LAPORAN PASAK Fasich [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1 RESUME KASUS BIDANG KONSERVASI PASAK GIGI



Disusun Oleh : Mochamad Fasich Baihaqi, S.KG G4B016038



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI PURWOKERTO 2020



2 BAB I TINJAUAN PUSTAKA



Gigi pasca perawatan saluran akar banyak mengalami kehilangan struktur mahkota gigi yang dapat disebabkan karena karies, trauma dan perawatan saluran akar. Hal ini memungkinkan gigi pasca perawatan saluran akar tidak memperoleh suplai nutrisi yang berakibat pada rapuhnya mahkota, sehingga diperlukan retensi berupa pasak (dowel) masuk ke dalam saluran akar dan inti (core) untuk mendukung retensi. Pasak merupakan restorasi permanen pasca perawatan saluran akar yang butuh retensi berupa pasak (post/dowel) pada saluran akar dan inti (core) sebagai pengganti struktur dentin pada mahkota gigi. Tujuan pembuatan mahkota pasak yaitu mempertahankan restorasi gigi atau sebagai retensi core dan melindungi struktur gigi yang tersisa (proteksi) sehingga penyebaran beban merata (Tarigan, 1994). Bagian pasak dibagi menjadi tiga jenis, yaitu 1. Pasak (dowel) Bangunan yang terbuat dari logam atau bukan logam (pasak fiber, resin komposit) yang dimasukkan ke dalam saluran akar untuk menambah retensi dan resistensi serta meneruskan tekanan-tekanan yang diterima gigi merata sepanjang akar. 2. Inti (core) Bangunan yang merupakan bagian supragingiva yang menggantikan sebagian atau seluruh struktur koronal gigi yang hilang untuk menjadi dukungan bagi mahkota tiruan penuhnya. Bentuk seperti mahkota gigi yang sudah dipreparasi, yang dapat terbuat dari logam, resin komposit atau semen ionomer kaca yang bertujuan menggantikan struktur gigi (mahkota) yang lemah oleh karena kontinuitas jaringan dentin terputus. Inti dapat diklasifikasikan berdasarkan banyaknya jaringan mahkota yang digantikan yaitu : a. Inti sebagian, inti yang menggantikan sebagian jaringan mahkota gigi yang rusak atau hilang. b. Inti penuh, inti yang mengggantikan seluruh jaringan mahkota gigi yang rusak atau hilang.



3 3. Mahkota Bagian yang menutupi pasak inti agar tetap seperti gigi asli, dapat berupa mahkota tuang, mahkota pigura, mahkota selubung. a b c d Gambar 1. (a) Crown (b) Post and Core (c) akar gigi guttap



(d) Sisa pemotongan



(Kay, 2016)



A. Indikasi Menurut Septiman (2011) indikasi pasak adalah 1. Gigi yang telah dirawat endodontik, dengan struktur mahkota gigi yang tersisa kurang dari setengah atau sisa struktur jaringan gigi yang tidak memadai untuk mendukung restorasi direct. 2. Untuk memperbaiki inklinasi 3. Telah dilakukan perawatan saluran akar dengan obturasi 1/3 bagian apikal dalam keadaan baik. 4. Jaringan periodontal sehat. B. Kontraindikasi Menurut septiman (2011) kontraindikasi pasak adalah 1. Jika terdapat tanda-tanda kegagalan endodontik seperti penutupan apikal seal, dan kualitas obturasi yang buruk, inflamasi aktif, adanya fistula atau sinus dan perkusi positif. 2. Jika ada crack horizontal dibagian akar gigi. 3. Gigi terdapat beban oklusi yang berat seperti bruxism. 4. Dinding bagian saluran akar tipis.



4



C. Macam-Macam Pasak Beberapa jenis pasak diantaranya yaitu 1. Aktif dan pasif a. Pasak aktif merupakan pasak yang terbuat dari pabrik dengan desain threaded dan bisa self threaded atau pretapped. Saat menempatkan post self threaded, thread dari pasak mengikut ke dalam dinding dentin. Penggunaan post ulir aktif, seperti sekrup dentatus, terkait dengan tekanan yang meningkat dan dapat menyebabkan terjadinya fraktur akar, terutama dengan desain meruncing yang menghasilkan efek “wedging” tambahan ke dalam ruang pasak. Sistem pasak yang pretapped menggunakan perangkat pretapping untuk mengikat ke dinding dentin sebelum pasak disementasi. b. Pasak pasif merupakan pasak yang terbuat dari custom, atau prefabricated. Pasak pasif retensinya kurang dan tidak mengikat ke dalam dinding dentin, serta tidak menyebabkan fraktur karena regangannya kurang dimasukkan ke dalam akar, sehingga mengurangi risiko fraktur akar. Permukannya biasanya halus atau bergerigi dan bentuknya bisa meruncing atau sejajar. Secara umum pararel, pasak bergerigi dan bentuknya bisa meruncing atau sejajar (Kay,2016). 2. Fabricated post atau pasak buatan sendiri Pasak buatan sendiri dapat dicor dari pola yang dibuat secara langsung (direct) dalam mulut pasien atau pola yang dibuat di laboraturium (indirect). Teknik langsung (direct) yang menggunakan inlay wax, autopolimerizing resin atau light polymerized resin direkomendasikan untuk akar tunggal dengan akses klinis yang mudah, sedangkan teknik indirect lebih tepat untuk akar ganda atau akses yang sulit. a. Indikasi : 1) Sisa akar kurang ≤ 1/3 arah servikal 2) Diameter saluran akar besar > 1/3 diameter akar 3) Mahkota gigi pasca perawatan saluran akar yang sudah rusak dan tidak dapat lagi direstorasi dengan mahkota jaket atau inlay 4) Sebagai abutment GTC dan GTS b. Kontraindikasi : 1) Kesehatan umum tidak baik



5 2) Gigi berakar pendek (lebih pendek dari panjang mahkota dan tipis) 3) Pasien dengan bad habit (Ridmawati, 2012). c. Keuntungan 1) Lebih adaptif 2) Dapat digunakan pada saluran akar yang sangat tapered,oval dan gigi dengan akar ganda yang pararel. d. Kekurangan 1) Dapat terjadi kesalahan pengecoran sehingga meningkatkan resiko fraktur pasak 2) Membutuhkan lebih banyak waktu untuk prosedur laboraturium (Stock dkk., 2004). 3. Prefabricated post atau pasak siap pakai atau pabrikan Bentuk pasak prefabricated ada beberapa jenis yaitu tapered, paralel, serrated (tajam) dan threaded (ulir). Pasak threaded merupakan pasak yang retentif diikuti oleh pasak pararel sided serrated post. Keuntungan menggunakan pasak ready made adalah mudah, cepat, murah, kuat dan retentif, tetapi penggunaannya sangat selektif, apabila bentuk pasak dan saluran akar tidak sesuai akan terjadi korosi (Suprastiwi,2004).



Gambar 2.



Macam-Macam



Desain Pasak A. Smooth tapered, B. Tapered seratted, C.Threaded tapered, D. Smooth parallel sided,



E.



Serrated,



Parallel



Sided,



F.



Threaded, Parallel Sided. (Suprastiwi, 2004).



Pasak siap pakai merupakan pasak yang sudah jadi dibuat di pabrik jenisnya antara lain: a. Pasak yang tidak mempunyai inti Pasak berupa batangan pasak yang tersedia dalam berbagai macam bentuk dan diameter serta dapat dipotong menurut kebutuhan.



6



Gambar 3. Pasak tidak mempunyai bentuk inti b. Pasak dan inti ada dalam satu kesatuan, yang tersedia dalam berbagai macam bentuk dan ukuran.



Gambar 4 Pasak inti dalam satu kesatuan (Stock, dkk., 2004). Keuntungan dari prefabricated post yaitu : a. Pasak siap pakai yang terbuat dari logam memiliki keunggulan kekuatan, karena dapat dihindari kesalahan pengecoran logam yang mengakibatkan kelemahan pasak. b. Pasak yang terbuat dari keramik, glass dan woven fiber mempunyai keunggulan estetik dibandingkan pasak yang terbuat dari logam. Kekurangannya antara lain : a. Pasak yang terbuat dari logam terdapat resiko terjadinya korosi, diskolorisasi akar, kebocoran mikro, dan fraktur akar terutama pada pasak yang berbentuk pararel.



7 b. Pasak yang terbuat dari carbon fiber berwarna hitam, sehingga dapat merusak estetik mahkota tiruan. Bahan pasak dapat dibuat secara pabrikan maupun individual (custom). Bahan dengan buatan pabrik diperlukan seleksi sebelumnya untuk menyesuaikan bentuk saluran akar, sedangkan pasak individual dapat dibuat sesuai dengan pola saluran akar, pasak individual dapat dibuat sesuai dengan pola yang telah dicetak pada saluran akar pasien. Menurut Rosentiel dkk (2001), bahan yang umumnya digunakan sebagai pasak gigi baik pabrikan maupun individual diantarannya yaitu : a. Pasak Logam Pasak dengan bahan logam diantaranya, yaitu platinum-emas-palladium (Pt-Au-Pd), nikel chromium (Ni-Cr), cobalt chromium (Co-Cr) atau stainless steel dan titanium. Pasak logam mempunyai modulus elastisitas yang berbeda dengan dentin sehingga tekanan yang jatuh pada gigi akan terkonsentrasi dan dapat menimbulkan fraktur, serta struktur partikel yang memanjang, sehingga lebih kaku. Bahan lain yang juga sering digunakan untuk bahan baku pasak adalah orden yang memiliki kandungan copper zinc aluminium (Cu-Zn-Al) dengan modulus elastisitas sekitar 80,22 GPa. Pasak logam cenderung menyebabkan hipersensivitas logam pada beberapa individu tertentu, yaitu berupa reaksi alergi. Kekurangan lain, yaitu dapat terjadinya korosi logam yang dapat menyebabkan pigmentasi sampai terjadinya kanker. b. Pasak fiber Seperti karbon fiber, gelas fiber dan woven fiber (polietilen). Pasak jenis fiber ini mengandung susunan fiber yang bergantung pada orientasi, panjang, dan kuantitasnya sehingga bahan yang dihasilkan memiliki modulus elastisitas seperti dentin tetapi tidak terlalu kuat karena lebih fleksibel dan bentuk diameter terbatas karena berupa pasak jadi. Pasak fiber berbahan karbon berwarna kehitaman, sehingga tidak estetik, terutama apabila digunakan pada gigi anterior. Pasak gelas fiber memiliki sifat translusensi yang dapat memaksimalkan tampilan estetik mahkota dan mudah dilepas dari saluran akar, sehingga mudah untuk dilakukan perawatan kembali. c. Pasak Keramik



8 Pasak keramik, seperti zirkonia, alumina dan silika memiliki kekuatan tinggi dan estetik yang cukup memuaskan. Prosedur stabilisasi dengan elemen material lainpun akan menghasilkan mekanisme transformation yang dapat menghambat terjadinya crack propagation atau penjalaran retakan. d. Pasak berbasis resin Pasak berbasis resin, seperti autopolymerizing atau light polymerized resin, serta komposit dapat digunakan untuk pembuatan pasak secara langsung dengan saluran akar tunggal. Pasak berbasis resin ini pun dapat diperlukan fiber yang digabungkan dengan inti komposit. Kekuatannya bergantung pada bahan penguatnya, baik jumlah, panjang maupun kualitas beban yang diterimanya (Annusavice, 2003). D. Syarat-Syarat Keberhasilan Pasak Keberhasilan suatu mahkota pasak, harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut (Kay, 2016). 1. Pengisian saluran akar yang lengkap, hermentis, sampai ke ujung akar. 2. Pada akar tidak boleh terdapat peradangan periapikal. 3. Jaringan pendukung harus dalam keadaan sehat. Tidak terdapat resorbsi tulang alveolar baik vertikal maupun horizontal. 4. Jaringan akar masih padat, keras dan dinding saluran akar cukup tebal. 5. Posisi gigi lawan dalam segala kedudukan rahang bawah menyediakan tempat yang cukup bagi inti dan mahkota jaket 6. Pada gigi yang mengalami apikoektomi rasio panjang akar dengan dowel crown harus seimbang. E. Prinsip Pasak Hal-hal yang harus diperhatiakan dalam pembuatan pasak 1. Panjang pasak panjang pasak sebaiknya sama panjang dengan mahkota klinis gigi yang direstorasi. Panjang pasak maksimal yang ideal sering sukar dicapai. Disarankan bahwa panjang pasak sebaiknya paling sedikit sama dengan panjang mahkota yang sedang direstorasi, apabila hal ini tidak memungkinkan, maka panjang pasak harus diperpanjang sampai



9 dengan 5 mm dari ujung apeks. Panjang pasak harus dibuat sedemikian rupa sehingga meninggalkan minimal 3 mm dari bahan pengisi saluran akar pada apeks untuk mempertahankan integritas penutupan saluran akar. Pasak harus cukup panjang untuk mencegah terjadinya stress internal yang berlebihan pada akar dan panjangnya harus panjang sedikit setengah panjang akar yang didukung oleh tulang alveolar (Cheung, 2005). 2. Diameter dan bentuk pasak Pasak dengan dinding sejajar bergurat-gurat mempunyai retensi 4,5 kali lebih besar dibandingkan pasak berbentuk kerucut. Penelitian ini juga menemukan bahwa penambalan pada panjang atau diameter pasak hanya akan meningkatkan retensi sebesar 30% sampai 40% (Cheung, 2005). 3. Dinding-dinding pasak harus sejajar mungkin 4. Bentuk pasak mengikuti bentuk saluran akar 5. Pasak harus terletak sesuai dengan sumbu panjang akar meskipun bagian inti pasak dapat menyimpang kea rah lain untuk kepentingan estetik 6. Pemakaian prinsip ferrulle Ferrulle dapat didefinisikan sebagai suatu cincin logam atau topi yang diletakkan diujung , untuk menambah kekuatan. Efek ini digunakan pada preparasi pasak dalam bentuk kontrabevel melingkari gigi (circumferential contrabevel). Kontrabevel ini menguatkan aspek koronal dari preparasi pasak, menghasilkan suatu dudukan oklusal, dan bertindak sebagai bentuk antirotasi. Efek ini juga digunakan bila tidak ada atau sedikit sisa mahkota klinis dengan jalan membuat kontrabevel yang luas pada permukaan akar, dengan batas akhir preparasi mahkota lebih apikal daripada unit pasak dan inti (Cheung, 2005). 7. Penggunaan bentuk-bentuk antirotasi seperti groove, pins atau bentuk kunci (Keyways). 8. Hindari garis sudut tajam yang akan memulai garis fraktur didalam akar pada waktu gigi mendapatkan daya. 9. Sebaiknya dipisahkan pasak inti dan mahkota.



10



BAB II LAPORAN KASUS A. Kasus 1. Pemeriksaan subjektif a. CC



: Pasien datang ke RSGMP Unsoed ingin melanjutkan perawatan pada gigi depan kiri atas yang telah dilakukan perawatan saluran akar.



b. PI



: Pasien tidak mengeluhkan sakit



c. PMH



: Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit



d. PDH



: Pasien pernah ke dokter gigi untuk dilakukan pembersihan karang gigi



dan perawatan saluran akar e. FH



: Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik



f. SH



: Pasien seorang mahasiswi.



2. Pemeriksaan objektif a. Inspeksi : Gigi 21 terdapat tumpatan sementara dalam keadaan baik b. Palpasi



: (-)



c. Perkusi



: (-)



d. Vitalitas : (-) e. Mobilitas : (-) f. Vitalitas : (-) 3. Pemeriksaan penunjang Radiografi periapikal : terdapat gambaran radiopak pada saluran akar gigi 21 pasca perawatan saluran akar dalam kondisi hermentis. 4. Diagnosa Follow up Pasak gigi 21 5. Rencana perawatan



11 Follow up mahkota pasak sebagai restorasi akhir setelah dilakukan perawatan saluran akar.



B. Tahap perawatan 1. Kunjungan 1 a. Melakukan pemeriksaan subjektif dan objektif b. Melakukan pencetakan anatomis menggunakan alginat pada rahang atas dan rahang bawah sebagai model kerja c. Melakukan preparasi pada model kerja dan model malam dengan inlay wax untuk membuat mahkota sementara menggunakan selfcure akrilik. 2. Kunjungan II a. Menentukan panjang pasak sesuai dengan panjang kerja PSA dengan rumus : Panjang pasak = 2/3 x panjang kerja b. Membuka basis GIC dengan round bur c. Membuang guttap percha pada saluran akar menggunakan gates glidden drill (GGD) sebanyak Panjang pasak, yang diukur menggunakan file. d. Melakukan preparasi saluran akar dengan peeso reamer dengan gerakan memutar mengelilingi dinding saluran akar, sampai dinding saluran akar tidak