Laporan Pendahuluan. Aiha Ruth [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN



A.DEFINISI Anemia hemolitik autoimun adalah penyakit kurang darah akibat penghancuran sel darah merah lebih cepat dibandingkan pembentukannya. Penyakit ini perlu ditangani agar tidak terjadi komplikasi pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau gagal jantung.Anemia hemolitik dapat dialami sejak lahir karena diturunkan dari orang tua atau berkembang setelah lahir. Anemia hemolitik yang tidak diturunkan dapat dipicu oleh penyakit, paparan zat kimia, atau efek samping obat-obatan.Anemia hemolitik autoimun atau auto immune hemolytic (AIHA) merupkan salah satu penyakit dibidang hematologi yang terjadi akibat reaksi autoimun.AIHA termasuk penyakit yang jarang,namun merupakan penyakit yang sangat penting karena bisa menyebabkan kematian (De Loughery,2013) B.ETIOLOGI Anemia hemolitik autoimun bisa terbagi berdasarkan penyebabnya, yaitu menurun (herediter) dan didapat. Hemolisis atau hancurnya sel darah merah pada anemia hemolitik herediter biasanya disebabkan karena gangguan atau kerusakan membran, kerusakan enzim, ataupun hemoglobin yang tidak normal. Berbagai penyebab anemia hemolitik herediter, antara lain: 



Defisiensi glukosa 6 fosfat dehidrogenase.







Talasemia.







Sferositosis herediter.







Anemia sel sabit (sickle cell anemia).



Sedangkan penyebab hemolisis didapat, antara lain: 



Gangguan sistem imun, misalnya pada penyakit Lupus Eritematosus.







Zat kimia dan obat-obatan (misalnya penisilin, metildopa, ribavirin).







Infeksi.







Transfusi darah yang tidak cocok.







Eritroblastosis fetalis.



C.GEJALA Anemia hemolitik yang ringan dapat tidak menimbulkan gejala. Pada fase selanjutnya, beratnya keluhan sejalan dengan jumlah kekurangan sel darah merah di dalam tubuh. Berikut adalah gejala yang cenderung umum dialami banyak orang dengan anemia hemolitik, seperti: 



Pucat.







Lemas.







Pusing.







Mudah merasa lelah.







Tekanan darah rendah.







Demam.







Detak jantung cepat.







Sesak napas.







Nyeri dada.







Nyeri perut.







Perubahan warna kulit.







Warna urine yang menjadi lebih gelap.







Pembesaran hati.







Pembesaran limpa.







Luka pada kaki.



D. PATHWAY



Defisiensi B12, Asam folat,besi



Kegagalan produksi SDM oleh sum-sum tulang Hipoksia



Destruksi SDM berlebih



Pendarahan/ hemofilia



SSP



Penurunan SDM Mekanisme an aerob



Reaksi antar saraf berkurang



Hb berkurang



Anemia



Suplai O2 dan nutrisi ke jaringan berkurang



ATP berkurang



Kelelahan



Pusing



MK.Nyeri akut



MK.Intoleransi aktivitas Gastro intestinal



Penurunan kerja IG As. lambung meningkat Anoreksia mual-muntah



MK.Resiko ketidakseimbangan cairan



E.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1.Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan ini sangat berguna untuk melihat adanya anemia, infeksi yang mungkin dapat menjadi penyebab anemia atau kemungkinan gangguan darah yang berisiko menyebabkan anemia hemolitik. Selain itu, pemeriksaan retikulosit dapat menilai akan adanya peningkatan produksi sel darah merah yang dapat menjadi indikasi adanya anemia hemolitik. Sampel darah akan diambil dan diperiksa dengan alat khusus. 2. Pemeriksaan Sel Darah Tepi Pemeriksaan ini dapat menghitung jumlah sel darah muda, serta kelainan bentuk dan ukuran darah yang dapat terkait dengan anemia hemolisis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dan dilihat di bawah mikroskop untuk pemeriksaan bentuk dan ukuran sel darah merah. 3.Serum Laktat Dehidrogenase (LDH), serum haptoglobin, dan bilirubin Indirek



Kenaikan kadar LDH, perubahan kadar serum haptoglobin dan kenaikan kadar bilirubin indirek dapat membantu dokter mendiagnosis kondisi dan jenis anemia hemolitik. 4. Pemeriksaan Skrining untuk Defisiensi G6PD 5. Pemeriksaan Skrining Thalasemia 6. Tes Urine 7.Pemeriksaan Pencitraan (Ultrasonografi, Rontgen Dada, dan Elektrokardiografi).Ultrasonografi digunakan untuk melihat ukuran hati dan limpa. Sedangkan rontgen dada dan elektrokardiografi, biasanya dilakukan untuk mengevaluasi kondisi jantung dan paru.



F. PENATALAKSANAAN 



Terapi asam folat.







Kortikosteroid. Pemberian kortikosteroid diberikan pada pengidap anemia hemolitik dengan penyakit autoimun.







Imunoglobulin G intravena.







Terapi eritropoetin. Terapi ini diberikan pada pasien dengan gagal ginjal.







Tidak melanjutkan konsumsi obat-obatan yang berisiko menimbulkan anemia hemolitik. Pada beberapa kasus, individu yang memiliki tingkat anemia hemolitik dengan keparahan yang tinggi memerlukan rawat inap dan perawatan sebagai berikut:







Transfusi darah. Terapi ini biasanya diberikan kepada pengidap anemia hemolitik berat atau dengan gangguan jantung/paru, penyakit talasemia atau penyakit sel sabit. Salah satu efek samping dari terapi ini adalah penumpukan besi di dalam tubuh akibat transfusi berulang. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan terapi kelasi besi.







Operasi pengangkatan limpa. Tindakan ini dilakukan sebagai pilihan dalam kasus-kasus hemolisis yang tidak merespon kortikosteroid dan imunosupresan.



G.PENCEGAHAN Pencegahan anemia hemolitik autoimun tergantung pada penyebabnya. Pada pasien anemia hemolitik autoimun yang disebabkan oleh efek samping obatobatan, pencegahannya dapat dilakukan dengan menghindari obat yang memicu penyakit ini.Anemia hemolitik juga bisa dilakukan dengan mencegah infeksi, yaitu dengan:     



Menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang terkena infeksi. Menjauhi kerumunan orang banyak jika memungkinkan. Mencuci tangan dan menggosok gigi secara rutin. Menghindari konsumsi makanan mentah atau setengah matang. Menjalani vaksinasi flu tiap tahun.



Anemia hemolitik yang disebabkan oleh faktor keturunan tidak dapat dicegah. Tetapi jika menderita anemia hemolitik autoimun akibat faktor keturunan, Anda dapat menjalani konsultasi genetik guna mengetahui seberapa besar peluang penyakit ini diturunkan ke anak.



H.KOMPLIKASI Anemia hemolitik autoimun yang tidak ditangani dengan baik dapat memicu komplikasi berbahaya, antara lain:   



Gangguan irama jantung Kelainan otot jantung (kardiomiopati) Gagal jantung



DAFTAR PUSTAKA De Loughery TG (2013). Hematology board review manual : autoimmune hemolytic anemia.hematology,8 (1):2-9 Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo.2008.Asuhan Keperawatan pada klien dan gangguan sistem hematologi.jakarta : Salemba Medika Price,Sylvia,2010.Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit.jakarta : EGC Smeltzer,Bare .(2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan suddarth.Edisi 8.Jakarta,EGC.