Laporan Praktikum Biokimia Bilirubin-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PRAKTIKUM V ANALISIS BILIRUBIN, UROBILIN, DAN UROBILINOGEN



Disusun Oleh : Kelompok II



-



Anasthasya Chyntia Angelina Sianturi Anisa Rafilah Puteri Diah Setya Rahayu Galuh Anjani Garnisaputri



(201904001) (201904002) (201904003) (2019040010) (201904016)



PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KELUARGA BEKASI 2021



PRAKTIKUM V ANALISIS BILIRUBIN, UROBILIN, DAN UROBILINOGEN



I.



Tujuan 1.1. Mahasiswa mampu melakukan analisis bilirubin pada urin dengan metode Harrison 1.2. Mahasiswa mampu melakukan analisis bilirubin pada urin dengan metode Schlezinger 1.3. Mahasiswa mampu melakukan analisis bilirubin pada urin dengan metode Ehrlich



II.



Dasar Teori Urine adalah cairan yang dieskresi oleh ginjal, disimpan dalam kandung kemih, dan dikeluarkan melalui uretra. Volume urine sekitar 900 - 1500 mL/24 jam, dengan komposisi air sekitar 96% dan bahan yang terlarut didalamnya seperti elektrolit dan sisa metabolisme. Urine normal berwarna kuning pucat atau kuning transparan. Jika warna urine tidak berwarna menandakan mengkonsumsi air terlalu banyak, warna kuning gelap menandakan dehidrasi awal, warna madu menandakan dehidrasi sedang, warna coklat menandakan dehidrasi berat, warna pink atau kemerahan menandakan adanya kandungan darah dalam urine, dan warna orange menandakan adanya disfungsi hati. Komposisi zat didalam urine bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urine normal terdiri dari air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam- garam terutama garam dapur dan zatzat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan. Semua cairan dan pembentuk urine trsebut berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misalnya glukosa diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Bilirubin merupakan hasil pemecahan dari eritrosit, kemudian keluar Hb. Hemoglobin terdiri dari heme dan globin. Globin adalah suatu protein setelah keluar bisa dipakai kembali atau dicadangkan. Heme terdiri dari Fe dan Protoforfirin fe (suatu) bisa dicadangkan atau dipakai kembali dan protoforfirin (suatu racun) kemudian akan diikat oleh RES diubah menjadi bilirubin I (indirect bilirubin, heme bilirubin, uncojugated bilirubin atau bilirubin bebas) bersifat tidak larut dalam air dan kurang mewarnai jaringan. Kemudian bilirubin I masuk ke hati, dihati menjadi bilirubin II dengan proses conjugasi dan detoksikasi dengan 2 asam glukoronat maka terbentuklah bilirubin II (direct bilirubin, conjugated bilirubin atau chole bilirubin) bersifat larut dalam air dan lebih mewarnai jaringan. Kemudian bilirubin II masuk ke usus melalui duktus hepatikus, di usus bilirubin II oleh bakteri di ubah menjadi urobilinogen. Sebagian urobilinogen akan keluar melalui feses disebut dengan sterkobilinogen kemudian dioksidasi menjadi sterkobilin lalu sebagian lagi urobilinogen masuk ke darah, ada yang masuk ke hati di sebut dengan siklus enterohepatal dan ada yang masuk



ke ginjal keluar melalui urin di sebut dengan urobilinogen kemudian dioksidasi menjadi urobilin sehingga urine bewarna kuning (Sudoyo, 2006). Metabolisme bilirubin dimulai dari penghancuran eritrosit setelah usia 120 hari, oleh sistem retikuloendotel menjadi heme dan globin. Globin masih bisa di pakai lagi oleh tubuh, dan hem menghasilkan fe dan protoforfirin. Fe masih bisa di pakai lagi oleh tubuh sedangkan protoforfirin merupakan racun, di sistem retikuloendotel di rubah menjadi bilirubin I. Kemudian bilirubin 1 di detoksitasi oleh hati dan di konjugasi oleh asam glukoronat menjadi bilirubin II atau direk bilirubin (Putra dkk, 2006). Pemeriksaan bilirubin daam urin menggunakan uji Harrison. Prinsip metode Harrison adalah bilirubin dapat mereduksi feri klorida menjadi senyawa yang berwarna hijau. Sebelumnya bilirubin diabsorpsikan pada endapan BaCl2 dalam urin. Berbeda dengan bilirubin, pemeriksaan Urobilin pada urin dapat menggunakan metode Schlezinger, dimana Urobilin ditambah Zinc Acetat dalam alkohol akan menghasilkan fluoresensi berwarna hijau. Berikutnya adalah pemeriksaaan urobilinogen menggunakan metode ehrlich yaitu Urobilinogen yang ditambah dengan paradimethyl aminobenzaldehyde dalam HCl akan menghasilkan warna merah.



III.



Prosedur Kerja 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Uji Bilirubin dengan Metode Harrison 1. Tabung reaksi 2. Kertas saring 3. Pipet Pasteur 4. BaCl2 10% 5. Reagen Fouchet, dengan komposisi : Trichloro acetic acid (TCA) 25 gr Aquadest 100 mL Larutan Feri klorida 10 ml (10 gr FeCl3 dalam 100 mL aquadest) 3.1.2. Uji Urobilin dengan Metode Schlezinger 1. Tabung reaksi 2. Kertas saring 3. Reagen Schlezinger yang terdiri dari : Suspensi jenuh zinc acetat dalam alcohol (Reagen Schlezinger) Ammonia liquidum Tincture iodii spirit 1% 3.1.3. Uji Urobilinogen dengan Metode Ehrlich 1. Tabung reaksi 2. Reagen Ehrlich (Paradimethyl aminobenzaldehyde 2% dalam HCl 50%)



3.2. Cara Kerja a. Pemeriksaan Bilirubin dengan Metode Harrison 1. Ambil 3 ml urin dan campur dengan larutan BaCl2 10% dengan volume yang sama banyak 2. Saring 3. Filtratnya disimpan untuk percobaan urobilin. 4. Residunya yang berada pada kertas saring kemudian ditetesi dengan reagen Fouchet 1-2 tetes dan perhatikan perubahan warna yang terjadi 5. Interpretasi Hasil : • Negatif : tidak terjadi perubahan warna atau agak coklat • Positif : terbentuk warna hijau yang makin lama makin jelas b. Pemeriksaan Urobilin dengan Metode Schlezinger 1. Ambil filtrat dari reaksi Harrison sebanyak 3 ml. 2. Tambahkan reagen Schlezinger dalam jumlah yang sama 3. Kemudian tetesi dengan 1-2 tetes ammonia 4. Kocok, lalu saring sampai jernih. 5. Filtrat yang diperoleh amati dengan sinar tidak langsung dalam kotak urobilin. 6. Interpretasi : (+) fluorosensi warna hijau c. Pemeriksaan Urobilinogen dengan Metode Ehrlich 1. Ambil sebanyak 5 ml urin, masukkan ke dalam sebuah tabung reaksi 2. Tambahkan ke dalamnya 10-12 tetes reagen Ehrlich 3. Kocok, tunggu selama 5 menit 4. Interpretasi Positif (+): terbentuk warna merah



IV.



Hasil a. Hasil Pemeriksaan Bilirubin Kode Sampel Hasil Pengamatan A Kertas saring berwarna Kuning B Kertas saring berwarna Kuning C Kertas saring berwarna Kuning D Kertas saring berwarna Hijau E Kertas saring berwarna Hijau



Interpretasi + +



b. Hasil Pemeriksaan Urobilin Kode Sampel Hasil Pengamatan A Kuning B Kuning



Interpretasi -



C D E



Kuning Hijau Fluorosensi Hijau Fluorosensi



c. Hasil Pemeriksaan Urobilinogen Kode Sampel Hasil Pengamatan A Kuning B Kuning C Merah Samar D Merah Terang E Merah Terang



V.



+ +



Interpretasi + + +



Pembahasan Pada praktikum kali ini mahasiswa melakukan uji bilirubin pada urin dengan metode Harrison, Schlezinger, Ehrlich. Prinsip pemeriksaan Bilirubin dengan metode Harrison ialah bilirubin dalam urin diendapkan oleh larutan barium chlorida 10%, kemudian akan dioksidasi oleh ferri chlorida (FeCl3) dalam suasana asam akan menghasilkan biliverdin berwarna hijau. Prinsip pemeriksaan urobilin adalah iodium akan mengoksidasi urobilinogen menjadi urobilin dengan zink yang akan membentuk ikatan komples yang akan berpendar bewarna hijau, dan prinsip pemeriksaan urobilinogen dengan metode Ehrlich adalah urobilinogen dalam urine bereaksi dengan reagen Ehrlich dan akan membentuk warna jingga merah.



➢ Bilirubin Bilirubin merupakan produk pemecahan akhir dari heme (hemoglobin), meningkat pada kerusakan sel hepar dan kolestasis. SGPT dan bilirubin merupakan suatau hasil produksi dari organ hati yang dimana apabila terjadi kerusakan hati, maka akan menyebabkan terjadinya kelainan pada hasil enzim hati dan bilirubin. Terjadinya peningkatan kadar bilirubin karena eritrosit ( Parasite atau non parasite ) dihemolisis secara cepat sehingga sel hati tidak dapat mengeksresikan billirubin secepat pembentukannya. (Wong, 2008).



Bilirubin terbentuk dari penguraian hemoglobin dan ditranspor menuju hati, bilirubin mengidentifikasi kerusakan hati atau obstruksi empedu dan kadarnya yang besar ditandai dengan warna kuning. Fungsi BaCl2 10% pada pemeriksaan Horizon adalah untuk memekatkan bilirubin dalam kertas saring setelah dilakukan presipitasi phosphate dengan BaCl 2 10% dimana bilirubin melekat pada presipitat tersebut. FeCl3 pada pemeriksaan horizon yaitu mengoksidasi bilirubin menjadi beberapa bentuk den gan warna yang berbeda. Fungsi reagen fouchet pada pemeriksaan Horizon adalah untuk mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin ( senyawa pigmen empedu ). Syarat dari pemeriksaan bilirubin yaitu yang pertama urin yang digunakan harus segar karena bilirubin belum teroksidasi menjadi biliverdin, sehingga menyebabkan hasil pada pemeriksaan bilirubin menjadi (-) palsu. Kemudian syarat yang kedua adalah botol penambung urin harus berwarna cokelat, karena untuk menghindari pengaruh sinar / oksidasi, sehingga bilirubin belum teroksidasi menjadi biliverdin. Penyebab terjadinya (+) palsu pada pemeriksaan Horizon ini adalah karena konsentrasi urobilin yang tinggi dan pengaruh dari mengkonsumsi obat – obatan ( Acriflavin dan Pyridium). Selain terjadinya (+) palsu pada metode Horizon ini, dapat terjadi (-) palsu , penyebabnya yaitu yang pertama karena urin yang sudah lama sehingga bilirubin yang sudah teroksidasi menajdi biliverdin, sehingga menjadi (-) palsu, penyebab yang kedua yaitu karena kertas saring belum kering, bilirubin tidak dapat bereaksi dengan fouchet, jadi bilirubin tidak dapat teroksidasi menjadi biliverdin sehingga terjadi (-) palsu. Penyebab yang terakhir yaitu pengaruh cahaya / sinar, disebabkan oleh botol penampung urin tidak berwarna gelap, sehingga bilirubin akan teroksidasi menjadi biliverdin sehingga menyebabkan (-) palsu. Pada Hasil Pemeriksaan Bilirubin pada urine dengan menggunakan metode Horison, pada sampel A, B, dan C, yang berisi urin dengan larutan BaCl2 10% menghasilkan residu yang kemudia ditetesi dengan reagen Fouchet, tidak menghasilkan perubahan warna atau kuning yang menandakan bahwa sampel negatif dan pada sampel D dan E yang berisi urin dengan larutan BaCl2 10% menghasilkan



residu yang kemudia ditetesi dengan reagen Fouchet menghasilkan hasil positif karena kertas saring yang digunakan berwarna hijau. Reaksi kimia yang terjadi dengan menggunakan metode horison ini adalah Reaksi urea (CH4N2O) + BaCl2 ➢ Urobilin Urobilin adalah pigmen alami dalam urin yang menghasilkan warna kuning. Ketika urin kental, urobilin dapat membuat tampilan warna oranye-kemerahan yang itensitasnya bervariasi dengan derajat oksidasi, dan kadang – kadang menyebabkan urin terlihat merah / berdarah. Urobilinogen adalah zat hasil pemecahan bilirubin di dalam tubuh dan sebagian besar urobilinogen keluar dari tubuh bersama tinja, tetapi sebagian kecil diserap oleh darah dan dikembalikan ke dalam hati. Kemudian dilakukan pemeriksaan urobilin dengan metode Schlezinger, Pada pemeriksaan urobilin sengaja ditambahkan sedikit yodium sebagai pelarut lugol (jodium 1g, kaliumjodida 2g, dan aquadest 300 ml) untuk menjalankan oksidasi tersebut. Pada hasil pemeriksaan urobilin dengan metode Schlezinger, Pada sampel A, B, dan C, yang berisi filtrat harrison dengan reagen schlezinger dan tetesan ammonia, tidak menghasilkan perubahan warna atau bewarna kuning yang menandakkan sampel negatif dan pada sampel D dan E yang berisi filtrat harrison dengan reagen schlezinger dan tetesan ammonia, menghasilkan perubahan warna ketika dipindai dan berpendar pada fluorosensi yang bewarna hijau menandakan sampel positif. ➢ Urobilinogen Urobilinogen adalah zat hasil pemecahan bilirubin di dalam tubuh dan sebagian besar urobilinogen keluar dari tubuh bersama tinja, tetapi sebagian kecil diserap oleh darah dan dikembalikan ke dalam hati Uji yang terakhi adalah uji Urobilinogen dengan metode Ehrich, Urobilibogen sering didapatkan dalam urine karena Urobilinogen merupakan suatu zat hasil perombakan hemoglobin yang digunakan untuk memberi warna pada urin. Urin yang terlalu alkalis menunjukkan kadar Urobilinogen yang tinggi, sedangkan urin yang terlalu asam menunjukkan kadar Urobilinogen yang lebih rendah dari seharusnya, kadar nitrit yang tinggi menyebabkan hasil (-) palsu.



Pada pemeriksaan Urobilinogen dengan metode Ehrlich, Pada sampel A dan B yang berisi urine dengan tetesan reagen ehrlich tidak menghasilkan perubahan warna atau bewarna kuning yang menandakan positif dan pada sampel C, D dan E yang berisi urine dengan tetesan reagen ehrlich menghasilkan perubahan warna menjadi merah samar dan merah terang yang menandakan bahwa sampel positif.



F. KESIMPULAN Pada praktikum kali ini mahasiswa melakukan uji analisis kualitatif bilirubin pada urin dengan metode Harrison, menganalisis Urobilin pada urin dengan metode Schlezinger dan menganalisis urobilinogen dengan metode Ehrlich yang bersifat semikuantitatif dengan hasil pembacaan perubahan warna pada sampel.



DAFTAR PUSTAKA Lorenza, Wiwid. 2019. Pengaruh Pemeriksaan Bilirubin Darah Hemolisis dan Non Hemolisis. Padang : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang. Haeria,S.Si. 2010. Pemeriksaan Klinik Untuk Tes Fungsi Hati. Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Intan kurnia putri,S.Si.,M.Sc (2021). Panduan Praktikum Biokimia. STIKes Mitra Keluarga Linda Hardiyanti Syarif, Penulis, Nurhayani St, and Satya Darmayani. (2016) PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN SAMPEL URINE TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URINE DI RUMAH SAKIT SANTA ANNA. Diss. Poltekkes Kemenkes Kendari Nuryati, Anik, and Muji Rahayu. Influence of Delay Examination to Glucose Level in Urine. Diss. poltekkes kemenkes yogyakarta, 2019. Widyastuti, Rahma, Ellies SM Tunjung, and Nur Vita Purwaningsih. "Modul Pratikum Urinalisis dan Cairan Tubuh." (2018).