Laporan Praktikum Embriologi Rep. Betina [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI SISTEM REPRODUKSI BETINA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum matakuliah Embriologi Dosen : 1. Sumiyati Saadah, S.Si, M.Si 2. Epa Paujiah, M.Si Asisten Praktikum : Andini Eka Putri



Oleh : Nama



: Desti Ayu Martika



NIM



:1142060020



Kelas/Smst



: Pendidikan Biologi A/VI



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2017



PRAKTIKUM 2 Judul Praktikum



: Sistem Reproduksi Betina



Tanggal Praktikum : Kamis, 09 Maret 2017 Tujuan Praktikum :Mempelajari Anatomi Sistem Reproduksi Betina baik bagian Eksternal maupun internal, siklus estrus, serta indeks gonadosomatik (GSI) pada tikus betina. A. Dasar Teori Sistem Reproduksi pada hewan betina juga terdiri dari kelenjar kelamin, saluran reproduksi dan kelenjar asesorius. Pada tikus atau mencit terdapat sepasang ovarim dan oviduct, satu uterus bikomu, satu serviks, satu vagina, kelenjar klitoris, dan kitoris. Klitoris yang dilengkapi orifisium klitoride dan bagian vagina yang disebut vulva dapat terlihat dan luar, sedang yang lainnya terdapat pada bagian internal tubuh dan untuk mengetahuinya perlu pembedahan. Salah satu yang membedakan sistem reproduksi betina dari jantan adalah pada hewan sub primata seperti tikus atau mencit adalah adanya siklus estrus pada betina (Tim Pengajar, 2017 : 19). Organ reproduksi betina, organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan ovarium dan hormon-hormon kelamin betina. Organ-organ sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopi (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. Secara anatomik alat reproduksi betina terdiri dari gonad atau ovarium, saluran-saluran reproduksi, dan alat kelamin luar (Partodiharjo,1992 : 112). Ovarium pada sapi berbentuk bulat telur. Ukurannya relatif kecil dibanding dengan besar tubuhnya. Ukurannya adalah panjang 2 sampai 3 cm, lebar 1 sampai 2 cm, tebal 1 sampai 2 cm, dan beratnya berkisar antara 15 sampai 19 gram. Ovarium digantung oleh alat penggantung mesovarium dan ligamentum utero ovarika Ovarium tertinggal di dalam cavum abdominalis. Ovarium mempunyai dua fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina estrogen dan progesterone (Anonim, 2013 : 27). Oviduct merupakan bagian yang berperan penting dalam peristiwa kopulasi saat proses reproduksi. Oviduct terdapat sepasang (kiri dan kanan) dan merupakan saluran kecil berkelok-kelok membentang dari depan ovarium berlanjut ke tanduk uterus. Oviductsendiri terdiri dari tiga bagian yaitu infundibulum, ampula, dan isthmus. Pada masing-masing bagian memiliki keunikan tersendiri, seperti misalnya bagian infundibulum, bagian ujung infundibulum terdapat jumbai-jumbai yang disebut fimbria (Frandson, 1992 : 72).



Uterus merupakan bagian saluran alat kelamin betina yang berbentuk buluh, berurat daging licin, untuk menerima ova yang telah dibuahi atau embrio dari tuba falopii Serviks merupakan suatu struktur yang mempunyai sfingter (sphincter) yang memisahkan rongga uterin dengan rongga vagina. Fungsi pokok serviks adalah untuk menutup uterus guna melindungi masuknya invasi bakteri maupun masuknya bahan-bahan asing. Sfingter itu tetap dalam keadaan tertutup kecuali pada saat kelahiran (Soebadi, 1992 : 75). Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina juga berperan sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi (Frandson, 1992 : 77). Vagina merupakan buluh berotot yang menjulur dari serviks sampai vestibulum. Organ reproduksi bagian luar hewan betina terdiri atas vulva dan klistoris. Vulva terdiri dari atas Labia mayora dan labia minora. Labia mayora berwarna hitam dan tertutupi oleh rambut. Labia mayora merupakan bagian terluar dari vulva. Sedangkan bagian dalam vulva yang tidak terdapat rambut yaitu labia minora . Alat reproduksi bagian luar terdapat banyak ujung syaraf perasa. Syaraf perasa memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Klitoris terdiri dari korpora kavernosa klitoridis yang bersifat erektil, glans klitoridis yang rudimenter dan praeputium klitoridis (Brown, 1992 : 45). A. Alat dan Bahan No



Alat



Bahan



. 1.



Alat Bedah : gunting, skalpel, pinset Tikus Putih (Rattus norvegicus) betina



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



dan bald. Kaca objek dan kaca penutup Pipet tetes Kaca arloji atau cawan petri Bejana dan kapas untuk membius Mikroskop Pembakar bunsen atau spirtus Bally counter dan jarum pentul Timbangan mekanik merek sartorius,



10.



kapasitas 311 gr. Timbangan elektronik berskala mg.



B. Langkah Kerja



dewasa Larutan Garam fisiologis (NaCl 0.9 %) Kloroform (CHCl3) Kapas secukupnya Zat warna metilen Blue 10 ml



1. Anatomi Sistem Reproduksi betina 1.1 bagian Eksternal a) setelah preparasi apusan vagian, timbanglah tikus dengan timbangan mekanik kemudian biuslah hewan ini dengan kloroform hingga pingsan. Lakukannlah pengamatan terhadap organ-organ reproduksi bagian eksternal b) vulva merupakan bagian vagina yang tampak dari luar, terletak sebelah anterior lubang anus, berfungsi sebagai tempat masuk penis sewaktu kopulasi dan tempat keluar fetus sewaktu melahirkan. Sebelah anterior vulva terdapat tonjolan klitotis dengan jubang yang disebut orisifium klitoride, sebagai muara uretra tempat keluarnya Urin. c) Kelenjar susu meski bukan bagian dari siistem reproduksi, perlu saudara ketahui sebagai penyedia air susu untuk fetus paska lahiran hingga masa penyapihan. Kelenjar itu bermuara pada puting yang dapat saudara amati sebagai tonjolan yang berderet di bagian ventrolateral mengikuti alur garis dari ketiak hingga lipatan paha. d) Buatlah gambar sistem reproduksi betina bagian eksternal yang dilengkapi gans susu (TUGAS IV-1) 1.2 Bagian Internal a) Lakukan pembedahan pada bagian perut hingga tampak situs situs viserum, kemudian angkatlah hepar lambung dan usus agar organ-organ sistem reproduksi dan ekskresi terlihat jelas. Amatilah ovarium, oviduct, uterus dan vagina beserta bagiannya. b) Terdapat sepasang masing-masing terletak ke kiri dan kanan tubuh, bulat seperti kumpulan buah anggur ,berwarna merah dan dibungkus selaput ovarium. Penampilan ovarium intensitasnya berubah-ubah sejalan giliran siklus estrus. Pada stadium estrus ovarium mencapai ukuran terbesar berwarna merah cerah, karena disamping terjadi ovulasi pada periode itu. Dengan hati-hati guntinglah ovarium lalu timbang dengan timbangan elektronik flalwn skala miligram (mg). Periksa ovarium dengan teliti, jika ditemukan hitunglah jumlah korpus luteum dan folikel de graaf. Menjelang stadium estrus, akan ditemukan banyak folikel de graaf karena itu berat ovarium bertambah. Pada stadium estrus terjadi ovulasi, yaitu lepasnya sel telur dari ovarium dan menyebabkan berkurangnya berat ovarium. Terbentuknya korpus luteum pada stadium estrus akhir (intestms) akan kembaliu menambah berat ovarium. c) Antara ovarium dan oviduct tidak dihubungkan saluran, kecuali ada ruang periovarium, yang dibentuk selaput ovarium, berhubungan dengan pangkal oviduct yang disebut infimdibulum. Telur yang masuk melalui imfimdibulum



akan berkumpul pada ampula dan di tempat ini telur dibuahi bila ada sperma, sebelum memasuki bagian oviduct yang berkelok. d) Uterus tidak termasuk tipe bikornu, yaitu sebuah uterus dengan dua tanduk uterus yang panjang dan bersatu pada badan uterus yang pendek. Implantasi embrio dan pertumbuhan fetus biasanya terjadi pada kedua tanduk uterus. Perhatikan seluruh bagian uterus , pada masa estrus diameternya membesar atau mengalami pembengkakan, disertai vaskularisasi pada bagian tanduk uterus. Bagian uterus yang berhubungan dengan vagina disebut servix. e) Vagina merupakan saluran akhir pada sistem reproduksi betina, menghubungkan bagian sistem reproduksi internal dengan luar tubuh. Perubahan pada sistem reproduksi betina bagian internal, seperti yang terjadi pada ovarium dan uterus bisa diketahui dari perubahan yang terjadi pada epitel vagina. f) Selanjutnya amatilah organ-organ sistem ekskresi, mulai dari ginjal, ureter, vesika urinaria hingga uretra. g) Buatlah gambar sistem reproduksi pada tikus betina yang dilengkapi sistem ekskresinya (TUGAS IV-2) 2. Penentuan GSI a) Catatlah hasil penimbangan berat badan dims betina dan berat total ovariumnya, ubah suatu berat dengan mg b) Hitunglah nilai GSI dalam persen dengan cara membagi berat total ovarium dengan berat badan taws, lalu kalikan 100 persen. c) Tuliskan hasil pengamatan ovarium dan perhitungan GSI pada lembar kerja (TUGAS IV-3) 3. Preparasi Apusan Vagina a) Ambilah tikus betina oleh salah seorang dengan tangan kiri memegang ekor dan tangan kanan menyengkram bahu sehingga tikus tidak meronta. Masukkan pipet yang telah diisi larutan garam fisiologis perlahan-lahan ke dalam vagina, semprotkan dan sedotlah kembali hingga diperoleh larutan keruh. Teteskan la titan tersebut pada kaca objek yang bersih, lalu keringkan dalam suhu tidak lebih dari 37º C. Teteskan dua tetes larutan metilen blue dan biarkan selama 10 menit atau dengan larutan Giemsa selama minimal tiga menit. Bilaslah dengan air mengalir untuk menghilangkan kelebihan zat warna. Bersihkan bagian belakang kaca objek dan sekitar objek dengan kertas tisue, kemudian keringkan lagi. b) Periksalah preparat dibawah mikroskop dengan objektif 10 dan 40 x berikalnlah interpretasi menurut kriteria sebagai berikut, yaitu fase proestrus, ditandai dengan banyaknya sel epitel berulcuran kecil bulat dan berinti atau bentuk peralihan dari



ciri tersebut, tanpa atau dengan kehadiran beberapa leukosit tanpa atau dengan beberapa epitel menanduk. Atau sel-sel pipih dengan degenerasi inti, bila dikawinkan akan terdapat spenna pada apusan atau kadang-kadang dijumpai sumbat vagina yang keras. Matestrus , banyak terdapat leukosit, beberapa hingga banyak sel epitel bulat dan berinti, dan banyak sel epitel menanduk atau epitel pipih dengan inti degenerasi. Diestrus , banyak sekali leukosit disertai lendir, dan beberapa sel epitel tanpa atau dengan epitel menanduk. c) Gambar lah jenis komposisi sel yang terdapat pada preparat apusan vagina yang saudara buat. (TUGAS IV-4)



C. Hasil Pengamatan Dan Pembahasan TUGAS IV-1 gambar Sistem Reproduksi tikus betina bagian Eksternal Gambar



Keterangan



1. Vagina adalah bagian saluran Vagina Anus



peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus (arah



kranial)



dan



vulva



(kaudal). 2. Anus adalah tempat keluarnya zat sisa berupa feses.



TUGAS IV-2 Gambar Sistem Reproduksi tikus betina bagian internal dan sistem ekskretori Ovary Tanduk Uteri kanan Oviduct



kantung kemih



Rektum



Uretra



TUGAS IV-3. Penentuan GSI a) Morfologi Spermatozoa Tikus Gambar



Keterangan



Ovary



b) Perhitungan Nilai GSI Berat total ovarium 79,389 mg Berat Badan Hewan 0,043 mg GSI = Berat total Ovarium x 100 % Berat badan Hewan GSI = 0,043



x 100 %



79,389 = 0,054 % = 54 % mg TUGAS IV-4 Siklus Estrus a) Gambar sitologis apusan vagina (gambar preparat)



b) Mari apusan Dengan alasan



vagina diketahui fase : Fase Diestrus. Pada



fase ini corpus



luteum



dengan



sempurna



berkembang dan



efek



yang dihasilkan dari progesteron yaitu hormon tampak jelas pada dinding uterus serta folikel-folikel kecil dengan corpo rakutea pada vagina lebih besar dari ovulasi sebelumnya. c) Dari pengamatan ovarium dan uterus di dapatkan ciri-ciri 1. Ovarium : berada pada sisi kanan dan kiri dekat dengan ginjal. Bentuknya bulat bergerigi dan berwarna kekuningan. 2. Uterus : berada di tengah-tengah tuba palopi dan ovary bentuknya seperti segitiga dan agak cekung. d) Kesimpulan Pada fase yang teramati pada praktikum sistem reproduksi betina ini adalah fase diestrus banyak sekali leukosit disertai lendir, dan beberapa sel epitel tanpa atau dengan epitel menanduk. D. Pertanyaan dan Jawaban Diskusikan : 1. Organ mana yang berhubungan dengan istilah ovariektomi dan tubektomi, serta superovulasi. Terangkan apakah tujuan teknik reproduksi tersebut. Jawaban :  organ yang berhubungan dengan ovariektomi yaitu ovarium yang bertujuan 



untuk mengendalikan penyakit reproduksi organ yang berhubungan dengan tubektomi yaitu tuba palopi (saluran telur) bertujuan untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan







secara permanen Organ yang berhubungan dengan superovulasi yaitu ovum bertujuan untuk



mengikatkan jumlah ovulasi 2. Bagaimana proses terjadinya perubahan sel-sel epitel vagina dengan menjelaskan kerja hormon reproduksi yang berkaitan (TUGAS IV-5) Jawab : proses terjadinya perubahan sel-sel epitel pada vagina yaitu dimulai dengan fase proestrus (masa birahi) aktivasi hormon estrogen menyebabkan poliferasi sel-sel epitel vagina kemudian akan terjadi multiplikasi sel epitel tersebut dengan berbagai ukuran dan bentuk dan pada fase ini inti sel terlihat jelas. Pada masa estrus juga mengalami degenerasi sel epitel superfisial dengan ciri-ciri , bentuk poligonal, inti. Selanjutnya akan terjadi pembentukan folikel baru untuk persiapan pasca terjadinya ovulasi. E. Kesimpulan Dari hasil pengamatan tentang sistem Reproduksi pada betina banyak ditemukan organ-organ yang berhubungan dengan reproduksi seperti organ luar yaitu vagina sedangkan organ dalamnya ada rektum, ovary, oviduct, tanduk uteri kanan dan



kiri, kantung kemih, uretra dan kelenjar klitoral. Setelah diamati bagian ovarium yaitu bentuknya bulat bergerigi tempatnya dekat dengan ginjal. Fase ovarium yang teramati adalah fase Diestrus , dimana pada fase diestrus banyak sekali leukosit disertai lendir, dan beberapa sel epitel tanpa atau dengan epitel menanduk. Setelah dihitung nilai GSI didapat berat total ovarium tikus betina yaitu 79,389 dan berat badan tikus adalah 0,043 setelah dihitung dengan rumus GSI maka hasilnya adalah 54 %mg. F. Daftar Pustaka Tim pengajar. 2017. Penuntun Praktikum Embriologi. Bandung : UIN Bandung Partidihardjo, Soebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya. Anonim. 2013. Organ Reproduksi Jantan. Bogor : IPB Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : UGM Brown. 1992. Buku Teks Histology Veteriner. Jakarta : UI Press Partodiharjo,S. 1992. Ilmu Reproduksi Ternak.. Jakarta : Prduksi Mutiara Partidihardjo, Soebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.