Laporan Praktikum Mikrobiologi Acara 1 - Michael Marune Putra Sianturi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

No



BORANG



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



1



LAPORAN PRAKTIKUM ACARA I



TEKNIK DASAR MIKROBIOLOGI



Nama



: Michael Marune Putra Sianturi



NIM



: 19/441301/BI/10293



Golongan(Kel)



: Jumat (2)



Asisten



: Bernadetta Rosari P.R.



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2021



BORANG



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



2



ACARA I



TEKNIK DASAR MIKROBIOLOGI I.



Latar Belakang Saat bekerja di laboratorium, berbagai teknologi akan digunakan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Khusus di bidang mikrobiologi, penelitian laboratorium membutuhkan mikroorganisme hidup, sehingga perlu dilakukan sterilisasi pada daerah penelitian, alat dan peralatan yang digunakan. Dengan begitu, kemurnian budaya yang dipelajari dapat dipertahankan dan pencemaran dapat dicegah (Istini, 2020). Kemudian dibuat teknik aseptik yang merupakan rangkaian metode yang digunakan untuk menjaga sterilitas media dan tes (Bykowski et al., 2019). Menurut metode sterilisasi, teknologinya dibagi menjadi tiga kategori: mekanik, kimia dan radiasi (Cappuccino & Welsh, 2019).



Gambar 1. Beberapa macam kategori teknik aseptis (Cappuccino & Welsh, 2019) Saat melakukan kegiatan di laboratorium, penting untuk mendisinfeksi peralatan yang digunakan terlebih dahulu, karena desinfeksi adalah kunci keberhasilan penelitian. Pembakar bunsen digunakan dalam teknik aseptik untuk sterilisasi dengan memanaskan alat yang digunakan di Bunsen. Kaldu hara(Nutrient broth) merupakan media yang biasa digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Mediumnya bisa digunakan untuk benih cair atau padat. Nutrisi kaldu sendiri terdiri dari 5 gram protein ept sebagai sumber nitrogen dan 3 gram ekstrak daging sapi sebagai sumber karbon, vitamin dan garam organik (Cappuccino & Welsh, 2019). Kedua zat ini dilarutkan dalam 1000 ml akuades untuk membuat media kultur. Dalam bentuk padatnya terdapat tiga jenis media yaitu agar slant, deep tube agar dan flat agar.



BORANG



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



3



Gambar 2. Berbagai macam bentuk padat nutrient broth (Cappuccino & Welsh, 2019) Saat mengumpulkan sampel mikroorganisme di alam, mustahil untuk menemukan satu koloni yang hanya terdiri dari satu jenis mikroorganisme. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemisahan mikroorganisme agar jenis biakan yang dibudidayakan dapat diamati guna memenuhi kebutuhan penelitian. Untuk mengurangi jumlah sampel dalam koloni, pengenceran serial atau pengenceran bertahap biasanya dilakukan (Pambudi et al., 2017). Hal ini memungkinkan bakteri diisolasi dan diperbanyak sebagai kultur murni. Dalam memisahkan bakteri terdapat tiga teknik yaitu plat difusi, plat coretan dan plat miring (Cappuccino & Welsh, 2019). Pelat difusi(Spread-plate) adalah teknik pemisahan mikroba yang relatif mudah di mana spatel Drygalski digunakan untuk menyebarkan sampel yang diencerkan ke media agar-agar. Kemudian setelah inokulasi, tutup cawan petri dan inkubasi. Setelah inkubasi, amati pertumbuhan koloni di atas piring (Cappuccino & Welsh, 2019).



Gambar 3. Proses penyebaran sampel pada metode spread-plate (Cappuccino & Welsh, 2019) Streak plate juga diklasifikasikan sebagai teknik pemisahan mikroba yang relatif cepat di mana jarum loop digunakan untuk mengikis sampel yang diencerkan pada permukaan media kultur. Kemudian setelah inokulasi, tutup cawan petri dan inkubasi. Setelah masa inkubasi, akan diamati pertumbuhan koloni yang kepadatannya sesuai dengan urutan dan pola garis. Dari goresan pertama



BORANG



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



4



hingga goresan terakhir, koloni secara bertahap akan terlihat terpisah dan terisolasi (Cappuccino & Welsh, 2019).



Gambar 4. Hasil inkubasi dari metode streak-plate (Cappuccino & Welsh, 2019) Saat Anda ingin menginokulasi mikroorganisme anaerobik, pelat pembuangan biasanya digunakan. Caranya dengan menuangkan media kultur cair bersama sampel mikroba ke dalam cawan petri, kemudian dihomogenisasi dan diinkubasi hingga menggumpal. Setelah masa inkubasi, tampak koloni mikroba tersebar di permukaan dan media agar-agar.



Gambar 5. Proses penuangan media agar pada metode pour-plate (Cappuccino & Welsh, 2019)



II. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah: a. Mengenal teknis aseptis serta fungsi alat-alat laboratorium mikrobiologi b. Mengenal macam-macam media kultur serta cara pembuatannya c. Mengenal teknik-teknik serta manfaat dari isolasi mikrobia



BORANG



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



5



III. Metode 1. Alat Dalam praktikum ini digunakan alat-alat seperti jarum inokulasi sebagai alat inokulasi mikroba pada media agar tegak, jarum ose sebagai alat inokulasi bakteri dan khamir yang bersifat aerobik, jarum enten sebagai alat inokulasi miselium kapang, mikropipet beserta pipet tip sebagai alat pengambilan suspensi yang memiliki satuan volume mikroliter, corong sebagai alat bantu pemindah larutan, propipet beserta pipet ukur sebagai alat pengambil larutan yang memiliki takaran volume tertentu, microtube sebagai wadah tampung larutan yang memiliki satuan volume mikroliter, flakon sebagai wadah spesimen, tabung reaksi bermerk Pyrex sebagai media agar, pinset sebagai alat bantu pengambilan bahan, gelas beker bermerk Pyrex sebagai wadah larutan, gelas ukur bermerk Pyrex•Herma sebagai alat takar larutan, lampu spiritus sebagai media sterilisasi alat lain, tabung Smith (corong fermentasi) sebagai wadah untuk reaksi fermentasi, labu ukur sebagai tempat pengenceran larutan, spatel Drigalski sebagai alat penyebar suspensi mikroba pada penggunaan teknik spread-plate, spatula sebagai alat pengambil bubuk, labu Erlenmeyer bermerk Duran sebagai alat pembuatan dan pemanasan media serta pereaksi larutan, gelas benda beserta penutupnya sebagai alat pengamatan mikroba di bawah mikroskop, cawan petri sebagai wadah kultur mikroba, pengaduk kaca sebagai alat bantu dalam homogenisasi larutan, pipet tetes sebagai alat pengambil larutan dalam satuan tetesan, tabung Durham sebagai alat penangkap gas hasil fermentasi, kompor listrik bermerk Maspion sebagai alat pemanas media, pH meter bermerk Eutech Instrument pH700 sebagai alat ukur pH dari media, colony counter bermerk Eschen Bach sebagai alat hitung koloni mikroba, spektrofotometer bermerk Spectronic tipe 20Dt sebagai alat ukur turbiditas pada sampel, waterbath bermerk Memmert sebagai alat inkubasi larutan menggunakan air, magnetic stirrer/hot plate bermerk IKAC tipe MAG HS7 sebagai alat homogenisasi larutan serta pelelehan media yang bersifat padat, timbangan semi-analitik bermerk Shimadzu sebagai alat timbang bahan atau sampel, timbangan digital bermerk ACIs tipe AD-600i sebagai alat timbangan sampel yang memiliki satuan dua desimal dibelakang koma, shaker tipe VRN-200 sebagai alat homogenisasi larutan, vortex mixer merek Thermolyne untuk homogenisasi tidak dengan kecepatan konstan, centrifuge merek PLC sebagai alat pemisah campuran berdasarkan berat jenis, lemari asam bermerk Isocide sebagai tempat untuk mereaksikan bahan yang bersifat asam/basa kuat, enkast sebagai tempat untuk menginokulasi kapang, inkubator bermerk Memmert sebagai tempat inkubasi mikroba, desikator sebagai alat penyerap uap air, oven bermerk Despatch & Shimadzu sebagai alat bantu proses pengeringan sampel, thermal cycler bermerk Bio-RAD tipe T100 sebagai alat amplifikasi DNA dan inkubasi sampel dengan microtube PCR, micro-centrifuge merek Boeco tipe M24A sebagai alat pemisah sampel



BORANG



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



6



berdasarkan berat jenis, Laminar Air Flow (LAF) sebagai alat inokulasi bakteri dan khamir, electrophoresis chamber sebagai wadah sampel ketika proses elektroforesis berjalan, incubator shaker merek YC-R50 sebagai alat bantu inkubasi dengan penggojogan, anaerobic jar sebagai alat inkubasi secara anaerobik, buret sebagai alat titrasi, dispenser bermerk Jencons Digitrate sebagai alat pengambilan larutan dengan volume tertentu, mikroskop sebagai alat pengamatan mikroba, otoklaf bermerk All American tipe UGLP 38 sebagai tempat sterilisasi alat dan bahan, serta kulkas bemerk Sharp & LG sebagai tempat penyimpanan kultur, media, dan bahan-bahan kimia.



2. Bahan Dalam praktikum ini, bahan seperti akuades, protein ept, ekstrak daging, alkohol 70%, media nutrient agar, media nutrien cair, suspensi dan kultur bakteri dipergunakan.



3. Cara Kerja Langkah pertama dari pembuatan ekstrak daging adalah 500 gram daging segar digiling dan dipisahkan dari lemak, 10 gram protein ept dan 5 gram natrium klorida dicampur dengan 500 mililiter air suling, kemudian disimpan di lemari es selama 24 jam. Setelah itu campuran dipanaskan selama 20 menit hingga mendidih, kemudian disaring. Kemudian aquades ditambahkan ke filtrat yang diperoleh hingga mencapai 1000 ml, kemudian campuran diautoklaf pada suhu 121 ° C selama 20 menit. Langkah pertama dalam pembuatan Nutrien Cair yaitu ekstrak daging dan protein ditimbang masing-masing 3 gram dan 5 gram. Kemudian kedua zat tersebut dilarutkan dalam aquades hingga mencapai 1000 ml, kemudian dihomogenisasi. Setelah itu campuran dipanaskan dalam heater selama 5 menit hingga mendidih, kemudian campuran tersebut didinginkan dan pH diatur menjadi netral (pH = 7,0). Selain itu, tambahkan air suling kembali ke 1000 ml untuk menggantikan air suling evaporasi. Campuran disaring dan disterilkan dalam autoclave dengan tekanan 2 atm dan suhu 121 ° C selama 20 menit. Langkah pertama pembuatan Nutrien Agar yaitu campurkan 15-20 gram bubuk agar-agar dengan 1000 mililiter media cair. Campuran dihomogenisasi kemudian disterilkan dalam autoklaf pada 2 atmosfer pada suhu 121 ° C selama 15 menit. Tuang adonan ke dalam tabung reaksi untuk membuat media kultur, tegak dan miringkan. Sebelum menjepit, tabung untuk memiringkan media dimiringkan 30 ° terhadap bidangnya. Langkah pertama dalam isolasi Bakteri dengan Metode Spread-Plate adalah tambahkan 0,1 mL larutan sampel yang telah diencerkan secara bertahap ke dalam media



No



BORANG



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



7



nutrisi terkompresi. Kemudian gunakan spatel Drygalski untuk mengoleskan larutan secara merata pada permukaan media agar-agar. Kemudian, tutup cangkir, beri label, dan bungkus untuk inkubasi. Setelah inkubasi, diamati pertumbuhan koloni pada media yang digunakan untuk pengamatan. Langkah pertama dalam isolasi Bakteri dengan Metode Streak-Plate adalah media nutrisi yang dipadatkan akan dibudidayakan melalui lingkaran suspensi bahan. Kemudian bahan tersebut dikikis (biasanya secara zigzag) pada permukaan media. Selama inkubasi, tutupi piring yang berisi potongan-potongan bahan, beri label, bungkus, dan balikkan. Selain itu, diamati adanya guratan pada media untuk pertumbuhan koloni. Langkah pertama dalam isolasi Bakteri dengan Metode Pour-Plate adalah tuang nutrisi cair ke dalam cawan petri steril dan dinginkan hingga 50 ° C. Gunakan lingkaran suspensi untuk menyuntikkan media, lalu tutup cangkir menggunakan teknik angka delapan dan kocok dengan baik. Kemudian piring dibungkus dan diinkubasi pada suhu kamar selama 1-2 hari. Setelah itu, koloni yang terbentuk di permukaan dan di atas agaragar diamati. Langkah pertama dalam isolasi bakteri dengan Tabung Reaksi (Agar Slant & Agar Stab) untuk lereng agar-agar yaitu nutrisi cair yang dituangkan harus sedikit miring sebelum mengeras. Setelah pengeringan, gunakan jarum cincin untuk mendistribusikan larutan sampel secara merata pada agar-agar. Kemudian, inkubasi tabung reaksi tersebut. Untuk menusuk, nutrisi cair dipadatkan di dalam tabung reaksi. Setelah proses pengeringan, jarum inokulasi dilapisi dengan sampel dan kemudian ditusuk dengan jarum. Kemudian, inkubasi tabung reaksi tersebut.



IV. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Klasifikasi alat gelas dan alat berat No.



Nama Alat



1.



Jarum inokulasi



Gambar



Spesifikasi



Fungsi



-



Menginokulasi mikroba pada media agar tegak



2.



Jarum ose



-



Menginokulasi bakteri dan khamir yang



No



BORANG



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



8



bersifat aerobik 3.



Jarum enten



-



Menginokulasi kapang/ miselium kapang



4.



Mikropipet



-



Mengambil suspensi dalam satuan volume mikroliter



5.



Pipet tip



-



Alat bantu mikropipet dalam pengambilan sampel dengan ukuran mikroliter



6.



Microtube



-



Alat tampung larutan dalam volume mikroliter



No



BORANG



7.



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



9



Corong



-



Alat bantu penuangan larutan ke dalam alat dengan mulut tabung yang kecil



8.



Pipet ukur



-



Mengambil larutan dalam volume tertentu



9.



Propipet



-



Alat penghisap dari pipet ukur



10.



Flakon



-



Tempat wadah suatu spesimen



11.



Tabung reaksi



Pyrex



Tempat untuk mereaksikan larutan atau sebagai media agar tegak atau miring



12.



Pinset



-



Mengambil bahan secara aseptis



13.



Gelas beker



Pyrex



Tempat menampung/ mencampur larutan



No



BORANG



14.



15.



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



10



Gelas ukur



Lampu spiritus



Pyrex•Her ma



Mengukur



-



Mensterilkan



volume larutan



alat



16.



Corong



-



fermentasi



Tempat terjadinya reaksi fermentasi



17.



Labu ukur



-



Tempat mengencerkan larutan



18.



Spatel Drigalski



-



Menyebar suspensi mikroba pada metode spread-plate



19.



Spatula



-



Mengambil bahan dalam wujud bubuk



20.



Labu Erlenmeyer



Duran



Tempat pembuatan, pemanasan, atau reaksi suatu larutan



No



BORANG



21.



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



11



Gelas benda &



-



penutup



Mengamati mikroba di bawah mikroskop



22.



Cawan petri



-



Tempat pembiakkan kultur mikroba



23.



Pengaduk kaca



-



Menghomogen isasi larutan



24.



Pipet tetes



-



Mengambil larutan/reagen dengan satuan tetesan



25.



Tabung Durham



-



Menangkap gas hasil fermentasi



26.



Kompor listrik



Maspion



Membantu pemanasan/ho mogenisasi atau melelehkan media



No



BORANG



27.



28.



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



12



pH meter



Colony counter



Eutech



Mengukur dan



Instrument



mengatur pH



pH700



media/sampel



Eschen



Menghitung



Bach



jumlah koloni mikroba



29.



Spektrofotometer



Spectronic



Mengukur



20Dt



turbiditas sampel



30.



Waterbath



Memmert



Menginkubasi larutan dengan air



BORANG



31.



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



13



Magnetic



IKAC



Menghomogen



stirrer/hot plate



MAG HS7



isasi larutan dan melelehkan media padat



32.



Timbangan semianalitik



Shimadzu



Menimbang bahan/sampel



No



BORANG



33.



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



14



Timbangan



ACIs AD-



Menimbang



digital



600i



bahan/sampel dengan ketelitian dua desimal di belakang koma



34.



Shaker



VRN-200



Membantu proses homogenisasi dengan kecepatan konstan



35.



Vortex mixer



Thermolyn



Membantu



e



proses homogenisasi dengan kecepatan tidak konstan



No



BORANG



36.



Centrifuge



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



15



PLC



Memisahkan campuran berdasarkan berat jenisnya



37.



Lemari asam



Isocide



Tempat mereaksikan bahan bersifat basa/asam kuat



38.



Enkast



-



Tempat inokulasi kapang



No



BORANG



39.



Inkubator



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



16



Memmert



Menginkubasi media



40.



Desikator



-



Menyerap uap air



41.



Oven



Despatch &



Mengeringkan



Shimadzu



sampel



No



BORANG



42.



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



17



Thermal cycler



Bio-RAD



Mengamplifik



T100



asi DNA dan menginkubasi sampel PCR dengan microtube



43.



Micro-centrifuge



Boeco



Memisahkan



M24A



sampel berukuran kecil berdasarkan berat jenisnya



No



BORANG



44,



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



18



Laminar Air Flow



-



(LAF)



Menginokulasi bakteri dan khamir



45.



Electrophoresis



-



chamber



Tempat belangsungnya proses elektroforesis



46.



Incubator shaker



YC-R50



Menginkubasi dengan penggojogan



No



BORANG



47.



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



19



Anaerobic jar



-



Menginkubasi secara anaerobik



48.



Buret



-



Menampung titran untuk proses titrasi



No



BORANG



49.



Dispenser



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



20



Jencons



Mengambil



Digitrate



larutan dengan volume tertentu



50.



Mikroskop



-



Membantu dalam pengamatan mikroba



No



BORANG



51.



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



21



Otoklaf



All



Mensterilkan



American



alat dan bahan



UGLP 38



52.



53.



Otoklaf modern



Kulkas



Hicclave



Mensterilkan



HVE-50



alat dan bahan



Sharp &



Menyimpan



LG



kultur, media, dan bahanbahan kimia



No



BORANG



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



22



Tabel 2. Klasifikasi jenis medium agar No.



Medium



1.



Nutrient broth



2.



Agar miring



3.



Agar tegak



Gambar



No



BORANG



4.



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



23



Agar plate



Tabel 3. Jenis-jenis teknik isolasi mikroba No.



Teknik isolasi



1.



Spread-plate



2.



Streak-plate



Gambar



BORANG



3.



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



24



Pour-plate



2. Pembahasan Dalam menciptakan lingkungan yang aman dan bersih digunakan teknik aseptik yang dirancang untuk memberikan kondisi aman dan mencegah kontaminasi (Utami et al., 2016). Kontaminasi mengacu pada masuknya kontaminan seperti bakteri, jamur dan virus ke dalam kultur yang akan dibudidayakan. Sedangkan sterilisasi merupakan upaya untuk menghilangkan kontaminan yang tidak diinginkan dalam media atau kultur sehingga tercipta kondisi steril (Yoo, 2018). Contoh alat sterilisasi berupa autoclave, prinsip kerjanya terletak pada aliran uap panas di bawah tekanan, sehingga alat yang ditempatkan di dalam alat dapat disterilkan. Biasanya settingan biasa selama 15-30 menit pada suhu 121 ° C dibawah 2 atmosfir (Cappuccino & Welsh, 2019).



Gambar 6. Skema kerja alat autoklaf (Cappuccino & Welsh, 2019)



BORANG



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



25



Peralatan di laboratorium dapat dibedakan menjadi alat berat dan alat kaca. Alat berat merupakan peralatan untuk penggunaan stasioner karena sulit bergerak, seperti di dalam autoclave. Alat gelas merupakan alat yang transparan dan mudah dipindahkan bila digunakan di laboratorium. Alat-alat ini paling sering terpapar kontaminan dan oleh karena itu perlu didisinfeksi. Alat yang tidak tahan panas (seperti pipet ukur atau pipet dengan gondok yang membesar) dapat disterilkan dengan bahan kimia seperti alkohol atau etanol. Pada saat yang sama, alat tahan panas seperti gelas kimia, pipet, dan labu Erlenmeyer dapat disterilkan menggunakan alat yang memanaskan alat sterilisasi seperti autoclave atau alat sterilisasi uap Arnold (Cappuccino & Welsh, 2019). Saat membudidayakan kultur mikroba di laboratorium, Anda harus mengetahui beberapa istilah. Ketika peneliti ingin mendapatkan strain mikroba tertentu dari sampel yang tersedia, istilah isolasi digunakan. Inokulasi merupakan tahap isolasi dimana mikroorganisme ditempatkan pada media yang mendukung pertumbuhannya. Inokulum dapat diperoleh setelah kultur yang diisolasi berhasil dibudidayakan. Subkultur merupakan hasil perbanyakan inokulum yang diperoleh (Cappuccino & Welsh, 2019). Dalam praktik ini, terdapat banyak jenis metode isolasi mikroba dengan menggunakan cawan petri, antara lain pelat ekspansi, pelat coretan, dan pelat miring. Metode papan ekspansi cocok untuk pemula karena memiliki cara kerja yang sederhana. Namun, kelemahan dari metode ini adalah koloni tidak terdistribusi secara merata pada media kultur dan rentan terhadap pengaruh zat pendispersi atau kontaminan. Metode stripe plate dikembangkan untuk menggantikan titik lemah metode pelat difusi, yaitu memiliki pola dispersi koloni yang mudah diamati. Dibandingkan dengan dua metode pertama, metode tilting plate memiliki keunggulan yaitu dapat memisahkan mikroorganisme anaerob. Namun kelemahan dari kedua teknologi tersebut adalah memerlukan operasi pengikisan pada media kultur dan memerlukan homogenisasi campuran media kultur dan isolatnya, karena jika tidak maka hasil pemisahan dapat menjadi tidak valid (Cappuccino & Welsh, 2019). Selain cawan petri, agar bevel dan agar taji merupakan jenis media kultur yang lain, dimana tabung reaksi digunakan sebagai media kultur agar-agar. Kemiringan agar dibuat dengan memiringkan media cair sebelum mengeras, media dirancang untuk memanfaatkan luas permukaan lereng untuk membudidayakan kultur mikroba murni. Pada saat yang sama, duri agar digunakan untuk membudidayakan dua mikroorganisme yang bernapas lambat dan untuk memeriksa motilitas mikroorganisme yang diteliti (Cappuccino & Welsh, 2019). Ada beberapa metode pengobatan saat membudidayakan mikroorganisme. Sebelum pemisahan mikroorganisme, difusi harus dilakukan secara bertahap agar konsentrasi mikroorganisme pada sampel yang digunakan dapat dikurangi. Dengan begitu, keberadaan agen penyebar dalam kultur dapat diminimalisir, dan perhitungan mikrobiologi dapat dilakukan. Saat



BORANG



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



26



menggunakan metode pelat miring untuk kultur, yang terbaik adalah mengocok sambil mencampur media dan isolat untuk mencapai homogenisasi. Saat larutan dipadatkan dengan memutar cawan petri, inkubasi dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengembunan uap air dari media hangat yang dapat menyebabkan kontaminasi pada kultur. Dalam analisis yang dilakukan dalam praktik ini, beberapa metode pengolahan digunakan. Gunakan proses pengenceran bertahap agar konsentrasi mikroorganisme terlarut yang ada dalam sampel dapat dikurangi, sehingga penghitungan koloni dapat dilakukan saat isolat dikultur pada medium agar dan risiko agen pendispersi dapat diminimalkan. Teknologi pelat miring bertujuan untuk mencapai homogenisasi yang baik antara media cair hangat dan strain terisolasi yang akan dibudidayakan. Setelah campuran mengental, balikkan cawan petri untuk mengerami. Hal ini dilakukan untuk mencegah uap air mengembun, karena medium yang masih panas dan kondensasi air dapat menimbulkan pencemaran.



Gambar 6. Proses dilusi bertahap pada kultur mikroba



V.



Kesimpulan



Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Alat-alat yang menunjang penelitian mikrobiologi terdiri dari alat berat dan alat gelas, serta teknik aseptis diterapkan pada alat gelas baik yang tahan terhadap suhu panas maupun yang tidak tahan terhadap suhu panas. b. Media kultur utama yang digunakan pada penelitian mikrobiologi terbagi menjadi empat, yaitu agar-plate untuk mengisolasi dan membiakkan kultur murni, nutrient broth sebagai media yang dicampur dengan isolat, serta agar miring dan agar tegak untuk menginokulasi mikroba di dalam tabung reaksi. c. Teknik isolasi yang digunakan pada praktikum ini adalah spread-plate yang sederhana dalam pelaksanaannya, streak-plate yang bertujuan untuk mendapatkan koloni murni, dan pour-plate untuk mengisolasi mikroba anaerob.



BORANG



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



27



VI. Daftar Pustaka Bykowski, T., Holt, J.F., and Stevenson, B. 2019. Aseptic technique. Current Protocols Essential Laboratory Techniques, 18(31): 1-13. Cappuccino, J. G. & Welsh, C. 2019. Microbiology: A Laboratory Manual. Pearson, New Jersey, pp. 16, 13-24, 136-137, 290, 383. Istini. 2020. Pemanfaatan plastik poliproilen standing pouch sebagai salah satu kemasan sterilisasi peralatan laboratorium. Indonesian Journal of Laboratory, 2(3): 41-46. Utami, S.P., Mulyawati, E., Soebandi, D.H. 2016. Perbandingan daya antibakteri disinfektan instrument preparasi saluran akar natrium hipoklorit 5,25 %, glutaraldehid 2%, dan disinfektan berbahan dasar glutaraldehid terhadap Bacillus subtilis. Jurnal Kedokteran Gigi, 7(2): 151-156. Yoo, J.H. 2018. Review of disinfection and sterilization - back to the basics. Infect Chermother, 50(2): 101-109.



No



BORANG



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



28



Lampiran 1. Mengenal Alat-alat Laboratorium dan Alat-alat Sterilisasi (Acara Praktikum No. 1) a. Menggunakan otoklaf



Isi air pada ruangan bawah otoklaf hingga batas angsang



Hidupkan pemanas



Siapkan alat-alat yang akan disterilisasi



Tutup otoklaf dengan rapat



Letakkan alat atau bahan diatas angsang



Bungkus pipet dan cawan petri dengan kertas sampul atau aluminium



Buka kran udara yang ada dipermukaan tutup untuk mengeluarkan udara



Atur otoklaf selama pemanasan (2 atm, 121 °C, 15-30 menit)



Hentikan pemanasan ketika terdengar bunyi peluit, lalu biarkan otoklaf mendingin



Simpan media yang masih panas pada temperatur kamar



Pindahkan dan keringkan alat dan bahan yang telah steril di dalam oven



Tunggu tekanan pada otoklaf turun sampai nol, lalu buka tutup otoklaf dengan hatihati



b. Menggunakan oven



Hidupkan oven dan atur temperatur (170-180 °C)



Bungkus alat-alat yang akan disterilisasikan



Masukkan alat-alat ke dalam oven dan letakkan diatas rakrak yang tersedia



Keluarkan alat yang sudah steril dari oven



Hentikan pemanasan dan biarkan alat mendingin



Tunggu proses sterilisasi selama 2 jam



No



BORANG



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



29



2. Pembuatan Medium Nutrien Cair (Acara Praktikum No. 13) a. Menggunakan ekstrak daging Timbang dengan teliti 3 gram ekstrak daging dan 5 gram pepton



Larutkan dalam 1000 ml akuades dan campur hingga homogen



Panaskan dalam pemanas air selama 5 menit hingga mendidih



Saring dengan kertas saring atau kain penyaring yang bersih



Tambah akuades netral hingga volume menjadi 1000 ml kembali



Dinginkan kemudian buat pH medium netral



Sterilkan dengan menggunakan autoklaf (2 atm, 121 °C, 20 menit)



b. Pembuatan ekstrak daging Timbang dengan teliti 500 gram daging segar, 10 gram pepton dan 5 gram NaCl



Bersihkan daging dari lemak dan giling daging sampai halus



Tambah 500 ml akuades, lalu aduk dan simpan dalam lemari es (24 jam)



Masukkan dalam autoklaf (121 °C, 20 menit)



Saring dan tambah akuades ke filtrat sampai volume menjadi 1000 ml



Panaskan selama 20 menit hingga mendidih



Tambahkan pepton dan NaCl ke ekstrak daging untuk membuat nutrien cair



Sterilkan medium pada 121 °C



BORANG



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



30



c. Pembuatan medium nutrien agar Atur pH medium nutrien cair



Tambahkan 15-20 gram agar-agar untuk setiap 1000 ml medium cair



Aduk campuran sampai merata, lalu sterilkan dalam autoklaf (2 atm, 121 °C, 15 menit)



Letakkan medium miring dengan sudut 30° terhadap bidang datar



Isi dengan larutan medium, 10 ml untuk medium tegak dan 5 ml untuk medium miring



Sterilkan tabung reaksi 10 ml



Letakkan medium tegak pada posisi tegak



BORANG



3.



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



31



Penyetelan pH Suatu Medium Pertumbuhan (Acara Praktikum No. 14)



Siapkan 500 ml medium nutrien cair



Ambil 10 ml medium tersebut dan masukkan ke dalam tabung (buat rangkap 2)



Tambahkan 0,5 ml larutan indikator BTB 0,04% ke dalam salah satu tabung, campur hingga homogen



Bandingkan warna yang ada pada kedua tabung melalui lubang pengintai



Letakkan medium yang ditambah indikator di depan akuades dan bersilangan dengan larutan standar di dalam komparator blok



Letakkan larutan standar bersilangan dengan akuades di dalam komparator blok



Titrasi medium yang berwarna kuning dengan larutan NaOH 0,1 N hingga warna mendekati larutan standar (hijau)



Titrasi medium yang berwarna biru dengan larutan HCl 0,1 N hingga warna mendekati larutan standar (hijau)



Gunakan larutan 0,1 N NaOH atau 0,1 N HCl untuk menghitung berapa ml NaOH atau HCl yang diperlukan untuk sisa medium (490 ml)



pH medium dilihat kembali dengan memakai komparator lovibond *1000*, catat besar pH medium



Uji kembali, jika terdapat yang salah ulangi penyetelan pH seperti semula



Gunakan larutan NaOH 1N atau HCl 1N untuk penambahan basa atau asam kedalam sisa medium (490 ml)



Saring medium, lalu masukkan ke dalam tabung-tabung reaksi dan sterilkan dalam autoklaf (1 atm, 121 °C, 20 menit)



BORANG



4.



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



32



Isolasi Bakteri (Acara Praktikum No. 15) a. Cara goresan (Streak plate method) Letakkan cairan nutrien agar dalam penangas air



Dinginkan sampai temperatur ± 50 °C



Tuangkan medium agar tersebut ke dalam cawan petri steril secara aseptik, biarkan sampai dingin dan padat



Beri label pada cawan petri kemudian bungkus dan balik cawan petri



Buat goresan pada permukaan agar



Ambil 1 ose suspensi bahan yang mengandung bakteri secara aseptik



Pilih salah satu koloni dari masing-masing tipe koloni yang tumbuh pada bekas goresan



Ambil secara aseptis dengan ose satu koloni yang dikehendaki



Suspensikan dalam air steril



Inkubasikan pada temperatur yang sesuai selama 24-48 jam



Pindahkan masingmasing jenis hasil isolasi ke dalam medium nutrien agar miring



Periksa dengan pengecatan Gram



Uji kembali kemurniannya dengan pengecatan Gram



BORANG



No



FO-UGM-BI-07-13



Berlaku sejak 19 Maret 2021



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



Revisi



0



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI



Halaman



33



b. Cara taburan (Pour plate method) Suspensikan bahan yang mengandung bakteri atau campuran seencer mungkin



Cairkan medium dalam penangas air (100 °C), dinginkan sampai temperatur 50 °C



Inokulasikan dengan satu ose suspensi secara aseptis, lalu gojog hingga tercampur rata



Amati bentuk koloni bakteri baik yang tumbuh di permukaan dan di dalam agar



Bungkus cawan-cawan petri tersebut, lalu inkubasikan pada temperatur kamar selama 24-48 jam



Tuangkan ke dalam cawan petri steril berlabel secara aseptis dan ratakan



Perhatikan koloni yang tumbuh pada media baik yang ada di permukaan, tengah dan dasar medium



Catat semua koloni berdasarkan warna, bentuk, ukuran dan konsistensi koloni