10 0 420 KB
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN KAPSULA BAKTERI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Yang Dibimbing Oleh Bapak Agung Witjoro , S.Pd, M.Kes
Oleh Kelompok 3/Offering C
Aisyah Siti Faizah
160341606039
Dini Febrianti Safitri
160341606100
Elsa Novia Fitri Dewi
160341606011
Elvira Harum Permata S
160341606012
Livia Apriliani
160341606038
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Februari 2018
BAB I PENDAHULUAN A. TUJUAN 1. Untuk memperoleh ketrampilan melakukan pewarnaan kapsula bakteri 2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kapsula bakteri
B. DASAR TEORI Bakteri merupakan organisme bersel tunggal yang bereproduksi dengan cara sederhana, yaitu dengan pembelahan biner. Setiap macam bakteri dianggap suatu spesies, yang dibentuk dari kumpulan strain yang memberikan beberapa gambaran sangat berbeda dari strain lain. Suatu strain merupakan progeni atau subkultur dari isolat koloni tunggal dalam kultur murni. Dinding selnya merupakan struktur yang kaku berfungsi membungkus dan melindungi protoplasma dari kerusakan akibat faktor fisik dan kimia seperti menjaga keseimbangan antara kondisi intrasel dengan ekstrasel. Sebagian besar sel bakteri memiliki lapisan pembungkus sel, berupa membran plasma, dinding sel yang mengandung protein dan polisakarida. Sejumlah bakteri dapat membentuk kapsul dan lendir (Kusnadi, 2003). Bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan selnya, kemudian melapisi dinding sel. Apabila lapisan lapisan lendir tersebut cukup
tebal
dan
kompak
maka
disebut
kapsula
(Hastuti,
2008).
Selanjutnya menurut Tarigan (1988) kapsul merupakan substansia yang bersifat viskous sehingga membentuk suatu selubung yang mengelilingi dinding sel, memiliki fungsi lain yakni melindungi tubuh bakteri dari kekeringan sementara dengan mengikat molekulmolekul air serta memudahkan melekatkan bakteri pada permukaan atau substrat, misalnya Streptokokus mutans, sejenis bakteri yang berhubungan dengan karies gigi yang dapat melekat pada
permukaan
gigi
yang
lain
akibat
sekret
yang
dihasilkan.
Virulensi patogen sering berhubungan dengan produksi kapsula. Hilangnya kemampuan untuk membentuk kapsul melalui mutasi berhubungan dengan kehilangan virulensi dan kerusakan oleh fagosit namun tidak mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri sehingga tidak semua bakteri memiliki kapsula, ada juga yang tidak memiliki kapsula (Kusnadi, 2003). Jika bakteri tersebut kehilangan kapsulnya sama sekali maka ia akan dapat
kehilangan virulensinya dan dengan demikian akan kehilangan kemampuannya untuk menyebabkan infeksi. Bakteri-bakteri berkapsula juga menyebabkan adanya gangguan seperti lendir dalam beberapa proses industri (Pelczar,1986). Bentuk kapsula yang kental yang cenderung melekat kepada sel, sedangkan lendir dan polimer ekstraseluler lebih mudah tercuci. Kapsula ini lebih mudah dilihat dari pewarnaan negatif. Di bawah mikroskop, dalam campuran tinta cina kapsul terlihat lebih terang mengelilingi sel. Kapsul juga dapat diwarnai secara khusus. Sel bakteri yang tidak membentuk kapsula dan secara serologi dapat bereaksi dengan serum antikapsul, dikatakan menghasilkan mikrokapsul (Kusnadi, 2003)
BAB II METODE A. Alat dan Bahan Alat Adapun beberapa alat yang digunakan dalam praktikum pewarnaansecara gram pada sel bakteri adalah sebagai berikut:
Mikroskop
Kaca Benda
Mangkuk Pewarnaan
Kawat Penyangga
Korek Api
Pinset
Lampu Spiritus
Jarum Inokulasi Berkoloni
Bahan Adapun beberapa bahan yang digunakan dalam praktikum pewarnaankapsula pada sel bakteri adalah sebagai berikut:
Biakan campuran/ murni bakteri
Tinta cina merk “ Pelikan”
Aquades steril
Larutan Kristal Violet 0,5 %
Larutan CuSO4, 5H2O 20%
Kertas Penghisap
Korek Api
Alkohol
Lisol
Sabun cuci
B.Prosedur Kerja Adapun prosedur/ langkah-langah kerja yang dilakukan dalam praktikum pewarnaan kapsula pada sel bakteri adalah sebagai berikut:
Pewarnaan Kapsula Baktersi secara Langsung/ Positif Disendiakan kaca benda bersih dan melewatkan di atas nyala lampu spiritus
Diteteskan 1 ose aquades steril diatas benda
Diinokulasi bakteri yang akan diperiksa di atas tetesan aquades secara aseptic
Diratakan dengan perlahan lahan dan menunggu hingga kering
Dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api lampu spiritus dengan cepat
Diletakkan sediaan diatas kawat penyangga yang berada diatas mangkuk pewarnaan
Diteteskan larutan Kristal violet di atas sediaan dan menunggu hselama 1 menit
Dijepit kaca benda sediaan dengan pinset (kedudukan tetap di atas mangkuk pewarna)
Dilakukan pembilasan CuSO4, 5H2O secara hati hati
Dikeringkan sediaan dengan kertas penghisap secara hati hati agar tidak merusak sediaan
Diamati sediaan di bawah mikroskop
Pewarnaan Kapsula Baktersi secara Tak Langsung/ Negatif Disediakan biakan campuran atau biakan murni bakteri, lalu menentukan koloni bakteri yang akan diperiksa kapsulanya
Diteteskan satu ose aquades steril di atas kaca benda
Secara aseptic diambil inokulum yang akan diperiksa, lalu diratakan perlahan-lahan diatas tetesan aquades itu. Dibiarkansampai sediaan itu mengering tanpa difksasi
Diteteskan setetes tinta cina merk “Pelikan” di atas sediaan tersebut, lalu diratakan perlahan-lahan.
Dibiarkan sediaan ini mengering, lali mengamati di bawah mikroskop (tanpa kaca penutup).
Sel sel bakteri Nampak transparans dengan latar belakang hitam, sedangkan kapsulnya (bila ada) berwarna coklat muda disekeliling sel bakteri
.
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.Data Pengamatan Berdasarkan hasil praktikum pewarnaan kapsula yang telah dilakukan pada sediaan (sel bakteri) diperoleh data pengamatan sebagai berikut: Pewarnaan kapsula bakteri: No Koloni
Jenis Pewarnaan
Warna Sel
Ukuran Kapsula
1
Langsung
Ungu
-
Tidak langsung
Transparan
-
Langsung
Ungu
-
Tidak langsung
transparan
-
2
B.Analisis Data Pada praktikum ini menggunakan metode pewarnaan langsung dan pewarnaan tidak langsung. Pewarnaan langsung menggunakan kristal ungu violet 0,5% dan larutan CusO4,5H2O 0,20%. Setelah melakukan praktikum didapat hasil pada koloni pertama sel bakteri berwarna ungu, pada percobaan koloni pertama tidak ditemukan adanya kapsul. Pewarnaan langsung selanjutnya dilakukan pada bakteri koloni B. Warna sel bakteri menjadi ungu, namun tidak ditemukan kapsul bakteri. Tampakan watna ungu disebabkan oleh pengaruh pewarnaan kristal ungu violet. Metode pewarnaan yang kedua yaitu dengan metode tidak langsung. Pada pewarnaan tidak langsung menggunakan ose aquades steril dan juga tinta cina. Tinta cina disini berfungsi untuk memberi warna koloni. Berdasarkan hasil pengamatan, pada koloni 1 dapat diketahui bahwa warna sel transparan dengan latar belakang warna hitam, namun tidak ada kapsula (bila ada berwarna coklat muda di sekeliling sel bakteri). Untuk pengamatan kedua yang dilakukan pada koloni 2 warna sel transparan dengan latar belakang hitam dan juga tidak ditemukan adanya kapsula. Berdasarkan hasil pengamatan baik dengan metode langsung maupun tidak langsung yang dilakukan pada kedua koloni bakteri dapat diketahui bahwa kolono 1 dan kooni 2 tidak mempunyai kapsula.
BAB IV PEMBAHASAN A.Pembahasan
Kapsula adalah suatu lapisan lendir yang melapisi dinding sel yang mengandung air. Polisakarida, serta protein. Kapsula dapat terbentuk bila ada konsentrasi gula yang tinggi, serum darah, atau adanya jaringan hidup sebagai media biakkan bakteri (Koesnijo, 1974). Bahan lendir pada permukaan tubuh bakteri disebut kapsul apabila lendir yang disekresikan ke luar tubuhnya mampu membentuk struktur yang kompak dan membentuk bundar atau lonjong, sementara apabila lendir yang dikeluarkan tidak memiliki bentuk yang teratur dan kurang menempl dengan erat pada dinding selnya, maka disebut sebagai lendir (Hadioetomo dan Ratna, 1990). Kapsul bakteri melindungi tubuh bakteri dari kekeringan sementara dengan mengikat molekul-molekul air serta memudahkan bakteri untuk mlekat pada suatu substrat (Tarigan, 1988). Kapsul tersusun atas molekul polisakarida yang berbentuk gel dengan komposisi yang berbeda, tergantung oleh jenis bakteri. Bakteri yang tidak mmiliki kapsul sangat mudah diserang dan dihancurkan oleh system pertahanan tubuh inang (fagositosis) ketika bakteri menyerang inang. Oleh karena itu bakteri yang brkapsul umumnya bersifat virulen (Black and Laura, 2012). Ada tidaknya kapsula bakteri dapat diamati melalui pewarnaan khusus. Pada praktikum ini, digunakan dua metode pewarnaan kapsula bakteri: a. Pewarnaan Positif atau Pewarnaan Kapsula Bakteri secara Langsung Pewarnaan langsung dilakukan dengan menggunakan Kristal violet dan CuSO4.5H2O. Kristal violet merupakan lartan yang memilikin kromophore sebagai kation yang akan bereaksi dengan muatan yang berada disekeliling bakteri yang berperan sebagai amnion sehingga terbentuk warna ungu. CuSO4 berperan sebagai pelarut warna kapsul yang akan terserap oleh bakteri apabila bakteri tersebut memiliki kapsul, hasil dari penyerapan warna ini berupa warna biru muda (Chasanah, 2016). Dalam praktikum ini, dilakukan pewarnaan positif terhadap 2 jenis bakteri biakan yang diletakkan dalam media miring pada Tabung A dan Tabung B. Bakteri dalam Tabung A merupakan bakteri coccus yang ketika diberi pewarnaan dan diamati menggunakan mikroskop hanya membentuk warna ungu saja. Bakteri dalam Tabung B juga diberi perlakuan yang sama dan saat diamati dengan mikroskop, terlihat adanya
bakteri berbentuk basil yang berwarna ungu. Hal ini sejalan dengan pernyataan Darkuni, (2001) bahwa reaksi positif dari pewarnaan langsung adalah dihasilkannya penampakan bakteri berwarna ungu yang diselubungi oleh kapsul yang berwarna biru muda. Warna biru dihasilkan dari adanya penyerapan CuSO4.5H2O oleh bakteri. Dari hasil yang praktikum, diketahui bahwa baik bakteri A ataupun bakteri B tidak menunjukkan adanya kapsul yang melapisi dinding sel. Hal ini dapat diketahui dari tidak adanya warna biru muda yang terbentuk disekeliling bakteri yang berwarna ungu akibat pewarnaan positif. Sehingga, bakteri A maupun bakteri B bersifat non-virulen dan tidak berkapsul. b. Pewarnaan Negatif atau Pewarnaan Kapsula Bakteri secara Tidak Langsung Pewarnaan bakteri merupakan pewarnaan kapsula bakteri yang dilakukan dengan menggunakan tinta cina. Dalam praktikum ini, tinta cina merk “pelikan” digunakan dalam mewarnai bakteri. Tinta cina merupakan larutan dengan kromophore bermuatan negative ysng akan bereaksi dengan lingkungan sekeliling baktri yang membawa muatan negative, sehingga terjadi tolak-menolak antara kduanya yang kemudian menyebabkan warna transparan pada tubuh bakteri sementara lingkungan sekitarnya berwarna hitam (Tarigan, 1988). Pewarnaan negative dilakukan pada bakteri dari Tabung A dan Tabung B. Hasil pewarnaan pada Bakteri A menunjukkan bahwa bakteri A tidak berwarna (transparan) dengan lingkungan yang berwarna hitam. Pewarnaan negative yang dilakukan pada bakteri B juga menunjukkan hasil yang sama. Artinya, kedua tipe bakteri, baik dari Tabung A maupun Tabung B tidak memiliki kapsul. Dari 2 percobaan pewarnaan kapsul terhadap Bakteri Tabung A dan Bakteri Tabung B menunjukkan hasil yang sama, yakni bahwa kedua tipe bakteri tidak bersifat virulen. Kusnadi (2003) menyatakan bahwa tidak adanya kapsula dapat menyebabkan bakteri kehilangan kemampuannya dalam menginfeksi inang, namun ketiadaan kapsula tidak akan mempengaruhi kemampuan hidup bakteri karena kapsula bukan meruapakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan bakteri, sehingga bakteri akan tetap hidup dalam medium normal walaupun tanpa kapsula.
BAB V PENUTUP
Simpulan
1. Pewarnaan kapsula bakteri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan positif dan pewarnaan negative. Pewarnaan positif dilakukan dengan menggunakan Kristal violet dan CuSO4.5H2O yang menghasilkan warna ungu pada tubuh bakteri dan biru muda pada kapsulnya. Sementara pewarnaan negative dilakukan dengan menggunakan tinta cina yang apabila bakteri yang diuji tidak berkapsul akan berwarna transparan, sementara lingkungannya berwarna hitam.
2. Pada bakteri Tabung A dan Tabung B tidak memiliki kapsula. Hal ini terlihat dari hasil pewarnaan, dimana ketika diuji dengan pewarnaan positif tidak membentuk warna biru muda disekeliling bakteri. Selain itu, bakteri menghasilkan warna transparan ketika diuji dengan tinta cina saat pewarnaan negative.
Daftar Rujukan Black, Jacquelyn G. & Laura Blacks. 2012. Microbiology: Principles And Explorations 8th Ed. USA. Chasanah, Isfatun. Anam, Maulidan Asryofil. Hadawiyah, Robiatul. Laporan Praktikum Pewarnaan Kapsula Bakteri, Malang: Universitas Negeri Malang. Darkuni, N. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang : UM Press. Djambatan Hadioetomo & Ratna, S. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : Gramedia. Hastuti, Sri Utami. 2002. Penuntun Kegiatan Mikrobiologi. Malang:UM Press. Koesnijo. 1974. Kapsula Bakteri dan Fungsinya. Jurnal Berkala Ilmu Kedokteran Gadjah Mada. VI (4): 155-158. Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. Bandung : JICA. Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. Tarigan, J. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: DIRJEN DIKTI.
LAMPIRAN
1.PEWARNAAN SECARA LANGSUNG (+)
BAKTERI TIPE A
BAKTERI TIPE B
Bentuk :kokus
Bentuk :basil
Warna sel vegetative :ungu
Warna sel vegetative :ungu
Warna kapsula :tidak ada
Warna kapsula :tidak ada
2.PEWARNAAN SECARA TIDAK LANGSUNG (-)
BAKTERI TIPE A
BAKTERI TIPE B
Bentuk :kokus
Bentuk :basil
Warna sel vegetative :transparan
Warna sel vegetative :transparan
Warna kapsula :tidak ada
Warna kapsula :tidak ada