14 0 3 MB
LAPORAN PRAKTIKUM INTERVENSI MANUAL THERAPY PADA HIP
OLEH :
NAMA
: SULVINA
KELAS
: II B / D.IV FISIOTERAPI
NIM
: PO.714241151092
JURUSAN FISIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR 2017/2018
LAPORAN PRAKTIKUM INTERVENSI MANUAL THERAPY PADA HIP Nama Intervensi Prosedur Pelaksanaan Diagnosa ICD : Osteoarthritis Hip Joint – Hip Pain and Mobility Deficits Traksi oscillasi sekunder (fleksi hip) a. Grade 1
a. Posisi pasien : Supine lying 1) Posisi awal tungkai (grade 1) : fleksi hip 300 dan ekstensi knee 2) Posisi awal tungkai (grade 2) : fleksi hip 500 dan ekstensi knee b. Posisi fisioterapis : berdiri di samping bawah bed c. Peletakan tangan fisioterapis : Kedua tangan
b. Grade 2
fisioterapis memegang distal tibia pasien sebagai penggerak. d. Teknik pelaksanaan : Grade 1 dan 2 : Minta pasien untuk melakukan : fleksi hip 300 dan 500 serta ekstensi knee kemudian fisioterapis melakukan traksi oscillasi kearah caudal. e. Tujuan : Grade 1 dan 2 : untuk mengurangi nyeri akibat adanya hipermobile dan very firm end feel
Traksi oscillasi sekunder dengan Belt (fleksi hip) a. Grade 1
a. Posisi pasien : Supine lying 1) Posisi awal tungkai (grade 1) : fleksi hip 30 0 dan ekstensi knee 2) Posisi awal tungkai (grade 2) : fleksi hip 50 0 dan
ekstensi knee b. Posisi fisioterapis : berdiri di samping bawah bed c. Peletakan tangan fisioterapis : Kedua tangan fisioterapis memegang distal tibia pasien sebagai penggerak. d. Peletakan Belt : Satu sisi belt Belt menyilang pada distal tibia dan sisi lainnya pada bokong terapis. Belt lain diikat pada pelvic pasien dan bed sebagai fixator. b. Grade 2 e. Teknik pelaksanaan : Grade 1 dan 2 : Minta pasien untuk melakukan : fleksi hip 300 dan 500 serta ekstensi knee, Belt lain diikat pada pelvic pasien dan bed kemudian fisioterapis melakukan traksi oscillasi kearah caudal menggunakan bantuan belt. f. Tujuan : Grade 1 dan 2 : untuk mengurangi nyeri akibat adanya hipermobile dan very firm end feel Traksi oscillasi primer (fleksi hip) a. Grade 1
a. Posisi pasien : Supine lying 1) Posisi awal tungkai (grade 1) : fleksi hip 30 0 dan fleksi knee 2) Posisi awal tungkai (grade 2) : fleksi hip 50 0 dan fleksi knee b. Posisi fisioterapis : berdiri di samping bawah bed
c. Peletakan tangan fisioterapis : Kedua tangan fisioterapis memegang distal femur pasien sebagai penggerak. d. Teknik pelaksanaan : Grade 1 dan 2 : Minta pasien untuk melakukan : b. Grade 2
fleksi hip 300 dan 500 serta fleksi knee kemudian fisioterapis melakukan traksi oscillasi kearah caudal. e. Tujuan : Grade 1 dan 2 : untuk mengurangi nyeri akibat adanya hipermobile dan very firm end feel
Traksi oscillasi primer dengan Belt (fleksi hip) a. Grade 1
a. Posisi pasien : Supine Lying 1) Posisi awal tungkai (grade 1) : fleksi hip 30 0 dan fleksi knee 2) Posisi awal tungkai (grade 2) : fleksi hip 50 0 dan fleksi knee b. Posisi fisioterapis : berdiri di samping bawah bed
b. Grade 2
c. Peletakan tangan fisioterapis : Kedua tangan fisioterapis memegang distal femur pasien sebagai penggerak. d. Peletakan Belt : Satu sisi belt Belt menyilang pada distal femur dan sisi lainnya pada bokong terapis.
Belt lain diikat pada pelvic pasien dan bed sebagai fixator. e. Teknik pelaksanaan : Grade 1 dan 2 : Minta pasien untuk melakukan : fleksi hip 300 dan 500 serta fleksi knee, Belt lain diikat pada pelvic pasien dan bed kemudian fisioterapis melakukan traksi oscillasi kearah caudal menggunakan bantuan belt. f. Tujuan : Grade 1 dan 2 : untuk mengurangi nyeri akibat adanya hipermobile dan very firm end feel
Traksi primer (fleksi hip) a. Grade 3
a. Posisi pasien : Supine lying 1) Posisi awal tungkai (grade 3) : fleksi hip dan fleksi knee 900 tungkai kaki kanan netral 2) Posisi awal tungkai (grade 4) : Fleksi hip dan fleksi knee 1100 tungkai kaki kanan netral b. Posisi
fisioterapis
:
Fisioterapis
berdiri
disamping kanan pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : kedua tangan berada pada bagian proksimal hip sebagai fixator dan shoulder sebagai penggerak d. Teknik pelaksanaan : b. Grade 4
Grade 3 dan 4 :
Kaki pasien diletakkan dibagian shoulder fisioterapis dengan posisi fleksi hip dan fleksi
knee
bagian proksimal hip pasien di kompressi ke arah caudal sambil di fiksasi bagian hip pasien
kemudian
kaki
di
fisioterapis di gerakkan
bagian
shoulder
ke arah
cranial
sehingga hip mendakti bagian SIAS pasien e. Tujuan : Grade 3dan 4 : untuk mengurangi nyeri akibat adanya inflamasi atau hipermobile pada hip joint Traksi primer dengan Belt (fleksi hip) a. Grade 3 a. Posisi pasien : Supine lying 1) Posisi awal tungkai (grade 3) : fleksi hip dan fleksi knee 900 tungkai kaki kanan netral 2) Posisi awal tungkai (grade 4) : fleksi hip dan fleksi knee 1100 tungkai kaki kanan netral b. Posisi fisioterapis : Fisioterapis berdiri disamping kanan pasien b. Grade 4
c. Peletakan tangan fisioterapis : Tangan fisioterapis berada pada bagian lateral hip sebagai fixator dan tangan yang satu nya berada pada bagain anterior distal tibia sebagai penggerak d. Peletakan Belt : Sisi satu Belt berada di bagian hip yang
mengelilingi
bagian
proksimal
femur,
sedangkan sisi lainnya berada di bawah gluteus fisioterapis.
e. Teknik pelaksanaan : Grade 3 dan 4 :
Fisioterapis berada pada samping kanan pasien
Fisioterapis
memasang
memposisikan
belt
fisioterapis,
di
setelah
belt bagian
itu
dan gluteus
fisioterapis
mengaitkan belt di bagian proksimal femur
Tangan kiri fisioterapis menahan bagian bawah ( lateral ) hip pasien, kemudian fisioterapis
melakukan
gerakan
kearah
cranial sehingga bagian hip mendekati SIAS pasien. f. Tujuan : Grade 3 dan 4 : untuk mengurangi adanya hipermobile, very firm end feel dan nyeri jika ada inflamasi pada hip joint. Traksi sekunder (hiperekstensi hip) a. Grade 3
a. Posisi pasien : Prone lying 1) Posisi awal tungkai (grade 3) : ekstensi hip 300 dan sedikit fleksi knee 2) Posisi awal tungkai (grade 4) : ekstensi hip 600 dan sedikit fleksi knee b. Posisi fisioterapis : Fisioterapis berdiri di samping pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : Kedua tangan berada pada distal tibia sebagai penggerak
d. Teknik pelaksanaan : b. Grade 4
Grade 3 dan 4 :
Posisi pasien prone lying kaki yang satu di berikan sanggahan
Fiksasi bagian proksimal hip di bawah gluteus
menggunakan
belt
dengan
mengikatnya bersama bed
Kemudian
fisoterapis
melakukan
traksi
kearah caudal, terus di angkatnaik dan pada akhir gerakan di sentakkan. e. Tujuan : Grade 3 dan 4 : untuk mengurangi nyeri dan menambah ROM ekstensi. Lateral traction dengan Belt a. Grade 3
a. Posisi pasien : Supine lying 1) Posisi awal tungkai (grade 3) : flkesi hip 90 0 dan fleksi knee 300 dan tungkai kaki kanan netral 2) Posisi awal tungkai (grade 4) : fleksi hip 900 dan fleksi knee 450 b. Posisi fisioterapis : Fisioterapis berdiri di samping kanan pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : Tangan kanan
b. Grade 4
fioterapis berada pada bagian lateral hip dan tangan kiri berada pada bagian lateral pelvic pasien sebagai fixator dan belt sebagai penggerak Peletakan Belt : Sisi satu Belt berada di bagian hip yang mengelilingi bagian medial femur, sedangkan sisi lainnya berada di bawah gluteus fisioterapis. d. Teknik pelaksanaan : Grade 3 dan 4 :
Posisi pasien flekssi hip Fisioterapis memasang belt dan memposisikan belt di bagian gluteus fisioterapis, setelah itu fisioterapis mengaitkan belt di bagian medial hip.
Tangan kiri fisioterapis menahan bagian lateral pelvic pasien dan tangan kanan berada pada bagian lateral hip untuk menahan terjadinya gerakan pada femur pasien ketika fisioterapis menggerakkan ke arah lateral, kemudian fisioterapis melakukan glide kearah lateral
e. Tujuan : Grade 3 dan 4 : untuk mengetahui adanya hipermobile, very firm end feel dan nyeri jika ada inflamasi pada hip joint. Lateral traction dengan Belt (ekstensi hip) a. Grade 1
a. Posisi pasien :supine lying 1) Posisi awal tungkai (grade 1) : fleksi hip 900 dan fleksi knee 300 2) Posisi awal tungkai (grade 2) : fleksi hip 900 dan fleksi knee 450 b. Posisi
fisioterapis
:
fisioterapis
berdiri
tepat
disamping hip pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : b. Grade 2
Satu tangan pada anterior knee yang berperan sebagai penggerak pembantu(support) dan tangan yang lain pada lateral pelvic sebagai fiksator d. Peletakan Belt : Satu belt ditempatkan di bagian pinggang dan diikat
dengan bed , dan satu bed lagi ditempat kan pada proksimal femur pasien dan sisi lainnya dibokong fisioterapis e. Teknik pelaksanaan : Grade 1 dan 2 :
Fisioterapis
memasang
memposisikan fisioterapis,
belt setalah
belt
dibagian itu
dan gluteus
fisioterapis
mengaitkan belt dibagian proksimal femur
Tangan kiri fisioterapis menahan bagian lateral pelvic untuk menahan terjadinya gerakan femur ketika menggerakan ke arah lateral, kemudian fisioterapis melakukan glide kearah latero caudal
f. Tujuan : Grade 1 dan 2 : untuk mengetahui adanya hypermobile
dan
mengurangi
nyeri
jika
ada
inflamasi pada hip joint Traksi sekunder dengan Belt (fleksi abduksi hip) a. Grade 3
a. Posisi pasien : supine lying 1) Posisi awal tungkai (grade 3) : fleksi hip 150 dan abduksi 300 2) Posisi awal tungkai (grade 4) : fleksi hip 150 dan abduksi 500 b. Posisi fisioterapis : fisioterapis berada di bawah pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : kedua tangan berada
b. Grade 4
pada ujung distal tibia sebgai penggerak Peletakan Belt : Satu sisi belt Belt menyilang pada distal tibia dan sisi lainnya pada bokong terapis. d. Teknik pelaksanaan :
Grade 3 dan 4 : posisipasien supine lying kaki yang satu di beri sanggahan
Fiksasi bagian proksimal hip dibawah dengan mengikatnya bersama bed
Kemudian
fisioterapis
melakukan
traksi
kearah caudal dengan disertai abduksi hip e. Tujuan : Grade 3 dan 4 : .untuk mengurangi nyeri Traksi primer dengan Belt (fleksi abduksi hip) a. Grade 3
a. Posisi pasien : Supine lying 1) Posisi awal tungkai (grade 3) : Fleksi hip 15o + abduksi hip 300 + eksternal rotasi knee. 2) Posisi awal tungkai (grade 4) : Fleksi hip 15o + abduksi hip 500 + eksternal rotasi knee. b. Posisi fisioterapis : Berdiri di depan kaki pasien c. Peletakan tangan fisioterapis :
b. Grade 4
Kedua tangan fisioterapis berada pada distal femur yang berperan sebagai penggerak. d. Peletakan Belt : Satu sisi menyilang pada distal femur sedangkan sisi belt yang lainnya berada di bokong fisioterapis.
e. Teknik pelaksanaan : Grade 3 dan 4 : 1) Fiksasi area lumbal menggunakan belt dengan mengikatnya bersama bed. 2) Traksi kearah caudal, kemudian lakukan abduksi hip f. Tujuan : Grade 3 dan 4 : untuk menambah ROM abduksi hip Traksi sekunder dengan Belt (fleksi internal rotasi hip) a. Grade 3
a. Posisi pasien :supine lying 1) Posisi awal tungkai (grade 3) : Fleksi hip 15o + internal rotasi 20o 2) Posisi awal tungkai (grade 4) : Fleksi hip 15o + internal rotasi 45o b. Posisi fisioterapis : Berdiri didepan kaki pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : Kedua tangan berada pada distal tibia sebagai penggerak
b. Grade 4 d. Peletakan Belt : Satu sisi belt menyilang pada distal tibia, sedangkan sisi lainnya pada bikong terapis. e. Teknik pelaksanaan : Grade 3 dan 4 : 1) Fiksasi area lumbal menggunakan belt dengan mengikatnya bersama bed. 2) Traksi kearah caudal dengan bantuan bokong terapis, kemudian lakukan
internal rotasi. f. Tujuan : Grade 3 dan 4 : Untuk menambah ROM internal rotasi hip Traksi sekunder dengan Belt (fleksi external rotasi hip) a. Grade 3
a. Posisi pasien : Supine lying dengan ankle keluar pada bad Posisi awal tungkai (grade 3) : fleksi hip 90 0 Posisi awal tungkai (grade 4) : fleksi hip >90 0 b. Posisi fisioterapis : fisioterapis berada dibagian bawah pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : dengan kedua
b. Grade 4
tangan fisioterapis berada pada pergelangan kaki pasien sebagai penggerak. d. Peletakan Belt : Pada bagian ankle pasien e. Teknik pelaksanaan : Grade 3 dan 4 : o
Fisioterapis berdiri dibagian bawah pasien lalu memasang belt dan menempatkannya pada bagian ankle pasien. Dengan kedua tangan berada didalam belt lalu lakukan gerakan external rotasi pada posisi fleksi.
f. Tujuan : Grade 3 dan 4 : untuk menambah ROM Roll Glide dorsal (fleksi hip) a. Grade 2
a. Posisi pasien : Supine lying dengan fleksi knee Posisi awal tungkai (grade 2) : fleksi hip 30 0 Posisi awal tungkai (grade 3) : fleksi hip 50 0 b. Posisi fisioterapis : fisioterapis berada samping pasien
c. Peletakan tangan fisioterapis : dengan kedua tangan fisioterapis berada pada knee pasien sebagai support. d. Teknik pelaksanaan : Grade 2 dan 3 : Fisioterapis berdiri disamping pasien lalu memberikan penekanan kearah dorsal b. Grade 3
kemudian melakukan gerakan fleksi hip
e. Tujuan : Grade 2 dan 3 : 1. untuk mengurangi nyeri 2. untuk menambah ROM
Roll Glide ventral (extensi hip) metode 1 a. Grade 2
a. Posisi pasien : prone lying Posisi awal tungkai (grade 2) : extensi hip 30 0 Posisi awal tungkai (grade 3) : extensi hip 50 0 b. Posisi fisioterapis : fisioterapis berada samping pasien c. Peletakan
tangan
fisioterapis
:
Tangan
kananfisioterapis berada di pelvis berperan sebagai fiksator sedangkan tangan kiri pada lateral anteriorknee sebagai penggerak. d. Teknik pelaksanaan : b. Grade 3
Grade 2 dan 3 : Fisioterapis berdiri disamping pasien lalu tangan kanan memberikan penekanan kearah ventral kemudian tangan kiri melakukan gerakan ektensi hip
e. Tujuan : Grade 2 dan 3 : 1. untuk mengurangi nyeri 2. untuk menambah ROM Roll Glide ventral (extensi hip) metode 2 a. Grade 2
a.
Posisi pasien : prone lying Posisi awal tungkai (grade 2) : extensi hip 30 0 Posisi awal tungkai (grade 3) : extensi hip 50 0
b.
Posisi
fisioterapis
:
fisioterapis
berada
disamping pasien c.
Peletakan tangan fisioterapis : Tangan kanan fisioterapis berada di pelvis berperan sebagai fiksator sedangkan tangan kiri pada medial
b. Grade 3
anterior knee sebagai penggerak. d.
Teknik pelaksanaan : Grade 2 dan 3 : Fisioterapis berdiri disamping pasien
lalu
tangan
kanan
memberikan
penekanan kearah ventral kemudian tangan kiri melakukan gerakan ektensi hip agak keluar
e.
Tujuan : Grade 3 dan 4 : 1. untuk mengurangi nyeri 2. untuk menambah ROM
Roll Glide ventral (abduksi hip) a. Grade 2
a.
Posisi pasien : prone lying Posisi awal tungkai (grade 2) : abduksi hip 200 dan fleksi knee Posisi awal tungkai (grade 3) : abduksi hip 500 dan fleksi knee
b.
Posisi
fisioterapis
:
fisioterapis
berada
dibelakang pasien b. Grade 3
c.
Peletakan tangan fisioterapis : Tangan kiri fisioterapis berada pada medial knee berperan sebagai penggerak sedangkan tangan kanan pada trocanter major sebagai fixator
d.
Teknik pelaksanaan : Grade 2 dan 3 : Fisioterapis berdiri dibelakang pasien lalu tangan kiri melakukan glide kearah ventral kemudian tangan kanan melakukan gerakan abduksi hip
e.
Tujuan : Grade 3 dan 4 : 1. untuk mengurangi nyeri 2. untuk menambah ROM
Mobilization with movement dengan Belt (fleksi hip)
a. Posisi pasien dan posisi awal tungkai: Supine lying dengan posisi awal tungkai fleksi hip dan fleksi knee b. Posisi fisioterapis : fisioterapis berada disisi samping pasien c. Peletakan
tangan
fisioterapis
:
Tangan
kiri
fisioterapis berada pada trochanter majorberperan sebagai fixator sedangkan tangan kanan pada anterior distal femur sebagai support d. Peletakan Belt : belt berada pada proksimal distal femur e. Teknik pelaksanaan : Fisioterapis berdiri disamping pasien lalu tangan kiri melakukan fiksasi pada
trochanter majorkemudian fisioterapis melakukan gerak kearah lateral dengan bantuan belt dan tangan kanan
melakukan
distraksi
dilanjutjan
dengan
mensupport gerakanfleksi hip yang dilakukan pasien. f. Tujuan : untuk menambah ROM Mobilization with movement dengan Belt (internal rotasi hip) metode 1
a. Posisi pasien dan posisi awal tungkai: Supine lying dengan posisi tungkai fleksi hip b. Posisi fisioterapis : berada di samping pasien c. Peletakan
tangan
fisioterapis
:
Tangan
kiri
fisioterapis berada di trochanter mayor berperan sebagai fiksator sedangkan tangan kanan memeluk tungkai sebagai penggerak. d. Peletakan Belt : Pada proksimal femur e. Teknik pelaksanaan : Fisioterapis berdiri disamping pasien lalu tangan kiri melakukan fiksasi pada trochanter major kemudian fisioterapis melakukan gerak kearah lateral dengan bantuan belt dan tangan kanan
melakukan
mensupport
distraksi
dilanjutjan
gerakaninternal
rotasi
hip
dengan yang
dilakukan pasien. f. Tujuan : untuk menambah ROM Mobilization with movement dengan Belt (internal rotasi hip) metode 2
a. Posisi pasien dan posisi awal tungkai: Supine lying dengan posisi tungkai fleksi hip 900 danfleksi knee b. Posisi fisioterapis : berada di samping pasien
c. Peletakan
tangan
fisioterapis
:
Tangan
kiri
fisioterapis berada di trochanter mayor berperan sebagai fiksator sedangkan tangan kanan berada pada medial distal femur sebagai penggerak. d. Peletakan Belt : Pada proksimal femur e. Teknik pelaksanaan : Fisioterapis berdiri disamping pasien lalu tangan kiri melakukan fiksasi pada trochanter major kemudian fisioterapis melakukan gerak kearah lateral dengan bantuan belt dan tangan kanan melakukan distraksi dilanjutjan dengan mensupport
gerakaninternal
rotasihip
yang
dilakukan pasien. f. Tujuan : untuk menambah ROM internal rotasi hip Mobilization with movement dengan Belt (external rotasi hip) metode 1
a. Posisi pasien dan posisi awal tungkai: Supine lying dengan posisi tungkai fleksi hip b. Posisi fisioterapis : berada di samping kanan pasien c. Peletakan
tangan
fisioterapis
:
Tangan
kiri
fisioterapis berada di trochanter mayor berperan sebagai fiksator sedangkan tangan kanan memeluk femur sebagai penggerak. d. Peletakan Belt : Sisi satu Belt berada di bagian proksimal hip pasien, sedangkan sisi lainnya berada di bawah gluteus fisioterapis.
e. Teknik pelaksanaan : o Fisioterapis berdiri di samping kanan pasien. o Fisioterapis
memasang
memposisikan fisioterapis
belt setelah
di
belt bagian
itu
dan gluteus
fisioterapis
mengaitkan belt di bagian proksimal hip pasien. o Tangan kiri fisioterapis menahan trochanter mayor
pasien,
kemudian
fisioterapis
melakukan lateral traksi kemudian meminta pasien melakukan external rotasi hip secara aktif sambil fisioterapis mengikuti arah gerakan pasien. f. Tujuan : untuk menambah ROM eksternal rotasi hip Mobilization with movement dengan Belt (external rotasi hip) metode 2
a. Posisi pasien dan posisi awal tungkai: Supine lying dengan posisi tungkai fleksi hip b. Posisi fisioterapis : berada di samping kanan pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : Tangan kiri fisioterapis berada di trochanter mayor berperan sebagai fiksator sedangkan tangan kanan di distal femur sebagai penggerak. d. Peletakan Belt : Sisi satu Belt berada di bagian proksimal hip pasien, sedangkan sisi lainnya berada di bawah gluteus fisioterapis.
e. Teknik pelaksanaan : o Fisioterapis berdiri di samping kanan pasien. o Fisioterapis
memasang
belt
dan
memposisikan belt di bagian gluteus fisioterapis
setelah
itu
fisioterapis
mengaitkan belt di bagian proksimal hip pasien. o Tangan
kiri
trochanter fisioterapis
fisioterapis
mayor
pasien,
melakukan
menahan kemudian
lateral
traksi
kemudian meminta pasien melakukan external rotasi hip secara aktif sambil fisioterapis
mengikuti
arah
gerakan
pasien. f. Tujuan : untuk menambah ROM eksternal rotasi hip
Mobilization with movement dengan Belt (external rotasi hip) metode 3 a. Posisi pasien dan posisi awal tungkai: Supine lying dengan posisi
tungkai fleksi
knee,
eksternal hip dan abduksi hip. b. Posisi fisioterapis : berada di samping kanan pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : Tangan kiri
fisioterapis berada di trochanter mayor berperan sebagai fiksator sedangkan tangan kanan di distal femur sebagai penggerak. d. Peletakan Belt : Sisi satu Belt berada di bagian proksimal hip pasien, sedangkan sisi lainnya berada di bawah gluteus fisioterapis. e. Teknik pelaksanaan : o Fisioterapis berdiri di samping kanan pasien. o Fisioterapis
memasang
belt
dan
memposisikan belt di bagian gluteus fisioterapis
setelah
itu
fisioterapis
mengaitkan belt di bagian proksimal hip pasien. o Tangan trochanter
kiri
fisioterapis
mayor
pasien,
menahan kemudian
fisioterapis melakukan gerakan ke lateral dengan belt kemudiam meminta pasien melakukan external rotasi hip secara aktif sambil fisioterapis mengikuti arah gerakan pasien. f. Tujuan : untuk menambah ROM eksternal rotasi hip Mobilization with movement dengan Belt (extensi hip) NWB
a. Posisi pasien dan posisi awal tungkai: Supine lying di ujung bawah bed dengan satu tungkai dalam posisi fleksi hip dan fleksi knee full
dan tungkai yang lain menggantung di luar bed. b. Posisi fisioterapis : Berdiri
di
samping
tungkai
pasien
yang
menggantung di luar bed. c. Peletakan tangan fisioterapis : Satu tangan pada anterior knee yang berperan sebagai penggerak pembantu (support) dan tangan yang lain
pada lateral pelvic sebagai
fiksator d. Peletakan Belt : Satu sisi belt pada proksimal femur pasiendan sisi lainnya pada bokong fisioterapis. e. Teknik pelaksanaan : Fiksasai pelvic pasien untuk mencegah terjadinya gerakan, kemudian lakukan traksi lateral dengan menggerakan belt dengan bokong fisioterapis dan minta pasien untuk melakukan extensi hip kemudian bantu gerakan extensi pasien dengan tangan yang beradapada anterior knee hingga extensi maksimal. f. Tujuan : Untuk menambah ROM extensi hip pasien.
Mobilization with movement dengan Belt (extensi hip)WB
a. Posisi pasiendan posisi tungkai : Berdiri menghadap tembok / dinding dengan satu tungkai di atas kursi dan tungkai lainnya berada di lantai agak jauh mengarah kebelakang dari tubuh dan kedua tangan menumpuh di tembok.
b. Posisi fisioterapis : Berdiri di samping pasien tepatnya pada bagian tungkai yang menumpuh di lantai. c. Peletakan tangan fisioterapis : Kedua tangan fisioterapis berada pada lateral pelvic pasien sebagai fiksator. d. Peletakan Belt : Satu sisi belt pada proksimal femur pasiendan sisi lainnya pada bokong fisioterapis e. Teknik pelaksanaan : Fiksasi pelvic dengan cara mendorong pelvic kearah medial, kemudian lakukan traksi lateral dengan menggunakan bokong fisioterapis, kemudian minta pasien untuk menggeraknan tubuh kearah depan dengan menumpuh pada tangan dan fisioterapis mengikuti gerakan pasien. f. Tujuan : Untuk menambah ROM extensi hip dan mengurangi nyeri. Mobilization with movement dengan Belt (abduksi hip) WB
a. Posisi pasiendan posisi tungkai : Berdiri menghadap tembok/dinding dengan satu tungkai di atas kursi dan tungkai lainnya berada di lantai agak jauh mengarah kesamping tubuh pasien dan kedua tangan menumpuh di tembok. b. Posisi fisioterapis : Berdiri di belakang pasien tepatnya pada bagian
tungkai yang menumpuh di lantai. c. Peletakan tangan fisioterapis : Kedua tangan fisioterapis berada pada posterior pelvic pasien sebagai fiksator dan support. d. Peletakan Belt : Satu sisi belt pada proksimal femur pasien dan sisi lainnya pada bokong fisioterapis e. Teknik pelaksanaan : Fiksasi pelvic dengan cara mendorong pelvic kearah ventral, kemudian lakukan traksi kearah doral dengan menggunakan bokong fisioterapis, kemudian minta pasien untuk menggeraknan tubuh kearah samping dengan menumpuh pada tangan dan fisioterapis mengikuti gerakan pasien. f. Tujuan :Untuk menambah ROM extensi hip dan mengurangi nyeri. Mobilization with movement dengan Belt (internal rotasi hip) metode 1 WB
a. Posisi pasiendan posisi tungkai : Berdiri menghadap ke tembok/dinding dengan kedua tangan menumpuh pada dinding dan satu tungkai internal rotasi sedangkan tungkai yang lain sedikit kearah belakang. b. Posisi fisioterapis : Berdiri di belakang pasien tepatnya pada bagian tungkai yang internal rotasi. c. Peletakan tangan fisioterapis :
Kedua tangan fisioterapis berada pada lateral pelvic pasien sebagai fiksator dan support.
d. Peletakan Belt : Satu sisi belt pada proksimal femur pasien dan sisi lainnya pada bokong fisioterapis
e. Teknik pelaksanaan : Fiksasi pelvic dengan cara mendorong pelvic kearah medial, kemudian lakukan traksi lateral dengan menggunakan bokong fisioterapis, kemudian minta pasien untuk menggerakan kaki yang satu untuk melangkah kearah depan dengan menumpuh pada tangan dan fisioterapis mengikuti gerakan pasien. f. Tujuan : Menambah ROM internal rotasi hip. Mobilization with movement dengan Belt (internal rotasi hip) metode 2 WB
a. Posisi pasien dan posisi tungkai : Berdiri di samping kursi dengan satu tungkai bertumpu di lantai dan tungkai lainnya eksternal rotasi hip dan fleksi knee bertumpu pada kursi, kedua tangan disilangkan di dada. b. Posisi fisioterapis : Berdiri di samping pasein c. Peletakan tangan fisioterapis : kedua tangan terapis berada pada pinggul/pelvic pasein untuk support dan fixator. d. Peletakan Belt : Satu sisi belt pada proksimal femur
pasien dan sisi lainnya pada bokong terapis. e. Teknik
pelaksanaan
:
Fiksasidan
support
pinggul/pelvic pasein menggunakan tangan dan lakukan traksi ke arah lateral menggunakan bokong terapis, kemudian minta pasien untuk rotasi trunk ke arah fisioterapis, sambil terapis mengikuti gerakan. f. Tujuan : Untuk menambah ROM internal rotasi hip pasien. Mobilization with movement dengan Belt (external rotasi hip) metode 1 WB a. Posisi pasien dan posisi tungkai : Berdiri menghadap dinding dengan tangan menempel pada dinding, kaki kiri eksternal rotasi hip dan kaki kanan netral. b. Posisi fisioterapis : Berdiri di samping pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : Tangan kanan dan kiri terapis di lateral pelvic/pinggul pasien untuk fixator dan support. d. Peletakan Belt : Satu sisi belt pada proksimal femur pasien dan sisi lainnya pada bokong terapis. e. Teknik
pelaksanaan
:
Fiksasidan
support
pelvic/pinggul pasein menggunakan tangan dan traksi ke arah lateral menggunakan bokong terapis, kemudian minta pasien untuk menggerakkan kaki kanannya ke belakang sambil fisioterapis mengikuti
gerakan. f. Tujuan : Untuk menambah ROM eksternal rotasi hip pasien. Mobilization with movement dengan Belt (external rotasi hip) metode 2 WB
a. Posisi pasien dan posisi tungkai : Berdiri di samping kursi dengan satu tungkai bertumpu di lantai dan tungkai lainnya eksternal rotasi hip dan fleksi knee bertumpu pada kursi, kedua tangan di silangkan di dada. b. Posisi fisioterapis : Berdiri di samping pasien c. Peletakan tangan fisioterapis : Kedua tangan terapis berada pada lateral pelvic/pinggul pasien untuk fixator dan support. d. Peletakan Belt : Satu sisi belt pada proksimal femur paseien dan sisi lainnya pada bokong terapis. e. Teknik
pelaksanaan
:
Fiksasi
dan
support
pelvic/pinggul pasien menggunakan kedua tangan dan lakukan traksi ke arah lateral menggunakan bokong terapis, kemudian minta pasien untuk rotasi trunk ke arah membelakangi fisioterapis, sambil fisioterapis mengikuti gerakan. f. Tujuan : Untuk menambah ROM eksternal rotasi hip pasien. Mobilization with movement Bent Knee
SLR
a. Posisi pasien dan posisi tungkai : Supine lying di atas bed dengan satu tungkai di atas bahu fisioterapis dengan posisi fleksi 90o sedangkan tungkai yang lain dalam posisi netral b. Posisi fisioterapis : Berada di samping pasien dengan bahu menyanggah satu tungkai pasien
c. Peletakan
tangan
fisioterapis
:
Tangan
kiri
fisioterapis berada pada shoulder pasien yang berfungsi sebagai tumpuan sedangkan tangan kanan berada di bed sebagai support gerakan fleksi hip pada pasien, sementara bahu fisioterapis sebagai support untuk gerakan pasif fleksi pasien. d. Teknik pelaksanaan : Fiksasi shoulder pasien yang berfungsi
sebagai
tumpuan
fisioterapis
saat
melakukan gerakan fleksi, minta pasien melakukan full fleksi hip secara pasif di bantu (support) dengan shoulder pasien
e. Tujuan : Untuk melatih otot hamstring yang memendek Mobilization with movement SLR with Leg Traction
a. Posisi pasien dan posisi tungkai : Supine lying di atas bed dengan posisi tungkai yang satu full ekstensi sedangkan tungkai yang lainnya netral posisi
b. Posisi fisioterapis : Berdiri di samping tungkai pasien c. Peletakan
tangan
fisioterapis
:
Posisi
elbow
fisioterapis menumpuh tungkai pasien dan satu tangan berada
di ankle pasien yang berfungsi
menggerakkan tungkai pasien. Fiksasi tungkai yang dalam keadaan netral dengan bantuan orang lain agar tidak bergerak.
d. Teknik pelaksanaan : Kaki pasien menumpuh di elbow fisioterapis, fisioterapis melakukan traksi pada tungkai
pasien
lalu
menggerakkannya
kearah
eksorotasi kemudian di abduksikan e. Tujuan : Untuk menambah ROM fleksi dan meningkatkan fleksibilitas hamstring.