Woc Aiha [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SDKI : Pola Nafas Tidak Efektif D.0005



SDKI : Risiko Defisit Nutrisi D.0032



SLKI : pola nafas L.01004 1. Dispnea 2. Penggunakan Otot Bantu Nafas 3. Pemanjangan Fase Ekspirasi 4. Frekuensi Nafas 5. Kedalaman Nafas SIKI : Manajemen Jalan Nafas 1.01012 Tindakan : 1. Monitor pola nafas 2. Monitor bunyi nafas tambahan 3. Monitor sputum 4. Pertahankan kepatenan jalan nafas 5. Posisikan semifowler atau fowler 6. Berikan minuman hangat 7. Berikan terapi oksigen jikan perlu 8. Ajarkan teknik batuk efektif



SLKI : Status Nutrisi L.03030 1. Porsi makan yang dihabiskan 2. Berat badan 3. Frekuensi makan 4. Nafsu makan 5. Nyeri abdomen 6. Diare 7. Membran mukosa SIKI : Manajemen Nutrisi 1.03119 Tindakan 1. Identifikasi status jtrisi 2. Identifikasi alergi makanan 3. Monitor asupan makan 4. Monitor berat badan 5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium 6. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi 7. Berikan suplemen makanan 8. Anjurkan posisi duduk 9. Kolaborasi dengan ahli gizi



SDKI : Konstipasi D.0049 SLKI: eliminasi fekal L. 04033 1. Kontrol pengeluaran feses 2. Kesulitan defekasi lama dan sulit 3. Mengejan saat defekasi 4. Distensi abdomen 5. Konsistensi feses 6. Peristaltik usus 7. Nyeri abdomen SIKI : Manajemen konstipasi 1.04155 1. Periksa tanda dan gejala konstipasi 2. Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi, bentuk, volume dan warna ) 3. Anjurkan diet tinggi serat 4. Lakukan massage abdomen 5. Lakukan evaluasi feses 6. Anjurkan menignkatkan asupan cairan 7. Ajarkan cara mengatasi konstipasi 8. Kolaborasi penggunaan obat pencahar



SDKI : Intoleransi Aktifitas D.0056 SLKI : Toleransi Aktivitas L.05047



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari – hari ditingkatkan Kekuatan tubuh bagian atas ditingkatkan Kekuatan tubuh bagian bawah ditingkatkan Keluhan lelah diturunkan Tekanan darah membaik



Frekuensi napas membaik SIKI : Manajemen Energi I. 05178 Tindakan : 1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 3. Monitor pola dan jam tidur 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas 5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan) 6. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif 7. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan 8. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan 9. Anjurkan tirah baring 10. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap 11. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang 12. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan 13. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan



SDKI : Risiko infeksi D.0142 SLKI Tingkat Infeksi L.14137 1. Kemerahan 2. Nyeri 3. Demam 4. Bengkak 5. Cairan Berbau Busuk SIKI : Pencegahan Infeksi (I.14539) Tindakan : 1. Monitor Tanda Gejala local dan sistemik 2. Berikan perawan kulit area edema 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkunan pasien 4. Jelaskan tanda gejala infeksi 5. Jelaskan cara memeriksa luka operasi 6. Kolaborasi pemberian analgesik



Definisi Anemia hemolitik autoimun (AHA) atau autoimmune hemolytic anemia ialah suatu anemia hemolitik yang timbul karena terbentuknya aotuantibodi terhadap eritrosit sendiri sehingga menimbulkan destruksi (hemolisis) eritrosit (Bakta, 2006). Dan sebagian referensi ada yang menyebutkan anemia hemolitik autoimun ini merupkan suatu kelainan dimana terdapat antibody terhadp sel -sel eritrosit sehingga umur eritrosit memendek (Sudoyo.et all.,2006)



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.



Manifestasi Klinis : Demam ringan kelemahan dan kelelahan kesulitan berpikir dan berkonsentrasi kepucatan detak jantung yang cepat sesak nafas penyakit kuning urin gelap nyeri otot sakit kepala mual, muntah, dan diare pusing saat berdiri sulit bernafas lidah yang nyeri jantung berdebar atau detak jantung yang cepat



Pemeriksaan Penunjang 1.Pemeriksaan darah lengkap 2.Pemeriksaan Direct Antiglobulin Test (DAT) atau lebih dikenal dengan Direct Coomb’s test menunjukkan adanya antibodi permukaan / komplemen permukaan sel eritrosit 3.USG 4.Rongen



Etiologi Anemia hemolitik dapat disebabkan oleh 2 faktor yang berbeda yaitu faktor intrinsik & faktor ekstrinsik.: Faktor intrinsik : Yaitu kelainan yang terjadi pada metabolisme dalam eritrosit itu sendiri sel eritrosit. Kelainan karena faktor ini dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1. Gangguan struktur dinding eritrosit 2. Gangguan pembentukan nukleotida 3. Hemoglobinopati Faktor ekstrinsik : Yaitu kelainan yang terjadi karena hal-hal diluar eritrosit. 1. Akibat reaksi non imumitas : karena bahan kimia / obat 2. Akibat reaksi imunitas : karena eritrosit yang dibunuh oleh antibodi yang dibentuk oleh tubuh sendiri. 3. Infeksi, plasmodium, boriella



ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUNE



Patofisiologi ecara patofisiologi, anemia hemolitik dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ekstravaskular dan intravaskular. Hemolisis ekstravaskular lebih sering terjadi dibandingkan intravaskular. Mekanisme primer dari hemolisis ekstravaskular adalah sekuestrasi dan fagositosis akibat deformabilitas sel darah merah yang buruk. Mekanisme intravaskular meliputi destruksi sel secara langsung, fragmentasi, dan oksidasi. Destruksi sel secara langsung dapat disebabkan oleh toksin dan trauma. Hemolisis fragmentasi terjadi jika faktor ekstrinsik menyebabkan luka dan ruptur pada sel darah merah. Hemolisis oksidatif timbul jika terjadi kegagalan pada mekanisme protektif sel. Autoimmune hemolytic anemia dan hereditary spherocytosis adalah contoh hemolisis ekstravaskular. Disebut ekstravaskular karena sel darah merah yang memiliki perubahan struktur permukaan membran sel dihancurkan di luar pembuluh darah, yaitu di limpa dan hati dengan bantuan makrofag. Sementara hemolisis intravaskular adalah keadaan hemolisis yang terjadi di dalam pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya isi sel ke dalam plasma. akibat defek pada sel darah merah. Defek dapat berupa defek enzim, dinding sel, hemoglobin, ataupun akibat trauma dan infeksi yang menyebabkan terjadinya degradasi membran sel dan destruksi spontan



a)



b)



KlasifikasI AIHA Anemia hemolitik aotuimun tipe hangat: Biasanya gejala anemia ini terjadi perlahan-lahan, ikterik, demam, dan ada yang disertai nyeri abdomen, limpa biasanya membesar, sehingga bagian perut atas sebelah kiri bisa terasa nyeri atau tidak nyaman dan juga bisa dijumpai splenomegali pada anemia hemolitik autoimun tipe hangat. Urin berwarna gelap karena terjadi hemoglobinuri Anemia hemolitik aotoimun tipe dingin: Pada tipe dingin ini sering terjadi aglutinasi pada suhu dingin.Hemolisis  berjalan kronik. Anemia ini biasanya ringan dengan Hb: 9-12 g/dl. Sering juga  terjadi akrosinosis dan splenomegali. Pada cuaca dingin akan menimbulkan  meningkatnya penghancuran sel darah merah, memperburuk nyeri sendi dan bisa  menyebabkan kelelahan dan sianosis (tampak kebiruan) pada tangan dan lengan.



Penatalaksanaan Medis Opsi pengobatan untuk AIHA tergantung pada sejumlah faktor. Jika AIHA menyebabkan gejala anemia ringan, maka tidak ada penanganan khusus yang diperlukan. Jika AIHA disebabkan oleh penyakit seperti kanker, infeksi, atau penggunaan beberapa obat untuk  mengobati kondisi makan penanggulangan penyebab yang mendasarinya perlu dilakukan. 1. Penggunaan obat-obatan Pemberian obat kortikosteroid atau obat-obatan seperti kortison dapat dilakukan untuk melemahkan respon imun. kortikosteroid umumnya diberikan untuk orang-orang dengan AIHA primer. Pemberian imunosupresan. Dalam kasus yang parah, dan jika obat kortikosteroid tidak bekerja, dokter dapat meresepkan obat lain yang menekan respon imun, yang dikenal sebagai terapi imunosupresif. Perawatan obat ini membantu menurunkan respons kekebalan tubuh. Obat-obatan membantu mencegah sistem kekebalan menyerang sumsum tulang. 2. Operasi Jika perawatan menggunakan obat-obatan tidak efektif, dokter dapat merekomendasikan operasi. Limpa bertugas untuk menghancurkan sel-sel darah merah abnormal dari aliran darah.  Melakukan operasi pengangkatan limpa dapat memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sel-sel darah merah, sehingga dapat membantu mencegah terjadinya anemia. 3. Transfusi darah Jika gejalanya parah dan pilihan lain tidak efektif, seseorang yang mengalami anemia dengan kadar hemoglobin yang rendah, memerlukan transfusi darah.



Daftar Pustaka PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. PPNI.2018.Standar intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. PPNI.2018.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:Definisi Dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. Sudoyo W. Aru, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Ed 5. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2015. p.1152-1159, 1379-1389 Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2017. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika



WOC AUTOIMMUNE HEMOLYTIC ANEMIA (AIHA)



Disusun Oleh : SISKA NURAINI NIM. 071202031



PROGAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2021



Perdarahan/ Defisiensi B12 asam hemofilia folat, zat besi



Kegagalan produksi SDM berlebihan



Distruksi SDM berlebihan



Penurunan SDM Hb berkurang ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMMUNE Sesak nafas



Pola Nafas Tidak Efektif



Suplai O2 dan nutrisi ke jaringan berkurang Gastrointestinal



SSP Hipoksia



peristaltik menurun Makanan sulit dicerna



Kerja lambung menurun Asam lambung meningkat



Membranisme an aerob



Reaksi antar saraf berkembang



ATP berkurang Pusing



Konstipasi



Anoreksia mual



Resiko Defisit Nutrisi



Kelelahan



Intoleransi Aktifitas



Energi untuk membentuk antibodi berkurang



Resiko Infeksi