Laporan Magang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GAMBARAN PROGRAM PROLANIS DENGAN KASUS DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2020



LAPORAN MAGANG



Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah



Peminatan Promosi Kesehatan



Oleh M.Rizal Mantovani NIM.2017.D.01.016



PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP TAHUN 2021



GAMBARAN PROGRAM PROLANIS DENGAN KASUS DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2020



Oleh M.Rizal Mantovani 2017.D.01.016



Laporan Magang ini telah diperiksa oleh Pembimbing Magang dan telah disetujui untuk diseminarkan Palangka Raya, 2021 Menyetujui, Pembimbing Lapangan



Pembimbing Institusi



Ritha Yuni, S.ST NIP 1973 1203 1992 12 2001



Lensi Natalia Tambunan, SST ., M.Kes NIDN 1111128601



Mengetahui, KUP PS Sarjana Kesehatan Masyarakat



Lensi Natalia Tambunan, SST ., M.Kes NIDN 1111128601



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas Rahmatnya sehingga saya mampu menyelesaikan laporan magang di UPT Puskesmas Jekan Raya Kota Palangka Raya Tahun 2021. Sebagai sarana informasi untuk mengetahui hasil pelaksanaan upaya pelayanan Puskesmas Marina Permai selama tahun 2020. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah magang, dengan tersusunnya laporan ini bisa lebih memahami dan memperluas pengetahuan. Saya menyadari banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini, oleh sebab itu, saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan lapor ini dan agar menjadi pelajaran dikemudian hari. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bagi yang lainnya. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.



Palangka Raya, 11 Februari 2021



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Ruang Lingkup BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) 2.1.1 Definisi Prolanis 2.2 Tujuan Diabetes Melitus 2.2.1 Pengertian Diabetes Melitus 2.2.2 Gejala Diabetes Melitus 2.2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus 2.2.4 Faktor risiko Diabetes Melitus 2.2.5 Pemata Laksanaan Terapi Nutrisi Medis 2.2.6 Pencegahan Diabetes Melitus ( DM ) 2.2.7 Pencegahan Premodial



2.2.8 Pencegahan Primer 2.2.8.1 Penyuluhan 2.2.8.2 Latihan Jasmani 2.2.8.3 Perencanaan Pola Makan 2.2.9



Pencegahan Sekunder



2.2.10 Pencegahan Tersier BAB III HASIL KEGIATAN 3.1 Gambaran Umum Puskesmas 3.2 Rencana Strategi 3.2.1 Visi 3.2.2 Misi 3.2.3 Motto 3.2.4 Tata Nilai 3.3 Kegiatan Yang dilakukan di UPT Puskesmas Jekan Raya 3.4 Struktur Organisasi Institusi 3.5 Struktur Organisasi Bidang/Bagian/Unit Magang 3.6 Kegiatan Magang 3.7 Kegiatan/Permasalahan/Program Fokus Magang 3.7.1 Kegiatan 3.7.2 Permasalahan 3.7.3 Porgram Fokus Magang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan



4.1.1 Teori Andersen 4.2 Teori/Konsep promosi Kesehatan Pada Diabetes Melitus 4.2.1



Advokasi



4.2.2



Pemberdayaan Masyarakat



4.2.3



Porgram Prolanis



4.2.4



Bina Sauna



4.2.5



Kemitraan



4.3



Penangganan Penyakit Tidak Menular di UPT Puskesmas Jekan Raya



4.4



Perbandingan Teori/ Konsep dengan Praktik strategi Penanganan



Diabetes melitus BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



DAFTAR TABEL Tabel 3.1



Jumlah penduduk Kelurahan Petuk katimpun



Tabel 3.2



10 Besar penyakit di UPT Puskesmas Jekan raya



DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1



Peta Wilayah kerja UPT Puskesmas Jekan Raya



Gambar 3.2



Denah UPT Puskesmas Jekan Raya



Gambar 3.3



Struktur Organisasi Insitusi



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Magang adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang berhubungan dengan bidang ilmu Kesehtan Masyarakat, terutama sesuai dengan bidang peminatannya, melalui metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada instansi/unit kerja tempat magang, baik milik pemerintah maupun swasta atau lembaga lain yang relevan. Melalui pelaksanaan magang diharapkan para Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) lulusan Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan EKA HARAP memiliki bekal pengalaman dan keterampilan yang bersifat akademik dan profesional sehingga lebih kompetensi atau mampu bersaing dalam dunia kerja yang ada. Berdasarkan hal tersebut penulis di tempatkan magang di Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya. Pada periode magang tahun 2021 ini dilaksanakan pada instansi yang terkait dengan kesehatan, yakni Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah. Puskesmas yang dimaksud sebagai institusi tempat magang penulis, yaitu wilayah kerja UPT Puskesmas jekan Raya Kota Palangka Raya. Berdasarkan pengertian magang di atas, kegiatan magang ini sangat penting sebagai bagian dari proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan mengidentifikasi, merumuskan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi alternatif pemecahan masalah khusunya masalah kesehatan masyarakat yang muncul di wilayah kerja UPT Puskesmas Jekan Raya Kota Palangka Raya dalam hal ini untu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Masalah DM ( Diabetes Melitus) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara seluruh dunia. Diabetes melitus merupakan serangkaian gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak



memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik absolut maupun relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (Infodation, 2014; Sarwono, dkk, 2017) Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakkit kronis yang semakin banyak jumlah penderitanya. Penyakit ini adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah karena produksi insulin yang terganggu sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan produksi insulin dalam tubuh (Tarwoto,2012). Sering kali penderita diabetes tidak menyadari kalau dirinya mengidap diabetes melitus dan ketika mereka sadar, sudah terjadi komplikasi. Hal inilah yang menyebabkan penyakit diabetes melitus (DM) sering disebut dengan silent killer. Berdasarkan data di wilayah kerja UPT Puskesmas Jekan Raya Kota Palangka Raya penderita diabetes melitus (DM) menunjukan angka tertinggi ke TIGA yaitu 351 kasus pada tahun 2020, . Mulai dari usia 15 tahun hingga usia >75 tahun baik itu laki – laki atau perempuan. Meningkatnya angka kasus penyakit diabetes melitus (DM) di karenakan kurangya pemahaman masyarakat dan kebiasaan pola hidup yang tidak sehat Maka dari itu untuk menekan jumlah kenaikan kasus diabetes melitus (DM) di wilayah kerja UPT Puskesmas Jekan Raya Kota Palangka Raya dengan melakukan Program PROLANIS bekerja sama dengan BPJS melaksanakan kegitan setiap hari sabtu dengan kegiatan cek gula darah sewaktu ( GDS ) dan Senam Diabetes Melitus ( DM ) dan Hipertensi (HT) ,Edukasi 1x Sebulan. 1.2 Tujuan 1.1.1 Tujuan Umum Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, peserta magang telah mampu dan terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Sarjana Kesehatan Masyarakat STIKES Eka Harap, serta memperoleh gambaran mengenai tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta dan mengetahui manajemen program PROLANIS di UPT Puskesmas Jekan Raya. 1.1.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus program magang ini adalah : 1. Mengetahui Gambaran program PROLANIS di UPT Puskesmas Jekan raya 2. Mengetahui Perencanaan program PROLANIS di UPT Puskesmas Jekan raya



3. Mengetahui Pelaksanaan program PROLANIS di UPT Puskesmas Jekan raya 4. Menegtahui Pengawasan program PROLANIS di UPT Puskesmas Jekan raya 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai perilaku dan sikap masyarakat berhubungan dengan kurangya pemahaman masyarakat dan kebiasaan pola hidup yang tidak sehat di wilayah kerja UPT Puskesmas Jekan Raya Kota Palangka Raya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis)



2.1.1 Definisi Prolanis Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi. Program Prolanis melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan. Prolanis ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis agar dapat mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien (BPJS Kesehatan, 2014). Sasaran dari program ini adalah seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis (diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi) dengan tujuan untuk mendorong peserta yang menyandang penyakit kronis agar mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke FKTP memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 sesuai Panduan Klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit. Kegiatan Prolanis menargetkan penyandang penyakit diabetes melitus tipe 2 dikarenakan penyakit tersebut dapat ditangani ditingkat primer dan agar mencegah terjadinya komplikasi (BPJS Kesehatan, 2014). 2.2



Diabetes Melitus (DM) Adapun penyakit tidak menular yang akan menjadi topik dalam pembahasan



laporan magang yang disusun oleh penulis kali ini, ialah penyakit Dabetes Melitus (DM). 2.2.1



Pengertian DM Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginyan keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine atau mrupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya.



Diabetes melitus adalah suatu kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal atau hiperglikemia karena tubuh tidak bisa mengeluarkan atau menggunakan hormon insulin secara cukup. Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. (Smeltzer & Bare, 2002). 2.2.2



Gejala DM Gejala yang muncul pada penderita diabetes mellitus diantaranya: 1. Poliuri (banyak kencing) Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar gula darah sampai di atas 160-180 mg/dl. Kadar glukosa darah yang tinggi akan dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi kadar glukosa darah maka ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak. Akibatnya penderita diabetes sering berkemih dalam jumlah banyak. 2. Polidipsi (banyak minum) Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita akan merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum. 3. Polifagi (banyak makan) Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin mengelola kadar gula dalam darah sehingga penderita merasakan lapar yang berlebihan. 4. Penurunan Berat Badan Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi lain dalam tubuh seperti lemak.



2.2.3



Klasifikasi DM Klasifikasi etiologis diabetes menurut American Diabetes (Association, 2018) dibagi dalam 4 jenis yaitu : 1. Diabetes Melitus Tipe 1 DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c-peptida yang



jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis. Faktor penyebab terjadinya DM Tipe I adalah infeksi virus atau rusaknya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan karena reaksi autoimun yang merusak sel-sel penghasil insulin yaitu sel β pada pankreas, secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pada tipe I, pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Penderita DM untuk bertahan hidup harus diberikan insulin dengan cara disuntikan pada area tubuh penderita. Apabila insulin tidak diberikan maka penderita akan tidak sadarkan diri, disebut juga dengan koma ketoasidosis atau koma diabetic. 2. Diabetes Melitus Tipe 2 Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa. Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relatif sel β pankreas dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β pankreas tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya,artinya terjadi defensiesi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Gejala pada DM tipe ini secara perlahan-lahan bahkan asimptomatik. Dengan pola hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan olah raga secara teratur biasanya penderita brangsur pulih. Penderita juga harus mampu



mepertahannkan berat badan yang normal. Namun pada penerita stadium akhir kemungkinan akan diberikan suntik insulin. 2.2.4



Faktor Resiko Diabetes Melitus 1. Usia Terjadinya DM tipe 2 bertambah dengan pertambahan usia (jumlah sel β yang produktif berkurang seiring pertambahan usia). 2. Berat Badan Berat badan lebih BMI >25 atau kelebihan berat badan 20% meningkatkan dua kali risiko terkena DM. Prevalensi Obesitas dan diabetes berkolerasi positif, terutama obesitas sentral Obesitas menjadi salah satu faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (retensi insulin). Semakin banyak jaringan lemak dalam tubuh semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh terkumpul di daerah sentral atau perut. 3. Riwayat Keluarga Orang tua atau saudara kandung mengidap DM. Sekitar 40% diaebetes terlahir dari keluarga yang juga mengidap DM, dan + 60% - 90% kembar identic merupakan penyandang DM. 4. Gaya Hidup Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditujukkan dalam aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji (junk food), kurangnya berolahraga dan minum-minuman yang bersoda merupakan faktor pemicu terjadinya diabetes melitus tipe. Penderita DM diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang pengetahuan tentang bagaimanan pola makan yang baik dimana mereka mengkonsumsi makanan yang mempunyai karbohidrat dan sumber glukosa secara berlebihan, kemudian kadar glukosa darah menjadi naik sehingga perlu pengaturan diet yang baik bagi pasien dalam mengkonsumsi makanan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.



2.2.5



Penatalaksanaan Terapi Nutrisi Medis TNM (Terapi Nutrisi Medis) merupakan bagian penting dari penatalaksanaan DMT secara komprehensif. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas



kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM (Terapi Nutrisi Medis) sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap penyandang DM (Diet Melitus). 1. Diet DM (Diabetes Melitus) Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Penyandang DM (Diabetes Melitus) perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri. Komposisi Makanan yang dianjurkan terdiri dari : 1) Karbohidrat a) Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi. Terutama karbohidrat yang berserat tinggi. b) Pembatasan karbohidrat total