Laporan Perhitungan Dosis Hewan Coba [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 1 Perhitungan Dosis untuk Hewan Coba



Disusun Oleh :



Nama Kelompok / NIM : 1. Adhella Vianka. Y / PO.71.39.1.18.001 2. Nurlaila H.



/ PO.71.39.1.18.023



3. Picky Pernanda



/ PO.71.39.1.18.026



4. Sintya



/ PO.71.39.1.18.032



Kelas



: Reguler I A



Kelompok



: 6 ( Enam )



Dosen Pembimbing



: 1. Dewi Marlina,S.Farm, Apt,M.Kes 2. Nur Aira Juwita,MSi,Apt 3. Lia Puspita, AMF



JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2018/2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi kami dan para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami mengetahui masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.



Palembang,



September 2019



Penyusun



I.



Tujuan Untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan dosis, pembuatan suspensi ekstrak, handling hewan coba dan cara pemberian obat pada hewan coba tikus putih jantan (Rattus Norvegicus).



II.



Alat dan bahan  Alat : 1. Sarung tangan 2. Mortir 3. Stamper 4. Gelas ukur 5. Labu takar 6. Sonde 7. Kaca arloji 



III.



Bahan : 1. Na. CMC 1% 2. Ekstrak brokoli ( Brassica oleracea L. Var Italia ) 3. Aqua dest 4. Tikus putih



Perhitungan dosis 1. Dosis I 200 mg/kg Dikonversikan ke tikus putih jantan dengan berat 200 gram menjadi :



2. Dosis II 400 mg/kg Dikonversikan ke tikus putih jantan dengan berat 200 gram menjadi :



3. Dosis III 800 mg/kg Dikonversikan ke tikus putih jantan dengan berat 200 gram menjadi :







Hasil Perhitungan pemberian dosis ekstrak a. Dosis I 40 mg/ 200 gram BB Bobot tikus : 110 gram Suspensi ekstrak yang diambil : 3 ml



dosis ekstrak yang diberikan :



1,65 ml b. Dosis II 80 mg/ 200 gram BB Bobot tikus : 150 gram Suspensi ekstrak yang diambil : 3 ml



dosis ekstrak yang diberikan : 2,25 ml IV.



Cara Kerja  Persiapan Suspensi Ekstrak - Pembuatan Larutan Pembawa ( Na. CMC 1% ) 1. Timbang Na.CMC 1 gram. 2. Siapkan mortir & stamper, masukkan air panas 20 ml. 3. Taburkan Na. CMC diatasnya, tunggu hingga mengembang gerus hingga homogen. 4. Encerkan dengan aqua dest sedikit demi sedikit masukkan ke dalam labu ukur ad 100 ml. - Pembuatan Suspensi Ekstrak 1. Dosis I dibuat larutan induk 120 mg ekstrak dengan larutan Na.CMC 1% sebanyak 9 ml gerus homogen hingga terbentuk suspensi ekstrak. 2. Dosis II dibuat larutan induk 240 mg ekstrak dengan larutan Na.CMC 1% sebanyak 9 ml gerus homogen hingga terbentuk suspensi ekstrak. 3. Masukkan masing-masing larutan dosis ekstrak ke dalam labu ukur yang 



berbeda tambahkan Na.CMC ad 9 ml. Handling Hewan Coba Mengangkat ujung ekor mencit dengan tangan kanan, diletakkan pada suatu tempat yang permukaannya tidak licin. Jangan sampai mencit stress dan ketakutan, lalu mengelus-elus mencit dengan jari telunjuk tangan kiri. Kemudian menarik kulit pada bagian tengkuk mencit dengan jari tengah dan ibu jari tangan kiri dan tangan kanan memegang ekornya lalu membalikkan tubuh mencit sehingga menghadap ke kita dan menjepit ekor dengan







kelingking dan jari manis tangan kiri. Pemberian Obat pada Hewan Coba 1. Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya tumpul.



2. Memegang hewan coba dengan menjepit bagian tengkuk menggunakan ibu jari dan jari telunjuk dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking. 3. Sebelum memasukkan sonde oral, posisi kepala dan keadaan mulut harus diperhatikan. Ketika hewan dipegang dengan posisi terbalik, posisi kepala menengadah atau posisi dagu sejajar dangan tubuh dan mulut terbuka. V.



Pembahasan Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan. Hewan ini mudah ditangani dan bersifat penakut fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi. Aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktivitasnya. Cara memegang hewan serta penentuan jenis kelaminnya perlu pula diketahui. Cara memegang masing-masing hewan berbeda-beda ditentukan oleh sifat hewan, keadaan fisik serta tujuannya. Kesalahan dalam caranya akan dapat menyebabkan kecelakaan atau hips ataupun rasa sakit bagi hewan ini akan menyulitkan dalam melakukan penyuntikan atau pengambilan darah. Metode yang biasa dilakuk an dalam penanganan hewan coba mencit : 1.Handling ekor dipegang di daerah tengah ekor dengan tangan kiri, lalu leher dipegang dengan tangan kanan, dan jangan terlalu menggencet.telunjuk dan ibu jari memegang kulit leher, jari kelingking menjepit ekor. 2. per oral Mencit atau tikus diletakkan di atas ram kawat, ekor ditarik. jarum suntik yang sudah disolder dimasukkan ke dalam mulut mencit namun harus diperhatikan proses masuknya jarum agar tidak melukai organ dalam mencit. Setelah selesai,tarik kembali jarum tersebut secara perlahan. Pada pemberian dosis pada hewan coba, dosis yang diberikan harus sesuai dengan bobot hewan coba yang berarti setiap hewan coba memiliki dosis yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang memperngaruhi bioavailabilitas obat, yaitu jumlat obat dalam persen terhadap dosis yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh atau aktif.salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu faktor obat itu sendiri, misalknya sifat fisikokimia obat. Sifat fisikokimia obat mempengaruhi antara lain :



        



Stabilitas pada pH lambung, stabilitas terhadap enzim-enzim pencernaan, stabilitas terhadap flora usus kelarutan dalam air atau cairan saluran cerna; ukuran molekul, derajat ionisasi pada pH salauran cerna kelarutan bentuk non-ion dalam lemak, stabilitas terhadap enzim-enzim dalam dinding saluran cerna stabilitas terhadap enzim-enzim di dalam hati.



Kebutuhan dosis untuk ukuran hwan coba dapat dihitung dengan cara dosis manusia dikonversi ke dosis hewan coba sehingga didapat dosis hewan. Selanjutnya untuk mengetahui volume larutan yang diperlukan dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah dosis dengan jumlah hewan coba dan ditambah dengan pembaca . Berdasarkan studi yang telah diketahui dosis ekstrak brokoli pada tikus adalah dosis I 40 mg/ 200 gram BB tikus dan dosis II 80 mg/ 200 gram BB tikus. Volume larutan yang diberikan untuk 5 ekor tikus adalah 3ml dengan jumlah pembawa sebanyak 9 ml. Pemberian obat secara oral merupakan pemberian obat yang umum dilakukan karena mudah, aman dan murah. Namun kerugiannya ialag banyak faktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitasnya sehingga waktu pnset yang didapat cukup lama.



VI.



Kesimpulan 1. Cara memperlakukan hewan coba adalah mula-mula hewan coba dipegang ujung ekor dengan tangan kanan dan dibiarkan kaki depan terpaut pada kawat kasa kandang. Kulit kepala dipegang sejajar dengan telinga hewan coba dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Ekor dijepit dari pada jari kelingking kiri supaya dapat dipegang sempurna. Hewan coba siap untuk diberikan perlakuan. 2. Rute pemberian obat menentukan jumlah dan kecepatan obat yang masuk ke dalam tubuh sehingga merupakan penentu keberhasilan terapi atau kemungkinan timbulnya efek yang merugikan 3. Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor konversi dosis manusia ke tikus adalah 0,018.



DAFTAR PUSTAKA Maimunah, siti dan Purnomo, yudi.,2016., ‘penanganan hewan coba dan perhitungan dosis’., UIN Maulana Malik Ibrahim Malang., diakses pada 22 September 2019 : https://www.academia.edu/26294572/FARMAKOKINETIK_PENANGANAN_ HEWAN_COBA_DAN_PERHITUNGAN_DOSIS_ Julianti, Resi., 2018., ‘Pengaruh ekstrak brokoli ( Brassica Oleraceae L. Var. Italica ) terhadap penurunan gula darah tikus putih jantan ( Rattus Norvegitus ) yang di induksi aloksan’ ., Poltekkes Kemenkes Palembang: Palembang



Lampiran