Laporan Observasi Man 3 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Widya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta



didik



agar



menjadi



manusia



yang



beriman



dan



bertakwa



kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar. Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak. Dikemukakan pada PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, siswa tidak hanya dituntut untuk membuktikan tetapi dituntut pula untuk dapat menemukan suatu konsep. Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan



dengan baik.



Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium, tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Dan untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium, perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah laboratorium di SMK Negeri 3 Medan sudah sesuai dengan kriteria laboratorium standar, maka dilakukan observasi ini.



1



1.2



Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari obsevasi yang dilakukan di Madrasah Aliyah



Negeri 3 Medan adalah sebagai berikut : 1. Apakah laboratorium Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan digunakan secara 2.



optimal? Apakah kendala-kendala yang dihadapi untuk mengadakan praktikum di



3.



laboratorium Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan? Bagaimana desain tata ruang dan pengolahan laboratorium Madrasah Aliyah



4.



Negeri 3 Medan? Bagaimana penggunaan alat dan bahan di laboratorium Madrasah Aliyah



5.



Negeri 3 Medan? Bagaimana pemeliharaan dan perbaikan alat praktikum di laboratorium



6.



Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan? Apakah kondisi laboratorium Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan sudah sesuai dengan kriteria laboratorium standar?



1.3



Tujuan Adapun tujuan dilakukannya observasi di MA Negeri 3 Medan adalah



sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui ke optimalan penggunaan laboratorium di laboratorium 2.



MA Negeri 3 Medan. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi untuk mengadakan



3.



praktikum di laboratorium MA Negeri 3 Medan. Untuk mengetahui desain, tata ruang dan pengelolahan laboratorium MA



4.



Negeri 3 Medan. Untuk mengetahui



5.



laboratorium MA Negeri 3 Medan. Untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan dan perbaikan alat praktikum di



6.



laboratorium MA Negeri 3 Medan. Untuk mengetahui kondisi laboratorium MA Negeri 3 Medan sudah sesuai



bagaimana



penggunaan



alat/bahan



praktikum di



atau belum dengan kriteria laboratorium ideal.



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Hasil Observasi Laboratorium Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan



2



Dalam metodelogi penelitian dijelaskan bahwa pelaksanaan observasi mempunyai kebebasan untuk memiliki metode guna memperoleh suatu data. Maka dengan demikian memecahkan metodologi sangat diperlukan dalam rangka mengumpulkan data untuk memecahkan suatu masalah sehingga dapat menyusun laporan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dalam pengamatan ini penulis menetapkan langkah–langkah sebagai berikut : 



Tempat dan Waktu Observasi Observasi dilakukan di sekolah Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan yang



beralamatkan di Jln. Perjuangan No.99, Timbang Deli, Medan Amplas, Kota Medan, Prov. Sumatera Utara. Observsi dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Februari 2019, pukul 10.00 s/d 13.00 WIB. 



Subyek Observasi Subyek observasi ini adalah pengelola Laboratorium MA Negeri 3 Medan.



Laboratorium di MA Negeri 3 Medan memiliki 1 Laboratorium.. Hal- hal yang akan menjadi titik perhatian adalah kelengkapan alat dan bahan laboratorium, kelengkapan administrasi laboratorium, tata kelola laboratorim, kepengurusan laboratorium, kegiatan pengelolaan perawatan dan perbaikan, dan pelaksanaan seluruh kegiatan laboratorium. 



Sumber Data Berkaitan dengan subyek observasinya yaitu Laboratorium MA Negeri 3



Medan, maka sumber datanya ialah kondisi laboratorium, kelengkapan alat dan bahan laboratorium, serta kegiatan yang dilakukan di Laboratorium MA Negeri 3 Medan yang dapat diamatai langsung oleh observer.







Teknik dan Alat Pengumpulan Data







Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dilakukan adalah observasi dan wawancara. Observasi dalam



penelitian ini adalah observasi langsung yaitu pengamat melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat keadaan dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Observasi dilakukan ketika laboratorium sedang digunakan,



3



sehingga pengamat dapat melihat secara langsung bagaimana keadaan laboratorium ketika digunakan. Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam observasi ini penelitian lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu indra penglihatan. Observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaiknya observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subyek yang diteliti. 



Alat Pengumpulan Data Adapun alat/ instrumen yang digunakan dalam observasi ini ialah :  Lembar observasi  Buku dan alat tulis\  Daftar Inventaris Alat dan Bahan Laboratorium  Kamera



2.2



Aspek Menejemen Penanganan dan Penataan Laboratorium atau yang lebih umum dikenal



dengan manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola semua perangkat laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium. Suatu manajemen laboratorium yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi laboratorium yang baik pula. Pengelolaan laboratorium secara umum meliputi aspek: a)



Perencanaan Proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang harus



dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. 4



b)



Penataan Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di



laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat / bahan tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan. Yang harus diketahui sebelum melakukan penatan: mengenali alat dan fungsinya, mengenali sifat bahan, kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian,



keperangkatan,



nilai/harga



alat,



kualitas



alat



tersebut



dan



kelangkaannya, bahan dasar penyusun alat, bentuk dan ukuran alat serta bobot/berat alat. Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat- alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah. Alat-alat untuk percobaan biasanya dikumpulkan menurut golongan percobaannya. Alatalat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri ditempat khusus. c)



Pengadministrasian Pengadministrasian



laboratorium



dimaksudkan



adalah



suatu



proses



pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan,



pada



makalah



pengadministrasian sarana prasarana



laboratorium



ini



yang



dan



akan



prasarana.



bertujuan:



dibahas



lebih



lanjut



Pengadministrasian



mencegah



mengenai



sarana



dan



kehilangan/penyalahgunaan,



memudahkan operasional dan pemeliharaan, mencegah duplikasi/overlapping permintaan alat serta memudahkan pengecekkan. d)



Pengamanan, Perawatan Dan Pengawasan Aspek ini merupakan aspek yang membutuhkan personalia untuk



menjalankannya. Untuk memenuhi aspek ini, biasanya laboratorium di sekolah terdapat berbagai personil yaitu: kepala sekolah, wakasek bidang sarana, wakasek bidang



kurikulum, penanggung



jawab



teknis



laboratorium,



koordinator



laboratorium, dan laboran. Untuk mengelola laboratorium yang baik kita harus mengenal perangkatperangkat apa yang harus dikelola. Semua perangkat-perangkat laboratorium ini



5



jika dikelola secara optimal, akan memberikan optimalisasi manajemen lab yang baik. Dengan demikian manajemen lab itu adalah suatu tindakan pengelolaan yang komplek dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang (lab-lay-out) sampai dengan semua perangkat-perangkat penunjang lainnya. Tenaga yang bertanggung jawab secara langsung dalam pengelolaan laboratorium IPA adalah :  Kepala Sekolah  Kepala lab/koordinator lab  Pengelola lab (semua guru IPA dan laboran) 1.



Deskripsi tugas kepala sekolah:  Memberi tugas kepala laboratorium/koordinator laboratorium untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium.  Memberikan bimbingan, pengarahan, monitoring, dan evaluasi kepada tenaga-tenaga yang bertugas di laboratorium  Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA untuk memanfaatkan sarana laboratorium dalam kegiatan belajar mengajar IPA.  Menyediakan dana untuk keperluan operasional laboratorium IPA.



2.



Deskripsi tugas kepala/coordinator laboratorium:  Bertanggung jawab penuh atas kelengkapan administrasi laboratorium IPA.  Bertanggung jawab atas kelancaran penggunaan laboratorium IPA.  Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan bahan yang dibutuhkan.



3.



Deskripsi tugas pengelola laboratorium (Guru dan laboran) Bagi sekolah yang tidak memiliki tenaga laboran maka pekerjaan ini harus



dikerjakan oleh guru  Mengerjakan administrasi laboratorium.  Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan dalam KBM IPA.  Bertanggung jawab atas kebersihan ruangan dan alat laboratorium.  Memperbaiki alat-alat yang rusak atau tidak berfungsi.  Membuat LKS. Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan, diperoleh hasil dari data status sekolah bahwa Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan belum menerapkan aspek managemen dengan cukup baik. Hal ini dikarenakan pada sekolah tersebut tidak memiliki kepala lab/ koordinator lab, 6



hanya dikelolola oleh pengelola lab atau guru. Laboran tersebut tidak luput dari pengelolaan laboratorium yang merupakan kegiatan untuk menggerakkan sekelompok orang, keuangan, peralatan, fasilitas, dan atau segala fisik objek lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal. Juga adanya merjasama yang baik antar anggota yang berperan di dalamnya.



2.3



Aspek Administrasi Pengadministrasian merupakan suatu proses pedokumentasian seluruh



sarana dan prasaran serta



aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan



pengadaan alat dan bahan, pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai pengadministrasian sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan. Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium bertujuan: 1.



Mencegah kehilangan / penyalahgunaan



2.



Memudahkan operasional dan pemeliharaan



3.



Mencegah duplikasi /overlapping permintaan alat



4.



Memudahkan pengecekan Untuk keperluan administrasi diperlukan beberapa format yang terdiri atas:



Format A



: Data ruangan laboratorium



Format B1 : Kartu barang Format B2 : Daftar barang Format B3 : Daftar penerimaan/pengeluaran barang Format B4 : Daftar usulan/permintaan barang Format C1 : Kartu alat Format C2 : Daftar alat Format C3 : Daftar penerimaan/pengeluaran alat Format C4 : Daftar usulan/permintaan alat Format D1 : Kartu zat Format D2 : Daftar zat Format D3 : Daftar penerimaan/pengeluaran zat Format D4 : Daftar usulan/permintaan zat



7



Teknik administrasi laboratorium sering kali dilakukan secara manual, namun akan lebih mudah apabila menggunakan bantuan komputer. Dan berdasarkan hasil observasi yang di lakukan, Madrasah Aliyah Negeri 3 masih melakukan administrasi secara manual. 1.



Pengadministrasian Ruangan Laboratorium Setiap laboratorium harus memiliki petunjuk yang menggambarkan tata



letak laboratorium dan juga keadaan ruangan yang ada, seperti jaringan listrik, jaringan air dan jaringan gas. Ruangan-ruangan tersebut harus tercatat namanya, ukuran, dan kapasitas dalam Format A. Sesuai penjelasan diatas, berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, pengadministrasian ruangan laboratorium di Madrasah AliyahNegeri 3 Medan sudah diterapkan cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari petunjuk yang diberikan di laboratorium untuk menunjukkan lokasi tersebut.



Gambar 2.1 Penunjuk Letak Laboratorium



2.



Pengadministrasian Fasilitas Umum Laboratorium Fasilitas umum laboratorium yang dimaksud adalah barang-barang yang



merupakan perlengkapan laboratorium. Barang-barang yang termasuk ke dalam kategori ini seperti:  Alat pemadam kebakaran  Perlengkapan P3K  Mebeler  Blower / Exhaust Fan  Instalasi air  Instalasi listrik, dll. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan, mengenai Pengadministrasian Fasilitas Umum Laboratorium dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari ketersediaannya alat-



8



alat tersebut diatas. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar dibawah. Akan tetapi untuk gambar P3K karena keterbatasan dokumentasi.



(1)



(4)



(2)



(3)



(5)



(6)



Gambar 2.2 (1) dan (2) d Exhaust fan; (3)Instalasi air; (4)Instalasi listrik;



3.



Pengadministrasian alat dan zat Alat yang dimaksudkan adalah alat-alat yang di gunakan untuk pelaksanaan



praktikum. laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik. Fasilitas khusus contohnya meja siswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain. Pengadministrasian alat dan bahan berguna untuk memudahkan pengecekan, pengadaan, dan pertanggungjawaban, meliputi pengadministrasian alat dan



9



laboratorium yang perlu dicatat dalam pengadministrasian alat/bahan adalah nama, jumlah, ukuran, merk dan tempat penyimpanan, nomor kode/katalognya. Perangkat pengadministrasian alat dan bahan:  Buku inventaris.  Kartu stock.  Bendelan format permintaan/peminjaman.  Kartu/buku daftar alat/bahan yang rusak.  Kartu reparasi.



(1) Gambar 2.3 (1) Daftar Bon Alat ;



Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan, disediakannya kumpuan bundelan bon alat. Pada bundelan bon alat, berisi daftar-daftar alat sebelum dan sesudah digunakan. Namun belum dilakukan dengan baik, dikerenakan bon alat hanya di pegang oleh pengelola lab yaitu guru bidang studi biologi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari laboran dan kepala laboratorium, perolehan alat atau bahan yaitu dengan cara kiriman/droping dari pemerintah. Dan sebelum dilakukan pengusulan pengadaan alat dan bahan, perlu dipikirkan hal-hal berukut: 



Percobaan apa yang dilakukan.



10



   



Alat dan bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi yang jelas). Apakah dana tersedia. Prosedur pembelian Pelaksanaan pembelian. Prosedur pengadaan alat dan bahan biasanya dimulai dengan penyusunan



daftar alat dan bahan yang akan dibeli. Daftar pengususlan diperoleh dari usulan masing-masing guru IPA/ pengelolan laboratorium. Daftar alat dan bahan yang akan dibeli dibuat berdasarkan program semester/program kegiatan laboratorium. (1)



(2)



(3)



Gambar 2.3. (1,2) Ruang penyimpanan bahan; (3) lemari penyimpanan alat



2.4



Aspek Lay-Out 11



Bangunan atau tata letak laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Apabila memungkinkan, ruangan laboratorium sebaiknya terpisah dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untuk menghindari terganggunya proses belajar mengajar di kelas yang dekat dengan laboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik suara atau bau yang ditimbulkan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum



membangun



laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain, dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan dengan lokasi sumber air. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan mempermudah tindakan lainnya. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang utama, dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa melakukan praktikum. Ruangan pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahanbahan yang dipakai dalam praktikum. Ruang penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaanya tidak setiap saat. Selain ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruanagan gelap, ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruangan administrasi/staf. Penyimpanan alat-alat di dalam gedung tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam. Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruangan persiapan. Contohnya apabila luas lantai 100 m2, 70-80 m2 digunakan sebagai ruang utama praktikum. Suatu laboratorium yang perlu diingat adalah bahwa ruang-ruang penunjang laboratorium tersebut tidak mutlak harus ada atau tempat serta fasilitas-fasilitas lainnya. Supaya cahaya matahari langsung tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan laboratorium dan untuk mencegah masuknya air hujan, maka disekelilingnya laboratorium hendaknya diberi selokan yang luas lebih kurang 20% dari luas seluruh laboratorium.



12



(1)



(2)



(2) (4) Gambar 2.5. (1) Pintu masuk laboratorium; (2) Ruang Penyimpanan alat dan bahan; (3,4) Ruamg Laboratorium. Selama ini pengelolaan laboratorium di beberapa sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal tersebut sangat disayangkan



dan



merugikan.



Banyak



faktor-faktor



yang



menyebabkan



bergesernya laboratorium sebagai tempat untuk mengamati, menemukan, dan memecahkan suatu masalah manjadi ruang kelas ataupun gudang, antara lain : 1.



Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah.



13



2.



Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran IPA. Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah dianggap membebani



3. 4.



sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya. Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran. Belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat peraga Kit IPA sehingga menyulitkan bagi pusat kegiatan guru untuk menjalankan fungsi pembinaannya kepada para guru (Emha, 2002). Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum dan



Inspektorat Jendral, Laboratorium yang pemanfaatan dan pengelolaannya sebagai sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: 1.



Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai.



2.



Kurang



memadai



baik



secara



kualitas



maupun



kuantitas



tenaga



3.



laboratorium. Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum



4.



diadakan kembali Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen.



2.5



Aspek Pendukung Laboratorium Lainnya



2.5.1 SOP dan K3 Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah maupun non-pemerintah, usaha maupun non-usaha, berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Menurut penjelasan menteri pendayagunaan aparatur negara (Permenpan No.PER/21/MPAN/11/2008), manfaat SOP secara umum bagi organisasi adalah: 1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.



14



2.



SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan



dalam pelaksanaan proses sehari-hari. 3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab khusus dalam melaksanakan tugas. 4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan. 5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk cepat melakukan tugasnya. 6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik. 7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari. 8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan. 9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi. Adapun upaya untuk menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. 1.



Penataan dan penyimpanan alat dan bahan didasarkan pada:  Keadaan laboratorim yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan alat dan bahan.  Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan



2.



digapai, keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya. Keadaan alat dan bahan berdasarkan keadaannya:  Alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan.  Bahan atau zat tersebut dapat dikelompokkan pada jenis bahan (fasa,wujud zat,sifat asam basa dari zat), seberapa bahaya bahan tersebut, dan seberapa



3.



sering bahan tersebut digunakan. Langkah-langkah penyimpanan:  Bersihkan ruang dan penyimpanan alat dan bahan.  Periksa data ulang alat dan bahan yang ada.



15



 Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan.  Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas 4.



laboratorium, keadaan alat dan bahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat penyimpanan alat yaitu:  Bahan dasar pembuatan alat.  Bobot alat.  Kepekaan alat terhadap lingkungan.  Pengaruh alat yang lain.  Kepekaan perangkat alat dalam suatu set. Berdasarkan hasil observasi K3 yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri



3 Medan belum berjalan dengan baik, dikarenakan tidak ada tertera peraturan sebelum masuk Lab, tidak ada instruksi penggunaan alat dan bahan. 2.5.2 Pengolahan Limbah Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan, mengenai masalah pengolahan limbah masih menjadi permasalahan yang belum sepenuhnya terselesaikan. Karena limbah dari praktikum itu sendiri, seperti larutan yang bersisa atau setelah praktikum masih dibuang dalam saluran pembuangan, dan limbah padat masih ditangani hanya dengan membuang di tempat sampah. Belum ada tindakan lebih lanjut mengenai permasalah limbah yang ditimbulkan setelah praktikum selesai dilaksanakan. Dari hasil observasi, masih banyak aspek yang harus lebih diperbaiki lagi dan lebih dikelola kembali agar mendapat hasil yang maksimal dan bisa memperoleh kesejajaran dengan laboratorium yang berstandar daei segala aspek, dan tidak hanya dilihat dari satu aspek saja.



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan : Berdasarkan hasil observasi diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain:



Laboratorium Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan belum memenuhi aspek yang 16



telah ditetapkan. Seperti halnya dari aspek manejemen, aspek administrasi, Hal ini masih diperlukannya perbaikan lebih lagi agar mendapatkan pengadministrasian yang baik dan sesuai dengan laboratorium standar. Begitupula dengan aspek layout dan lainnya, agar kinerja dan penggunaan laboratorium lebih maksimal dan layak untuk digunakan. 3.2



Saran Agar terpenuhinya laboratorium yang berstandar di sekolah Madrasah



Aliyah Negeri 3 Medan, diperlukannya evaluasi mengenai semua aspek yang mendukung sebagai penunjang kelayakan suatu laboratorium. Tidak hanya terfokus pada satu aspek saja dan lebih mendahului aspek tersebut dibandingkan dengan yang lainnya. Juga diupayakan lebih memikirkan masalah untuk mengolah atau menangani masalah penanganan limbah, karena limbah juga termasuk masalah yang serius.



Daftar Pustaka Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan ke-8 Rineka Cipta, Yogyakarta. Djupri Padmawinata, Habiburrahman, Rangke L. Tobing, arosa Purwadi, S. Dirjosoemarto, Iswojo PIA. 1983. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, DIKTI. fisika. (Diakses pada tanggal 25 Februari 2019) Hadi, L., (2008), Pengelolaan Lab Bagian 4 (Administrasi Fasilitas Di Laboratorium),http://www.psb-psma.org/content/blog/pengelolaan-lab-



17



bagian-4-administrasi-fasilitas-di-laboratorium, Oktober 2011 tanggal 25 Februari 2019) Hadi,



(diakses



S.P., (2001), Dimensi Lingkungan Perencanaan Yogyakarta; Gajah Mada University Press.



tanggal



16



PembangunanF.



Harsono. (2013). Desain Laboratorium Fisika. Diakses Melalui http:// blog. tp.ac. id/macam-macam-laboratorium (Diakses pada tanggal 25 Februari 2019 http:// physicslaboratory. blogspot.com/2012/03/desain-laboratorium-IPA. Bandarlampung: Universitas Lampung Kalijaga,S.,(2010), Laboratorium Terpadu UIN. http://integratedlaboratory.uinsuka.ac.id/ (diakses tanggal 16 Oktober 2011) Nyeneng, I Dewa Putu. (2011). Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium Pengembangan Pendidikan UGM Rahayuningsih, Edia. (2005). Pembelajaran di Laboratorium.Yogyakarta: Pusat Sekolah-Pengertian-dan-Fungsi.html (diakses tanggal 25 Februari 2019) Sitorus, M., dan Sutiani, A., (2013), Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soemanto, I., (1990), Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia. Sugiarto, B., (2008), Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium Kimia, http:// bowo. blogspot. com. (diakses tanggal 25 Februari 2019).



18