Laporan Observasi Drainase Wil. Tugu Muda [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN OBSERVASI DRAINASE KOTA WILAYAH TUGU MUDA



Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan Dibuat oleh : Akhid Aditia Rudiansyah (5101412008) Madya Widianto (5101412025) Rizki Kuriniadi (5101412026) Tegar Imam Mustaqim (5101412029)



Universitas Negeri Semarang 2015



KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Saya Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil observasi drainase perkotan di wilayah tugu muda semarang. Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Nur Qudus, S.Pd. M.T, selaku dosen pengampu mata kuliah drainase



pertkotaan. 2. Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan



laporan ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.



Semarang, 25 Mei 2015



Kelompok



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………. DAFTAR ISI………………………………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… A. Latar Belakang……………………………………………………………... B. Rumusan Masalah………………………………………………………….. C. Metode Observasi………………………………………………………….. BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F.



Gambaran Umum Lokasi.............................................................................. Definisi Drainase………………………………………………………….. Fungsi Drainase............................................................................................ Jenis –jenis Drainase.................................................................................... Pola Jaringan Drainase................................................................................. Hasil Observasi............................................................................................



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………………… B. Saran………………………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. LAMPIRAN……………………………………………………………………… 1. Foto dokumentasi 2. Gambar CAD



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Hal ini menjadikan



kota



Semarang sebagai



pusat



kegiatan



pemerintahan,



pendidikan, pariwisata, perdagangan, dan permukiman. Kedudukan kota Semarang tersebut menuntut adanya fasilitas memadai yang menunjang keamanan,



kenyaman,



dan



bebas



dari



banjir



maupun



genangan



air.



Bertambahnya jumlah penduduk kota semarang menyebabkan pesatnya perkembangan kota, sekaligus menyebabkan bertambahnya jumlah permukiman. Alih fungsi lahan menjadi permukiman tersebut mengakibatkan berkurangnya resapan air ke dalam tanah sehingga limpasan air permukaan meningkat. Selain itu, Peningkatan jumlah penduduk juga menyebabkan meningkatnya debit limbah, dan berpotensi besar mengurangi sepadan saluran (eksploitasi lahan untuk pemukiman). Rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan dapat dijumpai dengan dibuangnya sampah ke saluran drainase. Sampah pada saluran menyebabkan menurunnya efektifitas saluran. Bahkan di beberapa tempat, saluran terputus akibat ditimbun oleh masyarakat. Pada daerah



d a t a r,



kecepatan



aliran



rendah



sehingga



m u d a h t e r j a d i p e n g e n d a p a n p a d a d a s a r saluran. Hal – hal tersebut merupakan



beberapa



penyebab



saluran



drainase



tidak b e r f u n g s i



secara maksimal. Itu ditandai dengan sering terjadi genangan a i r d i beberapa tempat di wilayah Sekitar Tugu Muda. Untuk menanggulangi masalah tersebut diantaranya dapat dilakukan dengan menganalisis saluran drainase mulai dari daerah pola aliran,dimensi saluran, tebal endapan, profil saluran, dan sebagainya yang terkait dengan efektifitas saluran dan kebutuhan drainase. D a l a m l a p o r a n i n i , d a e r a h ya n g d i a m a t i ya i t u d a e r a h jalan sekitar tugu muda semarang.



B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang muncul berdasarkan latar belakang di atas adalah 1. Apa itu drainase?



2. Apa saja fungsi drainase? 3. Apa saja jenis –jenis drainase? 4. Apa saja pola jaringan drainase? 5. Bagaimana kondisi saluran drainase yang ada diwilayah sekitar tugu muda semarang, termasuk pola aliran, dimensi saluran, tinggi muka air dll.



C. Metode Observasi Dalam observasi yang kami lakukan diwilayah tugu muda semarang, kami memilih metode terjun di lapangan dan mengamati. Sebelum kami terjun langsung ke lapangan, kami mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam metode tersebut, termasuk mempersiapkan informasi apa saja yang akan didapat dilapangan.



BAB II PEMBAHASAN



A. Gambaran Umum Lokasi Lokasi observasi terletak di wilayah tugu muda semarang. Tugu Muda Semarang terletak di tengah persimpangan Jalan Pandanaran, Jalan Mgr



Soegijapranata, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda dan Jalan Dr. Sutomo. Sebelah Utara tugu ini ini terdapat Gedung Pandanaran yang kini menjadi perkantoran Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Di sebelah Timur terdapat Lawangsewu, di sebelah selatan berhadapan dengan Museum Mandala Bhakti, dan sebelah barat terdapat Wisma Perdamaian yang merupakan rumah dinas gubernur Jawa Tengah.



B. Definisi Drainase Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Suripin (2004), drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.



C. Fungsi Drainase Fungsi/kegunaan dari sistem drainase, antara lain: 1. Membebaskan suatu wilayah terutama yang padat pemukiman dari genangan air erosi dan banjir. 2. Karena aliran lancar, maka drainase juga berfungsi memperkecil resiko kesehatan lingkungan bebas dari malaria dan penyakit lainnya. 3. Kegunaan tanah pemukiman padat akan menjadi lebih baik karena terhiindar dari kelembaban. 4. Dengan sistem yang baik, tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga memperkecil kerusakan-kerusakan tanah, bentuk jalan, dan bangunanbangunan lainnya.



D. Jenis –jenis Drainase 1. Menurut sejarah terbentuknya a. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang terbentuk secara alami dan tidak ada unsur campur tangan manusia.



b. Drainase buatan , yaitu sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit akibat hujan dan dimensi saluran. 2. Menurut letak saluran a. Drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air b.



limpasan permukaan. Drainase bawah tanah (sub surface drainage), yaitu saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang,



taman, dan lain-lain. 3. Menurut fungsi a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis b.



air buangan saja. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.



4. Menurut konstruksi a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya



direncanakan



hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) b.



ataupun dengan pasangan bata. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Siste ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar lain.



E. Pola Jaringan Drainase



Pola jaringan drainase terdiri dari enam macam, yaitu: 1. Siku Digunakan pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi daripada sungai. Sungai sebagai saluran pembuangan akhir berada di tengah kota. 2. Paralel Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri. 3. Gridiron Digunakan untuk daerah dengan sungai yang terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dahulu pada saluran pengumpul. 4. Alamiah Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar. 5. Radial Digunakan untuk daerah berbukit, sehingga pola saluan memencar ke segala arah. 6. Jaring-jaring Mepunyai saluran-saluran pembuangan yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi datar.



F. Hasil Observasi Lapangan Dari hasil observasi yang kami lakukan pada tanggal 22 mei 2015 di sekitar kawasan tugu muda semarang dapat kami temukan beberapa saluran drainase yang ada dijalan Pandanaran, Jalan Mgr Soegijapranata, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda dan Jalan Dr. Sutomo yang kondisinya tidak baik atau tidak terawat. Banyak sampah yang menumpuk disaluran drainase yang berada dijalan –jalan sekitar tugu muda semarang.



Gambar . Peta Saluran drainase wil. tugu muda semarang Berikut saluran drainase yang kami amati : 1. Saluran Drainase Jl. HOS. Cokrominoto dekat Pasar Bulu



Gambar 1 . Anggota tim sedang melakukan pengukuran saluran Dari hasil pengamatan kami, saluran drainase yang berada di Jl. HOS. Cokrominoto dekat pasar bulu yang masih berada dikawasan tugu muda semarang kondisinya tidak baik, aliran air tidak mengalir dengan lancar, banyak sampah yang berserakan, dan tanah endapan yang tebal sehingga mengurangi daya tampung saluran yang dapat mengakibatkan luapan air ke badan jalan. Dari pengukuran yang kami lakukan dilapangan dapat kami catat dimensi saluran yang berada di Jl. HOS. Cokrominoto ini



berukuran 60x60 cm dengan bentuk persegi serta klasifikasi saluran terbuka 2. Saluran Drainase di Jl. Imam Bonjol



Gambar 2. Anggota tim sedang melakukan pengukuran saluran drainase Dari hasil pengamatan kami, saluran drainase yang berada di Jl. Imam Bonjol dekat Gedung Wisma yang masih berada dikawasan tugu muda semarang kondisinya tidak baik, dengan aliran air yang tersendat/tidak lancar yang itu semua akibat dari banyaknya sampah yang



yang



menyumbat aliran drainase, dan endapan yang tebal sehingga mengurangi daya tampung saluran yang dapat mengakibatkan luapan air apabila terjadi hujan lebat. Dari pengukuran yang kami lakukan dilapangan dapat kami catat dimensi saluran yang berada di Jl. Imam bonjol ini berukuran 80x100 cm dengan bentuk segiempat serta klasifikasi saluran terbuka dan tertutup. 3. Saluran Drainase di Jl. Satria Utara dekat lawang sewu



Gambar 3. Kondisi saluran drainase yang berada di jl. Satria utara



Dari hasil pengamatan kami dilapangan, saluran drainase yang berada di Jl. Satria Utara dekat Lawang Sewu yang masih berada dikawasan tugu muda semarang kondisinya cukup baik, dengan aliran air yang cukup lancar, namun masih terdapat sampah yang berserakan yang berasal dari limbah masyarakat dan kondisi volume air yang tidak terlalu banyak. Dari pengukuran yang kami lakukan dilapangan dapat kami catat dimensi saluran yang berada di Jl. Satria Utara ini berukuran 550x200 cm dengan bentuk segiempat serta klasifikasi saluran terbuka dan tertutup.



4. Saluran Drainase/Kalisari di Jl. Dr. Soetomo depan Gereja Katedral



Gambar 4. Kondisi Saluran drainase/ Kalisari yang berada di Jl. Dr. Soetomo Dari hasil pengamatan kami dilapangan, saluran drainase/kali sari yang berada di Jl. Dr. Soetomo depan gereja katedral yang masih berada dikawasan tugu muda semarang kondisinya tidak baik/tidak terawat, dengan aliran air yang tidak lancar/tersendat yang itu semuanya akibat dari buangan sampah masyarakat sekitar yang menghambat laju aliran air yang dapat ditemui di gorong –gorong dekat pos polisi, serta kondisi volume air yang tidak terlalu banyak, banyak tumbuhan liar yang dibiarkan tumbuh yang member kesan tidak terawatt dan endapan tanah yang cukup tebal yang dapat mengurangi kapasitas tampungan air ketika terjadi hujan deras.



Aliran drainase yang berada di Jl. Dr. Soetomo/Kalisari yang melewati gereja katedral dan menyeberang



ke sebelah lawang sewu menuju



pecinan, berlanjut ke kali berok depan kota lama menuju kampong melayu dan akhirnya ke laut. Dari pengukuran yang kami lakukan dilapangan dapat kami catat dimensi saluran yang berada di Jl. Dr. Soetomo ini berukuran 12x2.5 m dengan bentuk trapesium serta klasifikasi saluran terbuka dan tertutup. 5. Saluran Drainase di Jl. Dr. Soetomo dekat Museum



Ga mbar 5. Kondisi saluran drainase yang berada di Jl. Dr. Soetomo Dari hasil pengamatan kami dilapangan, saluran drainase yang berada di Jl. Dr. Soetomo yang masih berada dikawasan tugu muda semarang kondisinya cukup baik, dengan aliran tenang dan masih terdapat sampah yang mengapung di tepi tepi saluran, serta kondisi volume air yang tidak terlalu banyak, dan endapan tanah yang cukup tebal yang dapat mengurangi kapasitas tampungan air ketika terjadi hujan deras. Dari pengukuran yang kami lakukan dilapangan dapat kami catat dimensi saluran yang berada di Jl. Dr. Soetomo ini berukuran 400x150 cm dengan bentuk trapesium serta klasifikasi saluran terbuka.



Dari 5 drainase, hasil pengamatan kami dilapangan belum tampak kondisi drainase yang baik, masih banyak terdapat kekurangan yang terjadi seperti hambatan sampah yang menumpuk sehingga aliran air tidak lancer/tersendat dan tebalnya endapan tanah yang akan dapat mengakibatkan kurangnya daya tampung air. Untuk ukuran saluran yang berada di kawasan tugu muda semarang beragam mulai dari 60x60 cm sampai 12x2.5 m, serta klasifikasi saluran didominasi saluran terbuka dan tertutup.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Drainase mempunyai



arti



mengalirkan, menguras, membuang, atau



mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pada masa tertentu akan mengalami keadaan berlebih, sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia. Selain itu, semakin kompleksnya kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah berupa air buangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya, dan dengan adanya keinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan hidup maka manusia mulai berusaha untuk mengatur lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimannya dari air berlebih dan air buangan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan sistem drainase yang baik serta perlunya pengendalian sampah sehingga aliran air lancar.



B. Saran Sistem drainase harus terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendalian banjir, dan lain-lain.



DAFTAR PUSTAKA http://www.academia.edu/9450496/Sistem_Drainase_Perkotaan



LAMPIRAN 1. Foto Dokumentasi Observasi



Gambar 1. Anggota tim sedang melakukan pengukuran saluran drainase di Jl. HOS. Cokrominoto dekat pasar bulu



Gambar 2; Kondisi saluran drainase di Jl. Imam Bonjol



Gambar 3. Kondisi saluran drainase di Jl. Satria Utara dekat lawang sewu



Gambar 4. Kondisi saluran drainase di Jl. Dr. Soetomo depan gereja katedral



Gambar 5. Kondisi saluran drainase di Jl. Dr. Soetomo



Gambar 6. Anggota TIM sedang mengukur saluran



Gambar 7. TIM sedang melanjutkan pengamatan ke saluran lain