Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CARDIAC ARREST



Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat Oleh : Kelompok 8 (Tingkat IV/VII) Sang Ayu Putu Sartika Kusumaningsih



( 17C10128 )



Ni Kadek Nadia Ayu Pertiwi



( 17C10099 )



Ni Made Devi Yustini



( 17C10126)



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN (ITEKES) BALI TAHUN AJARAN 2021/2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kerta wara nugrahanya penulis dapat menyusun laporan pendahuluan dan asuhan keperwatan teoritis yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Dengan Cardiac Arrest”. Asuhan keperawatan ini tidak mungkin dapat terselesaikan tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ns. Yustina Ni Putu Yusniawati, S. Kep, M. Kep Sebagai Koordinator Mata Ajar Keperawatan Gawat darurat di Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali. 2. Ns. Ni Nyoman Nuartini, S.Kep., M.Kes Sebagai Dosen Pengampu Mata Ajar Keperawatan Gawat darurat di Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali serta pembimbing dalam pembuatan makalah ini. 3. Serta berbagai pihak lain yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu. Mengingat banyak kekurangan yang penulis miliki, tentunya makalah ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis akan sangat berterima kasih jika ada pendapat, saran, ataupun kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Denpasar, 23 September 2021 Penulis,



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika berbicara tentang cardiac arrest, ingatan kita tidak bisa lepas dari penyakit jantung dan pembuluh darah, karena penyebab tersering dari cardiac arrest adalah penyakit jantung koroner(American Heart Asociation,2010). WHO(2008) menerangkan bahwa penyakit jantung, bersama-sama dengan penyakit infeksi dan kanker masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia. Serangan jantung dan problem seputarnya masih menjadi pembunuh nomor satu dengan raihan 29 persen kematian global setiap tahun. Demikian halnya di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Nasional tahun 1986 dan 1991, penyakit jantung koroner bersama dengan penyakit infeksi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia(Diklat Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118, 2010). Kematian jantung mendadak atau cardiac arrest adalah berhentinya fungsi jantung secara tiba-tiba pada seseorang yang telah atau belum diketahui menderita penyakit jantung. Waktu dan kejadiannya tidak diduga-duga, yakni segera setelah timbul keluhan. Kejadian cardiac arrest yang menyebabkan kematian mendadak terjadi ketika sistem kelistrikan jantung menjadi tidak berfungsi dengan baik, dan menghasilkan irama jantung yang tidak normal. Yaitu hantaran listrik jantung menjadi cepat (ventricular tachycardia), atau tidak beraturan (ventricular fibrillation). Irama denyut jantung yang tidak teratur (arrhythmia) menyebabkan jantung berhenti berdenyut secara mendadak. Namun ada beberapa kejadian cardiac arrest disebabkan karena perlambatan denyut jantung yang berlebihan (bradycardia) (American Heart Association, 2010) Kematian otak dan kematian permanen terjadi dalam jangka waktu 8 sampai 10 menit setelah seseorang mengalami cardiac arrest (Diklat Ambulans Gawat Darurat 118, 2010). Cardiac arrest dapat dipulihkan jika tertangani segera dengan cardiopulmonary resusitation dan defibrilasi untuk mengembalikan denyut jantung normal. Kesempatan pasien untuk bisa bertahan hidup berkurang 7 sampai 10 persen pada tiap menit yang berjalan tanpa cardiopulmonary resusitation dan defibrilasi (American Heart Assosiacion.2010). Berdasarkan hasil penelitian dari American Heart Association pada bulan Juni 1999 didapatkan data bahwa 64% pasien dengan cardiac arrest yang mendapatkan penanganan segera dapat bertahan hidup tanpa kerusakan otak. Inti dari penangan cardiac arrest adalah kemampuan untuk bisa mendeteksi dan bereaksi secara cepat dan benar untuk sesegera mungkin mengembalikan denyut jantung ke kondisi normal untuk mencegah terjadinya kematian otak dan kematian permanen. Kunci penanganan kondisi kegawatan (cardiac arrest), adalah harus adanya kesinambungan dari hulu (orang yang pertama kali menemukan) harus mempunyai pengetahuan tentang basic life support, pelayanan ambulans kegawatan, UGD, ICU, sampai ke hilir (pelayanan perawatan di bangsal) harus satu bahasa dalam memandang situasi kegawatan (Diklat Ambulans Gawat Darurat118,2010). Kemampuan dokter jaga UGD harus diimbangi dengan kemampuan perawat. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai waktu kontak paling lama dengan pasien, dituntut untuk mampu mengimbangi kemampuan dokter, mempunyai bahasa yang sama dalam memandang situasi kegawatan, siap bila sewaktu-waktu ada situasi kegawatan (cardiac arrest) di tempat kerjanya.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dapat penulis temukan adalah : 1. Bagaimana konsep dasar teoricardiad arrest ? 2. Bagaimana tinjauan teori asuhan keperawatan dengan cardiac arrest ? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penyusunan



asuahan



keperawatan teoritis, sebagai berikut: 1.3.1. Tujuan Umum. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan cardiad arrest. . 1.3.2. Tujuan Khusus. 1. Untuk mengetahui konsep dasar teori cardiac arrest. 2. Untuk mengetahui tinjauan teori asuhan keperawatan dengan teori cardiac arrest. 1.4 Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan asuhan keperawatan teoritis, sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Teoritis. 1. Secara teoritis makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan para pembaca tentang masalah dengancardiac arrest. 2. Sebagai acuan dan pengembangan materi untuk penyusunan asuhan keperawatan berikutnya khususnya mengenai asuhan keperawatan dengan cardiac arrest. 1.4.2. Manfaat Praktis. 1. Masyarakat Hasil makalah ini akan bermanfaat bagi masyarakat yaitu sebagai sumber informasi untuk manambah pengetahuan mengenai cardiac arrest.



2. Institusi Rumah Sakit Menjadi bahan masukan untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan dengan cardiac arrest. 3. Institusi Stikes Bali Sebagai bahan masukan berupa literatur dan pengembangan materi dalam pembelajaran tentang asuhan keperawatan mengenai cardiac arrest.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tinjauan Konsep Dasar Teori Cardiac Arrest 2.1.1



Definisi Cardiac Arrest Cardiac Arrest atau henti jantung adalah penghentian aktifitas pompa jantung efektif yang mengakibatkan penghentian sirkulasi. Terdapat hanya dua tipe henti jantung, yaitu cardiac standstill (asistol) dan fibrilasi ventrikel plus format lain dari kontraksi ventrikel tak efektif, seperti flutter ventrikel, dan yang jarang terjadi takikardia ventrikel ( Muttaqin, 2012). Herman (2010) mengatakan cardiac arrest merupakan abnormalitas system konduksi – ritmitas yang sangat berbahaya karena semua impuls ritmik berhenti total, tidak ada lagi irama spontan yang muncul dijantung. AHA (2015) cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara tibatiba dan mendadak, dapat terjadi pada seseorang yang sudah terdiagnosa penyait jantung ataupun tidak. Kejadian cardiac arrest tidak dapat diprediksikan, terjadi dengan cepat begitu gejala dan tanda muncul. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa cardiac arrest merupakan hilangnya fungsi jantung yang mendadak dimana kejadiannya tidak dapat diprediksi dan terjadi begitu cepat ketika tanda dan gejala muncul. Peran rumah sakit sangat penting dalam menyediakan pelayanan kesehatan berupa sarana dan prasarana yang memadai sehingga kelangsungan hidup pasien dengan cardiac arrest menjadi lebih baik.



2.1.2



Etiologi Cardiac Arrest Cardiac arrest dapat terjadi ketika adanya disfungsi dari sistem listrik jantung, sehingga menyebabkan terjadinya aritmia. Aritmia yang paling umum terjadi pada cardiac arrest adalah ventrikel fibrilasi. Cardiac arrest dapat diubah apabila jika CPR (Cardiopulmonary resucitation) dilakukan dan defibrilasi digunakan untuk mengejutkan jnatung dan mengembalikan irama jantung yang normal dalam beberapa menit. Cardiac arrest dapat disebabkan oleh semua hampir gangguan pada jantung yang dikenal. Penyebab yang paling umum adalah : Jaringan parut yang terjadi karena serangan jantung sebelumnya atau penyebab lain. Jantung yang terdapat bekas luka atau membesar karena sebab apapun rentan untuk terjadi arirmia ventrikel yang mengancam. Enam bulan pertama setelah serangan jantung adalah resiko periode yang sangat tinggi untuk menderita cardiac arrest pada pasien dengan penyakit jantung aterosklerotik. Penebalan otot jantung (cardiomyopathy) dari setiap penyebab (tekanan darah tinggi atau penyakit katup jantung) apalagi ditambah dengan gagal jantung. Obat jantung, dalam kondisi tertentu beberapa obat jantung dapat menyebabkan aritmia yang selanjutnya dapat menyebabkan cardiac arrest. Kelainan listrik tertentu seperti sindrom wolffparkinson- white dan sindrom QT panjang dapat menyebabkan serangan jantung mendadak pada anak-anak dan orang muda. Penggunaan narkoba, pada orang tanpa penyakit jantung organik, penggunaan narkoba merupakan penyebab penting dari serangan jantung mendadak. Sedangkan



penelitian lain menyatakan penyebab cardiac arrest dapat terjadi oleh banyak kondisi ganguan impuls yang meliputi ventrikel fibrilasi. 2.1.3



Manifestasi klinis Cardiac Arrest a. Organ – organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen. b. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran ( collapse ). c. Kerusakan otak mungkin terjadi jikan cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit, selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit. d. Napas dangkal dan cepat bahkan bias terjadi apnea (tidak bernafas).



2.1.4



Patofisiologi Cardiac Arrest Kebanyakan korban henti jantung diakibatkan oleh timbulnya aritmia: fibrilasi ventrikel (VF), takikardi ventrikel (VT), aktifitas listrik tanpa nadi (PEA), dan asistol (diklat ambulans gawat darurat 118, 2010). 1. Febrilasi fentrikel Merupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian mendadak pada keadaan ini jantung tidak dapat melakukan fungsi kontraksinya, jantung hanya mampu bergetar saja. Pada kasus ini tindakan yang harus segra dilakukan adalah CPR dan DC shock atau defebrilasi. 2. Takikardi fentrikel Mekanisme penyebab terjadinya takikardi ventrikel biasanya karena adanya gangguan otomatisasi (pembentukan impuls) apapun akibat adanya gangguan konduksi. Frekuensi nadi yang cepat akan mnyebabkan fase pengisian ventrikel kiri akan memendek, akibatnya pengisian darah ke ventrikel juga berkurang sehinggga curah jantung akan menurun. VT dengan keadaan hemodinamik stabil, pemilihan terapi dengan medika mentosa lebih diutamakan pada kasus VT dengan gangguan hemodinamik sampe terjadi henti jantung (VT tanpa nadi), pemberian terapi defibrilasi dengan menggunkan DC shock dan CPR adalah pilihan utama 3. Pulseless eletrical activity (PEA) Merupaka keadaan dimana aktifitas listrik jantung tidak menghasilkan kontaktilitas atau menghasilkan kontraktilitas tetapi tidak adekuat sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba. Pada kasus ini CPR adalah tindakan yang harus segera dilakukan 4. Asistole Keadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik pada jantung, dan pada monitor irama yang terbentik adlah seperti garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang ahrus segera diambil adalah CPR



2.1.5



Phatway Cardiac Arrest



Penyakit Jantung (Hipertensi, Infark Miokard, Aritmia)



Klainan Bawaan



Obat – obatan, Merokok



Aritmia Cardiac Jantung kekurangan O2



Aliran darah ke jantung menurun



Suplay O2 Ke Jaringan tidak adekuat



O2 dan nutrien menurun Jaringan miokard iskemik



Hipoksia serebral Penurunan kesadaran



Pola Nafas Tidak Efektif



Pembuluh Darah Vasokontriksi



Suplay & kebutuhan O2 ke Jantung tidak seimbang



Metabolisme



Iskemia otot jantung



Akral Dingin



Kontrak miokardium



Gangguan Perfusi Jaringan Perifer



Penurunan Curah Jantung



2.1.6



Penatalaksanaan Cardiac Arrest / henti jantung Penatalaksaan henti jantung perlu dilaksanakan secepatnya. Berdasarkan rekomendasi (AHA, 2020) mengenai alur penanganan pasien henti jantung yang disebut chain of survival atau “Rantai Bertahan Hidup”, dimana tiap rantai ini saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Rantai Bertahan Hidup ini terdiri dari dua tipe, yaitu In Hospital Cardiac Arrest (IHCA) atau kejadian henti jantung di rumah sakit, dan Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) atau kejadian henti jantung diluar rumah sakit. Penatalaksanaan henti jantung dengan menggunakan prinsip IHCA dimulai dari pengenalan awal dan pencegahan, segera mengaktifkan emergency response atau sistem tanggap darurat, pemberian RJP berkualitas, melakukan defibrilasi, jika pasien sudah kembali normal diberikan perawatan pasca henti jantung dan pemulihan (AHA, 2020). Sedangkan penatalaksanaan henti jantung dengan menggunakan prinsip OHCA dimulai dengan segera mengaktifkan emergency response atau sistem tanggap darurat, pemberian RJP berkualitas tinggi, melakukan defibrilasi, saat dirujuk kerumah sakit diberikan resusitasi lanjutan, jika pasien sudah normal diberikan perawatan pasca henti jantung dan pemulihan (AHA, 2020).



2.1.7



Komplikasi Cardiac Arrest Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu: 1. Menyebabkan kematian 2. Gagal nafas 3. Henti nafas