Laporan Praktikum 4 - Kelompok 2 - Kelas C [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PAKAN PEMBUATAN SPECIAL BONE MEAL DENGAN METODE KIMIAWI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Teknologi Pakan Oleh : Kelompok 2 Kelas C



Sholihah Amrina Rosyada Aulia Azzahra Annisa Ayu Lestari



200110180275



200110180286 200110180299



LABORATORIUM NUTRISI TERNAK UNGGAS, NONRUMINANSIA DAN INDUSTRI MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2020



I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Pemotongan ternak selain menghasilkan karkas juga dapat menghasilkan



sejumlah hasil samping dan limbah dalam jumlah yang besar. Hasil samping atau limbah dari pemotongan ternak antara lain berupa kulit, tulang, dan darah hewan ternak. Tulang merupakan hasil samping dari peternakan yang jumlahnya cukup besar dan sejauh ini hanya dianggap sebagai limbah. Tulang adalah jaringan yang kuat dan tangguh yang memberi bentuk pada tubuh. Tulang termasuk komponen yang keras, sehingga hal inilah yang menyebabkan tulang menjadi limbah yang tidak mudah diuraikan oleh dekomposer, sehingga tulang tersebut menjadi limbah padat yang lebih dikenal sebagai sampah yang seringkali dianggap tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Oleh karena itu, perlu pengolahan lebih lanjut agar limbah tulang tidak menjadi sampah yang mencemari lingkungan dan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Di dalam industri processing pengolahan daging ayam, daging biasa diolah menjadi ayam filleting, nugget, dan sosis ayam. Dari pengolahan tersebut, maka dihasilkan by product berupa tulang ayam. Selama ini tulang ayam tersebut menjadi limbah yang tidak termanfaatkan. Padahal, dari segi nutrisi, sebenarnya tulang tersebut masih bisa dimanfaatkan sebagai sumber mineral (terutama Ca dan P) dengan proses pengolahan yang tepat. 1.2



Identifikasi Masalah



1.



Bagaimana cara pembuatan special bone meal dengan metode kimiawi.



2.



Bagaimana cara menganalisis kandungan Ca dan P pada tulang ayam.



3.



Bagaimana cara mengetahui dekolagenasi pada tulang ayam.



1.3



Maksud dan Tujuan



1.



Mengetahui cara pembuatan special bone meal dengan metode kimiawi.



2.



Mengetahui cara menganalisis kandungan Ca dan P pada tulang ayam.



3.



Mengetahui dekolagenasi pada tulang ayam.



1.4



Waktu dan Tempat Praktikum dilakukan dengan menonton video via Zoom Meeting, pada tanggal



26 Oktober 2020.



II TINJAUAN PUSTAKA Seiring dengan meningkatnya industri processing pengolahan daging ayam, menjadi produk olahan pakan seperti ayam filleting, nugget, dan sosis ayam, maka dihasilkan by product berupa tulang ayam. Selama ini, tulang ayam tersebut menjadi limbah yang tidak termanfaatkan. Dari segi nutrisi, sebenarnya tulang tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sumber mineral terutama Ca dan P. Tulang mengandung kalsium dan fosfor dengan rasio yang relatif konstan 2 : 1. Garam kalsium fosfor yang terdapat dalam tulang di deposit dalam jaringan matrik lunak yang terdiri dari bahan organik mengandung serat kolagen dan gel mukopolisakarida. Sebelum dimanfaatkan sebagai sumber mineral harus diolah terlebih dahulu, kandungan mineral yang tinggi pada tulang ayam tidak menunjukkan nilai biologis yang tinggi. Hal ini disebabkan mineral dalam tulang dalam bentuk kristal hydroxyapetaite (Ca₁₀(PO₄)₆(OH)₂) dan kalsium karbonat (CaCO₃) yang merupakan komponen terikat dalam struktur kolagen tulang sehingga keberadaannya tidak tersedia dalam alat pencernaan ternak, dengan demikian nilai bioavabilitasnya rendah (AOAC, 2005). Teknologi pengolahan yang sering digunakan untuk mengolah tulang menjadi tepung tulang komersial (calcineted bone-meal atau bone-ash) yang dilakukan dengan pengabuan bertekanan tinggi untuk menghilangkan komponen organik yang ada pada tulang sapi. Prinsip umum pengolahan tulang hewan menjadi tepung tulang komersial adalah upaya menghilangkan komponen selain mineral terutama protein dan lemak yang melekat pada bahan tersebut. Alternatif lain, selain teknologi pengabuan adalah dengan cara menghidrolisis bahan organik terutama kolagen dengan larutan alkali.



Hidrolisis bertujuan untuk melarutkan kolagen tulang, sehingga konsentrasi Ca dan P dan bioavabiltasnya menjadi tinggi, yang dikenal dengan special bone meal (Bagau, 2012). Jenis alkali bisa digunakan sebagai sumber basa dalah NaOH dan KOH yang merupakan alkali produk kimiawi yang dibuat dari bahan anorganik (Rusmana, Denny., dkk. 2016).



III ALAT, BAHAN, DAN METODE PRAKTIKUM 1.1



Prinsip Melarutkan bahan organik (kolagen) yang ada pada tulang dengan alkali untuk



meningkatkan kandungan C dan P tulang. 1.2



Alat dan Bahan



1.



Tulang ayam bagian dada dan paha yang diperoleh dari industri filleting daging ayam.



2.



NaOH.



3.



Aquades.



4.



Gelas ukur.



5.



Timbangan analitik.



6.



pH meter.



1.3



Prosedur



1.



Pembuatan larutan alkali NaOH 0,2%, 4% dan 6% dengan cara melarutkan NaOH padatan dalam aquades.



2.



Ukur pH larutan.



3.



Tulang ayam bagian dada dan paha dikumpulkan, selanjutnya daging yang masih menempel pada tulang ayam dibersihkan.



4.



Tulang ayam direbus pada suhu 800℃ selama 30 menit untuk menghilangkan lemak (degreasing) pada tulang.



5.



Memperkecil ukuran tulang menjadi 2-5 cm. Mengelompokkan tulang menjadi 8



bagian masing-masing sebanyak 125 g untuk memudahkan proses



selanjutnya. 6.



Lakukan perendaman tulang ayam dengan larutan (NaOH 0%, 2%, 4%, dan 6%) selama 24 jam dan 48 jam.



7.



Perbandingan antara tulang dengan larutan adalah 1 : 8, maka untuk 125 g tulang dibutuhkan 1000 ml larutan alkali.



8.



Cuci tulang hasil perendaman hingga pH netral.



9.



Gunakan kertas lakmus untuk memastikan pH telah netral.



10.



Rebus tulang yang telah dinetralisasi pada suhu 100℃ selama 30 menit.



11.



Hasil rebusan selanjutnya dikeringkan dalam oven.



12.



Timbang tulang yang telah kering untuk mengetahui berat kolagen yang terlarut (dekolagenasi).



13.



Dekolagenasi (%) diperoleh dengan menggunakan rumus : 𝐷𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎𝑔𝑒𝑛𝑎𝑠𝑖 =



Berat Tulang Ayam Awal (g) − Berat Setelah Dihidrolisis (%) 𝑥 100% Berat tulang ayam awal



1.4



Prosedur Pembuatan



1.



Degreasing, yaitu penghilangan lemak (perebusan suhu 80℃ selama 30 menit).



2.



Pengecilan ukuran (2-5 cm).



3.



Perendaman dengan NaOH (0%, 2%, 4%, dan 6%) selama 24 jam dan 48 jam.



4.



Pencucian hingga pH netral.



5.



Perebusan suhu 100℃ selama 30 menit.



6.



Pengeringan dan penggilingan.



7.



SBM produk NaOH.



IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1



Hasil Pengamatan



No. Larutan NaOH Bobot Awal Konsentrasi



Bobot Akhir



Dekolagenasi (%)



24 jam



48 jam 24 jam



48 jam



1.



0%



125



135



134



-8



-7.2



2.



2%



125



96



93



23.2



25.6



3.



4%



125



90



78



28



37.6



4.



6%



125



93



118



25.6



5.6



4.2



Pembahasan Tulang ayam merupakan limbah padat yang dalam kehidupan sehari-hari yang



sering disebut sebagai sampah atau sisa makanan yang sampai saat ini pemanfaatannya masih minim. Limbah tulang ayam berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai tepung tulang yang kaya akan kalsium dan fosfor karena dalam tulang ayam terdapat sekitar 28,0-56,3% zat anorganik termasuk di dalamnya kalsium dan fosfor (Retno, 2012). Selain kalsium dan fosfor, terdapat zat organik salah satunya kolagen. Kolagen merupakan protein fibrous yang memiliki karakteristik resisten terhadap enzim pencernaan, tidak dapat larut, dapat mengubah protein dan gelatin dengan pemasakan, dan banyak mengandung hidroksiprolin (Tillman, dkk. 1984). Keberadaan kolagen kurang efektif dalam pembuatan tepung tulang sebab sulit dicerna oleh enzim yang terdapat dalam usus.



Upaya untuk meningkatkan nilai manfaat limbah tulang ayam dan mendapatkan tepung tulang yang berkualitas adalah melalui proses pengolahan secara kimiawi melalui tahap dekolagenasi dengan menggunakan alkali (larutan yang bersifat basa kuat), yang bertujuan untuk melepaskan komponen mineral yang terikat pada kolagen tulang ayam sehingga menghasilkan kandungan mineral yang tinggi. Dekolagenasi dilakukan dengan pemberian kondisi basa yang diikuti pemanasan selama rentang waktu tertentu. Sebagai basa, NaOH dinilai lebih efektif, lebih murah dan mudah didapatkan. Pemberian basa dimaksudkan untuk mendenaturasi protein menjadi bentuk primernya yang akan mengendap (Ermawati dkk, 2009). Tulang ayam yang direndam menggunakan larutan NaOH mengalami penurunan bobot dikarenakan kandungan kolagen dalam tulang berkurang. Dari keempat perendaman yang dilakukan, tulang ayam yang direndam menggunakan larutan NaOH 4% melarutkan kolagen atau mengalami penurunan bobot paling banyak. Dari hasil perhitungan dekolagenasi, tulang ayam yang direndam menggunakan larutan NaOH 4% lebih tinggi dibandingkan yang direndam menggunakan larutan NaOH 2% dan 6%. Penggunaan konsentrasi NaOH yang lebih tinggi berpengaruh terhadap konsentrasi yang dihasilkan dalam larutan tersebut. Konsentrasi NaOH 4% lebih reaktif dalam menghasilkan kelarutan kolagen tulang ayam. Semakin tinggi konsentrasi larutan NaOH semakin tinggi pula tingkat kebasaan larutan, yang menyebabkan semakin tinggi tingkat efektifitas kolagen yang dihasilkan. Larutan NaOH dengan konsentrast 4% dan 6% lebih reaktif larutan NaOH 4% untuk menghasilkan kelarutan kolagen tulang ayam.



Lama perendaman merupakan faktor yang menentukan terlarutnya kolagen tulang ayam. Larutan NaOH memerlukan waktu yang lebih lama agar dapat menghidrolisis komponen yang terdapat pada tulang. Perlakuan pada larutan NaOH 4% dengan lama perendaman 48 jam merupakan perlakuan dengan waktu proses yang optimal untuk menghidrolisis komponen organik terutama kolagen yang terdapat pada tulang ayam. Perlakuan pada larutan NaOH 4% dengan lama perendaman 48 jam menghasilkan dekolagenasi paling tinggi yaitu 37,6%. Menurut Pomeranz (1991), hidrolisis protein dengan menggunakan alkali dapat menyebabkan degradasi protein, namun tergantung dosis, konsentrasi, suhu, dan lama perlakuan.



V KESIMPULAN



1.



Pengolahan special bone meal dengan metode kimiawi dilakukan dengan melarutkan bahan organik (kolagen) yang ada pada tulang dengan alkali untuk meningkatkan kandungan C dan P tulang.



2.



Dekolagenasi dihitung berdasarkan selisih berat awal tulang ayam dikurangi berat akhir setelah hidrolisis dibagi dengan berat awal dikali 100%.



3.



Tulang ayam yang direndam menggunakan larutan NaOH mengalami penurunan bobot dikarenakan kandungan kolagennya berkurang. Dari keempat perendaman, yang paling banyak melarutkan kolagen atau mengalami penurunan bobot paling banyak adalah tulang ayam yang direndam menggunakan larutan NaOH 4%.



DAFTAR PUSTAKA AOAC. 2005. Official Methods of Analysis. The Association of Official Analytical Chemist. A.O.A.C. Inc. Washington, DC. Chap. 4.8.02. Bagau, B. 2012. Bioavaibilitas Kalsium dan Fosfor Special Bone Meal Produk Hidrolisis Alkali Tulang Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L.) pada Ayam Broiler. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Bandung. Ernawati, Yunita, dkk. 2009. Pemanfaatan Kitosan dari Limbah Rajungan (Portunus Pelagicus) sebagai Antimikroba pada Obat Kumur. Karya Ilmiah. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Mayasaroh, I., Rusmana, D., & Wiradimadja, R. 2012. Dekolagenasi, Kandungan Kalsium dan Fosfor Limbah Tulang Ayam oleh Larutan KOH. Students eJournal. 1(1) : 14. Musdalifah, S. 2016. Dekolagenasi Limbah Tulang Paha Ayam Broiler (Gallus domesticus) oleh Natrium Hidroksida (NaOH) untuk Penentuan Kadar Kalsium (Ca) dan Fosfat (PO₄). Doctoral dissertation. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Pomeranz, Y. 1991. Funcional Properties of Good Component. Academic Press. Inc., San Diego. Retno, Dyah Tri. 2012. Pembuatan Gelatin dari Tulang Ayam dengan Proses Hidrolisa. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST) Periode III. Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta. Rusmana, Denny., Wiradimadja, R., Noor, F. A., Mayasaroh, I., & Winarsih, W. 2016 Special Bone Meal Produk Hidrolisis Alkali Pada Tulang Ayam. Majalah Ilmiah Pertanian. 41(3) : 355-360. Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo. S. Prawirokusumo dan S. Lebdosukojo. 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Winarsih, W., Rusmana, D., dan Wiradimadja, R. 2012. Pengaruh Perendaman Limbah Tulang Ayam menggunakan NaOH terhadap Tingkat Dekolagenasi, Kandungan Kalsium dan Fosfor. Students e-Journal. 1(1) : 14.