengatakan aktivitas saat ini bekerja di suatu toko properti d. Psikososial Merencanakan kehamilan, merasa cemas karena belum berpengalaman. e. Sexual Ny. F mengatakan belum pernah berhubungan sex.



f. Istirahat Ny. F mengatakan tidak teratur dalam waktu tidur dan biasa tidur malam pukul 12.00 WIB serta tidak tidur siang. g. Personal Hygiene Ny. F mengatakan dalam sehari 2 kali mandi. Objektif : Keadaan umum: Baik Kesadaran



: Composmentis



1. Pemeriksaan Fisik a)Pemeriksaan Ibu



Pemeriksaan Bapak



BB saat ini



: 48 Kg



BB : 69 kg



TB



: 156 cm



TB : 168 cm



Lila



: 23 cm



b)Tanda-tanda Vital Tekanan Darah : 120/70 mmHg



Denyut Nadi



: 80 x/menit



Pernapasan



Suhu



: 36,5 0C



: 21 x/menit



c) Wajah Pada wajah tidak ada chloasma gravidarum, tidak oedema, mata simetris, konjungtiva merah muda sklera putih, bibir tidak pucat. d) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. e) Dada : simetris, tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan. f) Abdomen : tidak ada bekas luka operasi dan tidak ada nyeri tekan.



g) Ekstrimitas Atas



: tidak ada oedema.



Bawah



: tidak ada oedema, tidak ada varises



2. Pemeriksaan Penunjang Hb



: 12 g/dL



Gol Darah



: B Positif



HBsAg



: Non Reaktif



HIV



: Non reaktif



Sifilis



: Negatif



Analisa : Ny. F Umur 25 Tahun dalam masa prakonsepsi Penatalaksanaan : 1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan. - Pasien mendengarkan penjelasan petugas. 2. Menjelaskan ibu manfaat imunisasi tetanus toxoid (TT) - Pasien mengerti menjelaskan kembali manfaat imunisasi TT



3. Menejelaskan kepada ibu cara menghitung masa subur - Pasien mengerti cara menghitung masa subur. 4. Menjelaskan kepada ibu proses fertilisasi. - Pasien mengulangi penjelasan proses fertilisasi 5. Menjelaskan kepada ibu pentingnya pengaruh istirahat cukup terhadap fertilitas. - Pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan 6. Menjelaskan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, Menjaga pola makan yang teratur 3x sehari, dengan mengkonsumsi gizi seimbang yang menggunakan panduan isi piringku, Sepertiga makanan pokok yaitu karbohidrat seperti nasi, jagung, mie, umbi-umbian dan gandum, sepertiga sayuran sayuran hijau terkhusus pada ibu kek dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran golongan C yaitu daun bayam merah, daun katu, daun singkong, daun melinjo, daun pepaya dll. Sepertiganya lagi porsi lauk pauk, protein nabati dan hewani dan buah buahan. Dan dianjurkan untuk minum air putih sebanyak 8 gelas per hari. -



Ibu akan mengubah pola makan yang teratur dan menggunakan pedoman isi piringku.



7. Memberikan konseling kepada ibu tentang gizi pra konsepsi seperti Konsumsi berbagai vitamin seperti, vitamin A, itamin D, vitamin E vitamin B6, vitamin C. Cukupi zat seng, (seperti lobster, ikan, daging kepiting), daging, kacang-kacangan (kacang mete dan almond), biji-bijian (biji labu dan bunga matahari), serta produk olahan susu. Cukupi zat besi.



Sumbernya: hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya zat besi. Fosfor (susu, dan ikan teri). Mengkonsumsui Sumber selenium antara lain adalah beras, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur, dan semangka. Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak. Batasi konsumsi kopi dan teh Hindari konsumsi Daging mentah. - ibu sudah mengerti tentang gizi pra konsepsi. 8. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet penambah darah 1 minggu sekali. Jika sedang haid 1 hari sekali untuk mencegah anemia. - Klien bersedia mengikuti anjuran petugas. 9. Mengedukasi mengenai larangan untuk mengkonsumsi zat adiktif seperti, zat pengawet, zat pewarna, dan zat kimia lainnya. - Klien bersedia mengikuti anjuran petugas. 10. Menjelaskan kepada ibu penyakit-penyakit yang harus diwaspadai dalam perencanaan kehamilan seperti Anemia/kekurangan gizi, HIV/AIDS, IMS, Hepatitis B, DM, Malaria, TOCRH, dan Penyakit Genetik (Talasemia dan Hemofilia). - Klien bersedia mengikuti anjuran petugas 11. Memberikan motivasi ibu agar rileks dan tidak stress dalam menunggu kehamilan. - Klien tampak tenang 12. Melakukan pendokumentasian -Telah dilakukan pendokumentasian