Laporan Komprehensif m1 Stase IV - 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KOMPREHENSIF STASE IV



PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK MASA PERSALINAN DAN BBL PADA IBU BERSALIN DENGAN NORMAL



Disusun Oleh Meiriska Eka Syasmi P05140420008



Pembimbing Desi Widyanti, SST, M.Keb



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KOTA BENGKULU JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN TAHUN 202



0 HALAMAN PENGESAHAN Laporan Komprehensif PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK MASA PERSALINAN DAN BBL PADA IBU BERSALIN DENGAN NORMAL



Oleh: Meiriska Eka Syasmi P05140420008



PEMBIMBING AKADEMIK



Menyetujui, PEMBIMBING LAHAN



Desi Widyanti, SST, M.Keb NIP. 19801217200112200



Fitri Andri Lestari, STr.Keb, SKM NIP. 197512052006042030



Mengetahui Ketua Jurusan



Ketua Prodi



Yuniarti, SST, M.Kes NIP. 198006052001122001



Diah Eka Nugraheni,M.Keb NIP. 198012102002122002



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Persalinan dan BBL. Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bunda Yuniarti, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu. 2. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu. 3. Bunda Desi Widyanti, SST, M.Keb selaku dosen pembimbing akademik. 4. Bidan Fitri Andri Lestari, STr.Keb, SKM selaku pembimbing lahan. Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi semua pihak. Bengkulu, 22 November 2020



Penyusun



1



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii KATA PENGANTAR.......................................................................................iii DAFTAR ISI.....................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1 BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI........................................................7 BAB III PEMBAHASAN...............................................................................32 BAB IV PENUTUP.........................................................................................39 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................40 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut. Pada persalinan terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan merasa sakit pinggang, sakit perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak nyaman, tidak bisa tidur nyenyak. Dan perubahan psikis yang terjadi yaitu merasa ketakutan



2



sehubungan dengan diri sendiri, takut kalau terjadi bahaya terhadap dirinya pada saat persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu, misalnya mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu, ketakutan karena anggapan sendiri bahwa persalinan itu merupakan hal yang membahayakan.  Ibu merupakan kesatuan dari Bio Psikososial Spiritual maka perlu perhatian khusus dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan mental guna meningkatkan serta mencegah komplikasi lebih lanjut. Bidan merupakan salah satu tenaga dari team pelayanan kesehatan yang keberadaannya paling dakat dengan ibu yang mempunyai peran penting dalam mengatasi masalah melalui asuhan kebidanan. Dalam melaksanan asuhan kebidanan bidan dituntut memiliki wawasan yang luas, trampil dan sikap profesional, karena tindakan yang kurang tepat sedikit saja dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karenanya diharapkan semua persalinan yang dialami ibu dapat berjalan normal dan terjamin pula keselamatan baik ibu dan bayinya.



B. Tujuan 1. Tujuan umum Menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan holistik pada remaja dan pranikah menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya. 2. Tujuan khusus



3



a. Melaksanakan pengkajian pada kasus Ny.S usia 23 tahun dengan persalinan normal. b. Mengidentifikasi



diagnosa/masalah



kebidanan



berdasarkan



data



subyektif dan data obyektif pada kasus Ny.S usia 23 tahun dengan persalinan normal. c. Menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi dan kebutuhan segera pada kasus Ny.S usia 23 tahun dengan persalinan normal. d. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada kasus Ny.S usia 23 tahun dengan persalinan normal. e. Melaksanakan evaluasi untuk menangani kasus Ny.S usia 23 tahun dengan persalinan normal. f. Melakukan pendokumentasian kasus Ny.S usia 23 tahun dengan persalinan normal. C. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada kasus ibu bersalinan dengan episiotomi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Memperoleh gambaran dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalinan dengan penanganan lilitan tali pusat.



4



b. Bagi Bidan Pelaksana di PMB Laporan Seminar Kasus ini dapat dijadikan dokumentasi di Praktik Mandiri Bidan Fitri Andri Lestari, STr.Keb, SKM. c. Bagi Pasien Asuhan kebidanan pesalinan normal yang diharapkan dapat membantu menangani ibu bersalinan normal, sehingga bayi lahir dengan selamat.



5



BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI A. Fisiologi Persalinan 1. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Ari dkk, 2010:4). Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin (Rukiyah, 2009:1). 2. Klasifikasi atau Jenis Persalinan Ada 3 klasifikasi persalinan menurut Asrinah dkk (2010:2) berdasarkan cara dan usia kehamilan. a. Persalinan Normal (Spontan) Adalah proses lahirnya bayi pada Letak Belakang Kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alatalat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.



1



b. Persalinan Buatan Adalah persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksiforceps, ekstraksi vakum dan sectiosesaria. c. Persalinan Anjuran Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. 3. Mulainya Persalinan disebabkan oleh: a. Penurunan Kadar Progesteron Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot Rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone san estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan progesterone menurun sehingga timbul his. b. Teori Oxytocin Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. c. Keregangan Otot-otot Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan Rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot- otot Rahim makin rentan. d. Pengaruh Janin Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa. e. Teori Prostaglandin Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.Hasil dari



2



percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra adan extramnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan Faktor Power Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong Janis keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut, a. His (kontraksi uterus) Menurut Asrinah (2010:9-11) adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot- otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Pembagian his dan sifat-sifatnya: 1) His pembukaan (kala I): menimbulkan pembukaan serviks, semakin kuat, teratur dan sakit. 2) His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi. 3) His pelepasan uri (kala III): kontraksi sedang untuk mengeluarkan plasenta. 4) His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, masih sedikit, nyeri, terjadi pengecilan rahim, dalam beberapa jam atau hari.



3



Dalam melakukan observasi pada ibu bersalin, hal-hal yang harus diperhatikan dari his adalah: a) Frekuensi his: jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya per menit atau per 10 menit. b) Intensitas his: kekuatan his (adekuat atau lemah) c) Durasi (lama his): lamanya his setiap his berlangsung dan ditentukan dengan detik, misal 50 detik. d) Interval his: jarak antar his satu dengan his berikutnya, misal datangnya his tiap 2-3 menit. e) Datangnya his: apakah sering, teratur, atau tidak. Perubahan-perubahan akibat his Pada uterus dan serviks: uterus teraba keras karena kontraksi. Serviks tidak mempunyai otot-otot yang banyak, sehingga setiap muncul his, terjadi pendataran (effacement) dan pembukaan (dilatasi) dari serviks. Pada ibu rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim, terdapat pula kenaikan denyut nadi dan tekanan darah. Pada janin: pertukaran oksigen pada sirkulasi uteroplasenter kurang, sehingga timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis. b. Faktor Passanger Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat memengaruhi jalan persalinan. Kepala janin banyak mengalami cedera pada saat persalinan sehingga dapat



4



membahayakan kehidupan janin. Pada persalinan, karena tulang-tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang dapat menyisip antara tulang satu dengan tulang yang lain (molase) , sehingga kepala bayi bertambah kecil. Biasanya jika kepala janin sudah lahir maka bagian-bagian lain janin akan dengan mudah menyusul. 1) Kepala Janin dan Ukurannya Ukuran dan sifat kepala janin relatif kaku sehingga sangat memengaruhi proses persalinan. Tengkorak janin terdiri atas dua tulang parietal, dua tulang temporal, satu tulang frontal dan satu tulang



oksipital.



Tulang-tulang



ini



disatukan



oleh



sutura



membranosa. Saat persalinan dan setelah selaput ketuban pecah, fontanel dan sutura dipalpasi untuk menentukan presentasi, posisi, dan sikap janin. Sutura dan fontanel menjadikan tengkorak bersifat fleksibel, sehingga dapat menyesuaian diri terhadap otak bayi. Kemampuan tulang untuk saling menggeser memungkinkan kepala bayi beradaptasi terhadap berbagai diameter panggul ibu. 2) Postur Janin Dalam Rahim Istilah-istilah yang digunakan untuk kedudukan janin dalam rahim. Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain. Sikap menunjukkan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang puggungnya.



5



Janin biasanya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang puggung dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada.



3) Letak (lie/ situs) Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu. Misalnya, letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu, letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sungsang. 4) Presentasi (presentation) Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim, rahim dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, bokong, bahu, dan lain-lain. 5) Bagian terbawah (presenting part) Sama dengan presentasi, hanya lebih diperjelas lagi istilahnya. Presentasi adalah bagian janin yang pertamakali memasuki pintu atas panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm. (5) Posisi (position) Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang terhadap sumbu ibu. Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang. Apabila seseorang ingin menentukan presentasi



6



dan posisi janin, perlu dijawab pertanyaan bagian janin apa yang terbawah, dimana bagian terbawah tersebut, dan apa indikatornya. c. Letak Janin Dalam Rahim 1) Letak membujur (Longitudinal) 2) Letak Lintang (transverse lie) 3) Letak Miring (oblique lie) d. Faktor Passage Passage atau faktor jalan lahir dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Bagian keras panggul 2) Jalan lahir lunak e. Faktor Psikologi Ibu Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung



mengalami



proses



persalinan



yang



lebih



lancar



dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. f. Faktor Penolong Kompetensi yang dimiliki oleh penolong persalinan sangat bermanfaat untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi



7



yang baik diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi.



5. Tahapan Persalinan a. Kala I Kala I atau kala pembukaan adalah periode persalinan yang dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala I dibagi atas 2 fase, yaitu : 1) Fase laten : fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam. 2) Fase aktif : fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi menjadi : 3) Fase akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam. 4) Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam. 5) Fase decelerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm selama 2 jam. b. Kala II



8



Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. c. Kala III Kala III atau Kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta. d. Kala IV Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah placenta lahir. Dalam klinik, atas pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya Kala IV persalinan meskipun masa setelah placenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas (puerperium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan. 6. Tujuan Asuhan Persalinan Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan bayi. 7. Tanda-tanda persalinan Tanda-tanda persalinan sudah dekat a. Lightening Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh Kontraksi Braxton Hicks. b. Terjadinya His Permulaan



9



Dengan makin tua pada usia kehamilan, pengeluaran esterogen dan progesteron semakin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan his, yang lebih sering disebut his palsu. 8. Mekanisme persalinan Dalam proses persalinan normal, kepala bayi akan melakukan gerakangerakan utama meliputi (Hidayat, 2010:23-31): a. Engagement Masuknya kepala ke dalam PAP pada primi terjadi pada bulan akhir kehamilan sedangkan pada multipara terjadi pada permulaan persalinan. Kepala masuk pintu atas panggul dengan sumbu kepala janin



dapat



tegak



lurus



dengan



pintu



atas



panggul



atau



miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior/posterior). Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul dengan fleksi ringan, Sutura Sagitalis/SS melintang. Apabila sutura sagitalis ditengah-tengah jalan lahir disebut synklitismus. Dan apabila sutura sagitalis tidak ditengah-tengah jalan lahir disebut asynklitismus. Asynklitismus posterior adalah bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan dari parietale belakang lebih rendah dari pada parietale depan, atau apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke belakang dengan PAP. Asynclitismus Anterior yaitu bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga parietale depan lebih rendah dari pada parietale belakang atau apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan PAP.



10



b. Decent Penurunan kepala janin sangat tergantung pada arsitektur pelvis dengan hubungan ukuran kepala dan ukuran pelvis sehingga penurunan kepala berlangsung lambat. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, tekanan dari cairan amnion, kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan badan janin terjadi ekstensi dan menegang. c. Flexion Dengan majunya kepala, biasanya terjadi flexi penuh atau sempurna sehingga sumbu panjang kepala sejajar sumbu panggul sehingga membantu penurunan kepala selanjutnya. Flexi : kepala janin flexi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala) Dengan majunya kepala maka flexi bertambah dan ukuran kepala yang melalui jalan lahir lebih kecil (diameter suboksipitobregmantika menggantikan suboksipitofrontalis). Fleksi terjadi karena anak didorong maju, sebaliknya juga mendapat tahanan dari PAP, serviks, dinding panggul/dasar panggul). d. Internal Rotation Yaitu pemutaran bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah simfisis.



11



Rotasi interna (putaran paksi dalam) selalu disertai turunya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis. Perputaran kepala dari samping ke depan disebabkan his selaku tenaga pemutar, ada dasar panggul beserta otot-otot dasar panggul selaku tahanan. Bila tidak terjadi putaran paksi dalam umumnya kepala tidak turun lagi dan persalinan diakhiri dengan tindakan vakum ekstraksi. Sebab-sebab putaran paksi dalam : (a) Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah (b) Bagian terendah mencari tahanan paling sedikit yaitu di bagian atas (terdapat hiatusgenitalis) (c) Ukuran terbesar pada bidang tengah panggul adalah diameter anteroposterior. 5) Extention Dengan kontraksi perut yang benar dan adekuat kepala makin turun dan menyebabkan perineumdistensi. Pada saat ini puncak kepala berada di simfisis dan dalam keadaan seperti ini kontraksi perut ibu yang kuat mendorong kepala ekspulsi dan melewati introitus vagina. (a) Defleksi dari kepala (b) Pada kepala bekerja 2 kekuatan yaitu yang mendesak kepala ke bawah dan tahanan dasar panggul yang menolak ke atas sehingga resultantnya kekuatan ke depan atas. (c) Pusat pemutaran : hipomoklion 9. 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal a. Melihat tanda dan gejala kala dua : 1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua :



12



a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau vaginanya. c) Perineum menonjol. d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka. b. Menyiapkan pertolongan persalinan 2) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.



Mematahkan



ampul



oksitosin



10



unit



dan



menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set. 3) Mengenakan baju penutup atau celemk plastik yang bersih. 4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk yang bersih. 5)



Memakai satu sarung tangan steril untuk semua pemeriksaan dalam.



6) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan steril) dan meletakkan kembali di partus set tanpa terkontamianasi tabung suntik). c. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik 7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vaginan, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan



13



sekesama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang



benar.



Menggati



sarung



tangan



jika



terkontaminasi



(meletekkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi). 8) Dengan menggunakan teknik akseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi. 9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan. 10) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100180x/menit). a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal. b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil pemeriksaan serta asuhan lainnya pada partograf. d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran



14



11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membasmi ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya. a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin



sesuai



dengan



pedoman



persalinan



aktif



dan



mendokumentasikan hasil pemeriksaan. b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran. 12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ibu merasa nyaman). 13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran: a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran. b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran. c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang) d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.



15



e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu. f) Menganjurkan asupan cairan per oral. g) Menilai DJJ setiap lima menit. h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran. i) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 69 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat diantara kontraksi. e. Persiapan pertolongan kelahiran bayi 14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi. 15) Meletakkan kain yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. 16) Membuka partus set. 17) Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan. f. Menolong kelahiran bayi 18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala



16



keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk menrean perlahanlahan atau bernafas cepat saat kepala lahir. 19) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bai dengan kain atau kasa yang bersih. 20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.: a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi. b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan memotongnya. 21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. g. Lahir bahu 22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior. 23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang ebrada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan



17



kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir. 24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (Anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran bayi. h. Penanganan bayi baru lahir 25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan resusitasi. 26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin secara IM. 27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu). 28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.



18



29) Mengeringkan



bayi,



mengganti



handuk



yang



basah



dan



menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernafas ambil tindakan yang sesuai. 30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya. i. Oksitosin 31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua. 32) Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik. 33) Dalam waktu 2 menit setelah kelaihran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlbeih dahulu. j. Peregangan tali pusat terkendali 34) Memindahkan klem pada tali pusat. 35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang berada di atas perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain. 36) Menunggu



uterus



berkontraksi



dan



kemudian



melakukan



penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan



19



cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detil, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi beriku mulai. a) Jika uterus telah berkontraksi, meminta ibu atau seseorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu. k. Mengeluarkan plasenta 37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus. a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva. b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit : mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM, menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik akseptik jika perlu,



meminta



keluarga



untuk



menyiapkan



rujukan,



mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya, dan merujuk ibu jikaplasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi,



20



38) Jika plasenta terlihat di introitus baginam melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. a) Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan steril dan memeriksa



bagina



dan



serviks



ibu



dengan



seksama.



Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps steril untuk melepaskan bagian selaput ketuban yang tertinggal. l. Pemijatan uterus 39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras). m. Menilai perdarahan 40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. a) Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan massase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai. 41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.



21



n. Melakukan prosedur pasca persalinan 42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. 43) Mencelupkan kedua tangan memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air DTT dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering. 44) Menempatkan klem tali pusat steril atau mengikatkan tali DTT dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat. 45) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang bersebarangan dengan simpul mati yang pertama. 46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5%. 47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering. 48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI. 49) Melanjutkan



pemantauan



kontraksi



uterus



dan



perdarahan



pervaginam: a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan. b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan. c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan. d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.



22



e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesi lokal dan menggunakan teknik yang sesuai. 50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase uterus dan memeriksa kontraksi uterus. 51) Mengevaluasi kehilangan darah. 52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan. a) Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pascapersalinan. b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal. o. Kebersihan dan keamanan 53) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Memcuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi. 54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai. 55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakain yang bersih dan kering.



23



56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan. 57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan menggunakan air bersih. 58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. p. Dokumentasi 60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang) (Prawirohardjo 2016).



B. Manajemen Kebidanan SOAP 1. Pengertian Manajemen Kebidanan SOAP Pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian harus akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa kebidanan dan memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan respon individu sebagaimana yang telah ditentukan sesuai standar dalam praktek kebidanan dalam keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VI/2002 tentang Registrasi



24



dan Praktik Bidan dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan. Penyusuanan data sebagai indikator dari data yang mendukung diagnosa kebidanan adalah suatu kegiatan kognitif yang komplek dan bahkan pengelompokkan data fokus adalah suatu yang sulit.



2. Langkah-Langkah Manajemen SOAP Adapun Langkah-langkah manajemen kebidanan SOAP adalah sebagai berikut : a.



Data Subjektif Data subjektif merupakan pendokumentasikan hanya pengumpulan data klien melalui anamnesa yaitu tentang apa yang dikatakan klien, seperti identitas pasien, kemudiaan keluhan yang diungkapakan pasien pada saat melakukan anamnesa kepada pasien (Rukiyah, 2014) Biodata yang antara lain : 1)



Nama Dikaji dengan masa yang jelas, lengkap, untuk menghindari adanya kekeliruhan atau untuk membedakan dengan klien atau pasien lainnya.



2)



Umur Untuk mengetahui faktor resiko yang sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi seseorang.



3)



Agama



25



Untuk memeberikan motivasi dorongan moril sesuai dengan agama yang sedang di anut oleh pasien. 4)



Suku bangsa Untuk mengetahui adat istiadat yang menguntungkan dan merugikan.



5)



Pendidikan Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat penerimaan informasi hal-hal baru atau pengetahuan baru karena tingkat pendidikan yng lebih tinggi mudah mendapatkan informasi.



6)



Pekerjaan Untuk mengetahui status ekonomi keluarga pasien.



7)



Alamat Untuk mengetahui tempat tinggal pasien.



8)



Keluhan Utama Untuk mengetahui keluhan yang sedang dirasakan pasien saat pemeriksaan.



9)



Riwayat Kesehatan Untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien pada saat ini, dahulu maupun riwayat kesehatan keluargany apakah terdapat penyakit menurun, menahun, ataupun menular.



10)



Pola Kebutuhan sehari-hari a)



Makanan Frekuensi



: Berapa kali makan dalam sehari



26



Jenis



: Jenis makanan yang dikonsumsi



Keluhan



: Ada atau tidak keluhan yang dirasakan



b) Minuman



c)



Frekuensi



: Berapa kali minum dalam sehari



Jenis



: Jenis minum yang dikonsumsi



Eliminasi Frekuensi



: Berapa kali BAK dan BAB dalam sehari



Konsistensi



: Untuk mengetahui apakah BAK dan BAB pasien normal atau tidak



Keluhan 11)



: Ada atau tidak keluhan yang dirasakan



Personal Hygiene Dikaji untuk mengetahui apakah pasien menjaga kebersihanya sehari-hari.



12)



Pola Aktifitas Dikaji untuk mengetahui kegiatan apa yang dilakukan pasien sehari-hari.



13)



Pola Istirahat Untuk mengetahui pola istirahat pasien sehari-hari, seperti berapa lama tidur malam dan tidur siang pasien.



b.



Data Objektif Data Objektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil laboratorium, dan test diagnostik lain yang



27



dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assasment yaitu apa yang dilihat dan diraskan oleh bidan setelah melakukan pemeriksaan terhadap pasien ( Rukiyah, 2014). 1)



Pemeriksaan Umum a)



Keadaan Umum Untuk mengetahui keadaan umum pasien apakah baik, lemah atau keadaan umummnya pasien pucat dan lemas.



b) Kesadaran Untuk mengetahui tingkat kesadaran yaitu composmetis, apatis, ataupun samnolen. c)



TekananDarah untuk mengetahui berapa tekanan darah pasien.



d) Suhu Untuk mengetahui berapa suhu badan pasien. e)



Denyut Nadi Untuk mengetahui berapa nadi pasien dihitung per menit.



f)



Respirasi Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung per menit.



g) Berat Badan Untuk mengetahui berapa berat badan pasien. 2)



Pemeriksaan Fisik a)



Kepala



28



Untuk menilai bentuk kepala, dan kelainan. b) Rambut Untuk menilai warna, distribusi, kerontokan dan kebersihan. c)



Muka Untuk menilai terdapat oedem atau chloasma pada muka.



d) Mata Untuk menilai apakah kunjungtiva pucat atau merah, dan sklera berwarna putih atau tidak. e) Hidung Untuk mengetahui kebersihan dan pembesaran polip. f) Telinga Mengetahui bentuk telinga simetris atau tidak, dan kebersihan telinga. g) Mulut Untuk mengetahui kebersihan, dan melihat adakah caries dan mukosa bibir terlihat lembab atau tidak. h) Leher Untuk mengetahui adakah pembekaan vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar limfe. i) Abdomen Untuk menegtahui adakah bekas operasi, maupun nyeri tekan. j) Genetalia



29



Untuk mengetahui adakah oedem dan varises vagina, dan kelainan yang mengganggu.



k) Anus Melihat adakah hemoroid dan keluhan lain. l) Ektermitas Melihat apakah bentuk simetris, melihat adakah edema, dan mengecek bagian kaki adakah varisens dan respon terhadap cek patella. 3)



Pemeriksaan Penunjang Dilakukan jika memerlukan penegakan diagnosa.



c.



Assesment Assesment merupakan masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan yang dibuat dari data subjektif dan objektif. ( Rukiyah, 2014). Pendokumentasiaan hasil analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari dat subjektif dan objektif. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pasien, dapat terus diikuti dan dia,nil keputusan/tindakan yang tepat. (Rismalinda,2014).



d.



Planning



30



Perencanaan atau planning adalah suatu pencatatan menggambarkan pendokumentasiaan dari perencanaan dan evaluasi berdasrkan assesment yaitu rencan apa yang akan dialkukan berdasarkan hasil evaluai tersebut ( Rukiyah,2014). Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interprestasi data yang bertujuaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya (Rismalinda,2014).



31



A. B. Kajian Kasus Pengkajian Hari/tanggal pengkajian : Rabu / 25 November 2020 Waktu pengkajian



: 20.00-selesai WIB



Tempat pengkajian



: Di PMB “F” Kota Bengkulu



KALA I 1. Data Subjektif (S) Identitas pasien Nama ibu : Ny. S Umur : 23 tahun Agama : Islam Suku : melayu Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Alamat : Pekan sabtu 1) Keluhan Utama



Nama Suami Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan



: Tn. I : 25 tahun : Islam : melayu : S1 : Swasta



Ibu datang ke BPM dengan keluhan nyeri perut menjalar sampai pinggang dan



mengatakan keluar lendir bercampur darah dari



kemaluannya. Ibu mengatakan



ini kehamilan pertama dan belum



pernah keguguran. Ibu mengatakan usia kehamilannya 9 bulan. Ibu juga mengatakan haid pertama



hari terakhir



(HPHT) pada tanggal 12



Februari 2020 dan tafsiran persalinannya 19 November 2020. Ibu mengatakan selama hamil ia memeriksakan kehamilan sebanyak 4 kali di BPM dan Dokter. Ia mengatakan selama hamil tidak ada keluhan yang berlebih. Ibu mengatakan selama hamil rutin meminum tablet



1



tambah darah dengan dosis yang dianjurkan. Ibu juga mengatakan ia dan keluarga tidak ada riwayat penyakit menular dan menahun. 2) Riwayat menstruasi Menarche : 12 tahun Siklus



: 28 hari



Lamanya



: 5 hari



Banyaknya : 3 kali ganti pembalut/ hari Keluhan



: Disminorhea pada hari pertama menstruasi



3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu Tabel riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB No Umur



1.



Tempat



Usia



Jenis



Penolon



Penyuli



bersalin



kehamila



persalina



g



t



n



n



JK



Hamil ini 4) Riwayat kehamilan sekarang HPHT



: 12 Februari 2020



TP



: 19 November 2020



UK



: 39 minggu



ANC



: 6 kali



5) Riwayat perkawinan Status perkawinan



: sah



Nikah ke



: 1 (satu)



Usia perkawinan



: 14 tahun



Usia menikah



: Perempuan : 23 tahun Laki-Laki : 24 tahun



2



BB



KB



6) Riwayat psikososial dan spiritual a) Hubungan suami istri b) Hub istri dan keluarga c) Keyakinan agama



d) Kebiasaan berobat



e) Dukungan keluarga terhadap kehamilan f) Dukungan suami terhadap kehamilan



: Baik : Baik : Ibu dan keluarga taat menjalankan ibadah sesuai syariat agama islam. : ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan selain dari bidan, ibu tidak merokok, tidak minum-minuman keras, tidak mengonsumsi obat tradisional. : Keluarga sangat mendukung dan sangat menanti-nanti atas kelahiran bayinya kelak. : Suami sangat mendukung dan sangat mengharapkan atas kelahiran bayinya.



7) Pola kebiasaan sehari-hari Tabel Pola Kebiasaan Sehari-HariSebelum dan Saat Hamil Kebutuhan Nutrisi 1. Makan



2. Minum Eliminasi



Sebelum hamil Frekuensi 3x sehari Porsi 1-2 piring Nasi, sayur, lauk pauk (ikan, ayam, daging, telur, tempe, sambal cabe dll) Pantangan tidak ada



Ibu minum 2 gelas setiap makan dan ketika ibu merasa haus. Pantanagn tidak ada BAK : 4-5 x/hari, jernih



3



Saat hamil Frekuensi 3x/hari : pagi 1 ppiring habis, siang 1 piring habis, malam 1 piring habis . Nasi, lauk pauk (telur, tahu, tempe), sayur, buah-buahan (apel, alpokat,). Pantangan tidak ada. Air putih ± 8 gelas, susu ibu hamil 1 gelas 2 kali sehari, pantangan tidak ada BAK : 6-8 x/hari, jernih



Keluhan



BAB : 1x/hari Malam : 7-8 jam Siang : 1-2 jam Aktivitas Ibu melakukan Ibu merasa aktifitas rumah mudah tangga dibantu lelah suami dan bekerja stiap pukul 08.00 WIB sampai jam 10.00 WIB Personal mandi 2x/hari, gosok mandi 2x/hari, gosok hygiene gigi 2x/ hari, gigi 2x/hari, keramas keramas 2 hari 2 hari sekali, ganti sekali, ganti celana celana dalam 2x/hari dalam 2x/hari Pola seksual 3-4 x/minggu 1.2 x/minggu 2. Data Objektif (O) Istirahat /tidur



BAB : 1-2 x/hari Malam : 7-8 jam Siang : 1 jam Ibu melakukan aktifitas rumah tangga sendiri dan bekerja pagi dari jam 06.00 WIB sampai jam 09.00 WIB



1) Pemeriksaan Umum Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Tanda-Tanda Vital : TD



2) Antropometri



: 110/70 mmHg



N



:80x/menit



P



: 18x/menit



S



: 37°C



:



BB sebelum hamil : 49 Kg BB sekarang



: 61 Kg



TB : 155 cm Lila : 24 cm 3) Pemeriksaan Fisik



4



Rambut



: Bersih, tidak rontok, tidak berketombe, warna rambut hitam, dan lurus.



Muka



: Muka tidak pucat, tidak ada oedema, dan tidak ada cloasma gravidarum.



Mata



: Simetris, tidak ada oedema dikelopak mata, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan baik.



Hidung



: keadaan bersih, fungsi penciuman baik, tidak ada polip.



Mulut



: bibir agak kering, keadaan cukup bersih, gigi lengkap, tidak ada caries gigi, dan tidak ada stomatitis.



Telinga



: keadaan bersih, fungsi pendengaran baik, dan simetris



Leher



: tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, dan kelenjar tyroid.



Dada



: payudara simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola, kolostrum belum ada, gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak terdengar bunyi wheezing, suara nafas baik.



Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada linea dan striae, tidak ada nyeri tekan. Leopold I



:



TFU : 2 Jari di bawah PX (31 cm) Bagian fundus ibu teraba lunak, agak bulat dan tidak melenting. Diperkirakan bokong janin. Leopold II



:



5



Bagian kiri ibu teraba bagian keras, memanjang, datar dan ada tahanan, diperkirakan punggun janin. Sedangkan bagian kanan ibu teraba bagian-bagian kecil, diperkirakan ekstremitas janin. Leopod III : Teraba bagian keras, bundar dan melenting. Diperkirakan kepala janin. Bagian sudah tidak bisa digoyangkan lagi (sudah memasuki PAP). Leopold IV: Bagian terendah sudah masuk PAP (4/5), divergen. DJJ : 140x/m TBJ : (31-12) X 160 = 2945 Gr Kontraksi: kekuatan



Genetalia



: lemah



Frekuensi



: 3x/10 menit



Durasi



: >20 detik



: terdapat lendir bercampur darah, tidak ada oedema dan varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini. VT (Pemeriksaan dalam): Vulva membuka, portio teraba, pembukaan 4 cm, ketuban (+) presentasi kepala, penurunan kepala hodge II.



Anus



: keadaan bersih, tidak ada hemoroid.



Ekstremitas : fungsi pergerakan baik, tidak ada oedema, simetris kiri dan kanan tidak ada cacat, keadaan baik, kuku tidak



6



pucat, reflek patella +/+. 4) Pemeriksaan penunjang Hb



: 11,9 gr%



Protein urin



: (-)



Glukosa urine



: (-)



3. Analisa (A) Ny.S umur 23 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu, janin tunggal hidup, intrauterin, presentasi kepala, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik, inpartu kala I. 4. Penatalaksanaan (P) Menjelaskan hasil pemeriksan kepada ibu dan suami bahwa keadaan umum ibu dan janin baik, ibu sudah memasuki proses persalinan. Evaluasi : ibu dan suami mengerti dan merasa senang mendengar hasil pemeriksaan. Menganjurkan keluarga untuk memberi makanan dan minuman untuk menambah tenaga ibu saat persalinan nanti. Evaluasi : ibu minum 1 gelas teh Mengajarkan ibu tekhnik mengurangi rasa nyeri seperti posisi menungging dan tangan bertumpu pada bantal, posisi berdiri dengan tangan bertumpu pada jendela/meja, posisi duduk dn kepala bersandar pada sandaran kursi, lalu anjurkan anggota keluarga menggosok pinggang bagian bawah ibu dan ajarkan teknik relaksasi dengan menghirup udara dari hidung serta keluarkan dari mulut setiap kali perut ibu berkontraksi. Evaluasi : ibu mengerti dan mampu mengikuti anjuran yang diberikan. Merencanakan pemeriksaan DJJ, nadi ibu dan kontraksi ibu setiap 30 menit. Evaluasi : akan melakukan pemeriksaan tersebut setiap 30 menit. Memberitahu ibu posisi melahirkan yang nyaman untuk ibu. Evaluasi : ibu memilih posisi terlentang dengan kaki ditekuk Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dengan cara mengedan saat ada kontraksi, tangan berada di lipatan lutut, saat mengedan kaki ditarik ke arah dada, mata terbuka, melihat ke arah pusat dan dagu menyentuh



7



dada. Evaluasi : ibu mengerti dan mampu mengikuti anjuran yang diberikan. Memberikan ibu support mental agar ibu semangat dan mampu melalui proses persalinan dengan lancar. Evaluasi : ibu merasa tenang dan bersemangat. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan kecil. Evaluasi : ibu mengerti dan mampu mengikuti anjuran yang diberikan. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri saat merasa lelah. Evaluasi : ibu dalam posisi tidur miring ke kiri Merencanakan akan melakukan pemeriksaan dalam pukul 13.00 WIB. Evaluasi : akan melakukan pemeriksaan dalam pukul 13.00 WIB. Menyarankan ibu untuk didampingi oleh pendamping persalinan. Evaluasi : Ibu memilih suami sebagai pendamping persalinan Melakukan pemeriksaan dalam. Evaluasi : portio tidak teraba, pembukaan lengkap, presentasi kepala, kepala turun Hodge IV, penurunan kepala 0/5, ketuban pecah spontan, penunjuk UUK kiri depan. KALA II Tanggal 26 November 2020 pukul 01.30 WIB 1. Data Subjektif (S) a. Keluhan Utama Ibu mengatakan ingin BAB dan merasa sakit yang semakin sering dan ada rasa ingin mengedan. 2. Data Objektif (O) a. Pemeriksaan Umum Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Tanda-Tanda Vital : TD



: 110/80 mmHg



N



:80x/menit



P



: 20x/menit



8



S



: 37°C



b. Pemeriksaan Fisik Abdomen : penurunan kepala 0/5, DJJ 146 x/menit, kontraksi 5x10’x50” Genetalia



: pengeluaran lendir bercampur darah, tidak ada varises dan oedema, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, presentasi kepala, kepala turun di Hodge IV, Penurunan kepala 0/5, ketubann pecah spontan, penunjuk UUK kiri depan.



3. Analisa (A) Ny.S umur 23 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu, janin tunggal hidup, intrauterin, presentasi kepala, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik, inpartu kala II. 4. Penatalaksanaan (P) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap. Evaluasi : ibu dan keluarga sudah mengetahui bahwa pembukaan sudah lengkap. Memastikan dan mengawasi tanda dan gejala kala II : ada dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva membuka. Evaluasi : sudah muncul tanda dan gejala kala II. Mendekatkan partus set. Evaluasi : partus set telah didekatkan dan lengkap. Mempersiapkan diri penolong Evaluasi : celemek telah dipakai, tangan telah dicuci, dan memakai handscone steril. Meminta bantuan keluarga untuk mengatur posisi ibu yaitu dorsal recumbent. Evaluasi : ibu sudah dalam posisi dorsal recumbent. Memimpin ibu untuk mengedan saat ada kontraksi dan menganjurkan relaksasi saat tidak ada kontraksi. Evaluasi : ibu mampu mengikuti anjuran yang diberikan. Menolong persalinan, melakukan episiotomy



9



Evaluasi : bayi lahir pada pukul 02.00 WIB dengan jenis kelamin lakilaki, menangis, warna kulit kemerahan. Melakukan IMD Evaluasi : IMD sudah dilakukan bayi terlihat nyaman dan berusaha mencari putting susu ibu. KALA III Tanggal 26 November 2020 Pukul 02.08 WIB 1. Data Subjektif (S) a. Keluhan Utama Ibu merasa senang karena bayinya sudah lahir. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan merasa capek dan lelah. 2. Data Objektif (O) a. Pemeriksaan Umum Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



b. Pemeriksaan Fisik Abdomen : TFU setinggi pusat, uterus globuler. Genetalia



: plasenta belum lahir, tali pusat memanjang, ada semburan darah.



3. Analisa (A) Ny.S umur 23 tahun P1A0, inpartu kala III.



4. Penatalaksanaan (P) Memeriksa TFU untuk memastikan janin tunggal, memberitahu ibu 10



bahwa akan disuntik oksitosin dan menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 atas paha lateral ibu. Evaluasi : janin tunggal, TFU setinggi pusat, ibu bersedia disuntik oksitosin dan oksitosin sudah disuntikkan. memastikan tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler, tali pusat memanjang dan ada semburan darah. Evaluasi : sudah tampak tanda-tanda pelepasan plasenta. Melakukan dorso cranial saat kontraksi, melakukan PTT dan melakukan pelepasan plasenta. Evaluasi : plasenta lahir spontan pukul 02.15 WIB. KALA IV Tanggal 26 November 2020 Pukul 02.25 WIB 1. Data Subjektif (S) a. Keluhan Utama Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan merasa capek dan lelah. 2. Data Objektif (O) a. Pemeriksaan Umum Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



b. Pemeriksaan Fisik Abdomen : TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi baik dan kandung kemih kosong. Genetalia



: darah keluar berwarna merah segar berbau anyir ±150 cc, ada luka jahitan.



3. Analisa (A)



11



Ny.S umur 23 tahun P1A0, inpartu kala IV. 4. Penatalaksanaan (P) Melakukan massase uterus Evaluasi : uterus berkontraksi dengan baik. Mengajarkan ibu cara massase uterus. Evaluasi : ibu dapat melakukan massase uterus. Memeriksa plasenta Evaluasi : plasenta dan selaputnya lahir lengkap berat 400 gram, diameter 20 cm, tebal 2,5 cm, insersi tali pusat sentralis, panjang tali pusat 40 cm. Memeriksa laserasi perineum. Evaluasi : ada laserasi pada mukosa perineum derajat 2 dan menjahit laserasi dengan benang cut gut. Melakukan observasi 15 menit pertama. Evaluasi : keadaan umum ibu baik, TD:100/80, N: 80 x/m, P: 18 x/m, S: 37ºC, TFU : 1 jari di bawah pusat, kontrasi baik dan kandung kemih kosong. Menempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% Evaluasi : peralatan sudah didekontaminasi. Membersihkan ibu dan mengganti pakaian yang kotor. Evaluasi : ibu merasa bersih dan nyaman. Melakukan observasi 15 menit kedua. Evaluasi : keadaan umum ibu baik, TD: 100/80, N: 82 x/m, P: 20x/m, S: 37ºC, TFU : 1 jari di bawah pusat, kontrasi baik, perdarahan (-). Melakukan pemeriksaan antropometri pada bayi. Evaluasi : BB: 3000 Gram, PB : 50 cm, LK 30 cm, LD 31 cm. Melakukan observasi 15 menit ketiga. Evaluasi : keadaan umum ibu baik, TD: 100/80, N: 80 x/m, P: 20x/m, S: 37ºC, TFU : 1 jari di bawah pusat, kontrasi baik, perdarahan (-). Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Evaluasi : bayi menyusu dengan baik. Melakukan observasi 15 menit keempat. Evaluasi : keadaan umum ibu baik, TD: 110/70, N: 82 x/m, P: 20x/m, S: 37ºC, TFU : 1 jari di bawah pusat, kontrasi baik. Melakukan observasi 30 menit pertama. Evaluasi : keadaan umum ibu baik, TD: 110/80, N: 80 x/m, P: 18 x/m, S: 37ºC, TFU : 1 jari di bawah pusat, kontrasi baik, perdarahan (-).



12



Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. Evaluasi : ibu sudah makan dan minum the manis hangat. Melakukan observasi 30 menit kedua. Evaluasi : keadaan umum ibu baik, TD: 110/80, N: 78 x/m, P: 20x/m, S: 37ºC, TFU : 1 jari di bawah pusat, kontrasi baik, perdarahan 100 cc, urine ± 50 cc. Menganjurkan ibu untuk istirahat. Evaluasi : ibu beristirahat dengan nyaman.



13



BAB III PEMBAHASAN A. Pengkajian Pada tanggal 25 November 2020, pukul 09.00 WIB Ny.S datang ke BPM Fitri Andri Lestari, STr.Keb, SKM ditemani oleh suami dan keluarga. Ibu mengatakan nyeri perut menjalar sampai pinggang dan keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya. mules-mules sejak pukul 16.00 WIB. Pada pemeriksaan dalam, didapatkan ibu sudah masuk kala I fase aktif yaitu pembukaan 5. Sesuai dengan teori bahwa persalinan disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang diinginkan diliputi dengan rasa takut dan cemas. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Rasa nyeri pada proses persalinan adalah nyeri kontraksi Pada kala 1 fase aktif, penulis melakukan beberapa asuhan kebidanan seperti menyarankan ibu untuk didampingi oleh pendamping persalinan dan ibu memilih untuk didampingi oleh suami, penulis menganjurkan Ny.S untuk melakukan teknik relaksasi, dan membimbing suami untuk melakukan effleurage massase kepada ibu. Sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa tujuan dari pendampingan persalinan adalah untuk memberi dukungan secara fisik, emosional dan psikologi sehingga dapat mengurangi rasa cemas, mempermudah atau mempercepat proses persalinan serta dapat menghindari komplikasi-komplikasi pada persalinan. Keberadaan pendamping akan



1



membawa dampak yang baik pada proses persalinan karena dapat dukungan, semangat dan rasa aman. Pukul 01.30 WIB Ny.S mengatakan merasa sangat mulas yang semakin sering dan terasa lemas. Berdasarkan pemantauan persalinan dengan menggunakan partograf yang dilakukan oleh penulis, partograf tidak melewati garis waspada dengan pembukaan 10, kontraksi 5 kali dalam 10 menit dengan lama kontraksi 45 detik. Hal tersebut sesuai dengan fisiologis persalinan yaitu Dari pembukaan 6 hingga mencapai pembukaan 10 cm, sekitar ±4 jam (Prawirohardjo 2016). Pada kala II dilakukan perencanaan yaitu mengobservasi keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, dan melakukan pimpinan meneran. Pada kala III rencana asuhan yang akan dilakukan adalah manajemen aktif kala III melakukan palpasi abdomen untuk memastikan bayi tunggal, memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin sebayak 10 unit pada 1/3 bagian paha kanan ibu, melakukan peregangan tali pusat terkendali dan melakukan dorongan dorsokranial, melahirkan plasenta, melakukan masase uterus selama 15 detik secara sirkuler, memeriksa kelengkapan plasenta, memeriksa apakah ada robekan jalan lahir, memeriksa kontraksi dan perdarahan pervaginam. Pada kala IV rencana asuhan yang dilakukan adalah mengobservasi keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital selama 2 jam dalam batas normal, mengobservasi kontraksi uterus ibu baik, TFU 1 jari bawah pusat dan perdarahan pervaginam ± 150 cc, membersihkan ibu dan tempat tidur,



2



mengganti pakaian ibu, mendekontaminasi semua peralatan dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Hasil evaluasi ibu bersalin setelah melakukan perawatan sejak tanggal 25 November 2020 di BPM Fitri Andri Lestari, STr.Keb, SKM. Selain itu dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP selama ibu di rawat di BPM Fitri Andri Lestari, STr.Keb, SKM keadaan ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal dan ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan sesuai rencana. B. Analisis Ny.S umur 23 tahun P1A0, keadaan umum ibu dan Bayi baik, inpartu kala II dengan episiotomi. C. Penatalaksaan 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien Ev : ibu mengerti dan memahami apa yang dijelaskan. 2. Menolong persalinan, melakukan episiotomi Evaluasi : bayi lahir pada pukul 02.00 WIB dengan jenis kelamin lakilaki, menangis, warna kulit kemerahan. 3. Memberikan asuhan kebidanan kala II,III dan IV Ev : ibu mengerti dan mampu mengikuti anjuran yang diberikan.bayi lahir dengan sehat dengan jenis kelamin laki-laki. Perdarahan batas normal



3



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Asuhan kebidanan pada studi kasus ini merupakan asuhan yang diberikan kepada seorang ibu bersalin yang hendak melahirkan di BPM Fitri Andri Lestari, STr.Keb, SKM dengan keluhan nyeri perut menjalar sampai pinggang dan mengatakan keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya. Laporan asuhan kebidanan pada studi kasus ini didokumentasikan dalam  bentuk manajemen SOAP yang menggambarkan tentang asuhan yang diberikan pada Ny.S Asuhan yang diberikan pada Ny.S sudah sesuai dengan teori.



B. Saran Bidan dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin untuk penatalaksanaan episiotomi dan bidan dapat melibatkan asisten dalam asuhan tersebut .



1



DAFTAR PUSTAKA Hadianti, Dian Nur and Rika Resmana. 2018. “Kemajuan Persalinan Berhubungan Dengan Asupan Nutrisi.” Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan 6(3):231 . Herinawati, Herinawati, Titik Hindriati, and Astrid Novilda. 2019. “Pengaruh Effleurage Massase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Praktik Mandiri Bidan Nuriman Rafida Dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota Jambi Tahun 2019.” Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 19(3):590. Indah, Firdayanti, Nadyah. 2019. “Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. N Dengan Usia Kehamilan Preterm Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli 2018.” Jurnal Widwifery 1(1):1–14. JNPK-KR. 2014. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. keenam. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi. Kemenkes, RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Dan Bayi Baru Lahir. Pertama. edited by A. Suryana. Jakarta: Kemenkes RI. Kostania, Gita. 2020. “Model Pelaksanaan Dan Evaluasi Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Dalam Praktik Kebidanan.” Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional 05:1–13. Made Ayu, Elin Supliyani. 2017. “Karakteristik Ibu Bersalin Kaitannya Dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Di Kota Bogor.” Jurnal Kebidanan 3(4):204–10. Nurhidayanti, Sitti, Ani Margawati, and Martha Irene Kartasurya. 2018. “Kepercayaan Masyarakat Terhadap Penolong Persalinan Di Wilayah Halmahera Utara.” Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 13(1):46. Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. keempat. edited by Rachimhadhi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.



dr. T.



Respati, Supriyadi Hari, Sri Sulistyowati, and Ronald Nababan. 2019. “Analisis Faktor Determinan Kematian Ibu Di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Indonesia.” Jurnal Kesehatan Reproduksi 6(2):52. 1



Rohani, Siti and Medica Bakti Nusantara. 2017. “Faktor-Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.” Jurnall Ilmu Kesehatan 2(1):61–68. S. Notoadmodjo. 2012. “Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta (2012).” Metodologi Penelitian Kesehatan. Surtiningsih. 2017. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lama Waktu Persalinan Di Puskesmas Klampok Kabupaten Banjarnegra.” Jurnal Ilmiah Kebidanan 8:101–15. Susiana, Sali. 2019. “Faktor Penyebab Dan Upaya Penanganan Angka Kematian Ibu.” Midwifery. Yulizawati, DKK. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pertama. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.



2