Laporan Pendahuluan Gangguan Nutrisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN HIPERTENSI



DISUSUN OLEH: SOFYA NURUL FAIZAH MR (191210019)



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2021



LAPORAN PENDAHULUAN



1. PENGERTIAN Nutrisi adalah ilmu gizi dan bagaimana tubuh menggunakan zat gizi dalam makanan. Nutrisi memiliki dampak besar dalam kesejahteraan, perilaku, dan lingkungan manusia (Roshdahl & Caroline Bunker, 2015). Nutrisi adalah komponen vital bagi keberadaaan manusia. Asupan nutrien yang adekuat penting untuk kelangsungan hidup sistem tubuh (Muralitharan & Ian, 2015). Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter & Perry, 2005). Nutrien merupakan zat kimia organik dan an-organik yang ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaikbaiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi disaluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel - sel tubuh (Asmadi, 2008). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat & Uliyah 2015). Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme tubuh. 2. KLASIFIKASI Nutrisi yang diperlukan tubuh antara lain: 1. Karbohidrat Merupakan sumber energi utama dan sumber serat pangan. 2. Protein Merupakan konstituen penting pada semua sel, terdiri dari asamasam amino. 3. Lemak Merupakan sumber energi yang dipadatkan. 4. Vitamin Merupakan bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh. 5. Air Merupakan 3. ETIOLOGI Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pada kebutuhan nutrisi, antara lain. a. Intake nutrisi b. Kemampuan mendapat dan mengolah makanan c. Gangguan menelan dan sakit gigi d. Anoreksia e. Nausea dan vomiter (mual dan muntah)



f.



Obstruksi saluran cerna



g. Diabetes Mellitus (DM) 2 h. Malabsorbsi nutrien i.



Stres dan depresi



j.



Kanker



k. Pertumbuhan l.



Gaya hidup dan kebiasaan



m. Kebudayaan dan kepercayaan, seperti orang asia yang lebih memilih padi sebagai makanan pokok. n. Sumber ekonomi o. Kelemahan fisik, seperti atritis (kelainan pada sendi) p. Tinggal sendiri, karena seseorang yang hidup sendirian sering tidak peduli pada makanan apa saja yang sehat dan bergizi untuk dimasak dan dimakan. 4. FAKTOR RESIKO Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya perkembangan jenis kelamin, kesehatan, dan umur 1. Perkembangan Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi & remaja ) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet meningkat resiko penyakit jantung koroner osteoporosis, dan hipertensi. 2. Jenis kelamin Kebutuhan nutrisi berbeda pada pria dan wanita karena komposisi tubuh dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan pria. Wanita hamil dan menyusui memiliki peningkatan kebutuhan kalori dan cairan. 3. Kesehatan Status kesehatan individu sangat mempengaruhi kebiasaan makan dan status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariyawan mempersulit mengunyah makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk mendapatkan nutrisi yang memadai



5. PHATOFISIOLOGI Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi, metabolisme dan ekskresi. Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zar makanan tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit saluran cerna. Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran pencernaan yang menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absrobsi, gangguan tranportasi, atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat 3 Menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare dapat menurunkan absorbsi nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, di mana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak menjadi tidak efektif. 6. PHATWAY



7. MENIFESTASI KLINIS Ada beberapa tanda dan gejala pada ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi secara umum, diantaranya. 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh a. Kram dan nyeri abdomen b. Bising usus hiperaktif



c. Tonus otot menurun d. Nafsu makan menurun e. Mual dan muntah f.



Berat badan 20% atau



g. Cepat kenyang setelah lebih di bawah berat badan ideal h. Mengeluh i.



Kerapuhan kapiler



j.



Diare



k. Kehilangan makan gangguan sensasi rasa l.



Sariawan rongga mulut rambut



m. Sukar menelan berlebih 2.



Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh a. Disfungsi pola makan b. Nafsu makan berlebih c. Aktivitas monoton d. Lipatan otot trisep >25cm pada wanita, >15cm pada pria e. Berat badan 20% di atas tinggi dari kerangka tubuh ideal



8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan penunjang untuk malnutrisi digunakan untuk menilai kondisi pasien saat ini dan menentukan penyebab terjadinya malnutrisi tersebut. Di sisi lain, pemeriksaan penunjang ini juga dapat bermanfaat untuk menyingkirkan atau menegakkan penyakit lain yang mungkin terjadi bersamaan dengan malnutrisi. Berikut ini pemeriksaan yang dapat dilakukan pada penyakit malnutrisi: 1.



Pemeriksaan darah perifer lengkap disertai apusan darah tepi: penting untuk melihat jenis anemia yang terjadi, mengetahui bila terjadi defisiensi zat besi (ditemukan sel target) atau defisiensi vitamin B12 dan asam folat



2.



Pengukuran status protein darah melalui pemeriksaan kadar albumin serum, retinolbinding protein, transferrin, kreatinin, dan blood urea nitrogen (BUN). Kadar albumin serum dapat dimanfaatkan sebagai salah satu indikator gizi buruk, baik pada saat awal kejadian malnutrisi maupun saat perbaikan mulai terjadi. Meskipun demikian, faktorfaktor bukan gizi yang dapat mempengaruhi kadar albumin seperti peningkatan cairan ekstra sel, trauma, sepsis, pembedahan, penyakit hati dan ginjal tetap harus dieksklusi. Pemeriksaan kreatinin dan ureum darah dapat membantu menilai fungsi ginjal pasien malnutrisi.



3.



Pemeriksaan laju endap darah (LED), elektrolit, urine lengkap maupun feses lengkap dapat dilakukan bila dalam anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan indikasi, misalnya pada pasien dengan riwayat diare akut



9. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Perbaikan gizi 2. Pendidikan kesehatan 3. Pengobatan 4. Kolaborasi a. Pemberian cairan parenteral b. Pemberian obat-obatan peroral maupun parenteral c.



Pengaturan diet terprogram sesuai saran ahli gizi



d. Penyuluhan tentang penyimpangan dan penyajian makanan



10. KOMPLIKASI 1. Masalah Kebutuhan Nutrisi Kekurangan Nutrisi Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Aziz, 2015). Tanda klinis : a. Berat badan 10-20% dibawah normal. b.



Tinggi badan di bawah ideal.



c. Lingkar kuit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar. d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot. e. Adanya penurunan albumin serum. f.



Adanya penurunan transferin. Kemungkinan Penyebab : a.



Meningkatnya kebutuhan kalori Dan resulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.



b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan. c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit cronh atau intoleransi laktosa. d. Nafsu makan menurun. 2. Kelebihan Nutrisi Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang tidak mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan



metabolism secara berlebih. Tanda Klinis : a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal. b.



Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).



c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 m pada pria 25 mm pada wanita. d. Adanya jumlah asupan yang berlebebih. e. Aktivitas menurun atau mononton. Kemungkinan penyebab : a.



Perubahan pola makan.



b.



Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.



3. Obesitas Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori. 4. Malnutrisi Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energy, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva, dan lain-lain. 5. Diabetes meletus Diabetes meletus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan. 6.



Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya pemenuhan kebutuhan nutris seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.



11. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian keperawatan a. Identitas pasien meliputi : nama lengkap, umur, jenis kelamin, kawin / belum kawin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan alamat identitas penanggung,



meliputi : nama lengkap, jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, hubungan dengan pasien dan alamat. b. Keluhan utama Keluhan hipertensi biasanya bermula dari nyeri kepala yang disebabkan oleh peningkatan tekanan aliran darah ke otak. c. Riwayat kesehatan 1. Riwayat kesehatan sekarang Keadaan yang didapatkan pada saat pengkajian misalnya pusing, jantung kadang berdebar-debar, cepat lelah, palpitasi, kelainan pembuluh retina (hypertensi retinopati), vertigo dan muka merah dan epistaksis spontan. 2. Riwayat kesehatan masa lalu Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan : a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui



penyebabnya.



mempengaruhi



seperti



Banyak genetic,



faktor



yang



lingkungan,



hiperaktivitas, susunan saraf simpatis dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti : obesitas, alcohol, merokok, serta polisetemia. b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebabnya seperti: Penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular, dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. 3. Riwayat kesehatan keluarga Penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada pria dan penyakit ini sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan yaitu jika orang tua mempunyai riwayat hipertensi maka anaknya memilik resiko tinggi menderita penyakit seperti orang tuanya. 3.



Diagnosa keperawatan



4. Intervensi keperawatan



5. Evaluasi Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana dan intervensi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kondisi pasien mulai membaik daripada sebelum dilakukan tindakan. Evaluasi yang diharapkan pada klien diabetes mellitus yang mengalami gangguan integritas kulit adalah: 1.



Mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal yang dapat ditunjukkan dengan hasil nadi perifer teraba kuat dan reguler, warna kulit disekitar luka tidak pucat/ sianosis, kulit sekitar luka teraba hangat



2. Meningkatnya pebaikan status metabolik yang dibuktikan oleh gula darah Terkontrol 3. Terjadi proses penyembuhan luka pada kulit ditunjukkan dengan pus pada luka berkurang, tumbuhnya jaringan granulasi, bau busuk luka berkurang.