11 0 350 KB
OSMOREGULASI Nilna Milchatina*, Farianita Mirliana, Harnizar, Hasna Dila Sari, Indah Octaviara Sari Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta *corresponding author: [email protected]
Abstrak Fisiologi hewan air sangat berperan penting dalam tubuh terutama pada hewan akuatik. Salah satu cara penyesuaian diri terhadap lingkungan yakni dengan melakukan kondidi osmoregulasi. Pengaturan terhadap tekanan osmotik cairan tubuh yang relatif konstan adalah yang dibutuhkan oleh ikan agar proses fisiologisnya dapat berjalan dengan baik. Percobaan ini menggunakan ikan air tawar dan ikan air laut yang diberi empat perlakuan yaitu perendaman pada air laut dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%. Pada ikan air tawar banyak mengeluarkan garam dengan transpor aktif dari urine. Sedangkan pada ikan air laut bersifat hipoosmotik terhadap lingkungan mereka dan memasukkan garam ke dalam tubuh dengan cara difusi. Kata kunci : Osmoregulasi, salinitas, organisme akuatik, tekanan osmotik.
yang mempunyai kandungan air lebih tinggi
PENDAHULUAN Osmoregulasi
adalah
menjaga
keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut yang ada di dalam tubuh. Proses ini dilakukan
untuk
mempertahankan
keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut pada tingkatan yang tepat karena adanya perbedaan konsentrasi. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, sedangkan jika menerima terlalu sedikit air maka sel akan mengerut serta mati. Proses inti dalam osmoregulasi yaitu osmosis atau pergerakan air dari cairan
menuju ke yang lebih rendah. Berdasarkan konsentrasi osmotik, suatu cairan dapat dibedakan menjadi hipoosmotik, isoosmotik dan
hiperosmotik.
Hipoosmotik
adalah
cairan yang konsentrasi osmotiknya lebih rendah
dibandingkan
lingkungannya.
Isoosmotik adalah cairan yang konsentrasi osmotiknya sama dengan lingkungannya. Hiperosmotik konsentrasi
adalah
cairan
yang
osmotiknya
lebih
tinggi
dibandingkan lingkungannya (Susilo, 2010).
Osmoregulasi
adalah
mekanisme
Apabila
konsentrasi
osmotiknya
sama
pengaturan air dan ion dalam tubuh dengan
dengan larutan lainnya disebut isotonik atau
sejumlah mekanisme yang dilakukan untuk
isoosmotik( Fujaya, 2004).
mengatasi problem osmotik dan mengatur perbedaan diantara intra sel dan ekstra sel dan diantara ekstra sel dengan lingkungan secara kolektif, mekanisme osmoregulasi meliputi volume air, kandungan zat terlarut dan distribusi zat terlarut (Evans, 1988). Makhluk
hidup
mempertahankan
Osmoregulasi bagi ikan merupakan upaya ikan untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungan melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik. Terdapat tiga pola regulasi ion air yaitu :
kekonstanan volume air dalam tubuhnya
a.
melalui mekanisme dimana jumlah air yang
yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi
masuk harus sama dengan jumlah air yang
cairan
keluar (Soetarto, 1986 ).
konsentrasi media. Hal ini terjadi misalnya
Ikan
memerlukan
osmoregulasi
Regulasi hipertonik atau hipersomatik,
tubuh
yang
lebih
tinggi
dari
pada ikan air tawar (Potadrom).
karena harus terjadi keseimbangan antara
b.
subtansi tubuh dan lingkungan, membran
yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi
selnya yang permeabel merupakan tempat
cairan
lewatnya beberapa substansi yang bergerak
konsentrasi media. Hal ini terjadi pada jenis
cepat
ikan air laut (Oseandrom).
dan
adanya
perbedaan
tekanan
osmotik yang berbeda. Konsep tekanan osmotik dapat menimbulkan kebingungan sehingga lebih sering menggunakan istilah konsentrasi osmotik. Jika suatu larutan memiliki konsentrasi osmotik lebih tinggi
c.
Regulasi hipertonik atau hiposomotik,
tubuh
yang lebih
rendah
dari
Regulasi isotonic atau isoosmotik,
yaitu bila konsentrasi cairan tubuh sama dengan konsentrasi media, sama dengan ikan – ikan yang hidup pada daerah eustaria (Hartono, 1993).
tekanan osmotiknya juga tinggi. Larutan yang mempunyai konsentrasi yang lebih
Praktikum osmoregulasi dilakukan
tinggi dibanding larutan yang lain disebut
bertujuan
hiperosmotik.
osmoregulasi pada ikan air tawar, air laut,
Larutan
yang
memiliki
konsentrasi osmotik lebih rendah daripada larutan
lainnya
disebut
hipoosmotik.
untuk
dan air payau.
mengetahui
sistem
Cara kerja yang dilakukan dalam
MATERIAL DAN METODE Praktikum ini dilakukan pada hari
praktikum osmoregulasi adalah disiapkan
Jum'at 23 Maret 2018 di Laboratorium
beaker glass yang telah berisi air laut dengan
Fisiologi Pusat Laboratorium Terpadu UIN
konsentrasi 0% (aquades), 25%, 50%, 75%
Syarif Hidayatullah Jakarta. Alat yang
dan 100%. Kemudian dimasukkan ikan
digunakan pada praktikum osmoregulasi
masing-masing 2 ekor ke dalam beaker glass
diantaranya yaitu timbangan,
gelas ukur
yang berisi air laut. Diamati dan dicatat
250 mL, beaker glass 100 mL, pipet,
kondisi setiap jenis ikan dan dicatat pada
pengaduk, air laut dengan konsentrasi 25%,
saat ikan dimasukkan ke dalam air laut
50%, 75%, dan 100%, aquades dan ikan
hingga
(tawar, laut dan payau) masing-masing 2 ekor. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil pengamatan perilaku ikan air laut
ikan
tersebut
mati.
Tabel 2. Hasil pengamatan perilaku ikan air tawar
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa ikan air
ditunjukkan pada waktu 8 menit namun tidak berlangsung lama.
tawar mampu hidup pada konsentrasi NaCl 0% - 50%. Ikan air tawar yang dugunakan pada praktikum ini ialah ikan bawal (Bromida Sp.), ikan komet (Carassius auratus), dan ikan mas koki (Carassius auratus). Ikan bawal yang berada pada konsentrasi NaCl 0% terlihat bergerak aktif (agresif) namun fluktuatif (bergerak-diam) sampai menit ke-28. Warna tubuh ikan tidak mengalami perubahan sampai menit-menit terakhir hanya saja pergerakan operculum dan sirip dorsal dan pectoral yang cepat. Sekresi atau mengeluarkan feses dialami pada waktu 9 menit sampai 30 menit, dan pada saat itu pula kelopak mata mengalami penggelembungan.
Ikan
bawal
pada
konsentrasi 25% bergerak sangat aktif namun
fluktuatif
(bergerak-diam)
dari
menit-menit awal sampai 40 menit berlalu, dan terlihat diam pada 40 menit sampai 90 menit.
Perilaku
yang
sedikit
kolaps
Ikan bawal pada konsentrasi 50% menunjukkan gerakan yang cukup lambat sejak
4
menit
awal
dan
mengalami
pengelupasan kulit namun terlihat aktif lagi bergerak pada waktu 15 menit sampai 50 menit. Ketika diletakkan pada konsentrasi 75% sejak 8 menit awal ikan mulai diam dan tidak bergerak banyak kecuali jika ada hentakan atau respon gangguan dari luar, maka ikan akan bergerak cukup, pada konsentrasi tersebut ikan mengalami kolaps dari waktu 60 menit sampai akhirnya mati pada waktu 90 menit. Perubahan warna tubuh ditandai dengan sirip ikan yang memucat pada waktu 80 menit. Ikan bawal pada konsentrasi 100% bergerak aktif sejak menit-menit awal lalu kolaps pada 35 menit dan mati setelah kurang lebih satu jam. Perubahan
warna
hingga
mati
yaitu
menghitam dengan kondisi sirip dan sisik
yang rusak dan mengelupas serta mata yang
banyak mengeluarkan kotoran, sedangkan
membesar.
pada konsentrasi 25% ikan bergerak aktif
Ikan
komet
yang
berada
pada
konsentrasi 0% sampai 25% gerakannya cukup fluktuatif namun cenderung aktif. Selama rentang waktu yang diberikan, ikan tidak menunjukkan perubahan warna namun feses berwarna kecokelatan pada konesntrasi 0% dan hitam pada konsentrasi 25%. Kondisi ikan cukup banyak mengeluarkan gelembung.Keriak
diletakkan
pada
konsentrasi 50% sampai 75% ikan terlihat agresif di menit-menit awal, namun pada konsentrasi 50% ikan tidak mengalami kematian dengan warna feses kehitaman sedangkan
di
konsentrasi
75%
kemudian
melambat
disertai
sedikit
mengeluarkan kotoran. Ikan mas koki pada konsentrasi 50% pergerakannya cepat di menit-menit awal dan mulai lambat sampai kolaps setelah setengah sampai satu jam berlalu
diikuti
banyak
mengeluarkan
kotoran. Ikan yang berada pada konsentrasi 100% pergerakannya cenderung cepat di menit-menit awal lalu semakin cepat pada waktu 16 menit dan ,engalami kematian setalah kurang lebih setengah jam, dengan kondisi banyak mengeluarkan kotoran dan kolaps pada waktu 17 menit.
ikan
Berdasarkan
hasil
pengamatan
mengalami kematian pada waktu 36 menit
tersebut, rata-rata ikan air tawar memiliki
dengan
kemampuan bertahan hidup yang cukup
mengeluarkan
sisa
makanan
berwarna kehijauan. Ikan pada konsentrasi
tinggi
100% mengalami kondisi pergerakan yang
Osmoregulasi
tidak seimbang, cenderung lemas dan
melibatkan pengambilan ion dari lingkungan
mengalami kolaps pada waktu 10 menit
untuk membatasi kehilangan ion. Air akan
disusul kematian pada waktu 17 menit.
masuk ke tubuh ikan karena kondisi
Perubahan warna mengalami pemucatan dan
tubuhnya hipertonik, sehingga ikan banyak
gerakan operculum yang melambat.
mengeksresikan air dan menahan ion (Boyd,
Ikan mas koki yang diletakkan pada konsentrasi
NaCl
0%
mengalami
perbedaan
sampai
25%
dimana
pada
konsentrasi 0% pergerakan tubuh dan operkulum ikan cepat dan stabil
disertai
1990).
pada
konsentrasi pada
Ketahanan
NaCl
ikan
air
tubuh
0-50%. tawar
terhadap
konsentrasi tersebut juga dapat disebabkan karena pada perlakuan konsentrasi 0-50% tekanan osmotik lingkungan perairan lebih rendah
dibandingkan
dengan
tekanan
osmotik cairan tubuh ikan, akibatnya ikan
cenderung banyak mengeluarkan energi
Ikan air tawar harus selalu menjaga
untuk proses osmoregulasi (Rosdianasari et
tubuh agar garam tidak melarut dan lolos ke
al., 2010).
dalam air. Garam-garam dari lingkungan
Pergerakan
yang
fluktuatif
dan
kondisi tubuh dari perubahan warna sampai kerusakan bagian tubuh disebabkan karena beberapa
ikan
tidak
mampu
mempertahankan kondisi tubuhnya pada konsentrasi NaCl tertentu. Stickney (1979) menyatakan salah satu penyesuaian ikan terhadap
lingkungan
ialah
pengaturan
keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya, karena sebagian hewan vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari media lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu. Proses
akan diserap oleh ikan menggunakan energi metaboliknya.
Ikan
keseimbangannya minum
air,
mempertahankan
dengan
kulitnya
tidak
banyak
diliputi
mucus,
melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya encer, mengeluarkan kotoran dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Cairan tubuh ikan air tawar mempunyai tekanan yang lebih besar dari lingkungan
sehingga
garam-garam
cenderung keluar dari tubuh. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki tekanan osmotik
lebih
kecil
dari
lingkungan
sehingga garam-garam cenderung masuk ke dalam tubuh dan air akan keluar. Agar proses fisiologis di dalam tubuh berjalan
ikan
normal, maka diperlukan suatu tekanan
tersebut berjalan dengan normal pada kadar
osmotik yang konstan. Sifat osmotik air
NaCl tertentu juga disebabkan karena ikan
berasal dari seluruh elektrolit yang larut
berusaha menyeimbangkan substansi tubuh
dalam air tersebut di mana semakin tinggi
dengan lingkungannya.
salinitas maka konsentrasi elektrolit makin
dengan
osmoregulasi
pendapat
pada
Hal ini sesuai
Fujaya
(2008)
yang
menyatakan bahwa ikan air tawar bersifat hiperosmotik
terhadap
lingkungannya,
menyebabkan air bergerak masuk kedalam tubuh dan ion-ion keluar ke lingkungan dengan cara difusi.
besar sehingga tekanan osmotiknya makin tinggi (Mc Connaughey & Zottoli, 1983). Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan, ikan laut mampu bertahan hidup dalam konsentrasi NaCl yang tinggi. Ikan laut
yang
diantaranya
terdapat adalah
pada ikan
praktikum Sepat
Laut
(Trichogaster
sp.),
ikan
Blue
Devil
memgeluarkan feses. Kemudian ikan Badut,
(Chryseptera cyanea), dan ikan Badut
yang mengalami kematian pada larutam
(Amphiprion percula). Pada ikan sepat laut,
konsentrasi NaCl 0%. Sedangkan pada
bergerak aktif sampai 90 menit pada larutan
konsentrasi 100%, 75%, 50%, dan 25%
NaCl konsentrasi 100% dan 75% sedangkan
mengalami perubahan warna menjadi gelap
pada konsentrasi NaCl 50%, 25%, dan 0%
dan
mengalami pergerakan yang lambat dan
normal.
banyak mengeluarkan kotoran. Namun, ikan sepat yang dipalraktikumkan tidak ada yang
mati
sampai
waktu
90
menit.
Selanjutnya ikan Blue Devil, pada larutan NaCl 100% gerakannya melambat pada menit ke 11 dan mengalami perubahan warna tubuh pada menit ke 18. Pada menit ke 36 warna tubuhnya kembali menjadi biru dan pergerakannya normal kembali setelah menit ke 60. Pada larutan NaCl konsentrasi 75%, ikan Blue Devil pada menit ke 19 warna tubuhnya berubah menjadi biru keunguan sampai pada akhirnya berubah menjadi hitam pada menit ke 45 dan kembali normal pada menit ke 75. Pada konsentrasi ini,
ikan Blue devil banyak
mengeluarkan feses pada menit ke 60. Pada konsentrasi NaCl 50%, perilakunya sama dengan ikan pada konsentrasi 75% yaitu mengeluarkan perubahan
feses
warna.
dan
mengalami
Sedangkan
pada
konsentrasi 25% dan 0% ikan Blue Devil mengalami perlambatan dalam bergerak dan mengalami perubahan warna tubuh serta
pergerakannya
Berdasarkan
lambat
praktikum
kemudian
yang
telah
dilakukan, rata-rata ikan laut ini memiliki kemampuan untuk bertahan hidup yang tinggi pada larutan NaCl dengan konsentrasi kisaran 50-100%. Hal ini dikarekan pada ikan air laut ketika kehilangan garam-garam mineral, mereka akan mendapatkan garamgaram dari air laut yang masuk lewat mulutnya.
Organ
dalam
tubuh
ikan
menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+, dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Selanjutnya, insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar sehingga
ikan
air
laut
tetap
dapat
mempertahankan tekanan osmotik di dalam tubuh dan dilingkungannya (Pamungkas, 2012). Ketika ikan air laut dimasukkan ke dalam larutan NaCl konsentrasi rendah yang tekanannya
berbeda
dengan
tekanan
tubuhnya maka ikan tersebut akan mengatur tekanan osmotik dengan lingkungannya. Peristiwa
tersebut
disebut
dengan
osmoregulasi. Ketika ikan tidak mampu
mengontrol proses osmoregulasi yang terjadi
laut atau yang hidup pada lingkungan
dalam tubuhnya akan mengalami stres dan
salinitas tinggi, akan bersifat hipoosmotik
berakibat pada kematian seperti yang terjadi
terhadap
pada ikan Badut (Amphiprion percula). Hal
memasukkan garam ke dalam tubuh dengan
ini
cara difusi
terjadi
karena
tidak
adanya
keseimbangan konsentrasi larutan tubuh dengan lingkungan, terutama pada saat ikan dipelihara pada lingkungan yang berada di
lingkungan
mereka
DAFTAR PUSTAKA Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
luar batas toleransinya. Semua proses yang
Pengelolaan
Sumber
terjadi
Lingkungan
Perairan.
dalam
tubuh
hewan
selalu
menyertakan perubahan energi. Perubahan salinitas
yang
menyebabkan
terjadinya
proses osmoregulasi akan mengakibatkan pula energi.
terjadinya Hal
peningkatan
Daya
Dan
Kanisius.
Jakarta. Evans,D.H.
1998.
The
Physiology
of
Fishes Second Edition. CRC Press, New York
terjadi
karena
suatu
proses
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan “Dasar
metabolik yang menuntut adanya transpor
Pengembangan Teknik Perikanan”.
aktif ion-ion untuk menjaga konsentrasi
Rineka
osmoregulasi
tersebut
kebutuhan
dan
merupakan
garam dalam tubuh. Ikan harus mengambil atau mensekresi garam dari lingkungan untuk menjaga keseimbangan (Pamungkas, 2012)
Kaneko,
Cipta, Jakarta.
T.,
Shiraish,
Chloride cells during early of
functional Fisheries
Berdasarkan
pada
Katoh,
F.,
Hasegawa, S., dan Hiroj, J. 2002.
stages
KESIMPULAN
K.,
fish
and
life their
differentiation.
Science
68: 1-9.
praktikum
osmoregulasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem pengeluaran organisme air tawar banyak mengandung sel yang mengeluarkan garam dengan transpor aktif dari urine dan mengembalikannya ke cairan tubuh. Sedangkan pada organisme air
Kesuma,
W.
Universitas
2013.
Osmoregulasi.
Lampung. Lampung.
Susilo, U dan S. Sukmaningrum. 2010. Osmoregulasi Ikan Sidat Anguilla bicolor
Mc
Clelland
Pada
Media Dengan
Salinitas
Berbeda.
Sains Akuatik 10 (2)
: 111-119.
Soetarto.
Widya
1986.
Biologi.
Surakarta.Ville, Barnes,
R.D.
Zoologi
Umum.
Duta,
C.W.,
W.F.
Barnes.
1988.
Erlangga,
Jakarta.
Introduction to Marine Biology. Moscy Co, LondonRosdianasari, S., Syakirin, M. B.,
Komariyah. 2010.
Perbedaan Salinitas MediaTerhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan Benih Ikan
Nila
Gift.
Universitas
Pekalongan: Pekalongan.
Boyd CE. 1990. Water quality in warm water fish pond. Departement of Fisheries
Allied
Agriculture
Experimental
Auburn
Mc Connaughey, B.H. & Zottoli, R. 1983.
University.
Aquaculture, Station Auburn.
Alabama. 52 pp. Fujaya, Y. 2008. Fisiologi Ikan: Dasar Pengembangan Tehnik Perikanan. Penerbit Rineka cipta: Jakarta.
Stickney,
R.R.
1979.
Principles
of
Warmwater Aquaculture. John Wiley and Sons, Inc. New York. USA. Pamungkas,
Wahyu.
2012.
Aktivitas
Osmoregulasi. Media Akultur. 7 (1).p:44-51