Laporan Praktikum Penginderaan Jauh Dasar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH DASAR (GKP 0202) KEGIATAN LAPANGAN



Disusun Oleh : Nama



: Intansania N



NIM



: 13/348120/GE/07580



Hari/Jam



: Senin/11.00-13.00



Asisten



: 1. Sri Lestari 2. Fedhi A. Hartoyo



LABORATORIUM PENGINDERAAN JAUH DASAR FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014



I.



JUDUL Kegiatan Lapangan



II.



TUJUAN Memberikan latihan dasar kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan lapangan yang meliputi tahap persiapan (interpretasi, pembuatan peta tentative, dan persiapan sampel dan rute), pelaksanaan lapangan, pasca lapangan (reinterpretasi, uji ketelitian, dan peta akhir).



III.



ALAT DAN BAHAN 1. Citra Geoeye komposit 321 skala 1:5.000 2. Lembar transparansi. 3. Kertas HVS. 4. Alat tulis 5. Spidol OHP.



IV. DASAR TEORI Sebuah citra adalah sebuah alat untuk mengetahui kenampakan yang ada di permukaan bumi. Gambaran permukaan bumi itu direkam dan ditampilkan lagi dalam bentuk visual dua dimensi yang diperkecil. Karena merupakan sebuah cerminan dari apa yanga ada di permukaan bumi, maka gambaran yang ada haruslah sesuai dengan keadaan di lapangan. Permasalahanya adalah keadaan permukaan bumi ini sangat dinamis, selalu ada pergantian keadaan dari satu bentuk ke bentuk lain. Perubahan itu juga berlaku pada penutupan lahan di permukaan bumi. Untuk melihat perubahan itu dapat dilakukan dua hal, yaitu pengamatan lapangan dan pengamatan dari citra. Pengamatan dari citra berhubungan dengan aspek waktu. Sebuah perubahan dapat dilihat berdasarkan perbandingan keadaan pada satu rentang waktu tertentu, misalnya kita dapat meilhat perubahan penutupan lahan dari vegetasi ke perumahan dengan membandingkan dua citra yang diambil pada tahun pertama dan kedua. Cara selanjutnya adalah dengan meninjau secara langsung apa yang tergambar pada citra di lapangan. Cara ini memeberikan gambaran yang nyata tentang keadaan yang



sebenarnya ada. Sekali lagi aspek waktu masih berpengaruh di sini. Perbadaan antara pembandingan citra dengan observasi di lapangan adalah bahwa observasi lapangan memberikan kerincian dan ketelitian yang labih baik. Hal ini disebabkan karena saat kita menggunakan perbandingan citra, kita hanya melihat secara visual dari jarak jauh dan interpretasi kita sangat mungkin salah, tetapi dengan pengamatan di lapangan kita mendapatkan ketelitian yang tinggi karena kita merasakan keadaan yang sebenarnya ada di lapangan. Berdasarkan pemikiran ini observasi lapangan digunakan sebagai alat uji ketelitian yang selanjutnya disebut dengan uji ketelitian interpretasi. Uji ketelitian interpretasi memilki perbedaan dengan



ketelitian pemetaan dimana ketelitian



interpretasi memberikan perbandingan antar pengamatan keadaan lahan di citra dengan di lapangan yang bersifat kualitatif sedangkan pemetaan lebih pada kedetailan luasan dan aspek yang bersifat kuantitatif dan nominal yang dapat diukur (Farda, 2008). Kegiatan uji ketelitian interpretasi meliputi beberapa tahap. Tahap-tahap itu antara lain adalah tahap persiapan, pelaksanaan lapangan, dan pasca lapangan. Kegiatan pra lapangan merupakan persiapan yang harus dilakukan pada tahap berikutnya. Kegiatan pada pra lapangan adalah interpretsi citra dimana kita mencoba mengenali objek yang terlihat pada citra menggunakan pemikiran logis yang dirumuskan dalam unsure-unsur interpretasi. Hasil dari interpretsi itu kemudian dicatat dan dilambangkan kembali secara visual dalam tahapan pra lapangan selanjutnya yaitu pembuatan peta tentative. Pembuatan peta tentative memberikan gambaran global dari hasil interpretasi kita dari citra secara spasial dengan menampilkan poligon-poligon yang menunjukan keberadaan dan luasan persebaran objek tertentu. Peta tentative mempermudah kita dalam memhami sebaran dan keberadaan kelompok objek hasil interpretasi. Kegitan pra lapngan selanjutnya adalah pembuatan rute dan persiapan sample. Persiapan sample dilakukan dengan memeberikan batasan karakteristik objek dan mengambil contohya sebagai dasar untuk mengetahui gambarnya. Pembuatan rute perjalanan bersifat lebih operasioanal sebagai cara untuk mempermudah kerja kita dengan urutan-urutan tertentu. Urutan itu dapat pula dibuat berdasarkan pembagian dareah yang akan dicek menajdi beberapa sektor. Setelah semua selesai, kita siap untuk turun ke lapangan. Kegiatan lapangan merupakan inti dari uji ketelitian interpretasi. Hasil dari apa yang kita dapatkan dari persiapan dilihat di lapangan dan dicocokan dnegan peta tentative. Disitu kita akan melihat perbedaan-perbedaan yang ada. Setelah semuanya dikumpulkan dalam bentuk data-data kuantitatif, kita dapat mengolahnya menjadi suatu



hasil yang memperlihatkan seberapa jauh ketelitian interpretsi kita pada citra yang kita lakukan di laboratorium. Kegiatan Pengolahan data yang sebelumnya merupakan data kualitatif menjadi data kuantitatif dilakukan kembali di laboratorium dimana data yang telah didapatkan dikalkulasi secara rinci pada setiap jenis objek hasil interpretasi citra yang dibandingkan dengan hasil pengamatan di lapangan. Hasil pengamatan di lapangan ini diolah menjadi hasil yang menggambarkan ketelitian dan kecocokan secara nominal. Ada beberapa parameter yang digunakan dalam pencocokan hasil lapangan dengan hasil interpretasi di laboratorium yaitu omisi, komisi dan ketelitian interpretasi tiap objek. Omisi adalah ketelitian objek di laboratorium. Jadi, beberapa objek hasil interpretsi di laboratorium dibandingkan dengan kenampakan yang ada di lapangan, kesalahan yang didapat di lapangan dibandingkan dengan total hasil uji lapangan. Komisi adalah ketelitian objek di lapangan. Komisi merupakan kebalikan dari omisi dimana kesalahan laboratorium dibandingkan dengan kenyataan di lapangan. Saat semua objek telah terkumpul data lapangan maka dapat pula dilihat ketelitian setap objek dengan menbandingkan hasil interpretasi yang benar dibandingkan dengan jumlah seluruh hasil penghitungan lapangan. Dari hasil yang didapat ini , kita dapat melihat kemampuan interpretasi kita dan diharapkan dengan mencocokan dengan keadaan di lapangan kemampuan ini makin terasah.



V.



LANGKAH KERJA Citra Geoye skala 1:5.000 komposit 321



Membuat grid 0.5x0.5 lalu memberi angka 1-19 (memiliki ketentuan) dalam grid dalam merepresentasikan objek



Melakukan observasi beberapa sampel objek sesuai dengan peta citra



Menghitung user accuracy, producer accuracy, erroe comission, error omission dan overall accuracy.



Membuat tabel akurasi



Membuat ulasan singkat mengenai hasil praktikum



Input proses output



VI. HASIL PRAKTIKUM 1. Peta sebagian daerah Sleman , Yogyakarta (dalam grid) (terlampir) 2. Tabel Akurasi 3. Contoh perhitungan dari tabel akurasi



LAMPIRAN



DAFTAR PUSTAKA Lillesand, Thomas M dan Kiefer, Ralph W.1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sutanto, Dr. Prof. 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sutanto, Dr. Prof. 1986. Penginderaan Jauh Jilid II. Yogyakarta: Gadjah