Laporan Praktikum Pembesaran Ikan Toman [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dodi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEKNIK PEMBESARAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) DALAM BAK BETON 2 DI PUT POLNEP MEMPAWAH



LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN II OLEH DODI SUPRIADI MILDA WIDYA SARI HERVY MEIVENDI



NIM:3201608030 NIM:3201608044 NIM:3201608035



PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN JURUSAN ILMU KELAUTAN DAN PRIKANAN POLITEKNIK NEGRI PONTIANAK 2018



LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN II Judul Nama



Jurusan Pro gram studi



: Teknik Pembesaran Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Dalam Bak Beton 2 Di PUT Polnep Mempawah : 1. DODI SUPRIADI NIM:3201608030 2. MILDA WIDYA SARI NIM:3201608044 3. HERVY MEIVENDI NIM:3201608035 : Ilmu Kelautan dan Perikanan : Budidaya Perikanan Menyetujui, Dosen Pembimbing



Romi Susanti, S.Pi,MP NIP. 19750110 200312 2001 Mengetahui, Ketua Prodi Studi Budidaya Perikanan



Koordinator Praktik Kerja Lapangan II



Romi Susanti, S.Pi,MP NIP. 19750110 200312 2001



Farid Mudlofar, S.Pi, M.Si NIP. 19750701 200212 2001



Ketua Jurusan KATA PENGANTAR Ilmu Kelautan Dan Perikanan



Drs.Slamet Tarno,M.Si. NIP. 19630513 199803 1001



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang maha Esa, atas rahmat dan karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan praktek Kerja Lapangan II yang berjudul ’’Teknik Pembesaran Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Dalam Bak Beton 2 Di PUT Polnep Mempawah” Adapun tujuan penulis dalam membuat laporan Praktek Kerja Lapangan II ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester ganjil. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs.Slamet Tarno, M.Si.selaku ketua jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan 2. Ibu Romi Susanti, S.Pi, MP, selaku ketua Program Budidaya perikanan serta sebagai dosen pembimbing 3. Bapak Farid Mudlofar, S.Pi, M.Si, selaku dosen koordinator PKL II 4. Ibu Sri Warastuti, S.T, M.Eng, selaku dosen kordinator PKL II 5. Serta teman-teman yang juga membantu dan motivasi untuk penulisan laporan ini Penulis menyadari akam keterbatasan dalam menyajikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini, untuk itu penulis sangat mengharap kan kritik dan saran yang sifat nya membangun guna menyempurnakan penulisan laporan ini. Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu perikanan.



Pontianak, 22 Januari 2018



Penulis



1.PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang Kalimantan barat adalah sebuah provinsi di indonesia yang terletak di pulau kalimantan dengan ibu kota provinsi pontianak. kalimantan barat juga memiliki potensi pengembangan perikanan budidaya air payau. Sri Jumiadatin mengungkapkan bahwa budidaya air payau atau tambak di kalbar,memiliki peluang usaha sekitar 29.303,99 hektar yang terdiri dari enam kabupaten yakni kabupaten sambas 6.545 hektar, Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya seluas 16.134,59 hektare, Ketapang 6.452,62 hektar, Kota Singkawang 99,6 hektar, dan Bengkayang 71,28 hektar. Komoditi yang dapat dikembangkan yakni udang windu, bandeng, kepiting, kakap, serta jenis udang lainnya. Salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi yaitu ikan bandeng dengan kisaran harga 20-25/kg. Ikan bandeng adalah jenis ikan konsumsi yang tidak asing bagi masyarakat, dan dapat dibudidayakan. Bandeng merupakan hewan air yang bandel, artinya bandeng dapat hidup di air tawar, air asin maupun air payau. Selain itu bandeng relatif tahan terhadap berbagai jenis penyakit yang biasanya menyerang hewan air. Ikan bandeng memiliki potensi dan peluang usaha yang dapat dilihat dari banyaknya pembeli ikan bandeng dan ikan bandeng banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena memiliki kandungan gizi tinggi dan protein yang lengkap dan penting untuk tubuh. Ikan bandeng kaya akan sumber protein (20-24%), asam amino, asam lemak, mineral dan vitamin (hafilidin,2015). Ikan bandeng merupakan salah satu sumber protein alami yang sangat menyehatkan dan juga diperlukan untuk pembentukan sel otak, ikan bandeng juga tidak kalah nikmatnya dengan jenis ikan ternak lainnya. Ikan bandeng cukup mudah untuk dibudidayakan dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan baik air kotor maupun bau amis serta dapat dibudidayakan. Bak beton merupakan salah satu media yang digunakan dalam budidaya ikan karena lebih mudah dalam pengontrolan, memiliki struktur bangunan yang kokoh, tahan lama, suhu bak beton cenderung lebih stabil, dan lebih hemat air serta cocok buat daerah yang kekurangan air. Dalam kegiatan ini akan dilaksanakan pemeliharaan



pembesaran ikan bandeng menggunakan bak beton diharapkan ikan bandeng dapat berkembang lebih baik. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengambil judul dalam laporan tentang “Teknik Pembesaran Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Dalam Bak Beton Petak 2 Di PUT Polnep Mempawah.”



1.2 Batasan Masalah Batasan masalah dalam laporan praktik kerja lapangan II di PUT polnep mempawah dengan media bak beton ini, sebagai berikut : 1. Persiapan wadah 2. Seleksi dan penebaran benih 3.



Pertumbuhan, Pemeliharaan, Manajemen pakan.



4.



Manajemen kualitas air



5. Panen



1.3 Tujuan Tujuan Praktek Kerja Lapangan II ini adalah untuk mengetahui secara langsung proses Pembesaran Ikan Bandeng Dalam Bak Beton 2 Di PUT Polnep Mempawah.



1.4 Manfaat Manfaat yang didapat dari kegiatan praktek kerja lapangan 2 ini adalah dapat mengetahui secara teknis pembesaran ikan bandeng dibak beton, sebagai berikut : 1. persaipan wadah, 2. seleksi dan penebaran benih, pertumbuhan 3. pemeliharaan, 4. manajemen pakan, 5. manajemen kualitas air, 6. dan panen.



2.TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Klasifikasi dan morfologi Klasifikasi ikan bandeng (Chanos chanos) Menurut sudrajat (2008) takssonomi dan klasifikasi ikan bandeng adalah sebagai berikut : Kingdom



: Animalia



Phylum



: Chordata



Subphylum



: Verteberata



Class



: Osteichthyes



Family



: Chanidae



Genus Spesies



: Chanos : Chanos Chanos



Gambar 1. Morfologi Ikan Bandeng



Morfologi ikan bandeng (Chanos chanos) Ikan bandeng mempunyai tubuh berbentuk seperti terpedo memanjang, padat, pipih dan oval. Perbaningan tinggi dengan panjang total sekitar 1 : (4,0 – 5,2). Sementara itu, perbandingan panjang total dengan adalah 1 : (5,2 – 5,5). Kepala tanpa



sisik, mulut kecil terletak di ujung kepaladengan rahang dan gigi dan lubang hidung terletak di depan mata. Mata tertutup oleh selaput bening (subcutaneous). Sirip dada terletak dekat/dibelakang tutup insang, sirip perut terletak dibawah perut dan sirip dubur terletak dekat anus. Linea lateralis teretak memanjang dari belakang tutup insang dan berakhir pada bagian tengan sirip ekor (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Ikan bandeng berwarna putih bersih barangkali karena sisiknya yang kecil-kecil dan dagingnya yang putih ini maka sering disebut “milkfish”walaupun sebenarnya ada warna lain ,yaitu dibagian punggung nampak warna biru kehitaman seperti air laut. Warna ikan ini dipengaruhi keadaan air. Apabila warna air sangat keruh, maka warna ikan sedikit berubah dan tidak lagi seperti perak melainkan nampak lebih hitam dibagian punggungnya. Sebaliknya di air jernih ikan ini akan menjadi putih bersih keperakan (Hadie Dan Supriatna, 2000).



2.2 Habitat Dan Penyebaran 2.2.1 Habitat Bandeng banyak dikenal orang sebagai ikan air tawar. Habitat asli ikan bandeng sebenarnya di laut, tetapi ikan ini dapat hidup di air tawar maupun air payau. Ikan bandeng hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik, mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawarawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak (Anonim,2002).



2.2.2 Penyebaran Penyebaran ikan bandeng ini yaitu meliputi seluruh perairan indonesia utamanya didaerah jawa dan sulawesi selatan serta beberapa perairan payau dan perairan tawar yaitu pada daerah sumatra barat, DKI dan DIY. Provinsi jawa timur tahun 2000 tambak jawatercatat seluas 53.423 ha atau 15% dari luas tambak ditanah air (anonim, 2002). 2.3 Pertumbuhan



Ikan bandeng termasuk ikan Eurihalin. Oleh karena itu, ikan bandeng dapat hidup didaerah perairan tawar, payau dan laut. Pertumbuhan ikan bandeng relatif cepat, yaitu 1,1 – 1-7% bobot badan perhari. pada pendederan ikan bandeng, penambahan bobot perhari berkisar 40-50 mg. Ikan bandeng dengan bobot awal 1-2 gram membutuhkan waktu 2 bulan untuk mencapai bobot 40 gram. Ikan bandeng mampu mencapai rata-rata 0,6 kg pada usia 5-6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).



2.4 Pembesaran 2.4.1 Wadah dan Media Sebelum melakukan kegiatan pembesaran ikan bandeng pada umumnya, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah persiapan wadah atau tempat benih-benih hidup setelah ditebar nantinya. Tujuan persiapan wadah ini adalah sebagai tempat benih ikan hidup dan berkembangbiak sampai dewasa atau ukuran panen. Sebelum benih ikan ditebar langkah pertama wadah haruslah dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran hama dan patogen penyakit yang hidup dan berkembangbiak dalam wadah. Menurut Hadie Dan Supriatna (2000) , air yang telah digunakan sebelumnya dikuras habis dan dikeluarkan dari pintu pengeluaran wadah, agar asam nitrit, amoniak dan zat-zat lainnya yang berbahaya bagi kehidupan ikan bandeng hilang dan terbawa arus air keluar dari wadah. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengisian air 0,8 m dari volume wadah. Sebelum benih ditebar, biasanya wadah dibiarkan selama beberapa hari sampai plankton tumbuh pada wadah yang biasanya untuk ikan bandeng dinamakan kelakap. Wadah yang digunakan dindingnya atau pematangnya berstruktur dari beton dan memiliki dasar dari beton juga dan dilapisi lumpur. Ukuran wadah p x l x t yaitu 10 x 8 dan luasnya 80m2 dan berbentuk persegi panjang.



2.4.2 Pengadaan, Seleksi Dan Penebaran Benih Menurut tim karya Tani Mandiri (2010), Nener dapat berasal dari alam dan hatcheri, yang digunakan untuk usaha pembesaran ikan bandeng tambak, harus nener



yang sehat. Nener yang sehat dapat dilihat dari ciri-ciri umumnya yaitu: Tubuhnya mulus, tidak terdapat luka, kemerahan Sirip-siripnya utuh, tidak cacat, patah-patah Warnanya tidak kusam Gerakannya aktif Ukuran ikan yang ditebar ke tambak pembesaran bisa di mulai dari ukuran nener sampai gelondongan, yang membedakannya adalah waktu pemeliharaan di tambak pembesarannya. Padat penebaran nener di tambak pembesaran berkisar antara 4–5ekor/m2 untuk ukuran nener bandeng 1–2 cm. Sedangkan untuk nener yang berukuran 1–3 cm, padat penebarannya berkisar antara 2–3 ekor/m2. Untuk benih bandeng yang berukuran 12– 15 cm yang disebut gelondongan ditebar ke tambak pembesaran dengan padat penebaran 10.000 ekor/ha. Nener yang akan ditebar terlebih dahulu dicatat jumlahnya, untuk memudahkan perhitungan pakan yang diberikan dan target produksi yang akan dihasilkan. Nener perlu di aklimitasi sebelum dilakukan penebaran . Aklimatisasi ini bertujuan untuk menyesuaikan kondisi lingkungan di mana nener itu berada dengan kondisi lingkungan tambak pembesaran. Caranya kantong plastik yang terisi nener, dikurangi airnya secara bertahap dan digantikan dengan air yang ada dalam tambak pembesaran. Selanjutnya, secara perlahan-lahan nener bandeng yang ada di dalam kantong plastik akan keluar ke dalam tambak pembesaran jika sudah terjadi penyesuaian. Pada sistem budidaya tradisional pakan bandeng hanya memanfaatkan klekap yang tumbuh ditambah apabila klekap sebagai sumber pakan ditambah mulai habis maka dapat dilakukan pemupukan kembali. Pemberian pelet atau pakan ikan merupakan pakan tambahan. Nener tumbuh lebih cepat pada air yang berkadar garam agak rendah. Oleh karena itu, perlu pada musim kemarau dilakukan penyegaran dengan penggantian air. Penyegaran yang dilakukan pada musim hujan terutama untuk menjaga (memelihara) klekap atau untuk memperbaiki kondisi air. Jikalau plankton merupakan makanan utama diperlukan kadar garam yang rendah dan sering ada hujan akan lebih bermanfaat.



2.4.3 Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Ikan bandeng termasuk golongan ikan omnivora atau ikan pemakan segalanya, namun ikan bandeng cenderung bersifat herbivora atau pemakan tumbuhan. Di laut,



bandeng mengambil makanan dari atas dasar laut berupa jenis-jenis tumbuhan mikroskopis dalam jumlah banyak. Selain itu juga fonaminifera, femilabranchiopoda, copepoda dan tanaman multiseluler lainnya yang dijumpai selama dalam perjalanannya. Bandeng memakan makanan yang kecil-kecil tersebut dengan cara menghisap dengan mulutnya. Cara makan tersebut dibantu dengan berfungsinya insang sebagai alat penyaring yang dapat menyaring partikel-partikel kecil dari air (Hadie dan Supriatna, 2000). Menurut tim karya Tani Mandiri (2010). Makanan utama ikan bandeng adalah plankton dan jasad renik seperti, Chrococus , Pleurosigma, Diplonois, Alga hijau, Alga biru, Detritus, Nematoda dan larva Crustacea. Dalam pemeliharaan di tambak, ikan bandeng memakan klekap, yaitu suatu kehidupan kompleks (plant complex) yang tersusun dari berbagai jenis bakteri, blue green alga baik uniseluler maupun yang berfilamen terutama dari familia oscillatoria semua jenis diatome dan potongan dari alga hijau. Sedangkan dari kelompok hewan terdiri dari berbagai bentuk Protozoa, Entomostraca, Copepoda, cacing pipih, cacing bulat serta serta dari berbagai mavam mollusca dan udang-udangan tingkat rendah yang semuanya bergabung dengan jenis tumbuhan dan membentuk “biological complex” (Hadie dan Supriatna, 2000).



2.4.4 Kualitas Air a. suhu Salah satu indikator untuk mengetahui kualitas air adalah suhu.suhu air sangat berkaitan erat dengan konsentrasi jenuh oksigen terlarutdalam air dan laju komsumsi oksigen hewan air. Suhu optimal bagi bandeng terletak antara 26 oC - 33 oC. Pada suhu 18 oC - 25 oC, ikan bandeng masih bisa bertahan hidup , tetapi nafsu makannya mulai menurun. Suhu air 12 oC – 18 oC mulai berbahaya bagi ikan, sedangkan pada air dibawa 12 oC ikan bandeng mati kedinginan (Ahmad,1998). b. salinitas Ikan bandeng mampu menyesuaikan diri terhasdap salinitas air, sehingga dapat hidup diair tawar ( salinitas antara 0-5 ppt ) maupun air asin ( salinitas >30 ppt ). Namun karena ikan bandeng dibudidayak untuk tujuan komersial maka rentan salinitas optimal



perlu dipertahankan. Pada renta salinitas optimal ( 20-25 ppt ), ganggang-gangang dasar (klekap) yang menjadi makanan alami bagi ikan bandeng dapat tumbuh dengan baik, shingga dapat mengurangi biaya pembelian pakan ( Alie, 1988). c. pH mutu air tambak juga harus alkalinitas ( pH berkisar antara 7,5 – 8,7 ). pH merupakan indikator baik buruknya lingkungan air, sehingga angka pH ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang daya produksi petensialair itu akan mineral, yang menjdai poko pangkal segala segala macam hasil perairan itu. Air yang agak basa misalnya,dapat lebih cepat mendorong proses pembongkaran bahan organik menjadi garam mineral, yang akan diserap sebagai bahan makanan alami bagi ikan bandeng. Sebaliknya bila air itu asam ( pH air rendah ), maka daya produksi potensialnya tidak begitu baik ( Taufik,1999). Menurut Taufik (1999), kreteria kualita air yang baik untuk ikan bandeng adalah : a.



Salinitas 15- 30 per mil



b.



Suhu 27 – 31 oC



c.



pH air 75 – 8,5



d.



oksigen terlarut > 3 ppm



e.



alkaliitas >150 ppm



f.



kecerahan 30 – 40 cm



2.4.5 Hama dan Penyakit Ikan a. Hama Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa,membunuh danmempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun secara bertahap.8Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator), perusak dan kompetitor(penyaing). Sebagai predator (organisme pemangsa), yakni makhluk yang menyerangdan memangsa ikan yang biasanya mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari ikanitu sendiri. Hama sering menyerang ikan bila masuk dalam lingkungan perairan yangsedang dilakukan pemeliharaan ikan. Masuknya hama dapat bersama



saluranpemasukan air maupun sengaja datang melalui pematang untuk memangsa ikan yang ada. Hama yang menyerang ikan biasanya datang dari luar melalui aliran air, udaraatau darat. Hama yang berasal dari dalam biasanya akibat persiapan kolam yang kurangsempurna. Oleh karena itu untuk mencegah hama ini masuk kedalam wadah budidayadapat dilakukan penyaringan pada saluran pemasukan dan pemagaran pematang. Hamaikan banyak sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga air, ikan carnivora,ular, biawak, buaya , notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit, berang-berangatau lisang, larva capung, trisipan. Hama menyerang ikan hanya pada saat ikan masihkecil atau bila populasi ikan terlalu padat. Sedangkan bila ikan mulai gesit gerakannyaumumnya hama sulit memangsanya. Hama yang menyerang ikan budidaya biasanyaberupa ular, belut, ikan liar pemangsa. Sedangkan hama yang menyerang larva danbenih ikan biasanya notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit. Ikan-ikan kecilyang masuk ke dalam wadah juga akan mengganggu. Meskipun bukan hama, tetapiikan kecil-kecil itu menjadi pesaing bagi ikan dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen. b. penyakit menurut Ahmad ( 1999 ), penyakit penting yang sering menyerang ikan bandeng adalah : 1. pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian tepi. 2. Vibriosis, disebabkan oleh bakteri vibriosis sp. Gejalanya nafsu makan turun, pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan. 3. Penyakit oleh protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik terkelupas, isang rusak, banyak lendir. 4. Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang menyerang bagian insang sehingga menjadipucat dan berlendir.



Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan penurunkan daya tahan tubuh ikan. Penutunan kualitas lingkungan disebabkan olrh



tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran linkungan dari aliran sungai. Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan menghasilkan gas-gas yang berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan komsumsi nutrisinya (Anonim, 2001).



2.4.6 Pemantauan Pertumbuhan Dan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Pengamatan pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan bandeng selama pemeliharaan dan juga untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidupnya. Monitoring laju pertumbuhan dilakukan dengan cara sampling dan selama waktu pemeliharaan sampling dilakukan setiap minggu. Cara sampling pada budidaya bandeng ini dilakukan dengan cara men menggunakan jala. Selanjutnya ikan yang tertangkap ke dalam jala diambil kemudian dihitung berat dan panjangnya (Tim karya tani mandiri, 2010) .



2.4.7 Panen Pemanenan merupakan kegiatan akhir dalam kegiatan pembesaran bandeng. Ukuran konsumsi (250 gr) menjadi patokan dilakukannya pemanenan. Cara pemanenan harus dilakukan secara hati-hati dan benar agar ikan tidak terluka karena dapat menurunkan harga jual ikan pada saat dijual. Panen bandeng konsumsi ini dilakukan pada pagi hari agar dapat langsung dipasarkan. Pemanenan dilakukan secara total dengan cara memasang jaring untuk mengiring ikan ke suatu sisi tambak. Jaring kemudian dibentuk persegi panjang untuk memudahkan saat pemindahan ikan ke dalam wadah (bak terpal). Setelah itu, ikan yang sudah terjaring dimasukkan ke dalam suatu wadah untuk dihitung jumlahnya.



3.METODOLOGI



3.1 Waktu dan tempat PKL II Praktek Kerja Lapangan II ini dilaksanakan selama satu minggu dari tanggal juli 2018 sampai tanggal juli 2018. Kegiatan berlangsung Di PUT Polnep Mempawah.



3.2 metode pengambilan data Metode yang digunakan pada praktej kerja lapangan adalah deskriptif. Menurut sarahman (1990), teknik deskriptif studi kasus pada dasarnya memusatkan perhatian pada kasus secara intensif dan mendetail. Dimana kegiatan yang dilakukan akan mendapatkan gambaran yang lebih luas dan lengkap dari pada masalah-masalah yang didapatkan dan behuhubungan secara langsung dengan kegiatan yang dilakukan. Jenis data yang diambil dalam kegiatan PKL ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan cara 3 metode yaitu: a. Wawancara Wawancara



adalah



teknik



pengumpulan



data



dengan



mengajukanpertanyaan langsung oleh pewawancara kepada respoden, dan jawabanjawaban respoden dicatat atau direkam (hasan,2002)dan juga dapat dilakukanmelaluai



media-media



tertentu,misalnya



telepon,email,atau



skype.wawancaraterbagi atas dua kategori,yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. b. Partisipasi Partisipasi merupakan kegiatan yang lansung dilakukan oleh penelitiuntuk mendapatkan



hasil



yang



sesuai



dengan



yang



dilakukan



di



lapangan(Gulo,2002). c. Observasi Observasi



merupakan



ataukolaboratnya



metode



mencatat



engumpulan informasi



data dimana peneliti



sebagai



mana



mereka



meletakan20penganmatan secara lansung observasi merupakan kegiantan –



kegiantan yang dilakukan, pengamatan lansung di lapangan dan aktivitas di lapangan ( Gulo,2002)



3.2.1 Data Primer Data primer adalah data-data yang didapat dan diambil dari lapangan langsung dan diperoleh dari observasi, partisipasi, wawancara dan pengukuran langsung di lapangan. Adapun data-data yang diambil dalam kegiatan ini dengan cara sebagai berikut : a. Persiapan Wadah data ynag diambil dalam persiapan wadah adalah pengeringan, indentiikasi bentuk kolam pengukuran kolam proses pemasukan air dan pengukuran tinggi air. b. Penebaran Benih di dalam penebaran nenih data yang diambil adalah asal benih, jumlah benih yang ditebar atau padaat penebaran, seleksi benih,ukuran panjang dan berat benih.padat penebaran dihitung menggunakan rumussebagai berikut:



Padat tebar =



jumlah ikan yang ditebar (ekor) luas kolam (m2)



c. Cara Pemberian Pakan data yang akan diambil adalah jenis pakan, nutrisi pakan, cara pemberian pakan, dosis pemberuan pakan, frekuensi pemberian pakan, waktu pemberian pakan dan jumlah pemberian pakan. Menurut Afrianto dan Evi (2005), untuk perhitungan jumlah pemberian pakan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: jumlah pemberian pakan = Biomassa x dosis pakan



d. Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup untuk mengetahui pertumbuhan dilakukan pengukuran panjang dan penimbangan berat ikan pada awal dan akhir masa pemeliharaan. Sedangkan untuk mengtahui



kelangsungan hidup, dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadapikan yang hidupdan ikan yang mati selama pemeliharaan.



1. Pertumbuhan mutlak H = Wt – Wo



Keterangan :



H = pertumbuhan mutlak Wo = berat awal Wt = berat akhir



3. pertumbuhan relatif H=



Keterangan :



Wt−Wo Wo



x 100%



H = pertumbuhan relatif Wo = berat awal Wt = berat akhir



3. SR ( Survival Rate ) Menurut zairin (2002), untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup (SR) dapat dihitugkan dengan rumus sebagai berikut: SR=



Nt No



x 100 %



Keterangan : SR = tingkat kelangsungan hidup Nt = jumlah akhir No = jumlah awal



3.2.2 Data Sekunder Data sekunder adalah datya yang bukan diusahakan sendiri pengumpulan oleh peneliti. Ada dua katagori data sekunder, yaitu internal data yang bersal dari sumber intern dan eksternal data yang bersal dari sumber ekstern (Marzuki, 2005). Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber- sumber yang telah ada. Data biasanta diperoleh dari perpustakaan melalui buku-buku atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu (Hasan, 2002) Data sekunder yang diambil adalah sebagai berikut: A. sejarah berdirinya lokasi B. letak geografis lokasi C. struktur organisasi D. sarana dan prasarana



3.3 Analisis Data data yang diperoleh dilapangan dianalisis secara kualitatif atau diskriptif. Menurut Hasan (2002), Analisis data dapat terbentuk analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan model matematika, model statistik dan ekonometrik atau model—model tertentulainnya.analisis data yang dilakukan terbatas pasda teknik pengolahan datanya, seperti opada pengecekan data tabulasiu, dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran



DAFTAR PUSTAKA



Sudradjat, A. 2008. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Penebar Swadaya, Jakarta. Anonymous.1995.Milk Fish Culture.Pertanian Seafdec Departemen: Tihbanan, Iloilo, Philipina,26 P. Ahmad et.2007.budidaya bandeng secara intensif. Jakarta : Penebaran Swadaya Tim karya Tani Mandiri. 2010. Budidaya ikan bandeng. Bandung : CV. Nuansa Aulia Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo Hasan, Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan