Laporan Magang Ternak Potong Salimpaung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGGEMUKAN SAPI SIMENTAL DENGAN PEMBERIAN PAKAN JERAMI, KONSENTRAT DAN JUS PAKAN DI KELOMPOK TANI TANJUNG LURAH



LAPORAN PENGALAMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA



NAZRI ABDILLAH NBP. 18253231009



PROGRAM STUDI BUDI DAYA TERNAK JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH 2021



i



PENGGEMUKAN SAPI SIMENTAL DENGAN PEMBERIAN PAKAN JERAMI, KONSENTRAT DAN JUS PAKAN DI KELOMPOK TANI TANJUNG LURAH



LAPORAN PENGALAMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA



NAZRI ABDILLAH NBP. 18253231009



Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa semester V Program Studi Budi Daya Ternak Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh



PROGRAM STUDI BUDI DAYA TERNAK JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH 2021



ii



PENGGEMUKAN SAPI SIMENTAL DENGAN PEMBERIAN PAKAN JERAMI, JUS PAKAN DAN KONSENTRAT DI KELOMPOK TANI TANJUNG LURAH



LAPORAN PENGALAMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA



NAZRI ABDILLAH NBP. 18253231009



Menyetujui : Dosen Pembimbing,



Dr. Ramaiyulis, S.Pt, MP NIP :197206141997021001



Mengetahui :



Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh



Ir. Elvin Hasman, MP NIP : 196306291992031002



Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Pangan



Sentot Wahono, SP. M. Si NIP : 197107282003121001



iii



LAPORAN PENGALAMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA



PENGGEMUKAN SAPI SIMENTAL DENGAN PEMBERIAN PAKAN JERAMI, JUS PAKAN DAN KONSENTRAT DI KELOMPOK TANI TANJUNG LURAH



Oleh :



NAZRI ABDILLAH NBP. 18253231009



Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji Laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) Program Studi Budi Daya Ternak Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Pada tanggal 7 Januari 2021



TIM PENGUJI



No



Nama



Jabatan



1



Devi Kumala Sari, STp, MP



Ketua



2.



Debby Syukriani, S.Pt, MP



Anggota



3.



Dr. Ramaiyulis, S.Pt, MP



Anggota



Tanda tangan



iv



PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang saya susun dengan judul “ PENGGEMUKAN



SAPI SIMENTAL DENGAN PEMBERIAN PAKAN JERAMI, JUS PAKAN DAN KONSENTRAT DI KELOMPOK TANI TANJUNG LURAH” merupakan hasil kerja atau karya saya sendiri dan bukan merupakan ciptaan dari hasil kerja atau karya orang lain, kecuali kutipan yang sumbernya dicantumkan. Jika dikemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya akan menerima sanksi dengan ketentuan yang berlaku.



Tanjung Pati, 07 Januari 2021



Nazri Abdillah NIM: 18253231009



v



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Alah SWT atas berkah dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan sebuah laporan PKPM ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk menyelesaikan salah satu syarat mata kuliah Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa semester V. Pada kesempatan kali ini penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKPM ini. Ucapan terimaksih ini penulis tujukan kepada : 1.



Kepada kedua Orang Tua yang selalu mendoakan akan keberhasilan saya.



2.



Kepada Bapak Yon Nasri ( Pak Malin ) pengelola Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung yang sangat berperan dalam kegiatan PKPM ini.



3.



Kepada Bapak Dr. Ramaiyulis, S.Pt, MP selaku pembimbing akademik yang sangat berperan dalam penyelesaian proposal PUM ini.



4.



Kepada Ibu Ir. Nelzi Fati, MP selaku Ketua Program Studi Budi Daya Ternak Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.



5.



Kepada Bapak Sentot Wahono, S.P, M.Si selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.



6.



Kepada Bapak Ir. Elvin Asman, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.



7.



Kepada Teman-Teman yang telah mendukung pembuatan Proposal ini. Penulis menyadari terdapat banyak sekali banyak sekali terdapat kesalahan



dalam penulisan laporan ini, untuk itu penulis sangat mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca laporan ini sehingga tercapainya kesempurnaan dalam penuisan laporan ini. Tanjung Pati, 07 Januari 2021



vi



DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. iv KATA PENGANTAR.............................................................................................. v DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................................... x PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 3 1.2. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 3 1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKPM ................................................... 4 1.4. Metode Pelaksanaan ................................................................................ 4 III. KELOMPOK TANI TANJUNG LURAH KEC. SALIMPAUNG TANAH DATAR SUMATERA BARAT ....................................................................... 5 2.1. sejarah Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung ................................ 6 2.2. Organisasi Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung .......................... 6 2.3. Kondisi Lingkungan ................................................................................. 7 III. TATALAKSANA PEMELIHARAAN SAPI ................................................. 8 3.1. Struktur populasi ....................................................................................... 8 3.2. Perkandangan ............................................................................................ 8 3.3. Pemeliharaan ............................................................................................. 11 3.4. Panen dan Pemasaran ............................................................................... 15 3.5. Penanganan dan Pengolahan Limbah ....................................................... 16 3.6. Pencatatan ................................................................................................. 17 IV. PENGGEMUKAN SAPI SIMENTAL DENGAN PEMBERIAN PAKAN BERUPA JERAMI, JUS PAKAN DAN KONSENTRAT ........................... 18 4.1. Sapi Simental ........................................................................................... 18 4.2. Pakan ........................................................................................................ 18 4.2.1. Metode Pengolahan pakan .................................................................. 19 4.2.2. Konsumsi harian ................................................................................. 20 4.2.3. Pertambahan Bobot Badan Harian ...................................................... 21



vii



V. PENUTUP ........................................................................................................... 23 5.1. Kesinpulan .......................................................................................................... 23 5.2. Saran.................................................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 24



viii



DAFTAR GAMBA



Gambar 1. Kelompok tani Tanjung Lurah..............................................................5 Gambar 2. perkandangan........................................................................................8 Gambar 3. sapi indukan........................................................................................13 Gambar 4. sapi penggemukan...............................................................................14 Gambar 5. sapi simental........................................................................................18



ix



DAFTAR TABEL Tabel 1 Jumlah Populasi Sapi .......................................................................9 Tabel 2. Jumlah konsumsi .............................................................................22 Tabel 3. Laju PBB .........................................................................................22



x



I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu mata kuliah di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh adalah Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM). PKPM merupakan suatu kegiatan untuk menggali ilmu serta mendapatkan pengalaman kerja secara langsung di lapangan. Selama kegiatan PKPM mahasiswa akan terbiasa dengan lingkungan kerja sehingga dapat bekerja dengan baik dan benar serta mampu bertanggung jawab terhadap dunia kerja. Kegiatan PKPM ini dilaksanakan di Kelompok Tani Tanjung Lurah Kec. Salimpaung Tanah Datar Sumatera Barat. Kelompok tani ini berdiri pada tahun 2013 yang dikelola oleh seorang peternak yang tidak asing lagi di dunia peternakan sapi di Sumatera Barat, beliau bernama Pak Malin (Yon Nasri). Kelompok tani ini bergerak di bidang breeding, penggemukan dan juga pengolahan kompos. Kelompok tani ini memiliki sapi berjumlah sekitar 48 ekor yang terdiri dari 31 ekor sapi induk, 10 pejantan dan 7 ekor pedet, Pak Malin membudidayakan sendiri dengan bantuan anggota keluarganya dan 2 orang karyawan tetap. Penggemukan sapi di kelompok tani ini dilakukan secara kreman yaitu penggemukan di dalam kandang. Sapi yang dibudidayakan di kelompok tani ini adalah sapi simental, karena sapi simental merupakan sapi unggul dan produktif bagi peternak lokal di Sumatera Barat. Sapi yang digemukan di kelompok tani ini berjumlah sekitar 10 ekor. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada jam 07.30 dan pada jam 15.00. Manajemen pemberian pakan yaitu diawali dengan pemberian konsentrat terlebih dahulu pada jam 07.30, kemudian setelah konsentrat habis lalu dilanjutkan dengan pemberian jerami yang sudah dicacah kemudian jerami yang sudah ada ditempat pakan tersebut disiram dengan pakan berupa jus. Di kelompok tani ini tidak ditentukan lama penggemukan sapi, sapi akan dijual apabila ada konsumen yang ingin membeli sapi dengan ketentuan kesepakatan kedua belah pihak. Kelompok tani ini memiliki luas sekitar ¼ hektare yang semuanya digunakan untuk areal kandang sedangkan areal kebun rumput tidak dipunyai. Pakan hijauan yang diberikan kepada ternak berupa jerami yang diperoleh dari



1



persawahan masyarakat disekitaran kandang. Pengambilan jerami dilakukan setiap hari dan diangkut menggunakan truk. Jerami yang sudah diangkut kemudian dicacah menggunakan mesin pencacah lalu kemudian diberikan kepada ternak dan apabila jerami yang dicacah berlebih maka akan dilakukan pengolahan dengan cara difermentasi sehingga apabila cuaca tidak mendukung untuk mencari jerami maka stok makanan sapi masih tersedia serta lebih bernilai gizi tinggi dan disukai oleh ternak. Fermentasi jerami perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai gizinya (Basuni et. al. 2010). Jerami memiliki kualitas yang rendah sebagai pakan hijauan karena mengandung nutrisi yang rendah, sulit dicerna sehingga dalam pemberiannya sangat perlu ditambahkan makanan penguat atau disebut konsentrat. Konsentrat terdiri dari campuran limbah yang tidak digunakan diantaranya campuran dari ubi batang, talas, kulit coklat, jerami, solid dan daun jagung yang kemudian dicacah lalu dicampurkan dengan bahan pengurai berupa urea, gula aren, ragi mineral dan air. Fungsi pakan penguat adalah meninggkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah (Sugeng, 1998). Konsentrat ini diberikan pada jam 07.30 sebelum dilakukan pemberian jerami dan jus pakan. Satu yang unik di kelompok tani Tanjung Lurah untuk sapi yang digemukan, selain diberi pakan jerami dan konsentrat juga diberi Jus pakan. Jus ini berupa campuran bahan diantaranya ampas tahu, solid, dedak, molases, garam dan air. Jus ini berbentuk cair seperti jus dengan bau khas yang sangat disukai oleh ternak. Pemberian jus ini memiliki banyak sekali keuntungan diantaranya setelah jus ini disiramkan ke jerami yang ada ditempat pakan maka akan meningkatkan palatabilitas sapi terhadap jerami tersebut, sehingga jerami di tempat pakan selalu habis dikonsumsi oleh sapi. Pada Laporan PKPM ini dimuat profil kelompok tani Tanjung Lurah, metode pemeliharaan dan secara detil bagaimana metode penggemukan sapi potong dengan menggunakan pakan jerami, konsentrat dan jus.



2



1.2. Tujuan dan Manfaat 1.2.1. Tujuan Umum PKPM Adapun tujuan umum dilaksanakannya PKPM di Kelompok Tani Tanjung Lurah Kec. Salimpaung adalah: a.



Mempersiapkan dan melatih diri serta meningkatkan keterampilan kerja untuk memasuki dunia kerja.



b.



Sebagai pembanding antara ilmu yang dimiliki dengan kebutuhan dunia kerja.



c.



Memperoleh pengalaman dan pengetahuan pada bidang budidaya sapi potong.



1.2.2. Tujuan Khusus PKPM Adapun tujuan khusus dilaksanakannya Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) di Kelompok Tani Tanjung Lurah Kec. Salimpaung adalah sebagai berikut: a.



Mengetahui cara beternak sapi serta pengolahan pakan jerami, konsentrat dan jus di kelompok Tani Tanjung Lurah Kec. Salimpaung



b.



Mengetahui pertambahan bobot badan sapi penggemukan dengan pemberian pakan jerami, konsentrat dan jus.



1.2.3. Manfaat PKPM Adapun manfaat dilaksanakannya Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) di Kelompok Tani Tanjung Lurah Kec. Salimpaung adalah sebagai berikut: a.



Meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam tatalaksana dalam pemeliharaan sapi potong.



b.



Memperoleh informasi mengenai kriteria sapi yang bagus.



c.



Mengetahui pertambahan bobot badan sapi penggemukan simental dengan pemberian pakan jerami, konsentrat dan jus di Kelompok Tani Tanjung Lurah Kec. Salimpaung.



3



1.3. Tempat dan waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan PKPM ini dilaksanakan di Kelompok Tani Tanjung Lurah Kec. Salimpaung Tanah Datar Sumatera Barat dalam waktu 8 minggu terhitung sejak tanggal 7 september 2020 sampai dengan tanggal 3 november 2020.



1.4. Metode Pelaksanaan Metode pelaksaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( PKPM ) yang dilakukan di Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung adalah sebagai berikut ini : a.



Praktek langsung yaitu ikut serta dalam melaksanakan kegiatan yang dilakukan di lapangan.



b.



Wawancara yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak terkait untuk melengkapi informasi yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan.



4



II.



KELOMPOK TANI TANJUNG LURAH KEC. SALIMPAUNG TANAH DATAR SUMATERA BARAT.



2.1 Sejarah kelompok Tani Tanjung Lurah Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung didirikan pada tahun 2013. Malin, begitu ia disapa, adalah pengelola Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung yang terletak di Tanjung Lurah, Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat yang berfokus pada usaha pembibitan, penggemukan sapi dan pengolahan kompos yang berdiri pada tahun 2013. Kelompok tani ini memiliki sapi berjumlah sekitar 48 ekor yang terdiri dari 31 ekor sapi induk, 10 pejantan dan 7 ekor pedet, Pak Malin membudidayakan sendiri dengan bantuan anggata keluuarganya dan 2 orang karyawan tetap.



Gambar 1. Kelompok tani Tanjung Lurah Usaha ternak sapi bukanlah agrobisnis pertama yang ia jalani, awalnya ia adalah seorang pengelola kebun cabai yang membawanya pada jenjang kesuksesan besar bahkan saat krisis tahun 1998 menghajar perekonomian Indonesia. Hasil panen cabai yang sukses itu mampu membangun rumah untuk keluarganya dan berbuah mobil pick-up untuk mendukung usahanya. Beberapa tahun setelah kejayaannya itu, hama penyakit menyerang perkebunan cabai pak Malin. Roda bisnis ayah lima orang anak ini berubah drastis. Panen tak bisa diselamatkan dan pak Malin merugi besar. Bermodal sisa laba kebun cabai sebesar Rp. 9 juta, Ia pun banting stir menjadi peternak. Seperti pengelolaan kebun cabainya, Malin melakoni usaha ternak sapi dari nol.



5



Sembari menimba ilmu dari majalah pertanian dan peternakan luar negeri, Malin mengumpulkan modal dengan meladang dan memelihara sapi milik orang lain. Keuletan menimba ilmu secara otodidak itu malah membuatnya sukses memproduksi pupuk kompos yang bernilai ekonomis. Hebatnya lagi, pupuk kompos itu dihasilkan tanpa alat modern dan hasilnya lolos uji laboratorium pertanian. Dengan kata lain, pupuk racikan Malin bisa dimanfaatkan dan dibeli petani. Dari hanya sekedar memelihara sapi, Malin menciptakan peluang usaha baru berkat keseriusan serta keuletannya. Pupuk kompos olahan pak Malin dijual dengan harga Rp. 15.000 / karung. Kini, selain disibukkan oleh usaha pembibitan dan budidaya sapi di peternakannya, Malin juga sering menerima kunjungan dari Dinas Peternakan setempat berkenaan dengan studi banding. . Meski hanya tamatan sekolah menengah, Malin menjadi guru serta panutan dalam usaha pembibitan dan pembudidayaan ternak sapi. Sapi yang di budidayakan di peternakan ini adalah sapi simental, karena sapi simental merupakan sapi yang lebih unggul dan produktif bagi peternak lokal di Sumatera Barat. Sapi Simmental (juga termasuk Bos Taurus), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih cepat di benua Amerika, serta di Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging. Di Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung dengan luas sekitar ¼ hektare tanah yang disisi sekitar 48 ekor yang terdiri dari 31 ekor sapi induk, 10 ekor pejantan dan 7 ekor pedet. Selain dibidang pembibitan di kelompok tani ini terdapat sapi pejantan yang dikhusukan untuk penggemukan, maka telah disusun laporan dengan judul “ Pertambahan Bobot Badan Sapi Penggemukan Simental Dengan Pemberian Pakan Berupa Jerami, Jus Pakan dan Konsentrat di Kelompok Tani Tanjung Lurah Kec. Salimpaung Tanah Datar Sumatera Barat “.



6



2.2 Organisasi Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung 2.2.1 Struktur Organisasi Struktur organisasi di Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung pada saat sekarang ini hanya dikelola oleh Bapak Yon Nasri ( Pak Malin ). Beliau mengelola peternakan ini dibantu oleh dua orang karyawan dan keluarganya. 2.2.2 Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan di Kelompok Tani Tanjung Lurah berjumlah 2 orang yang dibantu oleh Pak Malin sendiri dan juga anaknya. Disini mereka bertugas untuk memberi pakan, membersihkan kandang, mencari hijauan dll. Tenaga kerja yang bekerja disini merupakan lulusan SD dan lulusan SMA. Sistem ketenagakerjaan di kelompok tani ini dimulai pada jam 8 pagi. Pada jam 8 pagi dimulai dengan memberikan pakan berupa hijauan, jus pakan, dan juga konsentrat. Setelah pemebrian pakan selesai maka di lanjutkan dengan pencarian hijauan berupa jerami lalu kemudian di cacah. Setelah itu diberikan pakan kembali pada jam 3 sore. 2.2.3. Jaminan Sosial Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung belum mempunyai jaminan sosial seperti jaminan keselamatan dan kesehatan begitu juga tunjangan bagi tenaga kerja yang ada disana. 2.3.



Kondisi Lingkungan



2.3.1. Lingkungan Fisik Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung terletak di kaki gunung marapi, di kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Terletak sekitar 10 km dari ibukota kabupaten Tanah Datar yaitu Batusangkar. Suhu yang sejuk dan dingin serta ketersedian pakan yang melimpah membuat peluang untuk membuka peternakan sapi didaerah ini semakin terbuka luas pagi peternak.



7



Luas kandang Kelompok Tani Tanjung Lurah adalah sekitar 350 m2. Didalam kandang terdapat kandang-kandang individu dengan luas sekitar 1,5 x 2,5 m dengan jumlah sekitar 35 kandang individu. 2.3.2. Lingkungan Non Fisik Kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar kelompok Tani Tanjung Lurah adalah sebagai petani dan pedagang terutama petani padi dan berbagai macam sayuran. Mayoritas agama masyarakat disekitar kelompok tani adalah beraga Islam. III. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN SAPI POTONG DI KELOMPOK TANI TANJUNG LURAH 3.1 Struktur Populasi Struktur populasi di Kelompok Tani Tanjung Lurah salimpaung berjumlah sekitar 48 ekor yang terdiri dari 31 ekor sapi induk, 10 ekor pejantan dan 7 ekor pedet. Sapi yang dikembangkan di kelompok tani ini adalah sapi bangsa simental. Tabel 1. Jumlah populasi sapi Jenis Sapi jantan Induk Pedet



Bangsa Simental Simental Simental



Jumlah (ekor) 10 31 7



3.2 Perkandangan Perkandangan merupakan kumpulan kandang yang mengikuti suatu sistem tertentu. Lantai yang baik terbuat dari tembok, karena mudah dibersihkan juga baik untuk mencegah perkembangan penyakit. Bahan kontruksi kandang di kelompok tani ini adalah tembok untuk lantai kayu sebagai tiang dan penyangga serta besi untuk pagar.



8



Gambar 2. perkandangan Tipe kandang berdasarkan bentuknya ada 2, yaitu kandang tunggal dan kandang ganda (koloni). Kandang tunggal terdiri satu baris kandang yang dilengkapi lorong jalan dan selokan atau parit. Kandang ganda ada 2 macam yaitu sapi saling berhadapan head to head dan sapi saling bertolak belakang tail to tail yang dilengkapi lorong untuk memudahkan pemberian pakan dan pengontrolan ternak (Ngadiyono, 2007). Konstruksi kandang yang digunakan di Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung adalah sebagai berikut : 



Lantai kandang



Kandang di Kelompok Tani Tanjung Lurah memiliki kemiringan sekitar 5 cm yang memudahkan air untuk mengalir keselokan. Hal ini membuat kandang mudah dibersihkan sehingga kebersihan dan kenyamanan sapi terjaga. 



Dinding kandang



Dinding



kandang



terbuat



dari



tembok,



kayu,



bambu



atau



bahan



lainnya,dibangun lebih tinggi dari sapi waktu berdiri. Dinding kandang yang terbuat dari sekat kayu atau bambu hendaknya mempunyai jarak antar sekat antara 40 – 50 cm. Untuk daerah dataran tinggi dan udaranya dingin atau daerah pinggir pantai yang anginnya kencang, dinding kandang harus lebih tertutup atau rapat (Rasyid, 2007). Dinding kandang terbuat dari tembok pada sisi bagian kanan dan kiri serta dibatasi dengan sekat setinggi 1,08 m dari lantai kandang.



9







Atap kandang



Kelompok Tani Tanjung Lurah menggunakan atap seng karena lokasi nya berada di dataran tinggi sehingga udaranya cukup dingin dan bahan baku atap kandang lebih mudah didapat. Namun menurut Rianto (2009), atap kandang terbuat dari genteng sehingga tidak terlalu panas dan memiliki segi ekonomis karena awet, dan disamping itu dengan atap genteng udara dapat mengalir melalui celah-celahnya sehingga ruang lebih nyaman. Atap kandang di Kelompok Tani Tanjung Lurah menggunakan seng namun juga ruang lebih nyaman dikarenakan atap kandang di buat lebih tinggi sehingga udara dapat berganti dan tidak menimbulkan suhu panas. 



Tempat pakan dan minun



Tempat pakan dan minum di Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung terbuat dari bahan beton dengan ukuran meliputi lebar kandang. Kandang individu yang mempunyai lebar kadang sebesar 1,5 meter, maka panjang tempat pakan berkisar antara 90 – 100 cm dan tempat minum berkisar antara 50 – 60 cm. Sedangkan lebar palungan adalah 50 cm, dan tinggi bagian luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40 cm. Ukuran palungan untuk kandang kelompok adalah mengikuti panjang kandang, dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat pakan (Rasyid, 2007). Tempat pakan terbuat dari beton sepanjang kandang bagian depan, pakan berupa hijauan dan konsentrat dijadikan satu tempat. Untuk minum sapi diberi secara adlibitum dengan tempat minum drum dan diberi makanan pokok hijauan segar serta konsentrat sebagai pakan tambahan. 



Lorong atau gang Merupakan jalan yang terletak di antara dua kandang individu, untuk



memudahkan pengelolaan seperti pemberian pakan, minum dan pembuangan kotoran. Lebar lorong disesuaikan dengan kebutuhan dan model kandang, umumnya bekisar antara 1,2–1,5 meter. Lorong kandang hendaknya dapat dilewati kereta dorong (gerobak) untuk mengangkut bahan pakan dan bahan keperluan lainnya ( Rasyid,2007). Sedangkan lebar lorrong di Kelompok Tani Tanjung Lurah bekisar 2 m digunakan untuk memberi pakan. Menurut Aak (2008), adapun persyaratan yang diperlukan dalam pembuatan kandang: 10







Ventilasi Ventilasi adalah jalan keluar-masuknya udara di dalam kandang. Ventilasi



berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan udara segar dari luar. Pada waktu membuat ventilasi hendaknya dihindarkan kemungkinan masuknya angin langsung yang keras. 



Sinar matahari Bangunan kandang hendaknya diusahakan supaya sinar matahari pagi bisa



masuk ke dalam kandang. Sebab sinar pagi tidak terlalu panas dan lebih banyak mengandung sinar ultraviolet yang berfungsi sebagai desinfektan serta membantu pembentukan vitamin D. 



Kekeringan Kandang yang selalu bersih dan kering akan menjamin kebersihan badan



dan kebersihan sapi. Untuk menjaga supaya lantai kandang tetap kering, maka lantai tersebut hendaknya dibuat dari bahan yang cukup keras, tidak licin dan letaknya agak miring. Bahan lantai bisa dibuat dari bahan semen ataupun batu. 



Konstruksi kandang Konstruksi kandang dibuat sedemikian rupa, sehingga semua pekerjaan



bisa dilasanakan dengan praktis, misalnya: pemberian pakan, pembersihan kandang, pemerahan dan lain-lainnya. Bahan 



Kerangka kandang Kandang dapat dibuat dengan kerangka dari bahan besi, beton, kayu



ataupun bambu. Bahan-bahan yang hendak dipilih ditentukan oleh model kandang yang dikehendaki dan persediaan bahan bangunan yang ada di daerah tersebut. 



Atap kandang Untuk atap bisa digunakan: genteng, seng, asbes, rumbia, ijuk atau alang-



alang. Dari sekian banyak bahan, yang ideal di Negara kita adalah genteng karena mudah didapat, tahan lama, antara genteng terdapat celah-celah, sehingga sirkulasi udara cukup baik. Sedangkan untuk atap seng harus dibuatkan tiang yang cukup tinggi, supaya panasnya tidak terlalu berpengaruh lagsung pada sapi.



11







Lantai dari Bahan-bahan dari tanah, batu, dan semen.







Dinding







Bahan dari bambu, papan, dan tembok.



3.3 Pemeliharaan Dalam pemeliharaan ternak yang menjadi tugas utama dari kegiatan tersebut yaitu sanitasi ternak dan lingkungan kandang, pemberian pakan ternak, penyediaan air minum, pemeliharaan ternak berdasarkan umur atau status ternak, melakukan pengukuran berat badan, uji performa dan rekording segala kegiatan yang berhubungan dengan ternak. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 3.3.1 Persiapan kandang Kandang di Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung berjumlah 4 lorong dimana lorong 1 terdapat 15 kandang individu, lorong 2 terdapat 6 kandang invidu, lorong 3 terdapat 7 kandang individu dan lorong 4 terdapat 18 kandang individu. Di Kelompok Tani Tanjung Lurah salimpaung terdapat 1 lorong kandang untuk pemeliharaan sapi penggemukan, 1 lorong untuk pedet, serta 2 lorong lainnya untuk sapi indukan. Dalam manajemen pemeliharaan di kelompok tani ini setiap pagi kandang dibersihkan, semua sampah ataupun sisa pakan dibuang ketempat pakan serta feses dikumpulkan lalu dikumpulkan ditempat pembuatan kompos. Kebersihan kandang sangat perlu dijaga karena akan meminimalisir berkembangnya penyakit yang berasal dari tumpukan sampah ataupun kotoran sehingga akan mengganggu kesehatan sapi serta menghambat produksi. Kandang yang bersih selain mencegah timbulnya penyakit, juga memberikan kenyamanan bagi ternak maupun peternak (Ngadiyono, 2007). Manajemen kandang ternak sangat perlu diperhatikan semaksimal mungkin agar tercipta suasana yang nyaman, bersih, sehat, aman dan terjaga, karena hal tersebut dapat menunjang produktivitas dan kualitas yang baik pada kandang, ternak dan lingkungan itu sendiri. Kebersihan kandang meliputi tempat



12



pakan, tempat minum, dinding kandang, lantai dan lingkungan sekitar kandang (Santoso, 1995). Perlengkapan kandang di Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung terdiri dari serokan, sekop, sapu lidi, garu, selang air, ember, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk pemeliharaan. 3.3.2 Pengadaan bibit/bakalan Sapi sapi yang dipelihara di Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung adalah sapi simental. Pengadaan sapi-sapi didatangkan dari berbagai daerah di Sumatera Barat. 3.3.3 Pemberian pakan dan minum a. Pemberian Hijauan Pakan Ternak dan Konsentrat Pemberian pakan dilakukan pada jam 08.00. Diawali dengan pemberian pakan berupa konsentrat untuk sapi penggemukan. Setelah konsentrat habis makan dilakukan pemberian pakan hijauan berupa jerami sebanyak kurang lebih 7 kg/ekor untuk semua sapi. Setelah hijauan diberikan maka dilanjutkan dengan pemberian pakan berupa jus. Pakan ini diberikan sebanyak 5 liter/ekor dengan cara disiramkan ke pakan jerami yang sudah ada ditempat pakan. Pemberian pakan ini dilakukan dua kali sehari pada jam 08.00 dan pada jam 15.00. b . Pemberian minum Pemberian air minum di Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung dilakukan secara adlibitum dengan syarat ketersediaan harus selalu ada dan dalam keadaan bersih. Pemeliharaan sapi dara Sapi dara atau calon bibit adalah sapi yang berumur antara 7-12 bulan. Pada masa ini diperlukan perhatian yang khusus dalam sistem pemeliharaan dan sistem pemberian pakan. Calon sapi bibit yang baik sangat tergantung dari perawatan saat masa mulai lepas sapih sampai siap kawin (umur 12 - 16 bulan). Perawatan sapi dara meliputi kegiatan sanitasi ternak, kandang dan manajemen pemberian pakan. Pemberian hijauan pakan ternak dilakukan 2 kali dalam sehari 13



yaitu pada jam 08.00 dan sore pada jam 15.00. Pemberian pakan berupa hijauan diberikan sebanyak ± 15 kg perhari dan jus pakan sekitar 5 liter per hari. Pemeliharaan sapi indukan



Gambar 3. sapi indukan Pemeliharaan sapi indukan tidak jauh berbeda dengan pemeliharaan sai dara. Pemeliharaan berupa manajemen pemberian pakan dan sanitasi kandang. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari pada jam 08.00 dan pada jam 15.00. Pemberian pakan berupa hijauan diberikan sebanyak ± 15 kg perhari dan jus pakan sekitar 10 liter per hari. Pemeliharaan sapi penggemukan Pemeliharaan meliputi kegiatan sanitasi kandang dan manajemen pemberian pakan..Pemeliharaan sapi penggemukan dimulai dengan pemberian konsentrat pada jam 07.30 lalu kemudian diberikan hijauan dan jus pakan pada jam 08.00 dan pada jam 15.00. Pemberian hijauan diberikan sebanyak ± 15 kg perhari, ± 3 kg konsentrat dan ± 20 liter jus pakan per hari.



14



Gambar 4. sapi penggemukan 3.3.4. Pencegahan dan penanganan penyakit Pencegahan dan penanganan penyakit adalah salah satu cara untuk melindungi ternak agar terhindar dari berbagai penyakit. Di kelompok tani ini tindakan pencegahan yang dilakukan adalah memastikan areal sekitaran kandang dan seluruh bagian baik di dalam kandang ataupun di luar kandang tetap terjaga kebersihannya. Kandang yang kotor akan menyebabkan timbulnya bibit-bibit penyakit yang tentunya akan mengganggu pada ternak yang dipelihara. Tumpukan sampah ataupun feses dapat menjadi tempat bersarang kutu-kutu yang akan mengganggu kenyaman ternak. 3.3.5. Pemeliharaan rutin. Pemeliharaan seluruh sapi setiap harinya pada pagi dan sore hari dimulai dengan kegiatan yang meliputi pembersihan sisa kotoran/feses dan pembersihan seluruh areal kandang. 



Pembersihan Feses Kegiatan pembersihan feses dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada



pagi dan sore hari. Feses yang dikumpulkan kemudian diangkut ke tempat pengolahan kompos yang berada tidak jauh dari kandang. 



Pembersihan sisa pakan Pembersihan sisa pakan dilakukan guna untuk menjaga kualitas pakan



yang diberikan tetap bagus untuk dikonsumsi oleh ternak. Pakan yang tidak habis cenderung tidak disukai oleh ternak sehingga akan membuat tempat pakan



15



menjadi terlihat kotor. Pembersihan sisa pakan ini sebaiknya dilakukan setiap hari agar mempermudah dalam proses pembersihannya. Sisa pakan yang sudah lama menumpuk ditempat pakan akan cenderung lebih keras dan melekat sehingga akan menyusahkan dalam proses pembersihannya. 



Pembersihan areal kandang Sama halnya dengan pembersihan feses, pembersihan ini juga dilakukan



dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah seluruh kegiatan telah selesai seperti pemberian pakan dan pembersihan feses. Kotoran ataupun sampah yang dikumpulkan pada proses pembersihan areal kandang ini kemudian diangkut ketempat pembuangan sampah. 3.4. Panen dan pemasaran Panen dan pemasaran di kelompok tani ini dilakukan secara langsung dengan pengelola kelompok tani ini dengan cara datang kekandang langsung ataupun dengan via telepon. Penentuan harga tergantung dengan kesepakatan kedua belah pihak dengan berdasarkan harga pasaran sapi yang ada didaerah tersebut. 3.5. Penanganan dan pengolahan limbah Selain menghasilkan produk utama, Kelompok Tani Tanjung Lurah salimpaung juga melakukan pengolahan kompos yang tentunya bernilai ekonomis sebagai pendapatan tambahan bagi peternakan ini. Feses yang ditumpukkan pada saat pembersihan kandang akan diangkut ketempat pengolahan kompos ini. Kompos ini dikemas dengan karung dengan berat sekitar 45 kg dengan harga jual Rp.15.000 per karung. Pembeli biasanya berada di areal sekitaran kecamatan Salimpaung karena memang pekerjaan utama masyarakat disana bergerak disektor pertanian. Cara pembuatan kompos ini adalah sebagai berikut ; Alat dan bahan : 1. Kotoran sapi 1 ton. 2. Serbuk gergaj 20 kg..



16



3. Arang sekam 50 kg. 4. Kapur delomit 20 kg. 5. Daun titonia 50 kg. 6. Tricoderma sp 4 kg. 7. Bak kompos 8. Karung. Prosedur pembuatan kompos : 1. Kotoran sapi yang masih baru didederkan diatas lantai, lalu ditaburkan secara merata diatasnya serbuk gergaji, arang sekam, kapur delomit, daun titonia, trichoderma sp kemudian diaduk merata semua bahan tersebut. 2. Setelah itu dimasukkan kedalam bak kompos yang berukuran 160 x 140 x 100 cm. bak tersebut terdiri dari 3 ruang, disetiap ruang kompos di diamkan selama 1 minggu, lalu dipindahkan ke bak selanjutnya sampai lama proses pengomposan selama 21 hari. 3. Setelah 3 minggu kompos tersebut telah matang dan dikeluarkan dari dalam bak untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya selama 1 minggu. 4. Tahap terakhir yaitu packing, kompos dimasukkan kedalam karung.



3.6. Pencatatan Pencatatan yang dilakukan di Kelompok Tani Tanjung Lurah salimpaung yaitu melakukan laporan harian dari setiap kegiatan di kandang, kemudian juga direkap untuk laporan PKPM.



17



IV. PENGGEMUKAN SAPI SIMENTAL DENGAN PEMBERIAN JERAMI, KONSENTRAT DAN JUS PAKAN 4.1 Sapi Simental Sapi merupakan tipe sapi perah dan pedaging memiliki bulu berwarna kuning, merah dan putih. Sapi Simental adalah jenis sapi jinak dan mudah untuk dikelola, dan diternakan. Sapi Simental bisa memiliki bobot badan mencapai 1150 kg untuk jantan dewasa sedangkan betida dewasanya bisa mencapai 800 kg. sapi ini sering dihargai tinggi oleh peternak dikarenakan keunggulan sapi bangsa ini diantarnya yaitu pertumbuhan bobot badan yang terbilang cukup tinggi serta presentase karkas yang tinggi dan lemak yang tidak terlalu banyak.



18



Gambar 5. sapi simental Kelompok tani Tanjung Lurah selalu memilih sapi simental sebagai bangsa sapi yang dikembangkan karena sapi simental merupakan sapi yang sudah sangat banyak dikembangkan di Indonesia khususnya di Sumatera Barat hal ini disebabkan karena keunggulan dari sapi bangsa ini. 4.2 Pakan untuk penggemukan sapi simental Pakan merupakan salah satu faktor penentu dalam penggemukan sapi dimana pakan dengan nutrisi yang baik akan mempengaruhi pertambahan bobot badan yang maksimal. Dalam penggemukan sapi potong secara umum diberikan pakan berupa hijauan dan konsentrat. Ada banyak jenis hijauan yang dapat diberikan kepada sapi diantaranya adalah jerami. Di Indonesia jerami tersedia hampir sepanjang tahun. Hal ini tentunya menjadi hal yang bisa dimanfaatkan oleh peternak dalam pemeliharaan sapi. Namun, jerami mempunyai nilai nutrisi yang kurang baik sehingga dalam pemberiannya harus ditambahkan konsentrat unutuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sapi. Konsentrat adalah pakan yang bernilai nutrisi tinggi yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nilai nutrisi sapi. Penggemukan sapi Simental di Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung



dilakukan dengan pemberian pakan jerami, konsentrat dan jus.



Jerami sebagai hijauan, konsentrat sebagai makanan penguat dan jus merupakan pengolahan bahan limbah pasar yang tidak dimanfaatkan lagi. Penggunaan pakan jenis ini dapat menekan biaya pakan dan juga diharapkan dapat memenuhi



19



kebutuhan nutrisi sapi sehingga dapat meningkatkan pertambahan bobot badan yang maksimal.



4.2.1 Metode pengolahan pakan a. Jerami Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung menggunakan jerami sebagai pakan hijauan sapi. Jerami yang diberikan adalah jerami yang langsung diambil dari persawahan lalu kemudian di cacah dan apabila jerami yang dicacah tersebut berlebih maka akan dilakukan pengolahan terhadap jerami tersebut berupa fermentasi jerami sehingga pakan di kelompok tani ini tetap tersedia walaupun pada musim penghujan. Jerami diberikan sekitar 14 kg per harinya untuk satu ekor sapi yang diberikan pagi jam 08.00 dam siang pada jam 15.00. Untuk menambah kesukaan ternak terhadap jerami ini maka sebaiknya dilakukan pencacahan terlebih dahulu sehingga sapi akan lebih mudah untuk mengkonsumsinya. Ketersediaan jerami yang ada sepanjang tahun diharapkan dapat mengatasi faktor penghambat bagi peternak dengan memanfaatkan limbah pertanian antara lain jerami dan dedak padi sehingga prosuktivitas tanaman pangan dan ternak menjadi lebih baik (Kariyasa 2005 ; Gordeyase et al. 2006; Suryana 2007).



b. Konsentrat Konsentrat adalah suatu pakan dengan gizi yang tinggi yang tersusun dari beberapa bahan pakan dengan proporsi jumlah dan kandungan nutrisi yang berimbang. Dalam pemeliharaan sapi potong khususnya penggemukan konsentrat merupakan hal yang sangat diperlukan guna mengahasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Kelompok Tani Tanjung Lurah Salimpaung memanfaatkan limbah pasar sebagai bahan pembuatan konsentrat. Pemanfaatan limbah ini tentunya akan menekan biaya pakan sehingga menjadi lebih murah. Pemberian konsentrat di



20



kelompok tani ini dilakukan pada jam 07.30. konsentrat diberikan kepada sapi penggemukan dengan jumlah sekitar 5 kg per ekornya. Konsentrat untuk penggemukan sapi simental di kelompok tani Tanjung Lurah dibuat dari campuran ubi batang, talas, jerami, solid, kulit coklat, daun jagung serta bahan pengurai untuk fermentasi berupa campuran air gula, urea, ragi (1 : 1 : 2) yang didiamkan terlebih dahulu selama 24 jam. Semua bahan konsentrat yang digunakan dicacah dengan menggunakan mesin chopper, setelah itu dicampur dengan bahan pengurai yang telah disiapkan dan terakhir disimpan dalam tong yang ditutup rapat selama 1 minggu fermentasi. c. Jus Jus pakan dibuat dari campuran 20 kg ampas tahu, 10 kg dedak, 2 kg solid, 2 kg tetes tebu, 200 gr garam dan 20 liter air. Semua bahan dimasukkan kedalam ember besar kemudian diaduk sampai tercampur dengan merata dan jus siap diberikan kepada sapi dengan menggunakan takaran ember 5 liter. Pemberian jus ini dilakukan setelah pemberian jerami dengan cara disiramkan kedalam tempat pakan yang sudah berisi jerami. Jus ini diberikan sekitar 10 liter per ekor untuk satu hari. Pemberian ini dilakukan dua kali sehari yaitu pada jam 08.00 dan 15.00. 4.2.2 Konsumsi harian Hasil pengukuran konsumsi harian dari beberapa jenis pakan yang diberikan dalam penggemukan sapi simental di kelompok tani Tanjung Lurah disajikan pada Tabel 2 Tabel 2. Jumlah konsumsi jerami, konsentrat dan jus pakan oleh sapi simental Rata-rata konsumsi harian (kg) Jerami Konsentrat Jus Sapi 1 14 5 10 Sapi 2 14 5 10 Sapi 3 14 5 10 Sapi 4 14 5 10 Keterangan. Hasil pengamatan PKPM di Kelompok Tani Tanjung Lurah Nomor Sapi



21



4.2.3 Pertambahan bobot badan harian Pertambahan bobot badan sapi simental dengan pakan jerami, konsentrat dan jus pakan ditampilkan pada Tabel 2. Table 3. Laju pertambahan bobot badan (PBB) sapi simental Nomor sapi



Sapi 1 Sapi 2 Sapi 3 Sapi 4



Umur (tahun)



Lingkar Bobot awal Bobot Rata-rata dada (cm) (kg) akhir (kg) PBB (kg/hari) 198 484 492 0,285 184 424 449 0,892 184 424 441 0,607 181 412 420 0,285 Keterangan. Hasil pengamatan PKPM di Kelompok Tani Tanjung Lurah Lama pengamatan 28 hari. Pada tabel 2 di atas terlihat bahwa sapi simental yang digemukkan menghasilkan pertambahan bobot badan rata-rata 0,285 – 0,892 kg/hari. Sapi dengan kenaikan bobot badan terendah adalah sapi nomor 1 dan 4 dan yang tertinggi adalah sapi 2 dengan rata-rata pertambahan bobot badan 0,892 kg/ hari. Menurut Hashaider (2017), faktor yang mempengaruhi pbb pada sapi adalah pakan yang diberikan, manajemen kandang, jenis kelamin, iklim, dan kesehatan, genetik. Selain itu salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kenyamanan ternak, dalam proses penggemukan, sapi harus berada di posisi nyaman. Sapi 2 memliki pertambahan bobot badan yang tinggi dikarenakan konsumsi pakan sapi ini terlihat lebih bagus dari sapi lainnya. Dalam pemberian pakan sapi ini sangat lahap serta dari bentuk tubuh sapi dua ini terlihat lebih bagus dari pada sapi yang lainnya. Sedangkan sapi 1 dan 4 memiliki pertumbuhan bobot badan yang lebih rendah hal ini dikarenakan pada tempat pakan sapi ini seringkali ditemukan pakan yang tersisa berupa jerami yang menumpuk serta tingkah laku sapi ini terlihat lebih agresif dibandingkan dengan sapi lainnya. Pencapaian bobot badan sapi di kelompok tani ini belum merata, terbukti dengan kegiatan pengamatan yang dilakukan, sapi 1 dan 4 masih memiliki pertumbuhan bobot badan yang relatif rendah dikarenakan sapi bangsa ini pada umumnya mempunyai pertumbuhan bobot badan yang sangat baik. Apabila pertumbuhan bobot badan sapi penggemukan tidak maksimal maka bisa saja 22



menyebabkan kerugian terhadap peternak dikarenakan biaya pakan yang diberikan setiap harinya tidak sesuai dengan pertambahan bobot badan yang diharapkan. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam hal ini diantarnya harus memperhatikan kenyamanan dari sapi terutama kebersihan areal kandang serta pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak maka pertambahan bobot badan sapi akan lebih baik. Perkembangan dan pertumbuhan ternak tersebut dapat diketahui dengan cara melakukan penimbangan setiap minggunya, sehingga akan diketahui rataan pertambahan bobot badan hariannya (Roni Fadilah, 2013). Menurut Rianto (2011), dalam proses penggemukan diperlukan sistem manajemen yang baik dan memberikan kenyamanan terhadap sapi untuk mendapatkan laju pertumbuhan atau PBB yang baik. Pertambahan bobot badan sapi dipengaruhi oleh umur, lingkungan, sistem manajemen yang dipakai, tingkat nutrisi pakan yang diberikan, kesehatan, kondisi kandang dan lingkungan.



23



V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Pakan yang diberikan dalam penggemukan sapi simental di kelompok tani Tanjung Lurah terdiri dari jerami 14 kg, konsentrat 5 kg dan jus 10 kg. 2. Sapi simental yang digemukan dengan pakan jerami, konsentrat dan jus pakan menghasilkan pertambahan bobot badan 0,285 - 0,892 kg/ hari, terendah pada sapi nomor 1 dan 4 dan tertinggi sapi nomor 2.



5.2. Saran Pemberian pakan untuk ternak hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan ternak masing-masing, sehingga pertambahan bobot badan menjadi maksimal dan selalu memperhatikan kenyamanan dari ternak terutama kebersihan dari kandang.



24



DAFTAR PUSTAKA AAK. 2008. Petunjuk beternak sapi potong dan kerja. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 25-26. Basuni et. al. 2010. Model sistem integrasi padi sapi potong di lahan sawah. Forum Pasca Sarjana, Juli 2010 , Vol. 33: 177-190 Faconer, D. S dan Mackey.1981. Intruduction to quantitatif genetic. Longman. London and New York. Ngadiyono, N. 2007. Beternak sapi. PT.Intan sejati. Klaten. Rasyid, A dan Hartati. 2007. Petunjuk teknis perkandangan sapi potong. Pusat penelitian dan pengambangan peternakan. ISBN: 978-979-8308-71-0. Santoso, U. 1995. Tatalaksana pemeliharaan ternak sapi potong. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Sofyan, I. 2003. Kajian pengembangan bisnis pengusahaan kebun rumput gajah untuk penyediaan pakan pada usaha penggemukan sapi potong PD. Gembala Kabupaten Garut Jawa Barat. Fakultas pertanian. IPB.



25