Laporan Praktikum Minyak Ikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK



Kelompok VI Arbi Arba’a Hermawan



1707111257



Azizul Haq Ar Rasyid



1707113752



Farah Aulia Prihasti



1707122999



Meidhika Ghiona



1707113879



Percobaan VII Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin Asisten: Shoumi Zarkasi Dosen Pengampu: Drs. Irdoni, HS. MS



Program Studi Sarjana Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau Pekanbaru 2018



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



DAFTAR ISI



Hal. DAFTAR ISI ................................................................................................. i BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Tujuan Pratikum ................................................................................ 2 1.3 Manfaat Praktikum ............................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3 2.1 Ikan Patin .......................................................................................... 4 2.2 Ekstraksi ............................................................................................ 5 2.2.1



Pengepresan Mekanik ............................................................ 6



2.2.2



Rendering .............................................................................. 7



2.2.3



Ekstraksi Pelarut..................................................................... 7



2.3 Minyak Ikan ....................................................................................... 8 2.4 Minyak dan Lemak ........................................................................... 9 2.4.1



Perbedaan Minyak dan Lemak ............................................... 9



2.4.2



Kegunaan Minyak dan Lemak ............................................... 9



2.5 Asam Lemak ................................................................................... 10 2.6 Asam Lemak Bebas.......................................................................... 12 BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ................................................ 14 3.1 Bahan – Bahan yang Digunakan ..................................................... 14 3.2 Alat – Alat yang digunakan.............................................................. 14 3.3 Prosedur Praktikum ......................................................................... 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 17 4.1 Hasil .............................................................................................. ..17 4.2 Pembahasan ..................................................................................... 17 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 19



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



i



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 19 5.2 Saran ................................................................................................ 19 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 20 LAMPIRAN A GAMBAR......................................................................... 22 LAMPIRAN B PERHITUNGAN ............................................................. 24



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



ii



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru‐biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluargaPangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan



kandungan



oksigen



rendahpun



sudah



memenuhi



syarat



untuk



membesarkan ikan ini.Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Minyak hati ikan di serap melalui kulit, namun sangat lambat, sehingga untuk mendapatkan hasil dan khasiat yang optimal dilakukan dengan cara meminumnya. Dalam bentuk minyak hati ikan strukturnya berwarna hitam dan berbau busuk. Para nelayan ketika berlayar di laut banyak menggunakan minyak ikan mentah yang telah di rendam kemudian di makan bersama potongan roti (Irianto; 2002). Pada pertengahan abad ke 19 kualitas dan ras minyak ikan di tingkatkan melalui penggunaan uap. Tahun 1800-an proses uap di tingkatkan sehinnga menghasilkan minyak ikan dengan kualitas yang lebih tinggi, baik dalm warna maupun rasa. Pada tahun 1930 produksi minyak melonjak untuk produksi minyak



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



1



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



ikan ketika dokter mengakui manfaat dan minyak ikan. Beberapa perusahaan perikanan mengumpulkan sumber daya mereka dan mulai memproduksi minyak ikan untuk pakan ternak dan akhirnya menghasilkan minyak obat yang sangat halus yang sesuai dengan standard farmasi. Tahun 1936 minyak obat pada umumya tersedia dan sedang di pasarkan.Minyak ikan terbuat dari hasil ekstrak hati ikan dan dijual dalam bentuk sirup atau kapsul. Minyak ikan menjadi suplemen favorit karena kandungan Omega 3 yang tinggi di dalamnya. Selain itu, minyak ikan juga mengandung vitamin A dan D yang juga dibutuhkan oleh tubuh. Karena termasuk salah satu zat yang rendah kolesterol, banyak para ahli gizi yang menyarankan minyak ikan dikonsumsi sebagai suplemen tambahan untuk kesehatan tubuh, karena dapat menmperkecil resiko serangan jantung koroner (Daherba ;2011).



1.2 Tujuan Praktikum 1. Memahami proses ekstraksi minyak ikan dari limbah ikan 2. Memahami cara menghitung rendemen 3. Memahami cara menentukan kadar asam lemak bebas dalam minyak limbah ikan



1.3 Manfaat Praktikum 1. Dapat mengetahui proses ekstraksi minyak ikan dari limbah ikan 2. Kita dapat menghitung nilai rendemen 3. Kita dapat menghitung kadar asam lemak bebas,densitas,viskositas serta laju pembentukan asam lemak bebas dalam minyak llimbah ikan



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



2



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Ikan Patin Patin (Pangasius sp) adalah salah satu ikan perairan Indonesia yang telah berhasil dibudidayakan.Sebagai ikan unggul dan ekonomis, pengembangan budi daya ikan ini cukup prospektif.Patin merupakan ikan sungai dan muara-muara sungai serta danau.Larva patin dapat hidup pada perairan sampai salinitas 5000 ppm. Patin dikenal sebagai hewan nokturnal, yakni hewan yang aktif pada malam hari dan sebagai hewan dasar, hal ini dilihat dari bentuk mulutnya yang agak ke bawah (Ghufran, M. 2010).Patin mengandung protein 68,6%, lemak 5,8%, abu 3,5%, dan air 59,3% (Ghufran, 2010). Irisan daging patin menjadi menarik bagi konsumen karena patin berukuran besar dan dagingnya berwarna putih. Patin mempunyai kandungan minyak yang cukup banyak jika dibandingkan dengan jenis ikan tawar lainnya, seperti ikan gabus dan ikan mas yaitu 4,0% dan 2,9% (Panagan, 2011). Hal ini terbukti saat dibakar, ikan ini mengeluarkan jumlah minyak yang cukup banyak sehingga patin mempunyai potensi untuk diekstrak sebagai sumber asam lemak yang kaya akan manfaat. Minyak ikan merupakan asupan minyak esensial yang mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.Minyak ikan umumnya mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang yaitu asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dua, misalkan eikosapenta-enoat (EPA), dan dokosaheksaenoat (DHA). Berdasarkan penelitian Panagan, dkk (2011) yang menggunakan metode rendering basah, ekstrak minyak ikan patin mengandung asam lemak tak jenuh majemuk yang termasuk omega-3 yaitu EPA dan DHA. Asam lemak ini diketahui dapat mencegah berbagai macam penyakit degeneratif seperti aterosklerosis(penyempitan dan pengerasan pembeluh darah), jantung koroner (Kromhout et al, 1985), menurunkan kadar kolesterol darah (Harris, 1989), kanker (Nielsen dan Hansen, 1980), trombosit melitus, penyakit tuang persendian, asma, dan mencegah proses penuaan (Pigott dan Tucker, 1987, dan



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



3



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



Conning, 1989 dalam Duthie dan Barlow, 1992).Secara taksonomi, ikan patin diklasifikasikan ke dalam : a) Filum



: Chordata



b) Klas



: Pisces



c) Ordo



: Silusiformes



d) Famili



: Pangasidae



e) Genus



: Pangasius



f) Spesies



: Pangasius djambal



Gambar 2.1 Ikan Patin (Pangasius pangasius) Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah.Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk membongsorkan tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendah pun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak diujung kepala agak disebelah bawah.Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba (Kottelat, 1993). 2.2 Ekstraksi Ekstraksi minyak adalah salah satu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang mengandung minyak atau lemak. Prinsip dasar ekstraksi



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



4



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



ialah pemisahan suatu zat berdasarkan perbandingan distribusi zat yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan ada 3 cara yaitu rendering, pengepresan mekanis dan ekstraksi dengan pelarut (Alviona, 2013). Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis.Ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organik atau anorganik (Harold, 1983). 2.2.1



Pengepresan Mekanik (Mechanical Expression) Pengepresan mekanikmerupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,



terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70%).Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya.Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan. Dua cara yang umum dalam pengepresan mekanis, yaitu pengepresan hidraulik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (expeller pressing) (Ketaren, 1986). 1.



Pengepresan Berulir (Expeller Pressing) Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari



proses pemasakan. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240oF (115,5oC) dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch2. Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5% sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5% (Ketaren, 1986).



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



5



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



Gambar 2.2 Alat Expeller Pressing (Alviona, 2013)



2. Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing) Pada cara hydraulic pressing bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000 pound/inch2 (140,6 kg/cm2 = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diektraksi tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal.Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi sekitar 4-6% tergantung dari lamanya bungkil ditekan di bawah tekanan hidraulik (Ketaren, 1986).



Gambar 2.3 Alat Hydraulic Pressing (Alviona, 2013) 2.2.2



Rendering



Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yangdiduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah sesuatu yang spesifik,yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung didalamnya. Menurut pengerjaannya rendering dibagi dengan dua cara,yaitu :



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



6



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



1. Rendering basah (Wet Rendering) Rendering basah adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah airselama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60psi).Penggunaan temperatur rendah pada rendering basah dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak.Bahan yang akandiekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi dengan alat pangaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 50°C sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik keatas kemudian dipisahkan. Proses rendering basah dengan menggunakan temperatur rendah kurang begitu popular,sedangkan proses rendering basah dengan menggunakan temperatur tinggi disertai dengan tekanan uap air, digunakan untuk menghasilkan minyak atau lemak dalam jumlah yang besar.Peralatan yang digunakan adalah autoclave atau digester. Air dan bahan yang akan diekstraksi dimasukan kedalam digester dengan tekanan uap air sekitar 40 sampai 60 pound selama 4-6 jam (Alviona,2013). 2. Rendering kering Rendering kering adalah proses rendering tanpa penambahan air selamaproses berlangsung. Rendering kering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator).Bahan yang diperkirakan mengandung minyak atau lemak dimasukkan kedalam ketel tanpa penambahan air.Bahan tadi dipanaskan sambil diaduk.Pemanasan dilakukan pada suhu 220°F sampai 230°F (105°C-110°C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel (Ketaren, 1986). 2.2.3



Ekstraksi Pelarut (Solvent Extraction)



Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang rendah yaitu sekitar 1% atau lebih rendah, dan mutu minyak kasar yang Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



7



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



dihasilkan cenderung menyerupai hasil dengan expeller pressing, karena sebagai fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa dipergunakan dalam proses ektraksi dengan pelarut yang mudah menguap seperti petroleum eter, gasolin karbon disulfida, karbon tetraklorida, benzena dan nheksan (Ackman, R.G. 1982). 2.3 Minyak Ikan Minyak ikan adalah salah satu zat gizi yang mengandung asam lemak kaya manfaat karena mengandung sekitar 25% asam lemak jenuh dan 75% asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh atau polyunsaturated fatty acid yang disingkat PUFA, diantaranya DHA dan EPA dapat membantu proses tumbuh-kembangnya otak (kecerdasan), perkembangan indra penglihatan, dan sistim kekebalan tubuh balita. Kandungan minyak di dalam ikan ditentukan beberapa faktor, yaitu jenis ikan, jenis kelamin, umur (tingkat kematangan), musim, siklus bertelur, letak geografis perairan dan jenis makanan yang dikonsumsi ikan tersebut (Ackman, 1982). Minyak ikan merupakan salah satu jenis minyak yang mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan kandungan asam lemak jenuhnya. Bila dibandingkan dengan hewan darat maka lemak pada hewan air memiliki komposisi asam lemak yang lebih kompleks yang terdiri atas asam lemak jenuh dari C-14 sampai C-22 dan asam lemak tak jenuh dari satu hingga enam ikatan rangkap. Minyak ikan merupakan hasil ekstraksi lipid yang dikandung dalam ikan dan bersifat tidak larut dalam air (Winarno, 1992). Komposisi minyak ikan berbeda dengan minyak nabati dan lemak hewan darat.Minyak ikan pada umumnya mempunyai komposisi asam lemak dengan rantai karbon panjang dan ikatan rangkap banyak.Asam lemak omega-3 mempunyai ikatan rangkap pertama terletak pada atom karbon ketiga dari gugus metil.Ikatan rangkap berikutnya terletak pada atom karbon ketiga dari ikatan rangkap sebelumnya.Gugus metil adalah gugus terakhir dari rantai asam



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



8



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



lemak.Contoh asam lemak omega-3 adalah asam eikosapentaenoat (EPA), dan asam dekosaheksaenoat (DHA) (Estiasih, 2009). Hidrolisis sempurna pada minyak menghasilkan komponen asam lemak dan gliserol, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5. Hal ini merupakan salah satu cara yang umum untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai struktur secara garis besar. 2.4 Minyak dan Lemak Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau tri asil gliserol yang berarti “triester dari gliserol”.Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawa ester.Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang (Susanto, 2002)



2.4.1



Perbedaan Minyak dan Lemak Perbedaan lemak dengan minyak adalah sebagai berikut (Estiasih, T. 2009) :



1. Pada temperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair. 2. Gliserida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa minyak (minyak nabati). 3. Komponen



minyak terdiri dari gliserida yang memiliki banyak asam



lemak tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh



2.4.2



Kegunaan Minyak dan Lemak Lemak dan minyak merupakan seyawaan organik yang penting bagi



kehidupan makhluk hidup. Adapun kegunaan lemak dan minyak adalah sebagai berikut (Estiasih, T. 2009) : 1. Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesifik 2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul 3. Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat. Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



9



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



4. Digunakan untuk menggoreng makanan. 5. Minyak nabati adalah bahan utama pembuatan margarin. 6. Lemak hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega. 7. Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak esensial 2.5 Asam Lemak Asam lemak merupakan senyawa penyusun lemak dan minyak, biasanya merupakan molekul tak bercabang yang mengandung 14 sampai 22 atom karbon.Yang menarik ialah, senyawa itu hampir selalu mempunyai jumlah atom yang genap-suatu kenyataan yang berkaitan dengan asalnya yang bersifat biosintesis.Baik asam lemak jenuh maupun tidak jenuh biasanya diperoleh kembali dari hidrolisis bahan lipid.Ikatan rangkap duanya umumnya memiliki konfigurasi Z (cis). Pengamatan yang agak penting dalam mendapatkan kejelasan mengenai alur sintesis asam lemak ialah adanya kebutuhan karbondioksida.Namun penggunaan CO2 yang ditandai dengan isotop menunjukkan bahwa atom karbonnya tidak tergabung dalam hasil akhirnya.CO2-nya bergabung dengan asetil CoA, menghasilkan malonil CoA. Sebenarnya malonil CoA-nyalah yang memulai proses biosintesis itu (Pine,dkk, 1988). Asam lemak di bedakan menjadi asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid; SFA) dan asam lemak tak jenuh (Unsaturated Fatty Acid; UFA). 1. Asam lemak jenuh Asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap disebut asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh memiliki titik cair lebih tinggi dari pada asam lemak tak jenuh dan merupakan dasar dalam menentukan sifat fisik lemak dan minyak. Lemak yang tersusun oleh asam lemak jenuh akan berbentuk padat. Komposisi kandungan asam lemak minyak ikan patin terdiri asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh minyak ikan patin terdiri dari



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



10



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



asam larut (C18H24O2), asam miristat (C14H28O2), asam palmitat (C16H32O2) dan asam stearat (C18H36O2) dengan kandungan asam palmitat paling tinggi. 2. Asam lemak tak jenuh Asam lemak yang tak memiliki ikatan rangkap satu atau lebih dinamakan asam lemak tidak jenuh. Lemak yang tersusun oleh asam lemak tak jenuh akan bersifat cair pada suhu kamar. Asam lemak tak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh tunggal (Monounsaturated Fatty Acid;MUFA). Asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh majemuk (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA). Semakin panjang rantai karbon dan semakin banyak jumlah ikatan rangkapnya, semakin besar kecendrungan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Asam lemak tak jenuh terdiri dari asam oleat/omega-9 (C17H33COOH), asam linoleat/omega-6 (C17H31COOH) dan asam linoleat/omega-3 (C17H29COOH) yang merupakan asam lemak esensial dengan kandungan asam oleat paling tinggi.Komposisi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh ikan sangat bervariasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal ini antara lain jenis ikan, jenis kelamin, ukuran tingkat kematangan/umur, siklus bertelur, lokasi geografis, jenis makanan dan musim (Susanto, 2002).



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



11



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



Gambar 2.5 Biosintesis Asam Lemak (Murray et al, 2003) 2.6 Asam Lemak Bebas Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas dan tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Asam lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak ikan sangat merugikan.Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun.Dan juga mengakibatkan bau tengik pada minyak (Harold, 1983).



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



12



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



Asam lemak bebas berasal dari proses hidrolisa minyak ataupun dari kesalahan proses pengolahan. Kadar asam lemak yang tinggi berarti kualitas minyak tersebut semakin rendah. Penentuan kadar asam lemak bebas dalam minyak bertujuan untuk menemtukan kualitas minyak, hal ini dikarenakan penentuan asam lemak dapat dipergunakan untuk mengetahui kualitas dari minyak atau lemak itu sendiri (Harold, 1983).



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



13



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



BAB III METODOLOGI PERCOBAAN



3.1



Alat-Alat Yang digunakan 1.



Alat pengukus



2.



Corong Pisah



3.



Kain lap



4.



Buret



5.



Pipet tes



6.



Erlenmeyer



7.



Gelas kimia



8.



Corong



9.



Botol



10.



Statif



11.



Kaleng



12.



Sarung tangan



13.



Penangas air



14.



Timbangan



15.



Alumunium foil



16.



Statip



3.2. Bahan-Bahan Yang digunakan 1.



Limbah ikan patin



2.



KOH yang telah distandarisasi



3.



Phenolphtalein



4.



Air



5.



Vaselin



6.



Natrium sulfat anhidra



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



14



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



3.3



Prosedur Percobaan A. Dry Rendering 1. Pencucian limbah 2. Penirisan air 3. Penimbangan berat sampel 4. Pembungkusan sampel A dan B, masukkan kedalam kaleng bekas roti atau gelas piala 1000 ml. 5. Pengovenan 900C 



Sampel A = Oven selama 1 jam 30 menit







Sampel B = Oven selama 2 jam



6. Pengepresan / pemerasan bahan sehingga minyak keluar 7. Pengurangan kadar air, dengan penambahan Na2SO4 Anhydrat. ( Na2S04 anhidrat dipanaskan dalam oven sebelum digunakan), jumlah Na2SO4 = 5% berat minyak. 8. Menghitung Rendemen minyak 9. Analisa Kadar ALB minyak 10. Uji densitas dan viskositas minyak 11. Menghitung laju pembentukan ALB



B. Pengujian ALB. 



Persiapan Bahan



12. Buat larutan KOH atau NaOH 0,1 N ( buat perhitungan berapa KOH/NaOH ditimbang, buat sebanyak 1000 ml) 13. Buat larutan standar primer Asam Oksalat 0,1 N sebanyak 250 ml (buat perhitungan berapa asam oksalat ditimbang. 14. Standarisasi KOH/NaOH dg asam oksalat 0,1 N. 15. Pipet 10 ml asam oksalat, masukkan dalam erlenmeyer 250 ml, tambahkan 5 tts indikator pp. 16. Titrasi dg KOH/NaOH, catat pemakaian KOH/NaOH. 17. Hitung konsentrasi KOH/NaOH sesungguhnya.



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



15



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018







Pengujian ALB



18. Ambil minyak 10 ml, masukkan kedalam erlmeyer. 19. Tambahkan etanol 50 ml, panaskan sampai minyak larut sempurna. 20. Tambahkan indikator pp 5 tetes 21. Titrasi dg KOH/NaOH sampai titik akhir, warna pink konstan. 22. Catat pemakaian KOH 23. % ALB = V KOH x N KOH / vol minyak x BJ minyak. %𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =







𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 (𝑔𝑟𝑎𝑚) 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚)



× 100%.............................(1)



Uji Densitas



24. Di timbang berat piknometer kosong 25. Sampel minyak di isi hingga penuh. 26. Kemudian piknometer yang telah berisi minyak ditimbang 27. Selanjutnya di uji densitas minyak.



𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =







𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 ………………….(2) 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛



Perhitungan Laju Pembentukan ALB



32. Timbang minyak yang didapat dari percobaan 33. Diamkan dan hitung rentang waktu pengamatan 34. Setelah 1 hari, berat minyak ditimbang 35. Tentukan laju pembentukan asam lemak bebas



V ALB = (berat minyak awal – berat minyak setelah 1 hari) 24 jam



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



16



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Sampel A Berat sampel : 500 gram Berat minyak : 292,5 gram Rendeman



: 58,5 %



Massa jenis



: 0,9 gram/ml.



%ALB



: 0,0078 %



Sampel B Berat sampel : 500 gram Berat minyak :337,5 gram Rendeman



: 67.5 %



Massa jenis



: 0,9 gram/ml.



%ALB



: 0,0021 %



4.2 Pembahasan Pada praktikum ini digunakan metode dry rendering yaitu metode ekstraksi rendering dengan cara kering tanpa menggunakan pelarut, atau pada percobaan ini merupakan perlakuan limbah ikan patin yang dimasukkan ke dalam oven. Percobaan ini di mulai dari proses pengambilan limbah ikan patin dari pasar terdekat, disini kami mengambil bahan dari pasar panam. Tahap selanjutnya yaitu pencucian limbah hingga bersih lalu ditiriskan dinampan saring agar kandungan air bekurang sedikit.Kemudian berat sampelnya di timbang hasilnya 1000 gram.Lalu sampel dibagi 2 dan di masukkan kedalam kaleng berlabel A dan B yang sudah dilapisi kain serbet pada permukaan nya. Pastikan sampel pada kain serbet tidak menyentuh dasar kaleng, lalu tutup kaleng A dan B masukan kedalam oven yg sudah di atur suhu nya ± 100oC selama



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



17



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



1,5 jam dan 2 jam. Tujuan dari pengovenan ini untuk mengeluarkan minyak dan memisahkan air yang ada dalam lemak ikan patin. Setelah 1,5 jam massa pengovenan limbah ikan patin, kaleng berlabel A dikeluarkan dari dalam oven kemudian di press untuk menggambil minyak nya. Begitu juga dengan kaleng berlabel B jika sudah 2 jam lakukan hal sama seperti sampel sebelumnya. Minyak yang didapat dimasukkan kedalam corong pemisah,setelah beberapa menit dibuang zat pengotornya. Kemudian ambil sampel minyak untuk di uji densitasnya menggunakan piknometer dan hasilnya agar diketahui berapakah Na2SO4 anhidrat yang akan dimasukan kedalam sampel supaya terpisah air dan minyak setelah bersih, minyak sampel B ditimbang dan didapatkan 337,5 gram. Sedangkan sampel A belum membentuk minyak murni. Untuk uji %ALB di gunakan minyak murni dan juga zat pengotornya. Untuk sampel B 20 ml (minyak murni), sedangkan untuk sampel A didapat 20 ml (zat pengotor + minyak). Lalu masukkan 20 ml sampel B (minyak murni) kedalam erlenmeyer ditambahkan 20 ml etanol dipanaskan didalam water bacth agar campurannya



homogen, kemudian di



titrasi



dengan KOH



yang



konsentrasinya 0,1027 N hingga warna pinknya konstan. Hal yang sama dilakukan pada sampel A. Dan didapatkan %ALB sampel A sebesar 0,0078 % dan sampel B sebesar 0,0021 %.



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



18



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan 1. Rendemen yang didapat untuk sampel A dengan waktu 1,5 jam pengovenan adalah 58,5 %, dan sampel B dengan waktu 2 jam pengovenan adalah 67,5 % 2.



Kadar asam lemak yang didapat pada sampel A adalah 0,0078 % dan sampel B adalah 0,0021 %



5.2 Saran 1. Praktikan sebainnya berhati –hati pada saat mengambil sampel didalam oven. 2. Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam menenetukan titik akhir titrasi agar volume yang didapatkan akurat



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



19



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



DAFTAR PUSTAKA



Ackman, R.G. 1982. Fatty Acid Composition in Fish Oil. London: Academic Press. Alviona, 2013.Ekstraksi dan Karakteristik Minyak Ikan Patin yang Diberi Pakan Pellet Dicampur Probiotik. Jember.Universitas Jember Press. Duthie, I. F. dan S. M. Barlow. 1992. Dietary Lipid Exemplified by Fish Oils and Their n-3 Fatty Acid. Food Sci. Technol, (6): 20-35. Estiasih, T. 2009. Minyak Ikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ghufran, M. 2010. Budi Daya Ikan Patin di Kolam Terpal.Yogyakarta: Lily Publisher. Harold,



1983.Teknik



Ekstraksi



dan



Pemanfaatan



Minyak



Ikan



UntukKesehatan.Jurnal Ulasan Ilmiah (Buletin Teknologi dan Industri Pangan),Vol. 9 (1): 44-46. Harris, W. S. 1989. Fish Oil and Plasma Lipids and Lipoprotein Metabolism in Human: a critical review. J Lipid res, (30): 785-807. Ketaren, S. 1986. Teknologi Minyak dan Lemak. Jakarta: UI Press. Kottelat, 1993.Fish Oil and Plasma Lipids and Lipoprotein Metabolism inHuman. Acritical review. J Lipid res. Kromhout, D., E.B. Bosschieter and D.C.L. Coulander. 1985. The inverse relation between fish consumption and 20-years mortality from coronary heart disease. New eng. J. med, (312): 1205-1209. Murray, Granner, Mayer, Rodwell. 2003. Harper’s Illustrated Biochemistry TwentySixth Edition. United State of America: McGraw-Hill Companies, Inc. Nielsen,N.H. and J.P.H. Hansen. 1980. Breast cancer in Greenland selected



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



20



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



epidemic-ological, clinical and histological features. J. cancer res. clin. Concol, (98): 287-299. Panagan, A. T., Yohandini, H., dan Gultom, J. U. 2011. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak jenuh Omega-3 dari Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan Metoda Kromatografi Gas.Jurnal PenelitianSains, Vol. 14 (4): 38-40. Pigott, JJ dan BW Tucker. 1987. Science Open New Horisonfor Marine Lipids in Human Nutrition Food. Review int, (3): 1-2. Pine, Hendrickson, Cram, Hammond. 1988. Kimia Organik 2 Terbitan Keempat.Terjemahan oleh Roehyati Joedodibroto. Bandung: ITB Press. Sunarya.1987. Extraction and Storage Stability of Nutritionally Important Components of Shark Liver Oil. PhD. Dissertation, CNAA (Council for National Academic Awards). School of Food Studies: Humberside College. Susanto,



2002.Petunjuk



Praktikum



Kimia



Organik



Lanjut.



Yogyakarta.Laboratoriu Kimia Organik FMIPA Universitas Gajah Mada. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



21



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



LAMPIRAN A DOKUMENTASI



No. GAMBAR



1



2



KETERANGAN



Sampel limbah ikan patin



Pengovenan limbah ikan patin



Minyak hasil 3



ekstraksi dry rendering



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



22



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



Minyak dimasukkan 4



kedalam corong pisah



Minyak + alkohol di 5



panaskan dalam water batch



6



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



Uji densitas minyak



23



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



7



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



Pembuangan zat pengotor



24



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



LAMPIRAN B



A. Cara perhitungan 1. Dry Rendering (Menggunakan oven) Sampel A Berat sampel awal



: 500 gr



Waktu yang diperlukan



: WIB



Berat sampel akhir



: 292,5 gr



% Rendemen =



% Rendemen =



𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙



292,5 𝑔𝑟 500 𝑔𝑟



× 100%



× 100%



% Rendemen = 58.5 % Sampel B Berat sampel awal



: 500 gr



Waktu yang diperlukan



: WIB



Berat sampel akhir



: 337,5 gr



% Rendemen =



% Rendemen =



𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙



337,5 𝑔𝑟 500 𝑔𝑟



× 100%



× 100%



% Rendemen = 67.5 %



2. Penentuan Densitas Minyak Ikan



ρ=



𝑀 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙− 𝑀 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



25



Praktikum Kimia Organik/VII/S. Genap/2017-2018



=



25𝑔𝑟−16 𝑔𝑟 10 𝑚𝑙



= 0,9 gram ml-1



3. Penentuan kadar asam lemak bebas Sampel A (minyak murni+ minyak kotor) %ALB = %ALB =



𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑚𝑙) ×𝑀𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟)×1000 0,1027𝑁 × 1,5 𝑚𝑙 ×256 500 𝑔𝑟 × 1000



× 100%



× 100%



%ALB = 0,0078 % Sampel B (minyak murni) %ALB =



𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑚𝑙) ×𝑀𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟)×1000



%ALB =



0,1027𝑁 × 0,4 𝑚𝑙 ×256 500 𝑔𝑟 × 1000



× 100%



× 100%



%ALB = 0,0021 %



Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin



26