Laporan Praktikum Pengambilan Contoh Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAH HUTAN ACARA I PENGAMBILAN CONTOH TANAH



Disusun oleh : Nama



: Qaisha Alif Muhammad



NIM



: 19/442336/KT/09034



Co-ass



:



Shift



: Jumat (13.00 – 15.00)



LABORATORIUM FISIOLOGI DAN ILMU TANAH HUTAN BAGIAN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019



I.



Tujuan Tujuan praktikum ini adalah : 1. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara pengambilan contoh tanah 2. Mahasiswa mengetahui perbedaan pengambilan contoh tanah yang disesuaikan dengan sifat – sifat tanah yang akan disidik



II.



Dasar Teori Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang



terikat secara kimia satu dengan yang lain dan dari bahanbahan organik yang telah melapuk (partikel padat) disertai zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara parikelpartikel padat tersebut (Das, 1995). Tanah berfungsi sebagai tempat pengaturan dan penyaluran air menggunakan parameter persentase debu dan lempung, porositas dan berat volume tanah, sedangkan tanah dapat berfungsi sebagai penyangga yang baik harus didukung oleh parameter persentase debu dan lempung, porositas, C organic, dan bahan organik tanah (Juarti, 2016). Secara umum tanah terdiri dari tiga bahan, yaitu butir tanahnya sendiri serta air dan udara yang terdapat dalam ruangan antar butir-butir tersebut (Wesley, 1997). Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur merupakan sifat fisik utama yang sangat mempengaruhi sifat tanah lainnya (Hartati, 2008) Sedangkan, Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/ lapisan/ solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis melalui dua aspek, yaitu dispersi dan fraksinasi.(Agus, Cahyono, 1998). Sifat fisik tanah merupakan sifat tanah yang berhubungan dengan bentuk/kondisi tanah asli, yang termaksud diantaranya adalah tekstur,struktur, bobot isi tanah, porositas, stabilitas, konsistensi, warna maupun suhu tanah dan lain-lain (Delsiyanti, dkk, 2016). Untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan tiga cara, yaitu : tidak terusik, terusik, agregat tidak terusik (Soegiman,1982)



Sampel tanah utuh yang digunakan untuk menganalisis bulk density, permeabilitas tanah, serta porositas tanah, yang dilakukan dengan cara menggunakan ring sampel. Sampel tanah tidak utuh digunakan untuk analisis tekstur dan struktur, dimana pengambilan sampel tanah tidak utuh dilakukan dengan cara mengambil tanah dari titik yang telah ditentukan tempatnya (Evarnaz, Novita, dkk, 2014) III.



Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1. Sekop



4. Penggaris



2. 2 Tabung silinder/ring



5. Kayu balok



3. Bor



6. Palu



7. Neraca tiga lengan



Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 1. Tanah disekitar Laboratorium Fisiologi dan Tanah Hutan IV.



Cara Kerja Cara kerja pada praktikum ini sebagai berikut: 1. Pengambilan contoh tanah terusik a) Meletakkan mata bor di permukaan tubuh tanah. b) Memutar pegangan bor perlahan-lahan ke arah kanan dengan disertai tekanan sampai seluruh kepala bor terbenam. c) Kepala bor perlahan-lahan dikeluarkan dari tubuh tanah dengan memutar pegangan bor tanah ke arah kiri dengan disertai tarikan. d) Contoh tanah yang terbawa kepala bor dilepaskan perlahan-lahan sampai bersih dan diusahakan tidak banyak merusak susunan tanah. e) Pengeboran dilanjutkan lagi pada setiap ketebalan tanah 20 cm sampai kedalaman yang dikehendaki. f) Contoh tanah hasil pengeboran pada setiap ketebalan 20 cm itu diletakkan tersusun menurut kedalaman aslinya, sehinnga akan diperoleh gambaran profil tanah.



2. Pengambilan contoh tanah tidak terusik a) Membersihkan bagian permukaan tubuh tanah yang akan diambil dari penutupan tumbuhan, seresah dan batu. b) Meletakkan tabung silinder pada permukaan tanah yang akan disidik dengan bagian tajam berada disisi yang bersinggungan. c) Menekan pelan-pelan dengan tekanan merata sampai terbenam ¾ nya. d) Meletakkan tabung silinder kedua di atasnya, kemudian tekan sampai tabung pertama mencapai kedalaman yang diinginkan. e) Menggali tanah disekeliling tabung hingga tabung-tabung tersebut dapat diambil secara bersamaan dalam keadaan bertautan. f) Merapikan tanah lebihan disisi depan dan belakang dengan menggunakan pisau tajam.



VI.



Pembahasan



Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan. Pengambilan contoh tanah pengambilan yang dilakukan untuk mengetahui sifat fisik tanah, diantaranya adalah tekstur, struktur, bobot isi tanah, proporsi, stabilitas dan yang lainnya. Pengambilan contoh tanah juga diperlukan untuk mengetahui kadar lapisan – lapisan tanah dan unsur yang ada di setiap lapisan tersebut. Pengambilan contoh tanah dibagi menjadi dua cara, yaitu pengambilan contoh tanah terusik dan pengambilan contoh tanah utuh / tidak terusik. Pengambilan contoh tanah terusik menggunakan bor yang dibenamkan ke dalam tubuh tanah. Pengambilan contoh tanah tersebut cukup sulit dikarenakan mata bor yang patah dan sudah tidak membentuk pola bor, sehingga proses pemutaran bor menjadi sangat berat. Dikarenakan hal tersebut, susunan tanah pada saat pengambilan menjadi rusak dan berkurang. Dari hasil pengambilan contoh tanah terusik. Contoh tanah yang diambil berbeda – beda tiap lapisan, perbedaannya mulai dari tekstur tanah, kadar air, warna dan strukturnya. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan dari bahan asal dan penyusun – penyusun tanah tersebut. Tekstur tanah dipengaruhi oleh faktor proses pembentukan tanah tersebut, faktor pembentukan tanah yang penting antara lain adalah bahan induk tanah (Hardjowigeno, 2003). Hal ini sesuai dengan pernyataan tersebut Sementara itu, pengambilan contoh tanah tak terusik menggunakan media ring / tabung silinder sebagai alat penampung dengan cara dibenamkan pada tubuh tanah hingga semua bagian masuk.Pengambilan contoh tanah menggunakan ring agar bisa mendapat contoh tanah tak terusik atau utuh karena strukturnya tak mendapat tekanan dari luar dan pada saat pengambilan tanah terlindungi oleh ring. Untuk mengetahui adanya tekanan atau tidak dapat dihitung nisbah luas dari ring / tabung silinder yang dipakai. Nisbah luas yaitu kuadrat diameter luar dikurangi diameter dalam kuadrat lalu hasilnya dibagi diameter dalam dikuadratkan. Untuk mengambil contoh tanah tak terusik, hasil nisbah luas tabung silinder harus bernilai kurang dari 0,1 untuk menghindari tekanan dari samping oleh tabung pada saat pengambilan sampel di dalam tanah. Dari hasil pengerjaan kami, contoh tanah tak terusik di rerumputan, di bawah tegakkan, dan jalan setapak adalah 0,2, 0,1, 0,2. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pengambilan contoh tanah tak terusik terdapat tekanan pada tabung tersebut. Tekanan tersebut terjadi karena kurang berhati – hati saat pengambilan sehingga ring mengalami tekanan tanpa disadari. VII.



KESIMPULAN Dari seluruh pengamatan dan analisa yang telah kami lakukan, maka kesimpulannya



adalah 1. Pengambilan contoh tanah dibagi menjadi dua, yaitu pengambilan tanah dalam keadaan terusik dan tidak terusik. Pengambilan tanah secara terusik artinya tanah



yang telah terganggu struktur dan susunannya. Sedangkan, pengambilan tanah secara tak terusik berarti tidak merusak struktur dan susunan tanah tersebut. 2. Pengambilan contoh tanah menyesuaikan keutuhan dan sifat tanah yang dibutuhkan. Setiap cara pengambilan contoh tanah memiliki tujuan yang berbeda. VIII.



DAFTAR PUSTAKA



Das, B.M.1995. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), Penerbit Erlangga, Jakarta. Wesley, L. D. 1977. Mekanika Tanah (cetakan ke VI). Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Agus, Cahyono. 1998. Bahan Assistensi dan Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Yogyakarta:Fakultas Kehutanan UGM Soegiman. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta Evarnaz, Novita, Bau, T, Sitti, R. 2014. SIFAT FISIK TANAH DI BAWAH TEGAKAN EBONI PADA KAWASAN CAGAR ALAM PANGI BINANGGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Warta Rimba. II(2):109-116 Juarti. 2016. ANALISIS INDEKS KUALITAS TANAH ANDISOL PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SUMBER BRANTAS KOTA BATU. JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI XXI(2) Delsiyanti, Danang, W, Ulfiyah, A, Rajamuddin. SIFAT FISIK TANAH PADA BEBERAPA PENGGUNAAN LAHAN DI DESA OLOBOJUKABUPATEN SIGI. e-J. Agrotekbis IV (3) : 227 - 234 Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta : Akademika Pressindo



Lampiran a.



Tanah Terusik



b.



Tanah Tak Terusik (Utuh)