LApORAN PRAKTIKA KEPERAWATAN KOMUNITAS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKA KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN KUNIR DESA SINGOJURURUH KECAMATAN SINGOJURUH KABUPATEN BANYUWANGI



DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 : 1. Alif Faridi Akbar



(206410045)



2. Debby Nabrina



(206410014)



3. Fatimah Tul Jannah



(206410017)



4. Indah Auliana Safitri



(206410022)



5. Leni Hafiatun H



(206410029)



6. Linda Kholifatul R



(206410030)



7. Muhammad Fathoni



(206410033)



8. Nahdiatun Naharoh



(206410038)



9. Ruli Ambarwati



(206410045)



10. Qoriatul Aini



(206410041)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya



sehingga



kami



dapat



menyelesaikan



penulisan



tentang



“Dokumentasi Asuhan Keperawatan Komunitas” ini dengan baik, dokumentasi asuhan keperawatan ini di susun sebagai penugasan pada stase Keperawatan Komunitas. Adapun asuhan keperawatan ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku yang ada kaitannya dengan asuhan keperawatan yang kami buat dan berdasarkan kasus yang di dapat. Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu, kami idak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada orang tua kami, dosen pembimbing kami, dan teman-teman satu tim yang saling mendukung dan membantu hingga selesainya asuhan keperaawatan ini. Dalam penyusunan keperawatan ini



kami menyadari masih banyak



kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan asuan keperawatan ini. Semoga asuhan keperawatan ini bermanfaat bagi para pembaca. Jombang, 15 November 2020 Penyusun



2



LEMBAR PENGESAHAN Laporan Pendahuluan dan asuhan keperawatan praktika komunitas di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Ini Telah Disetujui Dan Diterima Untuk Memenuhi Tugas Praktika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Media Jombang Departemen Keperawatan Komunitas Pada : Hari : Kamis Tanggal : 2020



Mengetahui, Pembimbing akademik



Pembimbing Lahan



(



(



)



Kepala Desa



(



)



Kepala Puskesmas



)



(



3



)



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................i DAFTAR ISI..................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang....................................................................................... Tujuan praktik........................................................................................ Manfaat praktik ..................................................................................... Sistematika Laporan............................................................................... BAB 2 TINJAUAN TEORI Konsep komunitas ................................................................................. Konsep keperawatan komunitas ............................................................ Konsep puskesmas................................................................................. BAB 3 PENGKAJIAN 1. Pengkajian.......................................................................................... a. Data umum............................................................................. b. Data khusus............................................................................ c. Fasilitas umum dalam satu komunitas................................... d. Keamanan dan transportasi.................................................... e. Politik dan pemerinah............................................................ f. Komunikasi............................................................................ g. Rekreasi ................................................................................. 2. Analisa data........................................................................................ 3. Penapisan masalah............................................................................. 4. Prioritas masalah................................................................................ BAB 4 DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................... BAB 5 PLAN OF ACTION ( POA ) ............................................................... BAB 6 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ................................................ BAB 7 EVALUASI KEPERAWATAN........................................................... BAB 8 PENUTUP............................................................................................ Kesimpulan.............................................................................................. Kritik........................................................................................................ Saran........................................................................................................ LAMPIRAN



4



5



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai



peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi profesi Ners STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Angkatan 2020 Kelompok 1 melaksanakan Praktika Keperawatan Komunitas di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi yaitu melalui 3 pendekatan : pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat. Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi. Pendekatan secara



1



kelompok dilakukan dengan cara pembentukan kelompok kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader kesehatan dan PKK serta mendayagunakan kelompok karang taruna. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat. Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama



dengan



komunitas



dalam



merancang,



melaksanakan



dan



mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitad dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya. 1.2



Tujuan



1.2.1 Tujuan Umum Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. 1.2.2 Tujuan Khusus Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu: 1. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas 2. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi



2



3. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas 4. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko personal, sosial dan lingkungan 5. Mengkoordinasi



sumber-sumber



yang



ada



di



komunitas



untuk



meningkatkan kesehatan komunitas 6. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan 7. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis, belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di dalam komunitas. 1.3



Manfaat



1.3.1 Bagi Mahasiswa 1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada masyarakat. 2. Belajar



menjadi



model



profesional



dalam



menerapkan



asuhan



keperawatan komunitas 3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam menghadapi dinamika masyarakat 4. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan interpersonal. 1.3.2 Bagi Masyarakat 1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. 2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang di alami masyarakat. 3. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.



3



1.3.3 Bagi Pendidikan 1. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang, khususnya di bidang keperawatan komunitas. 2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktek keperawatan komunitas selanjutnya. 1.3.4 Bagi Profesi 1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. 2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga profesi mampu mengembangkannya. 3. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan 1.4



Sistematika Laporan Terdiri dari 8 BAB yaitu : BAB 1



: Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan



BAB 2



: Tinjauan Teori Berisi tentang teori tentang komunitas, keperawatan komunitas, dan puskesmas.



BAB 3



: Pengkajian dan Analisa Data Berisi tentang kumpulan data umum, data khusus, dan perumusan masalah. Data umum meliputi : data geografi, data demografi, dan data sosial budaya. Sedangkan data khusus meliputi : PUS, kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan remaja, kesehatan lansia, lingkungan, analisa data dan penapisan masalah



BAB 4



: Diagnosa Keperawatan Komunitas Berisi tentang diagnosa keperawatan yang muncul pada prioritas masalah yang ada



4



BAB 5



: Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas/Plan Of Action



(POA)



Berisi tentang rencana kegiatan desa. BAB 6



: Pelaksanaan (Implementasi Keperawatan) Berisi tentang rincian kegiatan dan pelaksanaannya



BAB 7



: Hasil Kegiatan (Evaluasi) Berisi tentang hasil kegiatan desa



BAB 8



: Penutup Berisi tentang kesimpulan, kritik dan saran.



Lampiran-lampiran



5



BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1



Konsep Komunitas



2.1.1 Definisi Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batasan geografi atau nilai dan interes yang umum guna menciptakan norma, nilai dan interes yang umum guna menciptakan norma, nilai dan sosial institusi, (WHO, 1984). Komunitas digambarkan sebagai tempat kumpul orang dan sistem sosial. Tempat terdiri dari lingkungan fisik dan sosial, sedangkan kumpulan orang terdiri dari gambaran populasi termesuk jumlah, komposisi tinglat pendidikan, dan lain-lain. Dan sistem sosial terdiri dari interaksi individu, kelompok, keluarga dan masyarakat. (Saunders, 1982). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat hidup tertentu yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama, (Koentjoraningrat, 1990). Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang berempat tinggal disuatau wilayah dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interkasi yang lebih besar dari anggotaanggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya, (Soedjono, Soekanto, 1992). 2.1.2 Ciri-ciri Masyarakat Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya d. Memiliki identitas bersama (Nasrul Effendi, 1990).



6



2.1.3 Ciri Masyarakat Indonesia Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi dalam 3 kategori, yaitu : a. Masyarakat Desa 1) Hubungan keluarga natara masyarakat sangat kuat 2) Hubungan didasarkan pada adat istiadat yang kuat 3) Percaya pada ketentuan gaib 4) Tingkat buta huruf relatif tinggi 5) Berlaku hukum tida tertulis 6) Tidak ada lembaga pendidikan khusus di bidang tekhnologi 7) Keterampilan diwariskan langsung oleh orang tua 8) Sisitem ekonomi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 9) Semangat gotong royong bidang sosial ekonomi sangat kuat b. Masyarakat Madya 1) Upah 2) Hubungan



keluarga



masih



tetap



kuat,



dan



hubungan



kemasyarakatan mulai mengendor 3) Adat istiadat masih dihormati, dan sikapa masyarakat mulai terbuka dari pengaruh luar 4) Timbul rasionalitas pada cara berpikir sehingga kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan  gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal. 5) Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan menengah 6) Tingkat buta huruf sudah mulai menurun 7) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis 8) Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaran,



sehingga



menimbulkan



deferensi



dalam



struktur



masyarakat karenanya uang semakin meningkat penggunaannya. c. Gotong Royong tradisional tinggi untuk keperluan social dikalangan keluarga dan tetangga serta kegiatan-kegiatan umum lainnya didasarkan Masyarakat Modern



7



1) Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi 2) Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling mempengaruhi 3) Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat 4) Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang dapat



dipelajari



dan



ditingkatkan



dalam



lembaga-lembaga



keterampilan dan kejurusan. 5) Tingkat pendidikan formal dan merata 6) Hukum yang berlaku adalah hokum yang tertulis dan kompleks 7) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas pengunaan uang dan alat pembayaran lainnya. 2.1.4 Ciri Masyarakat Sehat a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak c. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status social ekonomi masyarakat e. Penurunuan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit. 2.1.5 Indikator Masyarakat Sehat Menurut WHO : a. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat meliputi :



8



1) Indikator Komprehensif a) Angka kematian kasar menurun b) Rasio angka mortalitas proporsional rendah c) Umur harapan hidup meningkat 2) Indikator Spesifik a) Angka kematian ibu dan anak menurun b) Angka kematian karena penyakit menular menurun c) Angka kelahairan menurun b. Indikator pelayanan kesehatan 1) Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang 2) Distribusi tenaga kesehatan merata 3) Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di RS, fasilitas kesehatan lain 4) Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan 2.2



Konsep Keperawatan Komunitas



2.2.1 Definisi Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015). Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan



9



keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017). Proses



keperawatan



komunitas



merupakan



metode



asuhan



keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian,



perencanaan,



implementasi,



dan



evaluasi



keperawatan



(Wahyudi, 2010). Menurut American Nurses Association (ANA, 1973), Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan Perawat kesehatan



komunitas



proaktif



dengan



menghormati



kecenderungan



pelayanan kesehatan dan sosial, merubah kepedulian, dan aktivitas legislatif serta kebijakan. Fungsinya sebagai advokat pada populasi yang mereka layani. Seperti advokasi untuk kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan lingkungan, menciptakan kondisi yang emperbaiki dan mempertahankan kesehatan populasi dan merupakan peranan kunci dari perawat kesehatan komunitas. Perawat kesehatan komunitas terlibat dalam penelitian untuk meningkatkan praktik perawat kesehatan komunitas dan strategi serta intervensi khusus. Perawat harus memiliki tanggung jawab secara aktif dalam meningkatkan ilmu berbasis bukti yang profesional. Dokumentasi yang baik dan jelas merupakan bukti praktik perawat kesehatan komunitas yang efisien, efektif dan strategi biaya yang menguntungkan dalam promotif kesehatan masyarakat. Ketika perawat kesehatan komunitas bermitra dengan individu, fokusnya menjadi meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik yang mendukung serta meningkatkan kesehatan dengan tujuan utama memperbaiki keseluruhan kesehatan dari populasi. Sama juga tindakan dengan keluarga dan komunitas yang meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat keseluruhan. Aktivitas dengan populasi berhubungan dengan organisasi, kebijakan, hukum dan termasuk stake holder kunci yang



10



mempengaruhi lingkungan dimana orang-orang tinggal dan menciptakan kondisi yang meningkatkan kesehatan untuk semua. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan, yaitu : a.



Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat inap



b. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung pada keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan. c.



Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care) diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan



tinggi,



guru



dan



karyawan).



Perawat



sekolah



melaksanakan program screening kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan kesehatan. d. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan langsung dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, home industri/ industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan makanan. e.



Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda, dan mental.



f.



Dalam kegiatan puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di pedesan, kelompok terlantar.



Pelayanan



keperawatan



11



yang



dilakukan



adalah



pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit. g.



Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda, dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga pemasyarakatan (Lapas).



h. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi 1) Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat perlakukan kekerasan 2) Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa 3) Pelayanan



keperawatan



dipusat



pelayanan



penyalahgunaan obat 4) Pelayanan kelompok



keperawatan



ditempat



penampungan



lansia, gelandangan pemulung/pengemis,



kelompok penderita HIV (ODHA/Orang Dengan HivAids), dan WTS. Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya. 2.2.2 Prinsip perawatan kesehatan masyarakat Memberikan dukungan serta merawat, bukan hanya kepada invididual, namun juga keluarga. Dengan demikian, dilihat dari pengertian serta tujuan di atas bisa disimpulkan bahwa penekanan keperawatan komunitas terletak pada ‘health promotion, health maintenance, disease, prevention and treatment of minor illments and restoration of health and rehabilitation (MN, 2012). a.



Pelaksanaannya berdasarkan kebutuhan dan fungsi dalam program kesehatan yang menyeluruh



b.



Maksud dan tujuannya hendaknya jelas dalam pelayanan



12



c.



Kelompok yang terorganisasi atau perwakilannya adalah bagian integral dari program kesehatan komunitas



d.



Keperawatan



komunitas



tersedia



bagi



seluruh



lapisan



masyarakat tanpa membedakan asal, sosial budaya, ekonomi, umur, jenis kelamin, politik serta bangsa e.



Keperawatan komunitas mengakui keluarga dan komunitas adalah bagian dari unit pelayanan



f.



Pendidikan kesehatan dan pelayanan konsultasi adalah bagian integral dari keperawatan komunitas



g.



Penerima jasa pelayanan kesehatan perlu diikut-sertakan dalam perencanaan terkait dengan tujuan bagi pemeliharaan kesehatan



h.



Perawat komunitas harus kualified



i.



Keperawatan komunitas harus dilandaskan pada kebutuhan pasien dan kelangsungan pelayanan kepada pasien yang tepat



j.



Evaluasi pelayanan kesehatan ini harus dikerjakan secara periodik dan kontinyu



k.



Perawat komunitas berfungsi sebagai bagian terpenting dari tim kesehatan



l.



Perawat komunitas membantu mengarahkan pasien yang membutuhkan dukungan finansial



m. Community health agency perlu menyediakan program kelangsungan pendidikan bagi perawat (MN, 2012) 2.2.3 Tujuan keperawatan kesehatan komunitas Keperawatan



komunitas



merupakan



suatu



bentuk



pelayanan



kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok di dalam konteks komunitas serta perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat. a. Tujuan Umum



13



Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri. b. Tujuan khusus 1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat. 2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan. 3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan. 4) Tertanganinya



kelompok



masyarakat



khusus/rawan



yang



memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat. 5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan asuhan keperawatan di rumah. 6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas. 7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat optimal. 2.2.4 Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu: a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007). Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai



14



suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005). b. Proses kelompok (Group Process) Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat (Elisabeth, 2007). c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership) Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau



memberikan



manfaat.



Partisipasi



klien/



masyarakat



dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007). Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masingmasing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007). d. Pemberdayaan (Empowerment) Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).



15



Perawat



komunitas



perlu



memberikan



dorongan



atau



pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat  (Elisabeth, 2007). 2.2.5 Sasaran praktik keperawatan komunitas Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari: a. Individu Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien. b. Keluarga Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. c. Kelompok khusus Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Yang termasuk kelompok khusus adalah:



16



1) Kelompok



khusus



dengan



kebutuhan



khusus



sebagai



akibat



perkembangan dan pertumbuhannya, seperti: a) Ibu hamil b) Bayi baru lahir c) Balita d) Anak usia sekolah e) Lansia 2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah: a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya. b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya. 3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu: a) Wanita tunasusila b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba c) Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain 4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: a) Panti werdha b) Panti asuhan c) Pusat-pusat rehabilitasi d) Penitipan balita 5) Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik



17



permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya. Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007). a. Individu sebagai klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007). b. Keluarga sebagai klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga



dalam



fungsinya



mempengaruhi



dalam



lingkup



kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007). c. Masyarakat sebagai klien Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).



18



2.2.6 Asumsi dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas Menurut ANA (American Nurses Associationi) 1. Asumsi a) Sistem pemeliharaan yang kompleks. b) Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier. c) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar praktek penelitian. d) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier. e) Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer. 2. Kepercayaan a) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang. b) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan. c) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan. d) Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu. e) Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan. f) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang lama. g) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan. h) Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan. 2.2.7 Paradigma dan Falsafah Keperawatan Komunitas Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L., ada empat faktor



19



yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh, di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual. Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan pelayanan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.



20



2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya. 3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan. 4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan. 6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai



consumer



menjamin



suatu



pelayanan hubungan



keperawatan yang



saling



dan



kesehatan,



mendukung



dan



mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat. 7. Pengembangan direncanakan



tenaga secara



keperawatan



kesehatan



berkesinambungan



dan



masyarakat



terus-menerus.



Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri. 2.2.8 Peran Perawat Komunitas (Provider of Nursing Care) Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah: 1. Penyedia pelayanan (Care provider) Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan



yang



ada,



merencanakan



tindakan



keperawatan,



melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2. Pendidik dan konsultan (Educator and Counselor)



21



Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan



interpersonal



yang



baik



dan



untuk



meningkatkan



perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005). 3. Role Model Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat. 4. Advokasi (Advocate) Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari



22



berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005). 5. Manajer kasus (Case Manager) Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. 6. Kolaborator Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005). 7. Perencana tindak lanjut (Discharge Planner) Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.  Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan. 8. Penemu masalah kesehatan (Case Finder) Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data. 9. Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services) Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang



23



diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005). 10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader) Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan



peran



membantu,



membina



dan



mempertahankan



hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005). Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.



Dengan



menggunakan



proses



keperawatan,



perawat



membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005). 11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider and Researcher) Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas. 2.2.9 Ruang Lingkup Perawatan Komunitas Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (curatif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,



24



kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif. a. Upaya Promotif Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,



keluarga,



kelompok



dan



masyarakat



dengan



jalan



memberikan: 1) Penyuluhan kesehatan masyarakat 2) Peningkatan gizi 3) Pemeliharaan kesehatan perorangan 4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan 5) Olahraga secara teratur 6) Rekreasi 7) Pendidikan seks b.



Upaya Preventif Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan: 1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil 2) Pemeriksaan



kesehatan



secara



berkala



melalui



posyandu,



puskesmas maupun kunjungan rumah 3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah 4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui c.



Upaya Kuratif Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggotaanggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan: 1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing) 2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit



25



3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas 4) Perawatan payudara 5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir d.



Upaya Rehabilitatif Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan: 1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan 2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat



e.



Upaya Resosialitatif Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok diantaranya



adalah



khusus ke dalam pergaulan masyarakat,



kelompok-kelompok



yang



diasingkan



oleh



masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti. 2.2.10 Konsep Masalah Kesehatan Komunitas 1. Kesehatan Lingkungan Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya di mana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak langsung serta ikut



26



mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009). Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005), lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009). Dalam



mengatasi



masalah



kesehatan



lingkungan,



Pemerintah



menggalakkan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada Agustus 2008. Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas: a. Tidak BAB sembarangan b. Mencuci tangan pakai sabun c. Mengelola air minum dan makanan yang aman d. Mengelola sampah dengan benar e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut: a. Penyediaan air minum b. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran c. Pembuangan sampah padat d. Pengendalian vector



27



e. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskresi manusia f. Higiene makanan, termasuk higiene susu g. Pengendalian pencemaran udara h. Pengendalian radiasi i. Kesehatan kerja j. Pengendalian kebisingan k. Perumahan dan pemukiman l. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara m. Perencanaan daerah dan perkotaan n. Pencegahan kecelakaan o. Rekreasi umum dan pariwisata p. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi (wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk q. Tindakan



pencegahan 



yang



diperlukan



untuk



menjamin



lingkungan Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut: a. Penyehatan air dan udara b. Pengamanan limbah padat atau sampah c. Pengamanan limbah cair d. Pengamanan limbah gas e. Pengamanan radiasi f. Pengamanan kebisingan g. Pengamanan vektor penyakit h. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana 2. Perilaku Masyarakat Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan



28



tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan A & Dewi M, 2010). Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan A & Dewi M, 2010). Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori (Wawan A & Dewi M, 2010), yaitu: a. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar b. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan (Wawan A & Dewi M, 2010). 2.3



Konsep Puskesmas



2.3.1 Definisi Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan ,serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelengarakan kegiatan secara menyeluruh , terpadu dan kesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu . Para ahli mendefinisikan puskesmas sesuai dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan , diantaranya adalah sebagai berikut a. Azrul azwar (1980) . Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh



29



kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok b. Departemen Kesehatan RI (1981) Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung  memberikan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu dalam usaha- usaha kesehatan pokok c. Departemen Kesehatan RI (1987) Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelengarakan pelayanan kesehatan tedepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpandu di wilayah kerja d. Departemen kesehatan RI (1991) . Puskesmas adalah suatu kesatua organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. 2.3.2 Fungsi Puskesmas a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya . b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara : 1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri 2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien’ 3) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan tehnik materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat 4) Memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat



30



5) Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas. 2.3.3 Visi Puskesmas Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin di capai melalui pembangunan pusat kesehatan adalah sebagai berikut a. Masyarakat hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat b. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata c. Memiliki derajat kesehatan yang setimgi-tinginya  di seluruh wilayah republic Indonesia. 2.3.4 Misi Puskesmas Misi puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya di antaranya adalah: a. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan c. Mengadakan peralatan dan obat-obatan yang di sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat d. Mengembangkan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) 2.3.5 Strategi Puskesmas Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan adalah melalui pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh secara pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh. 2.3.6 Kegiatan Pokok Puskesmas Berdasarkan Buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan yang dapat di lakukan oleh puskesmas. Usaha pokok kesehatan sangat tergantung pada factor tenaga, sarana dan prasarana, biaya yang tersedia, serta kemampuan menegemen dari tip-tiap puskesmas. Berikut ini adalah kegiatan pokok puskesmas :



31



1. Upaya kesehatan ibu dan anak a.



Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui, bayi, anak balita, dananak pra sekolah



b.



Memberikan nasihat tentang makanan guna mencegah gizi buruk



c.



Imunisasi



d.



Pemberian nasihat mengenai perkembangan anak dan cara menstimulasinya



e.



Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah untuk penyakit ringan



2. Upaya keluarga berencana a.



Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu yang mengunjungi KIA



b.



Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan bekerja sebagai pengerak calon peserta keluarga berencana



c.



Memasang IUD, cara-cara penggunaan pil, kondom dengan member sarannya



3. Upaya perbaikan gizi a.



Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi



b.



Mengembangkan program perbaikan gizi



c.



Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat



4. Upaya kesehatan lingkungan Kegiatan – kegiatan utama kesehaatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas di antaranya adalah: a.



Penyehatan air bersih



b.



Penyehatan pembuangan kotoran



c.



Penyehatan lingkungan perumahan



d.



Penyehatan air buangan/limbah



e.



Pengawasan sanitasi tempat umum



f.



Penyehatan makanan dan minuman



g.



Pelaksanaan peraturan perundangan



5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular



32



a.



Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit



b.



Melaporkan kasus penyakit menular



c.



Menyelidiki benar atau tidak laporan yang masuk



d.



Tindakan permulaan untuk menahan penyakit menular



e.



Menyembuhkan penderita , hingga tidak lagi menjadi sumber penyakit



f.



Pemberian imunisasi



g.



Pemberantasan vector



h.



Pendidikan kesehatan kepada masyarakat



6. Upaya penggobatan a.



Melaksanakan diagnosis sedini  mungkin melalui pengkajian riwayat penyakit, mengadakan pemeriksaan fisik, mengadakan pemeriksaan laboraatorium, dan membuat diagnosis



b.



Melaksanakan tindakan pengobatan



c.



Melakukan upaya rujukan



7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat a.



Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik , rumah,dan kelompok-kelompok masyarakat



b.



Di tinggkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di tinggkat kabupaten di adakan tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan



2.3.7 Peran Puskesmas Dalam kontek otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang sangat viltal. Sebagai institusi pelaksana teknis, puskesmas di tuntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan untuk menentukan kebijakan daerah melalui system perencanaan yang matang, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta system evaluasi dan pemantauan yang akurat.puskesmas juga di tuntut dalam pemanfaatan teknologi informasi



terkait



upaya



peningkatan



kompeherensif dan terpadu.



33



pelayanan



kesehatan



secara



2.3.8 Wilayah Kerja Puskesmas Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kacamata. Factor kepadatan penduduk, luas daerak geografis dan keadaan infra struktur lainya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah dearah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas di tetapkan oleh Bupati, mendengar saran teknis dari kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi. Di kota besar wilayah kerja biasa satu kelurahan. Sedangkan puskesmas di ibu kota kecamatan merupakan puskesmas rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30 ribu penduduk setiap puskesmas. 2.3.9 Fasilitas Penunjang Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan, maka puskesmas perlu di tunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. 1. Puskesmas pembantu Puskesmas pembantu lebih sering disebut Pustu atau Pusban, merupakan unit pelayanan kesehatan yang sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas sebagai ruang lingkup wilaya yang kecil. 2. Puskesmas keliling Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang di lengkapi dengan kendaraan bermotor roda dua atau prahu motor, peralatan kesehatan, peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas dalam wilayah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. a.



Kegiatan pelayanan kesehatan



b.



Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil atau daerah yang sulit di jangkau oleh pelayanan kesehatan



34



c.



Melakukan penyelidikan tentangkejadian luar biasa



d.



Dapat dipergunakan sebagai alat trasfortasi penderita dalam rangka rujukan bagi kasus darurat



e.



Melakukan penyuluhan kesehtan dengan menggunakan alat audio visual.



3. Bidan desa Setiap daerah pasti di sediakan seorang bidan yang bertangung jawab langsung kepada kepala kesehatan. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 jiwa. Tugas bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok desa dasawarsa serta pertolongan persalinan di rumah penduduk. 2.3.10 Kedudukan Puskesmas a. Kedudukan administrasi Puskesmas membantu perangkat desa daerah pemerintahan daerah tingkat dua dan bergantung jadwal langsung , baik secara teknis maupun administrtif kepada kepala kesehatan daerah tingkat dua b. Kedudukan dalam herarki pelayanan kesehatan Sesuai dengan SKN, puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama. 2.3.11 Struktur Organisasi dan Tata kerja 1. Unsur pimpinan; Kepala puskesmas 2. Unsur pembantu pemimpin; Urusan tata usaha 3. Unsur pelaksana ; Unit I, II, III, IV, V, VI, VII 2.3.12 Tugas Pokok Puskesmas 1. Kepala puskesmas : Bertugas memimpin dan mengawasi kegiatan puskesmas 2. Kepala urusan tata usaha :  Mempunyai tugas di bidang kepegawaian , keuangan, Dll



35



3. Unit 1: Melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi 4. Unit II: Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit 5. Unit III: Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan tenaga kerja dan manula 6. Unit IV : Melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah dan olahraga 7. Unit V : Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyuluhan 8. Unit VI : Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap 9. Unit VII : Melakukan tugas kefarmasian 2.3.13 Program Puskesmas 1. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA) 2. Keluarga berencana 3. Usaha peningkatan gizi 4. Kesehatan lingkungan 5. Pemberantasan penyakit menular 6. Upaya pengobatan, termasuk pelayanan darurat kecelakaan 7. Penyuluhan kesehatan  masyarakat 8. Usaha kesehatan sekolah 9. Kesehatan olahraga 10. Perawatan kesehatan masyarakat 11. Usaha kesehatan kerja 12. Usaha kesehatan gigi dan mulut 13. Usaha kesehatan jiwa 14. Kesehatan mata 15. Laboratorium 16. Pencatatan dan pelaporan system informasi kerja 17. Kesehatan usia lanjut 18. Pembinaan pengobatan tradisional



36



2.3.14 Dukungan Rujukan 1. Sistem rujukan upaya kesehatan adalah system jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadi penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertical maupun horizontal. 2. Jenis rujukan a. Rujukan medis 1) Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic pengobatan, tindakan, operatif, dll 2) Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap 3) Medatangkan atau mengirim tenaga yang libih kompeten atau ahli untuk meningkatkan pelayanan kesehatan b. Rujukan kesehatan Menyangkut



masalah



kesehatanmasyarakat



yang



bersifat



preventif,dan promotif 1) Survey epidemologi dan pemberantasan penyakit atas keajadian luarbiasa atau terjangkitnya penyakit menular 2) Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah 3) Penyelidikan



penyebab



keracunan,



bantuan



teknologi



penangulangan keracunan dan bantuan obat –obatan atas terjadinya masalah keracunan 4) Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam 5) Sarana dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas kekurangan air bersih masyarakat umum 6) Pemeriksaan specimen air laboratorium kesehatan dll 3. Tujuan system rujukan upaya kesehatan a. Tujuan umum Dihasilkanya pemerataan usaha pelayanan kesehatan yang didukung



kualitas



pelayanan



37



yang



optimal



dalam



rangka



memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna. b. Tujuan khusus 1) Dihasilkanya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabiltatif secara berhasil guna dan berdaya guna 2) Dihasilkanya upya kesehatan mesyarakat yang bersifat preventif dan promotif guna dan berdaya guna 3) Jenjang tingkat pelayanan kesehatan 4) Alur rujukan Rujukan medis 1) Internal antara petugas medis 2) Antara puskesmas pembantu dan puskesmas 3) Antara masyarakat dan puskesmas 4) Antara puskesmas yang satu dengan puskesmas yang lain 5) Antara puskesmas dengan rumah sakit , laboratorium atau fasilitas kesehatan 4. Upaya peningkatan mutu rujukan Langkah-langkah : a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesams dalam menampung rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain dari masyarakat b. Mengadakan rujukan antara dengan mangadakan ruang tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat dilokasi strategis c. Meningkatkan sarana komunikasi anatara unit pelayanan kesehatan d. Menyediakan puskesmas keliling di setiap kecamatan e. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi system rujukan f. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang masyarakat



38



BAB 3 PENGKAJIAN KOMUNITAS 3.1 Tahap pengkajian 1. Data Umum a. Geografi Dsn. Kunir merupakan suatu wilayah yang berada di Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dan memiliki batas wilayah sebagai berikut : Batas wilayah sebelah barat



: Masjid Al-Hikmah



Batas wilayah sebelah timur



: SDN 4



Batas wilayah sebelah selatan



: Sungai



Batas wilayah sebelah utara



: SD Negeri 4 Singojururh



Wilayah Dsn. Kunir dibagi dalam 10 RT. Kondisi geografis di Dsn. Kunir merupakan wilayah dataran rendah, subur dan banyak sawah dan pepohonan, serta curah hujan tergolong sedang. b. Denah wilayah



Gambar 1.1 Denah Wilayah Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwagi Bulan November 2020 c. Demografi Wilayah Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwagi 1) Jumlah penduduk



: 340 jiwa



2) Jumlah KK



: 100 KK 39



3)



Komposisi Penduduk a) Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Proporsi penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwagi berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada gambar 1.2 Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwagi



300 250 200



173



167



Laki- Laki



Perempuan



150 100 50 0



Gambar 1.2 Proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.2 diketahui bahwa penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi sebagian besar (51%) adalah laki-laki. b) Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur dalam tahun Proporsi penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi berdasarkan umur dalam tahun dapat dilihat pada gambar



40



1.3



Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur dalam tahun di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



300 250 200 154



150 100 50



67 20



28



0 -



Gambar 1.3 Proporsi penduduk berdasarkan umur dalam tahun di Dsn. Kunir



Ds.



Singojuruh



Kec.



Singojuruh



Kab.



Banyuwangi bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.3 diketahui bahwa hampir separuhnya (45%) penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi berusia 18-45 tahun. c) Proporsi Penduduk Berdasarkan Hubungan Dalam KK Proporsi penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwagi



berdasarkan hubungan dalam KK dapat di lihat pada



gambar 1.4



41



Proporsi penduduk Banyuwagi berdasarkan hubungan dalam KK di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



300



240



250 200 150 100



100



50 0



KK



Angota Keluarga



Gambar 1.4 Proporsi penduduk berdasarkan hubungan dalam KK di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.4 diketahui bahwa dari 340 jiwa penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi hampir seluruhnya



(70,6%) adalah anggota keluarga, dan 29,4% adalah



kepala keluarga.



d) Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan Proporsi penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



berdasarkan status perkawinan dapat di lihat pada



gambar 1.5



42



Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 250 190



200 150



133



100 50 17 0 Kawin



Tidak Kawin



Janda/ Duda



Gambar 1.5 Proporsi penduduk berdasarkan status perkawinan di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.5 penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi sebagian besar (56%) adalah berstatus kawin e) Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama Proporsi penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi berdasarkan agama dapat di lihat pada gambar 1.6 Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 337 300 250 200 150 100 50 0 Islam



3



0



0



0



0



Kristen



Hindu



Budha



Katholic



Lain- lain



Gambar 1.6 Proporsi penduduk berdasarkan agama di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020



43



Berdasarkan gambar 1.6 di ketahui bahwa hampir seluruhnya (99 %) penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi adalah beragama Islam. f) Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku Proporsi penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi berdasarkan suku dapat di lihat pada gambar 1.7 Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku di Dsn. Kunir Dsn. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



300



290



250 200 150 100 50



50



0



0 Jawa



Madura



0



Lain- lain



Gambar 1.7 Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.7 di ketahui bahwa hampir seluruhnya (85%) penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi adalah suku Jawa.



g) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Proporsi penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi berdasarkan pendidikan dapat di lihat pada gambar 1.8



44



Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



300 250 200 150



110



100 50



78



77 31



23



15



6



0 Tidak Sekolah



TK



SD



SMP



SMA



PT



Non Formal



Gambar 1.8 Proporsi penduduk berdasarkan pendidikan Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.8 di ketahui bahwa hampir separuhnya (32%) penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi pendidikannya adalah SD. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan penduduk dalam menerima informasi yang akan mempegaruhi perubahan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan h) Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Proporsi penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi berdasarkan pekerjaan dapat di lihat pada gambar 1.9 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 140 120 100 80 60



115



40 20 0



87



67 39



20



12



45



1



0



Gambar 1.9 Proporsi Penduduk berdasarkan pekerjaan di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.9 di ketahui bahwa penduduk Dsn. Kunir Ds.



Singojururh



Kec.



Singojuruh



Kab.



Banyuwangi



hampir



separuhnya (33,8%) pekerjaannya adalah sebagai petani. i) Proporsi Keluarga Berdasarkan Pendapatan (Per KK) Proporsi penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



berdasarkan pendapatan perKK dapat di lihat pada



gambar 1.10 Proporsi Keluarga Berdasarkan Pendapatan (Per KK) di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 70 60 50 40 30



59



20 10



24



17



0 < 1 Juta



1 - < 3 Juta



3 Juta >



Gambar 1.10 Proporsi penduduk berdasarkan Pendapatan perk di Dsn. Kunir



Ds.



Singojururh



Kec.



Singojuruh



Kab.



Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.10 di ketahui dari 10 KK penduduk di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi sebagian besar (59%) memiliki pendapatan 1-



Gambar 1.11 Proporsi penduduk berdasarkan pengeluaran per KK di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.11 di ketahui bahwa penduduk di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi sebagian besar (64%) memiliki pengeluaran 1-6 bulan



Berdasarkan gambar 1.25 di ketahui bahwa proporsi balita konsumsi MP ASI di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi adalah hampir seluruhnya (80%) mengonsumsi ASI >6 bulan.



56



g) Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu yang mempunyai balita dan kader kesehatan di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi, didapatkan data subjektif yaitu, posyandu balita diadakan setiap satu bulan sekali dan mayoritas ibu



rutin



memeriksakan anak mereka ke posyandu balita. 2) Anak Sekolah a) Proporsi anak sekolah berdasarkan status gizi Proporsi anak sekolah berdasarkan status gizi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.25 Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Status Gizi di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



30



27



25 20 15 10 5 1



0



0 Baik



Cukup



Kurang



Gambar 1.25 Proporsi Anak Sekolah berdasarkan Status Gizi di Dsn. Kunir



Ds.



Singojuruh



Kec.



Singojuruh



Kab.



Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.25 di ketahui bahwa anak sekolah berdasarkan status gizi di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi hampir seluruhnya (96,5%) memiiliki status gizi yang baik.



57



b) Proporsi anak sekolah berdasarkan status imunisasi Proporsi anak sekolah berdasarkan status imunisasi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.26 Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Status Imunisasi di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



30 25



25 20 15 10 5



3



0 Lengkap



Tidak Lengkap



Gambar 1.26 Proporsi Anak sekolah berdasarkan status imunisasi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.16 di ketahui bahwa anak sekolah berdasarkan status imunisasi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh



Kab.



Banyuwangi



hampir



seluruhnya



(89,3%)



imunisasinya lengkap. c) Proporsi Anak Sekolah berdasarkan kebiasaan gosok gigi Proporsi anak sekolah berdasarkan status imunisasi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.27 Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Kebiasaan Gosok Gigi di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 30 25



23



20 15 10 5



5



0



0 Rutin



Tidak Rutin



58



Tidak Pernah



Gambar 1.27 Proporsi anak sekolah berdasarkan kebiasaan gosok gigi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.27 di ketahui bahwa anak sekolah berdasarkan kebiasaan gosok gigi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi hampir seluruhnya (82,2%) mempunyai kebiasaan gosok gigi. d) Proporsi anak sekolah berdasarkan pernah tidaknya mengalami sakit gigi Proporsi anak sekolah berdasarkan pernah tidaknya mengalami sakit gigi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.28 Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengalami Sakit Gigi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



30 25 20 15 10



24



5 4



0 Ya



Gambar 1.28



Tidak



Proporsi anak sekolah berdasarkan pernah tidaknya sakit gigi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020



Berdasarkan gambar 1.28 di ketahui bahwa anak sekolah pernah tidaknya mengalami sakit gigi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi hampir seluruhnya (86%) pernah mengalami sakit gigi.



59



e) Proporsi anak sekolah berdasarkan tidak naik kelas Proporsi anak sekolah berdasarkan tidak naik kelas di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.19 Proporsi Anak Sekolah Berdasarkan Tidak Naik Kelas di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



30



28



25 20 15 10 5 0



0



Pernah



Tidak Pernah



Gambar 1.29 Proporsi anak sekolah berdasarkan tidak naik kelas di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.29 di ketahui bahwa anak sekolah berdasarkan tidak naik kelas di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi seluruhnya (100%) tidak ada yang tidak pernah anaik kelas f) Berdasarkan hasil wawancara dengan 20 orang tua di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi, orang tua sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak sempat mengajarkan serta mengawasi anaknya dalam hal gosok gigi, sehingga menyebakan anaknya tidak ruting gosok gigi dan mengalami sait gigi. 3) Remaja a. Proporsi Remaja berdasarkan kenakalan Proporsi remaja berdasarkan kenakalan di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.30



60



Proporsi Remaja Berdasarkan Kenakalan di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 30 25 20 15



18 15



10 4



5 0 Rokok



0



0



0



Napza



Miras



Seks Bebas



Geng Motor



Tidak Ada



Gambar 1.30 Proporsi Remaja berdasarkan kenakalan di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.30 di ketahui bahwa proporsi remaja berdasarkan kenakalan Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi hampir separuhnya (48,6%) tidak ada yang nakal. b. Proporsi remaja berdasarkan keikutsertaan dalam organisasi Proporsi remaja berdasarkan keikutsertaan dalam organisasi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.31 Proporsi Remaja Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Organisasi di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 30 25



24



20 15



13



10 5 0 Aktif



Gambar 1.31



Tidak Aktif



Proporsi remaja berdasarkan keikutsertaan dalam organisasi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020



61



Berdasarkan gambar 1.31 di ketahui bahwa proporsi remaja berdasarkan keikutsertaan dalam organisasi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi sebagian besar (64,9%) aktif. Berdasarkan hasil wawancara dengan remaja, hampir seluruhnya tidak melakukan kenakalan remaja dan sebagian besar aktif dalam organisasi 4) Kesehatan Lansia a) Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.32 Proporsi Lansia Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Posyandu di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi



20 18 16 14 12 10



19



8 6



13



4 2



2



0 Rutin



Tidak Rutin



Tidak Pernah



Gambar 1.32 Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.32 di ketahui bahwa Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan dalam posyandu di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi sebagian besar (56%) tidak pernah. Hal ini terjadi karena kurang pengetahuan keluarga dalam merawat lansia yang pada kahirnya dapat menjadi penyebab meningkatnya angka kesakitan pada lansia.



62



b) Proporsi lansia berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan Proporsi lansia berdasarkan pemeriksaan kesehatan di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.33 Proporsi Lansia Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 20



15



10



18 13



5 3 0 Rutin



Tidak Rutin



Tidak Pernah



Gambar 1.33 Proporsi lansia berdasarkan pemeriksaan kesehatan di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.33 di ketahui bahwa Proporsi lansia berdasarkan pemeriksaan kesehatan di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi sebagian



besar (53%) tidak



pernah. c) Proporsi lansia berdasarkan kegiatan social Proporsi lansia berdasararkan kegiatan social di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.34 Proporsi Lansia Berdasarkan Kegiatan Sosial di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 16 14 12 10 8 14



13



6 4



7



2 0 Rutin



Tidak Rutin



63



Tidak Pernah



Gambar 1.34 Proporsi Lansia berdasarkan kegiatan sosial di Dsn. Kunir



Ds.



Singojururh



Kec.



Singojuruh



Kab.



Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.24 di ketahui bahwa proporsi lansia berdasarkan kegiatan sosial di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi hampir separuhnya (41%) Rutin . d) Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan, minat lansia untuk datang ke posyandu masih kurang dan kegiatan posyandu di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi belum berjalan dengan baik e) Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga dan lansia, mereka mengatakan alasan tidak datang ke posyandu karena bagi mereka posyandu hanya penting untuk ibu hamil dan balita. 5) Kesehatan Lingkungan 1) Lingkungan Fisik a) Proporsi keluarga berdasarkan status rumah Proporsi berdasarkan status rumah yang di miliki penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.35 Proporsi Keluarga Berdasarkan Status Rumah di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 120 100 80 60 100 40 20 0



0 Sendiri



Sewa



Gambar 1.35 Proporsi keluarga berdasarkan status rumah di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020.



64



Berdasarkan gambar 1.35 dapat di ketahui bahwa proporsi status rumah yang dimiliki oleh penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi seluruhnya (100%) adalah rumah sendiri. b) Proporsi keluarga berdasarkan jenis rumah Proporsi jenis rumah yang di miliki penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.36 Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 80 70 60 50 40 70 30 20 29 10 0 Permanen



Semi Permanen



1 Tidak Permanen



Gambar 1.36 Proporsi keluarga berdasarkan jenis rumah di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020 Berdasarkan gambar 1.26 dapat di ketahui bahwa proporsi jenis rumah yang di miliki oleh penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi sebagian besar (70%) adalah rumah permanen. c) Proporsi rumah berdasarkan lantai Proporsi jenis lantai rumah yang di miliki penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.37



65



Proporsi Rumah Berdasarkan Lantai di Dsn. Kunir Ds. Singojuruh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 90 80 70 60 50 40



80



30 20 10



20



0 Aman



Tidak Aman



Gambar 1.37 Proporsi rumah berdasarkan lantai di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020. Berdasarkan gambar 1.37 di ketahui bahwa jenis lantai rumah yang di miliki penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi hampir seluruhnya (80%) aman. d) Proporsi rumah berdasarkan ventilasi Proporsi ventilasi rumah yang di miliki penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi dapat di lihat pada gambar 1.38 Proporsi Rumah Berdasarkan Ventilasi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi 80 70 60 50 40 70 30 20 30 10 0 < 20%



> 20%



Gambar 1.38 Proporsi rumah berdasarkan ventilasi di Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi Bulan November 2020



66



Berdasarkan gambar 1.38 di ketahui bahwa ventilasi rumah yang di miliki penduduk Dsn. Kunir Ds. Singojururh Kec. Singojuruh Kab. Banyuwangi sebagian besar (70%)