Laporan Pendahuluan Kebutuhan Nutrisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN



LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG WIJAYA KUSUMA RS. ABDOER RAHEM SITUBONDO



oleh: Rofi Syahrizal, S.Kep NIM 182311101048



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2018



LAPORAN PENDAHULUAN A. Definisi Nutrisi Nutrisi adalah proses tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Harnanto dan Rahayu, 2016). Nutrisi adalah zat-zat yang terdapat dalam makanan baik yang berasal dari zat kimia organik atau anorganik yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar namun juga mempunyai banyak fungsi. Fungsi umum dari nutrisi yaitu sebagai sumber energi, mengganti sel-sel yang rusak, memelihara jaringan tubuh, mempertahankan vitalitas tubuh dan lain sebagainya. Pemenuhan kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan juga zat gizi atau nutriennya (Asmadi, 2008). Nutrien akan diabsorbsi ketika berada di saluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien akan digunakan untuk sumber energi, proses fungsional sel itu sendiri dan sistesis protein. Maka dari itu intake nutrisi pada tubuh harus adekuat. Hal ini berarti nutrisi yang dimakan harus mengandung nutrien yang seimbang meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Makanan yang masuk ke dalam tubuh hingga dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk sampah metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. Gangguan pada proses pencernaan dapat menyebabkan individu mengalami ganguan nutrisi (Asmadi, 2008). B. Etiologi Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada saatnya kebutuhan nutrisi seseorang meningkat adapula yang mengalami penurunan. Menurut Asmadi (2008) hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Faktor yang meningkatkan kebutuhan nurtisi: 1) Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil. 2) Selama perbaikan jaringan atau pemulihan kesehatan karena proses suatu penyakit.



3) Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 10F, maka kebutuhan kalori juga meningkat 7%. 4) Meningkatnya aktivitas. 5) Stres. Sebagian individu akan makan sebagai kompensasi akibat stres yang dialaminya. 6) Terjadinya infeksi. Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi: 1) Terjadi penurunan laju pertumbuhan seperti pada lansia. 2) Hipotermi. 3) Penurunan BMR (basal metabolisme rate). 4) Jenis kelamin. Secara umum kebutuhan nutrisi pada perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki hal ini dikarenakan perempuan mempunyai BMR yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. 5) Gaya hidup pasif. 6) Bedrest. Menurut Potter dan Perry (2005) beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemenuhan nutrisi pada seseorang adalah sebagai berikut: 1) Status Kesehatan Seseorang yang memiliki nafsu makan yang baik menandakan memiliki tubuh yang sehat pula. Seseorang yang mengalami anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya disebabkan oleh gejala suatu penyakit atau efek samping obat tertentu. Pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan bagian penting penyembuhan dari setiap penanganan medis. 2) Status Sosioekonomi Status sosioekonomi berhubungan dengan biaya makanan yang berubahubah (semakin tinggi) dan kemampuan seseorang berbelanja (makanan) tergantung dari uang yang tersedia. 3) Kultur dan Agama Pola kultur, etnik, dan agama tertentu seseorang memiliki beberapa batasan-batasan mengenai jumlah makanan yang dapat dimakan. Makanan tertentu hanya dapat diberikan dalam waktu yang telah disesuaikan. 4) Pilihan Pribadi Adanya pilihan makanan yang disukai maupun yang tidak disukai dapat berpengaruh kuat terhadap diet. Beberapa pilihan pribadi klien juga dipengaruhi oleh simbol status, misalnya seseorang yang makan makanan



mewah merasa memiliki status sosial tinggi daripada seseorang yang makan makanan sederhana. Perawat perlu mempertimbangkan pilihan makanan klien ketika merencanakan diet terapeutik. 5) Faktor Psikologis Klien memerlukan motivasi untuk makan-makanan yang seimbang dan memiliki persepsi masing-masing tentang diet. Adanya tekanan dan stresor mempengaruhi keinginan klien untuk makan atau lebih memilih-milih makanan. 6) Alkohol dan Obat-obatan Konsumsi alkohol dapat menyebabkan defisiensi nutrisi dikarenakan alkohol menekan nafsu makan, menggantikan bagian dari makanan, dan lebih menghabiskan banyak uang sehingga hanya mampu membeli sedikit makanan. Obat-obatan dapat menekan nafsu makan sehingga menurunkan asupan zat gizi, menghabiskan zat gizi yang tersimpan, dan mengganggu absorbsi zat gizi. Secara umum gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, DM, hipertensi, jantung koroner, kanker, anorexia nervosa



a.



Kekurangan nutrisi Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme



Tanda klinis : - Berat badan 10-20% dibawah normal - Tinggi badan dibawah ideal - Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standart - Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot - Adanya penurunan albumin serum - Adanya penuruan transferin



Kemungkinan penyebab : - Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker. - Disfagia karena adanya kelainan persyarafan - Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit - Nafsu makan menurun b. Kelebihan nutrisi kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan. Tanda klinis : - Berat badan lebih dari 10% berat ideal - Obesitas (lebih dari 20 9 berat ideal) - Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita - Adanya Jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.



c.



Kemungkinan penyebab : - Perubahan pola makan - Penurunan Fungsi pengecapan dan penciuman. Obesitas Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan



d.



kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori Malnutrisi Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pu'at pada kulit,



e.



membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain. diabetes mellitus DM merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat se'ara berlebihan.



f.



Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,



g.



serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. Penyakit Jantung Koroner Penyakit Jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit Jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.



h.



Kanker Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak se'ara berlebihan



C. Tanda dan Gejala Seseorang yang mengalami gangguan nutrisi mengalami beberapa tanda dan gejala antara lain (Herdman dan Kamitsuru, 2015): a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh 1) 20% atau lebih berat badan berada di bawah rentang ideal 2) Bising usus hiperaktif 3) Cepat kenyang setelah makan 4) Diare 5) Gangguan sensasi rasa 6) Kehilangan rambut secara berlebihan 7) Kelemahan otot pengunyah dan untuk menelan 8) Ketidakmampuan memakan makanan 9) Kurang informasi 10) Kurang minat pada makanan 11) Nyeri abdomen 12) Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat 13) Sariawan rongga mulut b. Gangguan menelan 1) Muntah sebelum menelan 2) Ngiler 3) Tersedak sebelum makan 4) Waktu menelan lama dengan konsumsi yang tidak adekuat 5) Menolak makan c. Berat badan berlebih



1) BMI > 25 kg/m2 d. Kekurangan volume cairan 1) haus 2) Kulit kering 3) Membran mukosa kering 4) Peningkatan frekuensi nadi 5) Peningkatan suhu tubuh 6) Penurunan berat badan tiba-tiba 7) Penurunan tekanan darah D. Patofisiologi dan Clinical Pathway Tubuh manusia mempunyai kebutuhan esensial terhadap nutrisi, meskipun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada cairan. Kebutuhan nutrisi mungkin tidak terpenuhi pada manusia dalam berbagai usia. Proses metabolik tubuh mengontrol pencernaan, megeluarkan produk sampah, dan menyimpan zat makanan. Mencerna dan menyimpan zat makanan merupakan hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh (Potter dan Perry, 2005). Nutrisi merupakan bagian dari komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan dimana hal ini menjadi kebutuhan tumbuh kembang selama proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan zat gizi yang diperlukan antara lain: karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air (Hidayat 2005 dalam Indriyani 2013). Gangguan pada nutrisi tubuh dapat menyebabkan beberapa masalah antara lain: a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh Penyakit saluran pencernaan sehingga terjadi erosi mukosa lambung. Setelah itu tonus dan peristaltik lambung menurun sehingga menyebabkan refluk duodenum ke lambung terjadi mual dan muntah dan diangkat diagnosa keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Selain itu diagnosa tersebut dapat disebabkan oleh status kesehatan yang menurun kemudian otot menelan menjadi lemah dan terjadilah gangguan menelan makanan sehingga asupan nutrisi tidak terpenuhi dan pasien mengalami penurunan berat badan (Aditya, 2014). b. Berat badan berlebih Pertumbuhan membutuhkan metabolisme. Hal ini menyebabkan terjadinya engingkatan



intake



nutrisi



sehingga



kebutuhan



energi



meningkat.



Seseorangmenjadi mudah lapar dan nafsu makan meningkat, sering makan dan terjadi peningkatan berat badan (Aditya, 2014).



c. Gangguan menelan Gangguan pada struktur oral, faring atau esofagus antara lain sariawan dan nyeri pada epigastrik menyebabkan seseorang mengalami kesulitan menelan. Pada keadaan lain dapat juga menyebabkan muntah dan bisa menyebabkan volume kekurangan cairan (Herdman dan Kamitsuru, 2015). Pathyways



E. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan medis untuk nutrisi antara lain: 1) Nutrisi oral Nutrisi oral adalah pemberian nutrien kepada tubuh secara alami lewat mulut. nutrisi oral merupakan tindakan yang umumnya dilakukan di bawah



pengawasan ahli gizi. Namun dengan semakin kompleksnya suplemen gizi yang ada di samping sejumlah suplemen juga hanya dapat diperoleh dengan resep dokter seperti suplemen imunonutrisi, maka nutrisi oral dengan suplemen gizi klinik atau kerjasama yang baik antar dokter dan ahli gizi (Hartono, 2006). 2) Nutrisi enteral Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak bisa makan cukup, tapi memiliki usus yang masih berfungsi. Penurunan kesadaran, disfagia, obstruksi esofagus, bedahkepala-leher, hilangnya gizi akibat fistula atau stoma, semua penyakit berat seperti pasca operasi, sesudah radioterapi atau kemoterapi, luka bakar. Pemberian dapat berupa selang nasogastrik berukuran kecil biasanya dapat ditoleransi dengan baik. Apabila terdapat obstruksi esofagus atau makana yang harus diberikna dalam waktu yang lama. Selang dapat dimasukkan langsung ke lambung melalui dinding abdomen (Rubenstein et al, 2007). 3) Nutrisi parenteral Nutrisi parenteral diindikasikan bila pemberian makanan melalui usus tidak memungkinkan untuk dilakukan karena penurunan fungsi usus, pasca operasi ileus, atau hilangnya kandungan usus akibat fistula. Pemberian nutrisi parenteral dapat merupakan tambahan untuk pemberian makanan melalui oral atau enteral atau menjadi satu0satunya sumber gizi-nuyrisi parenteral total (Rubenstein et al, 2007).



F. Penatalaksanaan Keperawatan a. Proses Keperawatan 1. Pengkajian a) Identitas Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS. b) Riwayat kesehatan 1) Keluhan Utama



Pada pasien dnegan gangguan nutrisi biasanya merasakan anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang – kadang disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, sering haus, pusing-pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten pada pria. 2) Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini yang membentuk suatu kronologi dari terjadinya etiologi hingga klien mengalami keluhan yang dirasakan. 3) Riwayat penyakit dahulu Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit – penyakit lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita. a) Alergi b) Imunisasi c) Kebiasaan/Pola hidup d) Obat yang pernah digunakan 4) Riwayat penyakit keluarga Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau sedang dialami keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan klien atau pun penyakit lain. Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama. c)



Genogram



d) Pengkajian Keperawatan 1) persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan menjelaskan tentang bagaimana pendapat klien maupun keluarga mengenai apakah kesehatan itu dan bagaimana klien dan keluarga mempertahankan kesehatannya. 2) pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat melalui lingkar lengan atau nilai IMT, biomedical sign merupakan data yang diperoleh dari hasil laboratorium yang menunjang, clinical sign merupakan tanda-tanda yang diperoleh dari keadaan fisik klien yang menunjang, diet pattern merupakan pola diet atau intake makanan dan minuman yang dikonsumsi.



3) pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi, bau, karakter) 4) Pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi kardiovaskuler, terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot, serta mengenai kurangnya aktivitas dan kurangnya olahraga pada klien. 5) Pola tidur & istirahat : durasi, gangguan tidur, keadaan bangun tidur 6) Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan keadaan indera 7) Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri, dan peran diri 8) Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi 9) Pola peran & hubungan 10) Pola manajemen & koping stres 11) Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat e) Pemeriksaan fisik 1) Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif), tandatanda vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu 2) Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi): (a) Kepala (1) Rambut, rambut berserabut, kusam,kusut,kering, Tipis ,dan kasar, penampilan, depigmentasi. (2) Muka/ Wajah  Simetris atau tidak? Apakah ada nyeri tekan? penampilan berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; Kulit gelap di pipi Dan di bawah mata; Tidak halus atau Kasar pada kulit Sekitar hidung dan mulut (3) Mata, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh. (4) Telinga, Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga, keluar cairan dari telinga, melihat serumen telinga berkurangnya pendengaran, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran (5) Hidung, Apakah ada pernapasan cuping hidung?



Adakah nyeri



tekan? Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?



(6) Mulut, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah (7) Tenggorokan, Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Adakah tandatanda infeksi faring, cairan eksudat? (b) Leher  Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah pembesaran vena jugularis? (c) Thorax  Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,



frekuensinya,



irama,



kedalaman,



adakah



retraksi



Intercostale? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan? Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. (d) Jantung  Bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya? Adakah bunyi tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia? (e) Abdomen  Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen? Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah tanda meteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar? (f) Kulit  Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya? Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar stoma, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku. (g) Ekstremitas  Apakah terdapat oedema,



Penyebaran



lemak,



penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas? (h) Genetalia  Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi? Apakah ada kesulitan untuk berkemih? f)



Terapi, pemeriksaan penunjang & laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah : a. b. c. d. e.



Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml) Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml) Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%) BUN (Normal: 10-20 mg/100ml) Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: mg/100ml, perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)



a. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES) Diagnosa Keperawatan NANDA (2015)



laki-laki:0,6-13



1) Ketidakseimbangan



Nutrisi:



Kurang



dari



Kebutuhan



Tubuh



berhubungan dengan a) Faktor biologis b) Faktor ekonomi c) Gangguan psikososial d) Ketidakmampuan makan e) Ketidakmampuan mencerna makanan f) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien g) Kurang asupan makanan. Ditandai dengan a) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal b) Bising usus hiperaktif c) Cepat kenyang setelah makan d) Diare e) Gangguan sensasi rasa f) Rambut rontok secara berleebihan g) Kelemahan otot pengunyah dan menelan h) Kurang minat pada makanan i) Nyeri abdomen j) Kurang informasi. 2) Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan tubuh a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k)



Asupan kalsium diet rendah Diabetes melitus maternal Faktor ekonomi Faktor yang diturunkan Frekuensi makanan restaurant atau gorengan tinggi Gangguan genetik Gangguan tidur Konsumsi alkohol berlebih Konsumsi minuman bergula tinggi Obesitasl parental Perilaku kurang gerak yang terjadi selama >2jam/hari



Ditandai dengan a) Anak 2-18 tahun: Body mass index (BMI) >25 kg/m3 atau persentil >ke-95 untuk usia dan jenis kelamin b) Dewasa: Body mass index (BMI) >25 kg/m3 a. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)



1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan



faktor



biologis,



ketidakmampuan



makan,



ketidakmampuan



mencerna makanan yang ditandai dengan: a. 20% atau lebih berat badan berada di bawah rentang ideal b. Bising usus hiperaktif c. Cepat kenyang setelah makan d. Diare e. Gangguan sensasi rasa f. Kehilangan rambut secara berlebihan g. Kelemahan otot pengunyah dan untuk menelan h. Ketidakmampuan memakan makanan i. Kurang informasi j. Murang minat pada makanan k. Nyeri abdomen l. Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat m. Sariawan rongga mulut 2. Berat badan berlebih berhubungan dengan perilaku kurang gerak yang terjadi selama > 2 jam/hari, gangguan genetik, waktu tidur pendek, ditandai dengan: a. BMI > 25 kg/m2 3. kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan: a. haus b. Kulit kering c. Membran mukosa kering d. Peningkatan frekuensi nadi e. Peningkatan suhu tubuh f. Penurunan berat badan tiba-tiba g. Penurunan tekanan darah b. Perencanaan/Nursing Care Plan :



b. Perencanaan / Nursing Care Plan No. 1.



NANDA Ketidakseimbang



NOC untuk



NIC Rasional Outcome mengukur Manajemen nutrisi Manajajemen nutrisi a. Tentukan status gizi pasien a. Pengkajian penting dilakukan an Nutrisi: penyelesaian Diagnosis a. Status nutrisi dan kemampuan untuk untuk mengetahui status Kurang dari  Asupan makanan memenuhi kebutuhan gizi nutrisi pasien sehingga dapat Kebutuhan Tubuh b. Atur diet yang diperlukan terpenuhi menentukan intervensi yang  Asupan cairan terpenuhi yaitu: menyediakan makanan diberikan. Outcome tambahan untuk protein tinggi, menyarankan b. Untuk membantu memenuhi mengukur batasan menggunakan rempah-rempah kebutuhan nutrisi yang karakteristik sebagai pengganti garam, dll) dibutuhkan pasien. a. Nafsu makan c. Berikan pilihan makanan dan c. Informasi yang diberikan  Keinginan untuk makan  Mencari makanan bimbingan terhadap pilihan dapat memotivasi pasien  Intake makanan yang lebih sehat untuk meningkatkan intake  Intake cairan b. Status menelan nutrisi  Mempertahankan Monitor nutrisi Monitor nutrisi makanan dimulut a. Timbang berat badan pasien, a. Memantau peningkatan dan  Peningkatan kemampuan pengukuran antropometrik penurunan status gizi pasien b. Monitor turgor kulit mengunyah b. Memantau adanya penurunan  Produksi ludah status gizi.  Reflek menelan sesuai c. Monitor adanya mual muntah c. Membantu memilih alternatif intake dan output serta



dengan waktunya



tentukan pola makan



pemenuhan



Outcome menengah Pengetahuan:



yang



disarankan



tegak, memposisikan kepala



pengetahuan diet yang dianjurkan  Peningkatan manfaat



diet  Peningkatan makanan



dalam diet  Peningkatan



diet



menghadap persiapan



pasien



menelan



dihindari



dalam



untuk



persiapan menelan pasien



untuk



meningkatkan kekuatan lidah c. Menghindari terjadinya tersedak



untuk



meningkatkan kekuatan lidah c. Instruksikan keluarga dan Pengajaran: persiapan diet pasien untuk memantau gejala a. Untuk membantu memenuhi tersedak.



makanan



Terapi menelan a. Membantu pasien



kedepan b. Membantu



(dagu dilipat) b. Sediakan permen loli untuk dihisap



diperbolehkan



pengetahuan



fleksi sebagai



pengetahuan



yang



Terapi menelan a. Bantu pasien untuk duduk



 Peningkatan



yang



yang



adekuat.



diet



pengetahuan



nutrisi



kebutuhan



nutrisi



yang



dibutuhkan pasien. Pengajaran: Peresepan diet a. Ajarkan pasien nama makanan yang sesuai dengan diet yang disarankan b. Bantu pasien



memilih



b. Informasi dapat



yang



memotivasi



diberikan pasien



untuk meningkatkan intake nutrisi.



makanan sesuai dengan yang c. Keluarga dapat membantu disarankan c. Libatkan keluarga



dalam peningkatan motivasi dalam



pemilihan makanan



untum memenuhi kebutuhan nutrisi. Manajemen mual a. Penting



Manajemen mual a. Bantu yang



meningkatkan



pasien



menghilangkan dapat



dilakukan



untuk



untuk



keinginan



memenuhi kebutuhan nutrisi



faktor-faktor



memicu



mual b. Dapat meningkatkan intake



(kecemasan, ketakutan, dll) b. Anjurkan pola makan dengan



nutrisi



porsi sedikit makanan yang c. Menhindari terjadinya mual atau muntah disukai pasien c. Berikan cairan yang bersih dan makanan yang tidak d. Dapat memenuhi kebutuhan berbau dan berwarna d. Bantu pasien 2.



nutrisi untuk



yang



kurang



dari



kebutuhan tubuh.



meningkatkan istirahat tidur Ketidakseimbang Outcome untuk mengukur Manajemen nutrisi Manajemen nutrisi a. Tentukan jumlah kalori dan a. Membantu memenuhi kalori an nutrisi: lebih penyelesaian Diagnosis



dari tubuh



kebutuhan Status nutrisi: Asupan nutrisi terpenuhi Outcome



tambahan



mengukur



untuk batasan



karakteristik a. Partisipasi dalam latihan  Merencanakan latihan yang tepat dengan tenaga kesehatan  Mengidentifikasi hambatan dalam program latihan  Melakukan latihan secara teratur b. Berat badan: Massa tubuh  Berat badan ideal  Ketebalan lipatan kulit dalam nilai normal  Persentase lemak dalam nilai normal Outcome menengah



jenis nutrisi yang dibutuhkan sesuai kebutuhan tubuh. b. Monitor kalori dan asupan b. Meningkatkan intake nutrisi c. Penting dilakukan untuk makanan c. Anjurkan pasien terkait memenuhi kebutuhan nutrisi dengan kebutuhan diet sesuai dengan kondisi sakit



sesuai kondisi pasien Konseling nutrisi a. Penting dilakukan



Konseling nutrisi a. Kaji asupan makanan dan



menentukan



untuk



intervensi



kebiasaan makan pasien b. Mengidentifikasi bersama



selanjutnya. b. Dilakukan untuk mengubah



klien perilaku makan yang



pola perilaku makan yang



harus diubah c. Gunakan standar gizi yang bisa diterima untuk membantu klien mengevaluasi intake diet yang adekuat Peningkatan latihan a. Lakukan



latihan



bersama



individu b. Gali hambatan



untuk



melakukan tindakan



salah



sehingga



dapat



meningkatkan nafsu makan c. Meningkatkan intake nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Peningkatan latihan a. Meningkatan kebugaran tubuh b. Mengenali hambatan yang terjadi pada pasien c. Dapan dilakukan melakukan



untuk



intervensi



a. Perilaku patuh: diet yang disarankan  Berpartisipasi



c. Monitor kepatuhan individu terhadap program latihan



dalam



menetap tujuan diet yang



Terapi nutrisi



dan



a. Lengkapi pengkajian nutrisi b. Monitor intake



cairan yang sesuai dengan



makanan/cairan dan hitung



diet  Memakan makanan yang



masukan kalori perhari c. Berikan nutrisi yang



sesuai dengan diet yang



dibutuhkan sesuai batas diet



bisa dicapai  Memilih makanan



ditentukan b. Perilaku mengurangi berat badan  Mengontrol porsi makan  Menghindari makanan dan minuman



yang



kalori  Menggunakan diri sendiri



tinggi motivasi



yang dianjurkan



selanjutnya Terapi nutrisi a. Untuk



menentukan



intervensi selanjutnya. b. Memantau intake untuk meningkatkan nutrisi



intake



yang



dibutuhkan



tubuh. c. Meningkatkan



intake



nutrisi.



DAFTAR PUSTAKA Aditya,



B.



2014.



Pathway



Nutrisi.



https://www.scribd.com/doc/247992526/Pathway-Nutrisi [Diakses pada 3 September 2018] Aquilino, Mary Lober, Et al. 2008. Nursing Outcomes Classification. Fifth Edition. United State of America: Mosby Elsevier. Asmadi, 2008. Tekkik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika https://books.google.co.id [Diakses pada 3 September 2018] Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2008. Nursing Interventions Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby Elsevier. Harnanto, A. M. dan S. Rahayu. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan http://bppsdmk.kemkes.go.id/ [Diakses pada 3 September 2018] Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC https://books.google.co.id [Diakses pada 3 September 2018] Herdman, T. Heather. 2015. NANDA Internasional Inc. diagnosa keperawatan: definisi & klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC Indriyani, W. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada An. S dengan Febris Typhoid Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Program Studi DIII keperawatan Sekolah Tinggi



Ilmu



kesehatan



Kusuma



Husada



Surakarta



http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/11/01-gdl-wiwinindri518-1-wiwinin-8.pdf [Diakses pada 3 September 2018] Potter, P. A. & Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC Rubenstein, D., D. Wayne, dan J. Bradley. 2007. Kedokteran klinis Edisi keenam. Jakarta: Erlangga https://books.google.co.id [Diakses pada 3 September 2018]