MAKALAH Produksi Ternak Porong Sapi Potong [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan strategis untuk dikembangkan di Indonesia. Populasi ternak sapi di suatu wilayah perlu diketahui untuk menjaga keseimbangan antara permintaan konsumsi daging yang dibutuhkan dengan populasi ternak sapi yang ada. Penurunan populasi ternak sapi pada umumnya disebabkan oleh tingkat pemotongan, kematian, dan pengeluaran yang melebihi dari tingkat kelahiran. Peningkatan populasi ternak sapi dapat diusahakan melalui pengendalian pemotongan dan impor ternak, maupun pencegahan penyakit ternak serta peningkatan produktivitas ternak melalui persilangan dua bangsa yang berbeda (Toelihere, 1983). Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak strategis yang dapat mendukung stabilitas nasional. Pada tahun 2004, produksi daging nasional baru tercapai 66% (380.059 ton) dan kekurangan dicukupi melalui import (34%). Pasokan import daging diprediksikan semakin meningkat dan mencapai 70% pada tahun 2020.Peningkatan impor sapi potong dan daging merupakan indikasi peningkatan permintaan daging atau ketidak sanggupan pemenuhan kebutuhan yang harus disuplai oleh produksi sapi potong dalam negeri. Pemaksaan pemenuhan kebutuhan daging dari sapi lokal merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan pengurasan sapi potong lokal.Pencapaian program kecukupan daging nasional pada tahun 2010 juga bergantung kepada ketersediaan sapi potong bakalan berkualitas. Dalam perjalanannya kondisi sapi potong lokal sekarang ini telah mengalami degradasi produksi dan banyak didapatkan dalam bentuk kecil. Penurunan diakibatkan oleh turunnya mutu genetik sapi potong lokal. Kesemuanya ini antara lain diakibatkan oleh pemotongan ternak yang memiliki kondisi baik yang digunakan sebagai standarpasar ternak sapi potong dan jumlah pemotongan induk/betina produktif mencapai 40% (Suryana, 2000).



1



1.2. Tujuan Untuk mengetahui asal usul sapi potong mengetahu, bagaimanasystem pemeliharaannya, serta mengetahui penyakit apa saja yang sering terjadi pada sapi potong.



1.3. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan terkhushus untuk ternak Sapi Potong baik dari asal- usul, sistem pemeliharaannya dan penyakit yang sering menyerang ternak sapi potong.Dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua terutama bagi saya sendiri.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1. SEJARAH TERNAK POTONG A. Sistematika Sistematika sapi adalah sebagai berikut : Phylum



:Chordata



Sub Phylum



:Vertebrata



Class



:Mamalia



Sub Class



:Plasentalia



Ordo



:Ungulata



Sub Ordo



:Arhoclactyla



Rumpun



: Selonodonta



Familia



:Bavidae



Genus



: Bos



Sub Genus



:Taurina, Bisantia, Bibavina, Bubolina, Lepsoburina



Spesies



:BosIndicus, Bos Taurus, BosSandaicus. (Sastroamidjojo, 1983).



B. Asal-usul Darisejarahnya,



semuabangsasapi



duniaberasaldariHomacodantidae



yang



dijumpai



yang pada



dikenal



di



zamanpalaeocene.



Adapunjenisprimitifnyaditemukan pada zamanpliocene di India, Asia. Dari beberapa literatur, tidak diketahui secara pasti kapan awal penjinakan sapi dilakukan oleh manusia. Namun di pusat perkembangan kebudayaan seperti di Mesopotamia, India, Bangkok dan Eropa dikenal pada tahun 6000 SM. Sedangkan dimesir kuno, konon sudah dikenal pemeliharaan sapi pada tahun 8000 SM (Murtidjo, 1990). C. Bangsa-bangsa Adapun sapi yang dihasilkan dari jenis primitif, diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar yang memiliki andil warna genetik sapi, yakni :



3



a. BosSondaicusatauBosBanteng. Sampaisekarangmasihditemukan liar di daerahmargasatwa yang dilindungi di pulauJawa, sepertiPangandaran dan Ujung Kulon dan merupakansumberasli Indonesia (Sastroamidjojo, 1981).Golongan ini adalah sapi-sapi Indonesia. b. BosIndicusatauSapiZebu Sampai sekarang mengalami perkembangan di India, Asia. Yang terkenal di Indonesia adalah sapi brahman dan sapi ongole. Bos Indicus merupakan sapi berpunuk, sapi-sapi dari Bos Indicus menurunkan bangsa-bangsa sapi di daerah tropis (Sastroamidjojo, 1992). c. Bos Taurus atausapiEropa. Sampai sekarang mengalami perkembangan di Eropa. Bos Taurus merupakan bangsa sapi potong maupun sapi perah (Murtidjo, 1990).Golonga Bos Taurus kini telah tersebar diseluruh permukaan bumi, termasuk Indonesia. Ketiga kelompok nenek moyang sapi tersebut, baik secara alamiah maupun karena peran serta manusia melalui hasil perbandingan atau persilangan berhasil mengalami perkembangan yang menurunkan bangsa-bangsa sapi modern, baik tipe potong-perah, tipe potong-kerja, tipe perah maupun tipe potong murni (Bambang,1990). D. Perkembangan sapi potong di Indonesia Perkembangan sapi potong dan kerja di Indonesia belum begitu memadai dan belum begitu maju seperti negara-negara maju. Hal ini terntu saja banyak faktor penyebabnya antara lain: a. Para petani ternak belum memberikan perhatian sepenuhnya, terutama pada segi pemeliharaan, pemberian makan dan bibit yang dipergunakan: 



Baik sapi potong maupun kerja, pemeliharaannya masih merupakan bagian dari usaha pertanian.







Pada umumnya makanan yang diberikan jumlahnya minim dan mutunya pun kurang.







Bibit sapi yang dipakai jelek atau seadanya, karena belum dilakukan seleksi yang terarah.



4



b. Konsumen kurang Di indonesia masih berlaku konsumen musiman. Sebab mereka yang menginginkan atau yang akan membeli daging sapi dalam jumlah yang besar hanya terbatas pada hari-hari besar saja. Diluar hari pemasaran menjadi sepi,sebab daging di pandang sebagai salah satu bahan makanan yang sangat mewah, dan belum disadari bahwa daging sebagai zat pembangun yang mutlak diperlukan tubuh, lebih-lebih untuk anak yang sedang mengalami fase pertumbuhan. c. Konsumen belum bisa menghargai mutu daging Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetehuan mereka baik mengenai menejemen ataupun produksi daging.semua daging dinilai memiliki mutu yang sama karena kelezatannya. Diluar kriteria itu para konsumen tidak pernah memiliki peniaian lain. Mereka tidak bisa membedakan antara mutu daging paha dan leher, antara sekitar punggung dan bahu. E. Produksi Ternak Sapi Di Indonesia sampai saat ini peternak di Indonesia belum bisa memberikan produk seperti ternak sapi di luar negri. Hal ini bisa dimaklumi, karena: a. Sifat pemeliharaannya yang masih tradisional. b. Tidak ada seleksi terarah. c. Belum ada suatu penelitian yang bisa memberikan petunjuk jenis sapi nama yang bisa digemukkan di daerah tropis.



2.2.JENIS TERNAK POTONG Jenis sapi potong terbagi menjadi dua bangsa yaitu: 1. Bangsa subtropis a. Tidak terponok b. Telinganya relatif pendek, kecil, dan bagian ujungnya bulat. c. Ukuran kepalanya pendek, dan dahi lebar. d. Pada sapi dewasa, bawah kulitnya terdapat lapisan lemak yang tebal. e. Garis pinggungnya lurus dan rata. f. Bulunya tebal, panjang dan kasar.



5



g. Cepat menjadi besar, sehingga umur 4 tahun suda bisa mencapai pertumbuhan maksimal. h. Tubuhnya besar, berat badan sapi dewasa dapat mencapai 900 kg. i. Tidak tahan terhadap suhu yang tinggi, relatif lebih banyak minum dan kotorannya basah. j. Tuntutan makanannya relatif lebih baik. Ada beberapa jenis subtropis yang di pelihara di Indonesia: 1. Angus atau Black Angus Nama lengkap sapi ini adalah sapi Aberdeen Angus, yang berasal dari daerah Aberdeen, Scotlandia. Sapi Angus masuk ke Australia tahun 1840. Sapi ini terkenal mutu dan kualitas dagingnya yang baik. Daging sapi ini sangat baik untuk steak sehingga Angus merupakan penghasil utama dari vealers steak dan prime calves. Kelemahannya sapi ini tidak tahan terhadap panas. Sapi pedaging jantan Angus mampu mencapai berat hampie 1000kg, sedangkan betina dewasa memiliki berat 800kg. Ciri-ciri sapi Angus: 



Tubuhnya kuat dan padat(kekar).







Kakinya pendek dan tak bertanduk.







Warna kulit dan bulunya hitam legam.



6



2. Brangus Sapi Brangus merupakan persilangan antara sapi angus dan Brahman tahun 19501960. Tujuan persilangan ini adalah untuk menciptakan genetik angus yang sangat baik sesuai warisan genetik angus yang memiliki daya tahan yang lebih baik dan tidak rewel dengan pakan. Dan juga kualitas dagingnya sangat baik sesuai warisan genetik sapi Angus.



Ciri-ciri sapi Brangus: 



Berwarna hitam kelam







Tidak bertanduk.







Dan tidak peka dengan penyakit mata.



3. Shorthorn Merupakn sapi yang berasal dari inggris. Nama Shorthorn menandakan tanduknya yang pendek, namun



beberapa jenis Shorthorn



ada yang tidak



bertanduk. Ada du macam sapi Shorthron yaitu Poll dan Beef – Shortrhoun . bentuk tubuh sapi Shorthron berukuran sedang, cepat tumbuh dan mempunyai angka reproduktivitas yang tinggi.



7



Ciri-ciri Shorthron: 



Kepalanya pendek, akan tetapi lebar.







Tanduknya pendek mengarah ke samping dan ujungnya mengarah ke depan.







Lehernya pendek dan besar.







Bidang badan samping dan dada rata.







Bahunya lebar, berdaging tebal dan kuat, rusuknya melengkung lebar.







Garis punggungnya lurus sampai pangkal ekor, pinggang lebar.







Tubuhnya besar, badan samping rata.







Warnanya merah tua, sampai warna putih.



4. Hereford Sapi Hereford berasal dari daerah Herefordshire, inggris. Sapi ini dikenal sebagai white face cattle. Terdapat dua jenis sapi hereford, yaitu hereford bertanduk dan tidak bertanduk.herefrod



sebagai sapi yang mempunyai



reproduktivitas tinggi. Tingkat ketahanan dan kemampuan dalam merumpit terbilang baik. Kelemahan sapi ini adalah peka terhadap caplak dan penyakit mata(pink eye).sapi Hereford dimsukkan ke australia tahun 1826.



Ciri-ciri Herefrod: 



Tubuhnya rendah, lebar, dan padat, halus.







Warnanya merah, tetapi mukanya berwarna putih.







Garis bawah dada, bulu ekor dan keempat kakinya mulai dari lutut ke bawah berwarna putih.







Memiliki nafsu makan yang kuat. 8



5. Santa Gertrudis



Sapi ini persilangan dari sapi jantan Brahman dengan sapi betina Shorthorn, dikembangkan pertama kali di King Ranch Texas AS tahun 1943 dan pada tahun 1973 masuk ke Indonesia. Bobot.jantan rata-rata 900.kg dan bobot betina 725.kg.. Berat sapi jantan mencapai 900 kg sedang betina 725 kg. Dibanding sapi Eropa sapi Santa Gertrudis mempunyai toleransi terhadap panas yang lebih baik dan pakan yang sederhana dan tahan gigitan caplak. Ciri-ciri Gertrudis: 



Badan sapi besar dan padat







Seluruh tubuh dipenuhi bulu pendek dan halus







Warna bulu merah kecokltan







Punggung lebar







Dada berdaging tebal







Kepala lebar







Dahi agak berlekuk dan muka lurus







Gelambir lebar berada di bawah leher dan perut







Sapi jantan punuk kecil dan bertanduk.



9



6. Droughmaster



Merupakan persilangan antara betina Brahman dengan jantan Shorthorn, dikembangkan di Australia. Banyak dijumpai di peternakan besar di Indonesia. Sifat Brahman lebih dominan, badannya besar dan otot padat. Warna bulu merah coklat muda hingga merah atau cokelat tua. Pada ambing sapi betina terdapat bercak putih. Contoh gambar sapi Droughmaster .



7. Sapi Simmental



Sapi simental berasal dari Swiss, dipublikasikan pertama kali pada tahun 1806. Pemanfaatan sapi Simental untuk produksi susu, mentega (butter), keju dan daging serta dimanfaatkan untuk hewan penarik beban. Pada awal 1785 parlemen Swiss membatasi ekpor sapi Simental karena mereka kekurangan sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kemudian sapi disebar pada 6 benua. Jumlah sapi Simental diperkirakan sekitar 60 juta ekor. Peternak berkeyakinan sapi hitam



10



mempunyai harga yang lebih baik. Sapi Simental adalah jenis sapi jinak dan mudah untuk dikelola, dan dikenal. Ciri-ciri sapi Simental: 



bulu sapi Simental berwarna kuning, merah dan putih. Pada dewasa ini kebanyakan berwarna hitam.



8. Sapi Limousin



Sapi Limousine merupakan keturunan sapi eropa yang berkembang di Perancis. Tingkat pertambahan badan yang cepat perharinya 1,1.kg. Contoh sapi Limousine tertera pada gambar 15. Bobot sapi jantan 850 kg dan betina 650 kg dengan pola daging yang ekstrim. Sapi yang asli badannya besar dengan tulang iga dangkal, tetapi akhir-akhir ini ukuran sedang lebih disenangi. Sapi jantan beratnya 1000 sd 1400 kg, sedang betina 600-850 kg. masa produktif sapi betina antara 10-12 tahun.Sapi Simental dikembangkan Indonesia tahun 1985 melalui semen beku yang dikawinkan dengan sapi PO. Anak sapi yang berumur 2 bulan pertumbuhannya pesat sekali. Sapi berumur 23 bulan dapat mencapai bobot 800 kg dan pada umur 2,5 tahun mencapai 1.100 kg. Di Jawa sapi Simental dikawinkan dengan sapi Friesian Holstein, untuk mendapatkan sapi yang performasinya lebih baik. Perkawinannya dilakukan dengan cara IB, dimana semen yang di pilih sudah diketahui jenis kelaminnya. Anak simental yang dikehendaki adalah yang jantan, karena jika betina produksi susunya dan dagingnya kurang baik.



11



Ciri- ciri Limousin: 



Ukuran tubuhnya besar dan panjang serta dadanya besar dan berdaging tebal.







Bulunya berwarna merah mulus.







Sorot matanya tajam







kaki tegap







warna pada bagian lutut kebawah berwarna terang.







Tanduk pada sapi jantan tumbuh keluar dan agak melengkung.



Sapi lokal Indonesia 1. Bangsa Tropis Bangsa sapi tropis pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Pada umumnya berponok, kecuali sapi Bali( Bos Sondaicus, Bos Banteng). b. Telinganya relatif panjang, dan pada bagian ujungnya meruncing. c. Kepala panjang, dahi sempit. d. Kulit longgar dan tipis, kurang lebih 5 - 6 mm. e. Gelambir berkembang sempurna, lebar. f. Timbunan lemak, baik dibawah kulit dan pada otot-otonya relatif rendah. g. Garis punggung pada bahu meninggi, tetapi di belakang bahu menurun(cekung), an belakang tulang pinggang bahu menurun(cekung), dan belakang tulang pinggang atau sekitar kemudi meninggi. Di sekitar pangkal ekor atau tungging menurun atau miring. h. Bahu pendek, halus dan rata. i. Kaki panjang, geraknya lincah. j. Pertumbuhan lambat, umur 5 tahun baru bisa mencapai berat maksimal. k. Tubuh sempit dan relatif kecil, produksi susunya rendah. l. Toleransi terhadap jenis makanan yang serat kasarnya tinggi atau pun makanan yang sederhana. m. Tahan terhadap gigitan caplak atau nyamuk.



12



Jenis sapi Tropis antara lain 1. Sapi Ongol Merupakan sapi impor yang berasal dari Madras, India dan sudah banyak dikembangbiakkan di bebagai negara termasuk Indonesia. Sapi ini memiliki pertumbuhan yang tergolong lambat, karena mencapai dewasa lebih dari tiga tahun. Bobot ongole jantan mencapai 600kg,sedangkan yang betina sekitar 300kg.sapi ini pertama kali masuk ke Indonesia tepatnya di Pulau Sumba tahun 1906 dengan tujuan semula untuk dikarantinakan di pulau tersebut, tetapi kemudian dikembangbiakkan terus di pulau tersebut. Hingga tahu 1915 sampai 1929, sudah mulai tersebar luas di luar daerah sumba yang dikenal dengan sapi Sumba Ongole(SO).



Ciri-ciri sapi Ongole: 



Mempunyai warna keputih-putihan







Kepala, leher, dan lutut berwarna gelap terutama pada jantan.







Kulit di sekeliling mata, moncong, dan bulu cambuk berwarna hitam.







Tanduk pendek, mula-mula mengarah ke luar kemudian kebelakang.







Bentuk tubuh besar.







Gelambir longgar menggelantung.







Punuk berukuran sedang sampai besar, terletk tept di atas kepala.



13



2. Sapi PO



Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan persilangan antara sapi Ongole dengan sapi-sapi lokal yg ada di Jawa dan Sumatera. Ponok dan gelambir kelihatannya kecil atau tidak ada sama sekali. Warna bulu sangat bervariasi, tetapi pada umumnya berwarna putih atau putih keabu-abuan. Banyak terdapat di pulau Jawa terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.



3. Sapi Brahman Sapi



Brahman



yang



nama



lengkapya



adalah



sapi



American



Brahman,terbentuk di King Ranch,Texas tahun 1920. Sapi ini di bentuk atas dasar pencampuran



4



bangsa



sapi



India,



yaitu



bangsa



Nellore(Ongole),



Kankrey,Krishna Valley, dan Gir, yang telah di masukkan di India tahun 1905. Sapi ini memiliki sifat yang tahan terhadap panas dan beberapa penyakit parasit dan dapat memanfaatkan jerapi dengan baik. Sapi ini juga mempunyai sifat keindukan yang baik, namun kelemahan dari sapi ini adalah angka reproduktivitasnya yang rendah dan kecepatan pertumbuhannya yang kurang baik. Sapi American Brahman diimpor ke Australi tahun 1933. Kemudian sapi ini disilangkan dengan sapi Herefrod-Shurthorn(HS) menjadi Sapi Brahman Cross(BX). Indonesia banyak mengimpor Brahman maupun Brahman Crossdari australia, baik berupa ternak maupun semen beku. Nama dagang dari sapi.Brahman Cross adalah Australian Comercial Cross(ACC). Sapi ini mampu



14



mencapai berat dan ukuran lebi besar dari Ongole, yaitu dapat mencapai 1 ton atau 1000kg. Dan Brahman betina rata-rata mencapai berat 500kg



. Ciri-ciri sapi Brahman: 



Ponok besar, gelambir dan lipatan kulit yang terdapat dibawah perut berkembang sempurna.







Telinganya panjang dan bergantung.







Matanya besar dan tenang.







Kulit sekitar mata selebar kira-kira 1 cm dan berwarna hitam.







Tanduknya pendek, kadang-kadang hanya bungkul kecil. Tanduk.



4. Sapi Bali.



Asal usul sapi bali adalah banteng (Bos Sondaicus) sapi yang di ternak di Bali dan secara murni dan tanpa campuran dari darah bangsa sapi luar, yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi selama bertahun-tahun. Sapi bali tidak



15



berpunuk. Umumnya, keempat kaki dan bagian pantatnya berwarna putih (Abidin, 2002). Ciri-ciri sapi Bali: 



Bentuk badan padat, dada dalam.







Kepala pendek, dahi datar.







Kulit antara tanduk tidak berbulu atau berbulu tetapi hanya sedikit.







Tanduk agak mengarah ke luar kemudian ke belakang, lalu melengkung ke atas.







Warna coklat-muda, yang jantan agak hitam. Baik yang jantan atau pun yang betina terdapat warnah putih pada bagian pantat mulai dari pangkal ekor melalui paha belakang. Pada keempat kakinya mulai dari lutut ke bawah berwarna putih.







Kaki pendek dan kuat, sehingga mirip kerbau.







Bentuk kuku bagus, celah kuku rapat.







Ekor pendek, pada ujungya berbulu cukup anyak.



5. Sapi Madura



Merupakan sapi keturunan perkawinan silang antara Bos indicus dan Bos sondaicus. Karakteristik Sapi Madura semenjak tahun 1910, pemerintah mengusahakan ternak sapi tersebut secara alami, dengan suatu seleksi yang ketat, sehingga bentuk dan ciri-ciri yang mereka milik seragam. Sapi madura pada saat sekarang telah tersebar ke berbagai daerah di Indonesia, terutama di Jawa Timur.



16



Ciri-ciri sapi Madura: 



Baik jantan maupun yang betina berwarna merah-bata.







Paha bagian belakangberwarna putih, tetapi kaki depan berwarna merahmuda.







Tanduk pendek, ada yang melengkung seperti bulan sabut, tetapi ada yang lurus ke samping kemudian ke atas, atau mengarah kedepan.







Pada yang jantan tubuh bagian depan lebih kuat dari pada bagian belakang, berponok kecil.



2.3.PAKAN TERNAK SAPI POTONG



Keberhasilan suatu usaha ternak apa bila apabila faktor – faktor penunjangnya memperoleh perhatian yang penuh. Salah satu faktor utamanya yaitu makanan, disamping faktor genetik dan manajemen. Pemberian pakan pada ternak harus dilakukan secara kontinu sepanjang waktu. Karna, pemberian pakan yang tidak kontinu akan menimbulkan goncangan terhadap sapi-sapi tersebut sehingga pertumbuhannya terganggu. Hal ini sering terjadi pada sapi-sapi yang dipelihara di daerah tropis sering mengalami kurva naik turun yang sangat tajam. Pada musim penghujan tumbuhan dan pertambahan berat badannya sangat cepat, karena mendapat makanan yang cukup dan memenuhu syarat. Tetapi sebaliknya pada musim kemarau daya cerna hijauan berkurang.hal ini disebabkan oleh hilangnya energi, mineral dan protein. Yang terkandung dalam hijauan akibat kekurangan air.



17



Oleh karena itu para peternak sapi harus berusaha memberikan makanan yang cukup dan memenuhi syarat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh ternak tersebut. Makanan sapi yang memenuhi syarat ialah makanan yang mengandung: protein, karbohidrat, lemak, vitamin-vitamin, mineral dan air. Semua bisa disediaka dalam bentuk hijauan dan konsentrat. Secara garis besarpakan utama ternak sapi terbagi atas : Hijauan dan pakan penguat (konsentrat) dan pakan tambahan (Feed Suplement).



1. Hijauan A. Hijauan Segar



Hijauan adalah makanan hijauan yang diberikan pada ternak dalam keadaan segar. Hijauan merupakan bahan pakan utama ternak sapi penggemukkan dapat berupa rumput baik itu rumput unggul, rumput lapangan dan sebagian jenis leguminosa. Untuk pemberian hijauan makanan ternak dapat diberikan dengan memberikan rumput unggul seperti rumput gajah,karena rumput ini dapat tumbuh dengan cepat,dalam waktu 30-40 hari sudah dapat dipanen, sehingga pemberiannya dapat dilkukan secara rutin. Hal ini dapat dilakukan juga dengan mencampurkan rumput lapangan dengan tanaman leguminosa seperti gamal, kaliandra, turi dan lain-lain yang memiliki gizi tinggi. Hal ini perlu dilakukan karena ketersediaan sangat dipengaruhi oleh musim dan semakin terbatasnya padang pengembalaan disamping itu nilai gizi yang dikandung sangat rendah.



18



B. Hijauan Kering Ialah makanan yang berasal dari hijauan yang dikeringkan, agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak.misalnya jerami dan hay. Jerami ialah hasil ikutan pertanian seperti padi, kacang tanah, kedelai, jagung, dan lain-lain.



C. Silase Silase merupakan hijauan segar yang dipotong-potong dan disimpan dalam silo dengan tujuan diberikan kepada ternak pada waktu hijauan sulit didapatkan. Misalnya tunbuhan jagung,alfalfa, dll.



2. Konsentrat (Makanan Penguat)



Konsentrat adalah campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkapi kekurangan gizi dari hijauan makanan ternak. Terdiri dari bahan pakan dengan



19



kandungan serat kasar rendah dan mudah dicerna berasal dari biji-bijian, hasil ikutan/limbah pertanian dari pabrik pengolahan hasil pertanian dan bahan berasal dari hewan seperti tepung ikan, tepung darah dan lain-lain.



3. Pakan Tambahan (Feed Suplement) Merupakan



pakan



tambahan



yang



berguna



untuk



merangsang



pertumbuhan, mencegah penyakit dan melengkapi ransum pakan ternak. Terdiri antara lain campuran vitamin dan mineral contoh : Premix A, Premix B, Mineral B12 dan lain-lain.



2.3.1. JENIS BAHAN PAKAN TERNAK BERDASARKAN ASALNYA Ternak pencernaannya



ruminansia dapat



termasuk



sapi



sesuai



dengan



mengkonsumsi



lebih



banyak



jenis



kemampuan bahan



pakan



dibandingkan ternak unggas. Bahan pakan ternak dapat digolongkan ke dalam bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, limbah pertanian dan limbah industri .



20



a. Bahan Pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan 1. Rumput-rumputan : Dapat berupa rumput liar (lapangan) atau rumput unggul yang sengaja ditanam seperti : Ilalang, teki rumput gajah, rumput benggala dan lain-lain 2. Daun-daunan :Diantaranya Daun Pisang, Daun Ubi kayu dan Daun Ubi Jalar. Daun pisang dapat diberikan dalam bentuk segar ataupun sisa pembungkusan. Daun pisang sisa pembungkusan dapat diberikan sebagai pakan ternak ruminansia menggantikan daun lamtoro (Urip Santoso dkk, 1984), sebelum diberikan daun pisang ini dibersihkan dan dicuci dahulu. Sebaiknya daun-daun tersebut diberikan langsung agar zat gizi tidak terlalu banyak hilang. Daun Ubi kayu dan Ubi Jalar dapat diberikan dalam bentuk segar sebagai sumber protein dan vitamin B1, B2, C dan Provitamin A. 3. Daun-daun dari jenis kacang-kacangan Daun dari jenis ini mengandung protein dan zat kapur yang tinggi dapat digunakan untuk pakan ternak ruminansia. Diantara jenis daun yang sudah cukup dikenal antara lain : daun turi, daun lamtoro, daun kacang tanah, daun kedelai, daun kacang panjang, daun gamal dan daun kaliandra 4. Umbi-umbian Umbi-umbian dapat diberikan kepada ternak karena selain mengandung protein, vitamin, juga mengendung pati sehingga mudah dicerna. Umbi yang akan diberikan sebaiknya sisa yang tidak dapat dikonsumsi oleh manusia seperti ubi jalar, ubi kayu yang sudah tua dan berserat atau terlalu lama dalam penyimpanan, kentang yang telah keluar tunas-tunasnya dan berbecak hitam dan umbi talas. Untuk tanaman ubi jalar, ubi kayu dan talas sebelum diberikan diberikan kepada ternak sebaiknya dijemur dibawah sinar matahari atau direbus terlebih dahulu.



21



b. Limbah Pertanian Limbah pertanian sebagai pakan ternak terdiri atas jerami untuk yang dan tanaman lainnya yang umum digunakan diantaranya: 1. Jerami padi Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak tidak begitu banyak disebabkan serat kasarnya yang tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi kandungan serat kasar adalah dengan melalui proses amoniasi. 2. Jerami jenis kacang-kacangan Yang sudah banyak dikenal dan digunakan oleh peternak adalah jerami kedelai, jerami kacang hijau dan jerami kacang tanah. Jerami ini mengandung serat kasar lebih rendah dan protein yang lebih tinggi (sekitar 15%) dibandingkan jerami padi. Disamping itu jerami kacang-kacangan sifatnya lebih enak sehingga lebih disukai ternak dibandingkan jerami padi 3. Jerami Jagung Ditinjau dari nilai gizinya jerami jagung lebih rendah dari jerami kacangkacangan, tetapi masih lebih baik dibandingkan nilai gizi jerami padi dan lebih disukai ternak. 4. Jerami Ketela (Ubi) : Ada jenis ubi yang dikenal yaitu ubi kayu dan ubi rambat kandungan gizinya lebih baik dari jerami padi dan umumnya digunakan oleh peternak pada saat musim kemarau mencapai 29-50% dari jumlah pakan. 5. Limbah tanaman lainnya : Limbah pertanian lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan untuk ternak antara lain (Ety Widayati, dkk 1996) antara lain kulit buah nanas (diberikan 15% dari jumlah pakan), biji pepaya (diberikan 15% dari jumlah pakan) dan bungkil kelapa sawit karet (diberikan 20% dari jumlah pakan). Limbah ini dapat diberikan langusng kepada ternak.



22



4. Limbah industri : Yang dimaksud dengan limbah industri ialah limbah dari industri pengolahan tanaman pertanian diantaranya : 1. Dedak Padi Dedak pada biasanya digunakanan sebagai pakan sumber energi bagi ternak ruminansia yang pemberiannya disertai dengan hijauan makanan ternak. Biasanya terbagi atas : 



Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan







Selaput perah (katul) dedak halus yang kaya akan protein, vitamin B1,



mineral



lemak dan mineral 



Dedak kasar adalah kulit gabah halus yang bercampur dengan pecahan lembaga beras dimana daya cernanya rendah



2. Bungkil Kelapa Banyak digunakan karena mudah ditemui dan harganya relatif lebih murah, walaupun kadar proteinnya lebih rendah dibandingkan dengan bungkil lainnya tetapi daya cerna zat-zat lainnya cukup tinggi. 3. Bungkil Kedele Merupakan bahan pakan yang paling baik untuk ternak , mudah dicerna kadar proteinnya tinggi dan kaya akan asam amino essensial dan bila dikombinasikan dengan jagung akan menghasilkan pakan yang baik untuk ternak. Karena kadar lemaknya sangat tinggi sebaiknya pemberian tidak lebih dari 25% dari jumlah pakan konsentrat. 4. Onggok Hasil pembuatan tepung tapioka dan biasanya digunakan sebagai sumber karbohidrat. 5. Ampas Kecap Limbah dari pembuatan kecap mengandung protein yang tinggi disamping kalsium dan fosfor. Ampas kecap dapat diberikan langsung sebagai pakan ternak sampai jumlah 20% dari ransum. Penambahan 5% ( Etty, dkk 1996) sudah dapat memberikan kenaikkan berat badan ternak.



23



6. Ampas Tahu Dengan kandungan protein, lemak, kalsium dan fosfor yang tinggi sebagaimana ampas kecap ampas tahu dapat diberikan dalam jumlah yang cukup tinggi sampai 25% serta dapat diberikan langsung ke dalam pakan ternak. Ternyata begitu bayak bahan-bahan disekitar kita yang dapat dijadikan pakan (makanan) untuk ternak sapi khususnya sapi yang digemukkan. Untuk setiap pengenalan bahan baru sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit sampai ternak terbiasa. Apabila terjadi perubahan pada ternak (mencret, pertambahan berat badan yang cenderung turun dll) hentikan pemberian karena ada kemungkinan



pemberian



sudah



melampaui



batas



kemampaun



untuk



mengkonsumsi suatu bahan.. (Harmaini) 2.4.PERKANDANGAN Perkandangan Usaha peternakan, termasuk sapi potong tidak lepas dari masalah pembuatan kandang. Tujuan pembuatan kandang tersebut adalah untuk melindungi ternak terhadap gangguan dari luar yang merugikan, misalnya: gangguan terik matahari, hujan, dan angin kencang.Pembuatan kandang harus diusahakan bisa memberi rasa nyaman dan tentram bagi ternak yang di pelihara, sebab kenyamanan kandang sangat menunjang proses biologis ternak yan bersangkutan. 1. Dasar Perencanaan Kandang Sapi Menjadi dasar perancangan bangunan kandang sapi adalah: a. Bangunan Kandang Harus Sesuai Dengan Tuntutan Hidup Ternak Sapi termasuk hewan berdarah panas, yang didalam keadaan normal suhu tubuhnya 38-390C. Suhu ternak tersebut secara alami selalu dipertahankanterusmenerus sehingga dengan adanya peristiwa lingkungan yang selalu berubah, misalnya perubahan suhu antara siang dan malam, dan perubahan suhu panas dan dingin, hewan akan bereaksi untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal. Dalam perencanaan bangunan kandang yan harus diperhatikan adalah:



24



1. Iklim setempat Perbedaan iklim terjadi terutama antara musim kemarau atau hujan, siang atau malam, suhu dataran rendah(pantai) dan pegunungan, bagian timur yang lebih kering dan barat yang lebi basah. Atas dasar inilah rancangan bangunan kandang sapi di daerah pantai akan berbeda dengan daerah gunung. Untuk ini Ventilasi sangan berperan penting untung mengatur pertukaran udara di dalam kandang.



Kandang Terbuka



Kandang tertutup 2. Kontruksi Kontruksi kandang yang dibangun dengan perencanaan dan teknis yang benar akan menjamin kenyamanan hidup ternak, sebab bagunan kandang sangat erat hubungan dengan ternak.Kontruksi bangunan kandang yang benar adalah kontruksi yang dirancang sesuai dengan iklim setempat, jenis tenak dan tujuan usaha peternakan itu sendiri. Maka dalam hal kontruksi bangunan kandang yang perlu diperhatikan ialah:



25







Tinggi bangunan Kandang di daerah dataran rendah dan pantai dibangun lebih tinggin dari



pada di pegunungan. Hal ini dimaksudkan agar udara panas di dalam ruangan lebih bebas bergerak atau berganti. 



Atap Berfungsi untuk menutup bangunan kandang



bagian atas agar ternak



terhindar dari air hujan dan terik matahari serta menjaga kehangatan sapi dimalam hari. 



Kemiringan atap Bertujuan agar air hujan bisa meluncur lancar, sehingga dimusim hujan air



tidak masuk kedalam ruangan kandang. Demikian pula bayangan atap harus diatur minimal 11/2 m, sehingga sinar matahari dan tampias dari tepi kandang tidak mengganggu ternak yang berada di dalam kandang 



Ventilasi kandang. Kebutuhan ventilasi kandang di dataran rendah harus dibuat lebih lebar dn



banyak dari pada dataran tinggi/pegungan. Sebab dataran rendah biasanya udaranya lebih panas dari pada pegunungan. 



Lantai kandang Lantai kandang, baik lantai tanah, adkan semen,aspal, batu-batu, dan



sebagainya, harus dibuat agak sedikit miring. Kemiringan lantai cukup dibuat 5 cm saja. Kemiringan ini bertjuan agar air kencing sapi tidak berentih dan bercampur dengan kotoran dan tilam(beeding) yang di pakai sebagai alas ternak sehingga kesehatan sapi tetap terjamin. 



Ukuran luas kandang Luas kandang perekor 1,5 m x 1,8 m = 2m2.



3. Bahan bangunan Bahan bangunan seperti atap, kerangka bangunan, dinding, lantai dan sebagainya bisa ipilih secara bebas. Namun semuanya tidak boleh meninggalkan prinsip kenyamanan ternak dan segi ekonomis.



26



b. Bangunan Harus Sesuai Dengan Tujuan Peternakan Bangunan kandang sapi tidak terlepas dari tuntutan kehidupan ternak dan tujuan dari usaha peternakan itu sendiri. Oleh karna itu, bangunan kandang harus menunjang tatalaksana dan kesejatan terna. 1. Tatalaksana Bangunan kandang yang benar akan sangat membantu peternakan dalam hal:a) memberi makanan dan inuman;b) mengontrol makanan yang dihabiskan;c) mengikuti pertubuhan ternak;d) mengontrol kesehatan ternak. 2. Kesehatan Ternak sapi yang dipiara didalam kandang tidak mudah mengotori lingkungan, sebab kotoran dan air kencingnya muda dibersihkan, kemudian dibuang dan dikumpulkan di tempat khusus didlam tempat penampungan. 1. TILAM (BEDDING) Adalah alas lantai kandang yang terdiri dari jerami kering atau berupa rumput sisa makanan. Bedding ini sangat baik untuk sapi yang dipiara didalam kandang secara terus menerus. 2. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KANDANG Kandang akan lebih sempurna apabila dilengkapi dengan peralatan kandang seperti: tempat makan da minum. Disamping perlengkapan tempat makan dan minum perlu dilengkapi juga dengan peralatan atau perlengkapan lain yang menunjang tatalaksna usaha peternakan antara lain; 



Alat kebersihan seperti : Krans, sekop sapu dan keretadorong kecil untuk membuang kotorn ketempat penampungan.







Rak dari papan, yang dibuat khusus untuk menghindari lantai menjadi becek.







Kereta dorong untuk megangkut mankanan penguat dari gudang makanan ke gudang.



27



2.5.PENYAKIT TERNAK SAPI POTONG Penyakit merupakan ancaman yang harus diwaspadai peternak. Walaupun serangan penyakit tidak langsung mematikan ternak, tetapi dapat merusak citra, menimbulkan



masalah



kesehatan



yang



berkepanjangan,



menghambat



pertumbuhan, dan mengurangi pendapatan atau keuntungan. Untuk mengetahui sapi sakit secara umum bisa dilakukan dengan memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku. Pencegahan terhadap penyakit sapi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain pemilihan sapi bakalan yang betul-betul sehat. Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan. Mengusakan lantai kandang selalu kering. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk. Pemilihan lokasi dan kandang yang memenuhi syarat. Pemberian pakan yang baik. Vaksinasi dan pengobatan (Darmono, 1993). Tindakan higiene meliputi usaha kebersihan lingkungan kandang, seperti lantai yang bersih dan kering, drainase sekitar bangunan kandang yang baik, pengapuran dinding kandang yang teratur, pengaturan ventilasi kandang yang sempurna, dan mampu membentengi dari serangan berbagai jenis infeksi penyakit. Kebersihan sapi harus pula diikuti dengan kebersihan kandang. Karena frekuensi pemberian pakan, terutama hijauan, pada penggemukan sapi relatif tinggi maka kotoran sapi yang dikeluarkan oleh sapi itu cukup banyak pula. Kebersihan kandang harus selalu dijaga, kotoran sapi harus selalu dibuang pada tempat yang telah disediakan. Genangan- genangan air di dalam kandang harus dikeringkan dan diupayakan tidak ada lalat dan serangga pengganggu lainnya yang dapat mengganggu sapi dan kandang. Vaksinasi pada sapi yang di gemukkan perlu pula dilakukan terutama pada penyakit-penyakit yang menular.( Siregar, 2002). Penyakit pada sapi potong yaitu: 1. Anthrax 2. Penyakit Mulut dan Kuku 3. Penyakit Ngorok



28



4. Radang Paha 5. Brucellosis 6. Tetanus 7. Penyakit TBC(Tubersulose) 8. Radang Kuku(FootRot) 9. Cacing H 10. Dan Perut kembung.



29



BAB III PENUTUP



1.1. Kesimpulan Peranan ternak, terkhusus sapi potong tidak bisa dipisahkan alam pembangunan dewasa ini. Dengan ternak potong kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan, kebutuhan gizi tercukupi, dan kelestarian alam terjaga. Namun saat ini, ternak sapi Indonesia belum bisa memerikan produksi seperti diluar negri. Hal ini bisa dimaklumi, karena sifat pemeliharaan yang masih tradisional, belum ada seleksi terarah, belum ada seleksi terarah, dan belum ada suatu penelitian yang bisa memberikan petunjuk mengenai jenis sapi yang tepat digemukkan di daerah tropis. 1.2. Saran Untuk mengejar produksi ternak yang baik, para peternak harus meninggalkan cara-cara lama beralih ke caracara pemeliharaan baru. Selain itu makanan, merupakan faktor penentu utama disamping faktor penentu utama disamping faktor genetik dan manajemen.



30



DAFTAR PUSTAKA



AAK. 1998. Petunjuk Beternak Kelinci. Yayasan Kanisius. Yogyakarta. Abidin, Zainal. 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka. Jakarta. Blakely, J and David.H.Bade. 1992. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta. Murtidjo, B.A. 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius Yogyakarta. Sastroamidjojo .S.M. 1983. Ternak Potong dan Ternak Kerja. CV. Yasaguna. Jakarta.



31