Laporan Praktikum Proses Pantai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PANTAI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI DALEGAN



Oleh: Kelompok 1



PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014



i



COLAPORAN PRAKTIKUM PROSES PANTAI



PERUBAHAN GARIS PANTAI DI DALEGAN



Oleh:



Ahmad Udik A.



0910863007



Nuurin Zakiyah F.



115080600111017



Desiana Wahyu



115080600111032



Aldila Galuh V.



115080601111016



Mamik Melani



115080601111033



Jefri Tri S.



115080601111058



Rama Septian



115080601111082



PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014



i



DAFTAR ISI COVER................................................................................................................. i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................iii DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv DAFTAR BAGAN ................................................................................................. v I.



PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1



Latar belakang ....................................................................................... 1



1.2



Maksud dan Tujuan ............................................................................... 1



1.3



Waktu dan Tempat ................................................................................ 2



II.



TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3 2.1



Profil pantai Dalegan ............................................................................. 3



2.2



Jenis Sedimen Pantai ............................................................................ 3



2.3



Hidrooseanografi Pantai ........................................................................ 4



2.3.1



Gelombang ..................................................................................... 4



2.3.2



Pasang Surut.................................................................................. 5



2.3.3



Arus ................................................................................................ 5



2.4



Faktor Penyebab perubahan Garis Pantai ............................................. 6



III.



METODOLOGI .......................................................................................... 7



3.1



Waktu dan Tempat .................................................................................... 7



3.2



Alat dan Bahan ...................................................................................... 7



3.3



Tahapan Kegiatan Penelitian ................................................................. 7



3.3.1



Analisa dengan menggunakan Peta ............................................... 7



3.3.2



Analisa Numerik ............................................................................. 8



IV.



HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 9



4.1



Analisis Hidrooseanografi Pantai Dalegan ............................................. 9



4.2 Analisis Hidrooseanografi Pantai Dalegan ............ Error! Bookmark not defined.



V.



4.3



Analisis Jenis Sedimen ........................................................................ 10



4.4



Analisis Pemodelan Garis Pantai ......................................................... 11



4.4.1



Analisis Peta Lampau ................................................................... 11



4.4.2



Analisis Numerik (Prediksi Kedepan) ............................................ 14



KESIMPULAN ............................................................................................ 17



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18



ii



LAMPIRAN ........................................................................................................ 19 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pantai Dalegan, Gresik ...................................................................... 9 Gambar 2. Jenis Sedimen Stasiun 1 .................................................................. 11 Gambar 3. Jenis Sedimen Stasiun 2 .................................................................. 11 Gambar 4. Panjang Perubahan Garis Pantai (2004-2013) ................................. 12 Gambar 5. Perubahan Garis Pantai Tahun 2004-2013 ...................................... 13



iii



DAFTAR TABEL Tabel 1. Perubahan Garis Pantai Akibat Abrasi ................................................. 12 Tabel 2. Perubahan Garis Pantai Akibat Sedimentasi ........................................ 12



iv



DAFTAR BAGAN Bagan 1. Analisa Dengan Menggunakan Peta .................................................... 7 Bagan 2. Analisa Numerik ................................................................................... 8



v



I.



1.1



PENDAHULUAN



Latar belakang Wilayah Pesisir adalah daerah pertemuan antara dasar dan laut, dengan



batas ke arah darat meliputin bagian daratan baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisr ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar daripada daerah paparanj benua (continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Dahuri, 2004). Proses fisik yang terjadi di laut dan di daratan yang terus-menerus berlangsung tentunya membentuk jenis pesisir tertentu (tipologi pesisir) tergantung pada proses genetik dan material penyusunnya, sehingga tiap tipologi pesisir tertentu akan memberikan ciri-ciri pada bentang lahan (land scape) dan berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan demikian, pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek lahan akan mempermudah dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan pesisir secara tepat sesuai dengan kondisinya (Khakhim, 2008). Pantai dalegan merupakan pantai yang terletak di Ujung utara kabupaten gresik dan berbatasan dengan laut Jawa. Karena berbatasan dengan laut jawa, maka sudah pasti kondisi hidrooseanografinya tidak seperti di kawasan pantai selatan. Pantai dalegan memiliki kondisi gelombang yang cenderung tidak terlalu tinggi sekitar setinggi lutut saat pasang. Kondisi gelombang yang kecil ini juga mempengaruhi struktur garis pantai yang cenderung tidak mengalami perubahan yang berarti (Adibuyung, 2014). 1.2



Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini agar praktikan memahami bentuk dari perubahan



garis pantai di Pantai Dalegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam mata kuliah proses pantai.



1



Sedangkan tujuan dari praktikum ini agar praktikan mengetahui bentuk perubahan garis pantai dan tingkat abrasi atau akresi di Pantai Dalegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 1.3



Waktu dan Tempat Praktikum proses pantai telah dilakukan pada Hari Sabtu, tanggal 02 Mei



2014 pukul 02.00 – 10.00 WIB di Pantai Dalegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.



2



II.



2.1



TINJAUAN PUSTAKA



Profil pantai Dalegan Pantai Dalegan terletak di Kota Gresik, yg secara geografis terletak pada



112º – 113º BT (Bujur Timur) dan 7º – 8º LS (Lintang Selatan). Pantai Dalegan merupakan objek wisata pantai yang asri, pantai Dalegan berada di desa Dalegan, Panceng,Gresik, Jawa Timur.Objek wisata Pantai Dalegan berjarak sekitar 3 Km dari ibu kota kecamatan dan dari Kota Gresik berjarak sekitar 40 Km. Objek wisata pantai Dalegan mempunyai berjuta pesona pantai.Pantai Dalegan berada di perbatasan kabupaten Gresik dengan kabupaten Lamongan. Menurut Rifai,(2011) Pantai Dalegan merupakan pantai yang sangat luas,karena Objek wisata Pantai Dalegan mempunyai Luas pantai sekitar 2,5 Km, Pantai Dalegan sangat cocok untuk Liburan akhir pekan bersama keluarga tercinta.Pantai Dalegan mempunyai pasir berwarna putih yang membentang luas.seperti objek wisata pantai pantai yang berada di utara pulau jawa, Ombak laut jawa yang tidak terlalu besar, sangat berbeda dengan ombak pantai pantai yang ada di selatan pulau jawa.jadi pengunjung bisa mandi di pantai Dalegan dengan puas, walaupun ombak tidak terlalu besar, saat mandi di pantai pengunjung harap berhati hati. Pantai Dalegan memiliki garis pantai yang cukup lebar, meskipun tidak begitu panjang, dengan pasir putih relatif bersih, pepohonan peneduh cukup rimbun, tembok rendah lebar licin (Aroengbinang, 2012) dan tidak terlalu kasar (Adibuyung, 2014) dengan ombak-ombak kecil (S2W-Surabaya, 2009). Kondisi ini membuat pantai ini cenderung cukup tenang. Di ujung pantai dalegan terdapat bangunan-bangunan yang dibuat dari tumpukan batu-batu (CEW, 2014) dengan patok-patok dari batang bambu yang ditancapkan sejajar sepanjang garis pantai untuk digunakan sebagai pelindung pantai dari adanya gelombang atau arus yang bisa mengikis pantai dalegan. Sehingga dengan adanya penambahan batubatu itu, garis pantai pada pantai dalegan dapat bertahan dan tidak mengalami perubahan. 2.2



Jenis Sedimen Pantai Sedimen pantai adalah material sedimen yang diendapkan di pantai.



Berdasarkan ukuran butirnya, sedimen pantai dapat berkisar dari sedimen



3



berukuran butir lempung sampai gravel. Kemudian, berdasarkan pada tipe sedimennya, pantai dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Pantai gravel, bila pantai tersusun oleh endapan sedimen berukuran gravel (diameter butir > 2 mm). 2. Pantai pasir, bila pantai tersusun oleh endapan sedimen berukuran pasir (0,5 – 2 mm). 3. Pantai lumpur, bila pantai tersusun oleh endapan lumpur (material berukuran lempung sampai lanau, diameter < 0,5 mm). Klasifikasi tipe-tipe pantai berdasarkan pada sedimen penyusunnya itu juga mencerminkan tingkat energi (gelombang dan atau arus) yang ada di lingkungan pantai tersebut. Pantai gravel mencerminkan pantai dengan energi tinggi, sedang pantai lumpur mencerminkan lingkungan berenergi rendah atau sangat rendah. Pantai pasir menggambarkan kondisi energi menengah. Di Pulau Jawa, pantai berenergi tinggi umumnya diojumpai di kawasan pantai selatan yang menghadap ke Samudera Hindia, sedang pantai bernergi rendah umumnya di kawasan pantai utara yang menghadap ke Laut Jawa (Yogi ,2010).Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, pantai Dalegan yang terletak di Kota Gresik memiliki jenis sedimen berupa pasir. Perairan laut sekitar wilayah Dalegan memiliki energy menengah. 2.3



Hidrooseanografi Pantai



2.3.1 Gelombang Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak (Sudarsono, 2001). Gelombang laut selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti – hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan sama sekali diam. Hembusan angin sepoi – sepoi pada cuaca yang tenang sekalipun sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya dalam keadaan di mana badai yang besar dapat menimbulkan suatu gelombang besar yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan di daerah pantai (Aziz, 2006). Menurut Sudarsono (2011), ada dua tipe gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifanya, yaitu :



4



1. Gelombang pembangun/pembentuk pantai (Constructive wave) : gelombang pembentuk pantai mempunyai ciri yaitu ketinggian kecil dan kecepatan rambatnya rendah. 2. Gelombang perusak pantai (Destructive wave) : gelombang perusak pantai mempunyai ciri yaitu ketinggian dan kecepatan rambat yang besar (sangat tinggi) 2.3.2 Pasang Surut Menurut Gross (1997), pasang surut merupakan perubahan gerak relatif dari materi suatu planet, bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda angkasa di luar materi itu berada. Sehingga pasang surut yang terjadi di bumi terdapat dalam tiga bentuk yaitu : Pasang surut atmosfer (Atmospheric tide), Pasang surut laut (Ocean Tide), dan Pasang surut bumi (Boily Tide). Pasang surut laut juga merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berskala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pasang surut laut adalah gelombang yang dibangkitkan oleh adanya interaksi antara bumi, matahari dan bulan. Data air pasang tertinggi dan air surut terendah ini akan mempengaruhi garis pantai yang ada di daerah pesisir (Sudarsono, 2011). Menurut Sudarsono (2001), macam pasang surut berdasarkan kedudukan bumi, bulan dan matahari adalah sebagai berikut : 1. Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. 2. Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. 2.3.3 Arus Arus laut adalah gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke tempat yang lain. Adanya perbedaan pemanasan matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yang diterima permukaan bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena arus laut dan angin yang menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan energi di seluruh muka bumi. Kedua fenomena ini juga saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Angin merupakan salah satu gaya utama



5



yang menyebabkan timbulnya arus laut selain gaya yang timbul akibat dari tidak samanya pemanasan dan pendinginan air laut (Azis, 2006). Menurut Nining (2002), sirkulasi dari arus laut terbagi atas dua kategori yaitu sirkulasi di permukaan laut (surface circulation) dan sirkulasi di dalam laut (intermediate or deep circulation). Arus pada sirkulasi di permukaan laut didominasi oleh arus yang ditimbulkan oleh angin sedangkan sirkulasi di dalam laut ditimbulkan oleh arus termohalin. Arus termohalin timbul sebagai akibat adanya perbedaan densitas karena berubahnya suhu dan salinitas massa air laut. Arus laut dapat juga terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. perbedaan tekanan ini terjadi sebagai hasil adanya variasi densitas air laut dan slope permukaan laut. Densitas air laut bervariasi dengan suhu dan salinitas. Karena adanya slope permukaan laut tekanan air di daerah densitas rendah lebih besar daripada tekanan air di daerah densitas tinggi. Perbedaan tekanan ini menggerakkan massa air di daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah (Azis, 2006). 2.4



Faktor Penyebab perubahan Garis Pantai Penyebab perubahan garis pantai dipengaruhi oleh faktor alami dan



manusiawi. Faktor alami terdiri dari sedimentasi, abrasi, pemadatan sedimen pantai, kenaikan muka air laut dan kondisi geologi. Sedangkan faktor manusiawi meliputi penanggulan pantai, penggalian sedimen pantai, penimbunan pantai, pembabatan tumbuhan pelindung pantai, pembuatan kanal banjir dan pengaruh pola daerah aliran sungai (DAS) (Sudarsono, 2011). Sedimentasi adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya. Proses sedimentasi dipengaruhi oleh pasang surut, gelombang dan arus. Menurut Triatmodjo (2007) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral atau material organik yang ditransportasikan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk didalamnya material yang diendapkan dari material yang melayang dalam air atau dalam dalm bentuk larutan kimia. Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global dan faktor angin yang dapat mendorong gelombang sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut (Sudarsono, 2001).



6



III.



3.1



METODOLOGI



Waktu dan Tempat Penelitian tentang perubahan garis pantai ini dilakukan pada Hari Sabtu,



tanggal 02 Mei 2014 pukul 02.00 – 10.00 WIB di Pantai Dalegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 3.2 Alat dan Bahan A. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :  Rollmeter



: Untuk mengukur panjang garis pantai



 Cetok



: Untuk mengambil sedimen



 Alat tulis



: Untuk mencatat koordinat dan data setiap stasiun



 GPS Garmin 60 Csx



: Untuk mengetahui posisi lokasi penelitian



B. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :  Tali rafia



: Untuk mengukur jarak



 Plastik



: Tempat sedimen



3.3



Tahapan Kegiatan Penelitian



3.3.1 Analisa dengan menggunakan Peta MULAI



Google earth



Cari lokasi penelitian Insert Poligon setiap periode (historical imagery) Analisis



SELESAI Bagan 1. Analisa Dengan Menggunakan Peta



7



3.3.2 Analisa Numerik MULAI



Konversi koordinat menjadi Jarak



Masukkan nilai X dengan jarak spasi 50 m



Urutkan Pias Berdasarkan tiap jarak spasi



Masukkan nilai Y untuk data awal garis pantai "X"



Hitung nilai tangen ai



Hitung nilai tangen ab (dengan nilai ao sudah diketahui)



Hitung nilai tangen ai



Hitung nilai sin ab



Hitung nilai cos ab



Carilah nilai P1



Carilah nilai QS



Carilah nilai DY



Hitunglah nilai Yakhir



SELESAI 8 Bagan 2. Analisa Numerik



IV.



4.1



HASIL DAN PEMBAHASAN



Analisis Hidrooseanografi Pantai Dalegan Pantai dalegan merupakan pantai yang terletak di Ujung utara kabupaten



Gresik dan berbatasan dengan laut Jawa. Karena berbatasan dengan laut jawa, maka sudah pasti kondisi hidrooseanografinya tidak seperti di kawasan pantai selatan.



Gambar 1. Pantai Dalegan, Gresik



Kondisi Hidro-oseanografi dapat mempengaruhi terjadinya perubahan garis pantai disuatu perairan, sebagai contoh adalah Pantai Pasir Putih, Desa Dalegan, Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Pada Pantai Pasir Putih tersebut telah mengalami proses perubahan garis pantai yaitu terjadi abrasi. Adapun kondisi Hidro-oseanografi pada pantai tersebut adalah sebagai berikut : 



Gelombang Kondisi gelombang pada Pantai Pasir Putih cenderung tenang dan sedikit



menimbulkan riak-riak kecil. Seperti yang kita ketahui besar kecilnya gelombang disuatu perairan sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin. Pada Pantai Pasir Putih tersebut kecepatan hembusan angin tidak terlalu kencang sehingga terjadi keadaan gelombang yang tenang atau tidak terlalu besar. Hal tersebut dibuktikan dengan kondisi gelombang yang cukup tenang pada pantai tersebut.



9







Arus Arus pada suatu perairan dipengaruhi oleh besar kecilnya gelombang yang



terbentuk. Untuk Pantai Pasir Putih tersebut keadaan arus yang ditimbulkan tidak terlalu kencang. Hal tersebut dikarenakan adanya hempasan gelombang yang timbul pada pantai tersebut cenderung tenang. Sehingga besar kecilnya hempasan gelombang yang terjadi akan mempengaruhi besar kecilnya arus pada perairan. 



Pasang Surut Kondisi pasang surut pada Pantai Pasir Putih lebih cenderung pada tipe



harian condong tunggal. Dimana pada Pantai Pasir Putih dalam kurun waktu 24 jam mengalami 1 kali pasang dan 1 kali surut. Menurut (Triatmojo,1999), tipe pasang surut yang ada di wilayah pantai utara jawa memiliki tipe pasang surut harian condong ke tunggal. 4.2



Analisis Jenis Sedimen Pada praktikum Proses Pantai yang dilaksanakan pada Pantai Pasir Putih,



Desa Dalegan, Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik didapatkan jenis sedimen pada dua stasiun. Jenis sedimen pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 adalah jenis berpasir. Umumnya jenis sedimen dominan pada Pantai Pasir Putih tersebut adalah jenis berpasir dan sedikit berkerikil. Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel sedimen adalah roll meter yang berfungsi untuk menentukan jarak perbandingan dari darat menuju laut yaitu 1:10 m dan untuk menentukan



kedalaman.



Cetok



yang



berfungsi



untuk



mempermudah



pengambilan sampel sedimen. Sedangkan bahan yang digunakan pada pengambilan sampel sedimen perairan diantaranya adalah kantong plastik yang berfungsi untuk menyimpan sampel sedimen dan kertas label untuk menandai sampel sedimen pada masing - masing Stasiun yang telah ditentukan. Pada Stasiun 1 sedimen berpasir diambil pada kedalaman 0.46 m. Kedalaman



tersebut



ditentukan



dari



jarak



darat



menuju



laut



dengan



perbandingan 1:10 m. Setelah ditentukan jarak perbandingan tersebut dapat diukur kedalaman perairan dengan menggunakan roll meter kemudian diambil sampel sedimen. Sedimen tersebut diambil dengan menggunakan cetok dan dimasukkan kedalam kantong plastik, diangin-anginkan dan dianalisis. Pada Stasiun 2 sedimen berpasir diambil pada kedalaman 0.76 m. Kedalaman tersebut juga ditentukan dari jarak dari darat menuju laut dengan perbandingan 1:10 m seperti pada Stasiun 1. Setelah ditentukan jarak



10



perbandingan 1:10 m dari darat menuju laut, dilanjutkan dengan mengukur kedalaman perairan dan diambil sampel sedimen. Sedimen tersebut diambil dengan menggunakan cetok dan dimasukkan kedalam kantong palstik kemudian diangin-anginkan dan dianalisis untuk diketahui jenis sedimen pada stasiun tersebut. Berikut merupakan gambar dari hasil pengambilan sedimen perairan pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 :



Gambar 2. Jenis Sedimen Stasiun 1



4.3



Gambar 3. Jenis Sedimen Stasiun 2



Analisis Pemodelan Garis Pantai



4.3.1 Analisis Peta Lampau Permodelan perubahan garis pantai pada Pantai Pasir Putih dengan menggunakan Google Earth didapatkan data perubahan garis pantai dari tahun 2004, 2010, 2012, dan 2013. Dari beberapa tahun tersebut dapat diketahui seberapa besar perubahan garis pantai yang terjadi pada Pantai Pasir Putih. Untuk data tahun 2004 ditunjukkan dengan warna merah, dimana kondisi tersebut belum terdapat bangunan pantai ataupun reklamasi sehingga kemungkinan kecil belum terjadi abrasi. Pada data tahun 2010 ditunjukkan dengan warna oranye pada peta Google Earth, dalam kurun waktu 6 tahun Pantai Pasir Putih telah mengalami abrasi sepanjang 5.2 meter, dan terjadi sedimentasi sepanjang 6.36 m. Hal tersebut dikarenakan karena banyaknya bangunan pantai atau reklamasi pada bibir pantai. Pada data tahun 2012 ditunjukkan dengan warna kuning, kondisi garis pantai pada tahun tersebut juga telah mengalami perubahan yaitu semakin menyempitnya daerah pantai. Di tahun 2012 terjadi abrasi sepanjang 2.3 meter dan sedimentasi 15.3 meter, hal itu di karenakan terdapat bangunan pantai yang semakin menjorok ke bibir pantai. Pada data tahun 2013 ditunjukkan dengan warna biru, yang memiliki perubahan garis pantai cukup panjang. Pada tahun tersebut terjadi abrasi sepanjang 5.1 meter dan sedimentasi 2.8 meter.



11



Gambar 4. Panjang Perubahan Garis Pantai (2004-2013) Tabel 1. Perubahan Garis Pantai Akibat Abrasi



Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 Rata-rata



2004-2010 20.9 0 12.9 23.3 63.9 54 28.6 47 31.3 5.2



Panjang (m) 2010-2012 7.05 0 6.66 4.44 1.45 8.8 4.63 3.88 4.6 2.31



2012-2013 5.03 9.47 0 2.43 1.86 0 19.4 2.4 5.1



Tabel 2. Perubahan Garis Pantai Akibat Sedimentasi



Titik 2 6 Rata-rata



2004-2010 6.36 6.36



Panjang (m) 2010-2012 15.3 15.3



2012-2013 3.47 1.07 2.27



Tahun 2010 - 2013 dapat dianalisis bahwa telah terjadi adanya perubahan garis pantai disetiap tahunnya dan besar perubahan garis pantai pada setiap tahunnya mencapai 2.31 m. Besar perubahan 2.31 m setiap tahunnya dapat diketahui dari perhitungan Numerik yang sebelumnya telah dilakukan. Untuk mempermudah dalam mengetahui perubahan garis pantai yang terjadi dapat



12



dilakukan dengan mengover-lay dari setiap tahunnya. Berikut merupakan gambar Over-lay perubahan garis pantai dari tahun 2004 - 2013 Pantai Pasir Putih:



Gambar 5. Perubahan Garis Pantai Tahun 2004-2013



Dari data over-lay diatas kita dapat menentukan rancangan bangunan yang sesuai untuk pencegahan abrasi pantai yang telah terjadi. Pada Pantai Pasir Putih ini cocok untuk dibangun Breakwater. Menurut Triadmodjo (1999), bangunan pemecah gelombang atau disebut dengan Breakwater telah banyak digunakan sebagai pelindung pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum mencapai pantai. Pemecah gelombang atau Breakwater tersebut dapat dibuat sejajar dengan pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini dirancang untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dari serangan gelombang. Pengaruh bangunan pemecah gelombang terhadap perubahan garis pantai adalah apabila garis puncak gelombang pecah sejajar debgan garis pantai asli, terjadi difraksi didaerah terlindung dibelakang bangunan, dimana garis puncak gelombang membelok dan membentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju kedaerah terlindung dan diendapkan diperairan dibelakang bangunan. Pengendapan sedimen tersebut menyebabkan terbentuknya Cuspate dibelakang bangunan. Proses tersebut akan berlanjut sampai garis pantai yang terjadi sejajar dengan garis puncak gelombnag terdifraksi.



13



4.3.2 Analisis Numerik (Prediksi Kedepan) A. Garis pantai Dalegan 5 tahun kedepan



Garis pantai Dalegan 5 tahun kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.164 m/5tahun. Hal ini dikarenakan oleh banyak faktor terutama gelombang dan banyaknya bangunan pantai atau reklamasi. Prediksi perubahan garis pantai pada 5 tahun kedepan dapat dilihat pada grafik dari hasil perhitungan Numerik diatas. B. Garis pantai Dalegan 10 tahun kedepan



Garis pantai Dalegan 10 tahun kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.163 m/5tahun. Hal ini dikarenakan oleh banyak faktor terutama gelombang dan banyaknya bangunan pantai atau reklamasi. Prediksi perubahan garis pantai pada 10 tahun kedepan dapat dilihat pada grafik dari hasil perhitungan Numerik diatas.



14



C. Garis pantai Dalegan 15 tahun kedepan



Garis pantai Dalegan 15 tahun kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.163 m/5tahun. Hal ini dikarenakan oleh banyak faktor terutama gelombang dan banyaknya bangunan pantai atau reklamasi. Prediksi perubahan garis pantai pada 15 tahun kedepan dapat dilihat pada grafik dari hasil perhitungan Numerik diatas. D. Garis pantai Dalegan 20 tahun kedepan



Garis pantai Dalegan 20 tahun kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.163 m/5tahun. Hal ini dikarenakan oleh banyak faktor terutama gelombang dan banyaknya bangunan pantai atau reklamasi. Prediksi perubahan garis pantai pada 25 tahun kedepan dapat dilihat pada grafik dari hasil perhitungan Numerik diatas.



15



E. Garis pantai Dalegan 25 tahun kedepan



Garis pantai Dalegan 25 tahun kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.1632 m/5tahun. Hal ini dikarenakan oleh banyak faktor terutama gelombang dan banyaknya bangunan pantai atau reklamasi. Prediksi perubahan garis pantai pada 5 tahun kedepan dapat dilihat pada grafik dari hasil perhitungan Numerik diatas. Dari data prediksi 5 – 25 tahun tersebut dapat diketahui perubahan garis pantai pada setiap 5 tahun kedepan, sehingga hal tersebut akan mempermudah untuk pencegahan abrasi pantai .



16



V.



KESIMPULAN



5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat disampaikan adalah, bahwa kondisi Hidrooseanografi dapat mempengaruhi terjadinya perubahan garis pantai seperti pada Pantai Pasir Putih Kabupaten Gresik yang telah mengalami abrasi pantai. Kondisi gelombang pada pantai tersebut cenderung tenang dan sedikit menimbulkan riak-riak kecil, arus yang ditimbulkan tidak terlalu kencang. Hal tersebut dikarenakan adanya hempasan gelombang yang timbul pada pantai tersebut cenderung tenang, serta kondisi pasang surut lebih cenderung pada tipe harian condong tunggal. Dari hasil analisis didapatkan jenis sedimen pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 adalah jenis berpasir. Pada data tahun 2004 Pantai Pasir Putih belum terdapat bangunan pantai sehingga kemungkinan kecil belum terjadi abrasi. Pada data tahun 2010,Pantai Pasir Putih telah mengalami abrasi sepanjang 5.2 meter, dan terjadi sedimentasi sepanjang 6.36 m. Kondisi garis pantai pada data tahun 2012 telah mengalami perubahan yaitu semakin menyempitnya daerah pantai. Di tahun 2012 terjadi abrasi sepanjang 2.3 meter dan sedimentasi 15.3 meter. Pada data tahun 2013 memiliki perubahan garis pantai cukup panjang, dan tahun tersebut terjadi abrasi sepanjang 5.1 meter dan sedimentasi 2.8 meter. Dari data over-lay dapat ditentukan rancangan bangunan yang sesuai untuk pencegahan abrasi, yaitu dengan dibangun pemecah gelombang atau Breakwater. Hasil prediksi dari 5-25 tahun kedepan akan mempermudah untuk mengetahui seberapa besar abrasi yang terjadi. Hasil prediksi 5 tahun kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.164 m/5tahun. Garis pantai 10 tahun kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.163 m/5tahun, 15 tahun kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.163 m/5tahun, 20 tahun kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.163 m/5tahun dan garis pantai 25 tahun kedepan akan mengalami abrasi sebanyak 3.1632 m/5tahun. 5.2 Saran Saran yang dapat disampaikan adalah perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai perubahan garis pantai Pasir Putih agar dapat mengetahui dan mendapatkan informasi yang akurat dalam hal pencegahan abrasi yang telah terjadi.



17



DAFTAR PUSTAKA



Adibuyung, Kristanto, 2014. Pantai Dalegan, Tempat Wisata Pantai Yang Berbeda Di Gresik. http://www.yukpegi.com/wisata/wisata-alam/pantaiDalegan-tempat-wisata-pantai-yang-berbeda-di-gresik/ Aroengbinang,



Bambang,



2012.



Pantai



Dalegan



Gresik.



http://thearoengbinangproject.com/ pantai-Dalegan-gresik/ Azis, M. Furqon, 2006. Gerak Air Di Laut. Jurnal Oseana, Volume XXXI, Nomor 4 : 9 – 21 ISSN 0216-1877 CEW,



2014.



http://coloureverywhere.wordpress.com/2014/01/07/poto-poto-di-



pantai-Dalegan/ Gross, M. G, 1997. Oceanography a View of the Earth. Prentice-Hall, New Jersey. Nining, S. N, 2002. Oseanografi Fisis. Kumpulan Transparansi Kuliah Oseanogradi Fisika, Program Studi Oseanografi, ITB. S2W-Surabaya, 2009. Report: Touring Pantai Pasir Putih Dalegan. http://s2wsurabaya.org/info-internal/report-touring-pantai-pasir-putih-Dalegan/ Sudarsono, Bambang, 2001. Pengaruh Perubahan Lingkungan Terhadap Rob di Semarang. PILAR Volume 10, Nomor 1. Hal : 19-24, Semarang Sudarsono, Bambang, 2011. Inventaris Perubahan Wilayah Pantai Metode Penginderaan Jauh (Studi Kasus Kota Semarang). Jurnal Teknik – Vol. 32 No. 2 : ISSN 0852-1697. Triatmodjo, Bambang, 2007. Teknik Pantai. Beta Offset : Yogyakarta Yogi,



2010.



http://younggeomorphologys.wordpress.com/2010/04/01/tipe-



%E2%80%93-tipe-pantai/



18



LAMPIRAN



1.



Pantai Dalegan di Peta



Tahun 2004



19



Tahun 2010



Tahun 2012



20



Tahun 2013



21



2.



Perhitungan Numerik a. Data Pengukuran Garis Pantai Pasir Putih, Dalegan Gresik d No. Stasiun Titik Koordinat x (m) y (m) (m) 1



Stasiun 1



2 3 4 5



Stasiun 2



6°53'31.6" S 112°28'0.41” E



7 8



0



10



0.46



Jenis sedimen yang dominan adalah sedimen berpasir



6°53'31.5" S 112°28'0.25” E 6°53'31.2" S 112°28'0.01” E 6°53'30.9" S 112°28'59.4” E



50



-



-



-



100



-



-



-



150



-



-



-



6°53'30.4" S 112°28'57.9” E



200



10



0.76



Jenis sedimen yang dominan adalah sedimen berpasir



250



-



-



-



300



-



-



-



350



-



-



-



6°53'29.7" S 112°28'56.4” E 6°53'28.3" S 112°27'55.4” E 6°53'27.5" S 112°27'54.0” E



6



Keterangan



b. Konversi Data Garis Pantai Pasir Putih, Dalegan Gresik No. 1 2 3 4 5 6 7 8



Latitude (Lintang) Degree Minute Second Position 6 53 31.6 S 6 53 31.5 S 6 53 31.2 S 6 53 30.9 S 6 53 30.4 S 6 53 29.7 S 6 53 28.3 S 6 53 27.5 S



Latitude Decimal -6.892111 -6.892083 -6.892 -6.891917 -6.891778 -6.891583 -6.891194 -6.890972



Longtitude (Bujur) Degree Minute Second Position 112 28 0.41 E 112 28 0.25 E 112 28 0.01 E 112 28 59.4 E 112 28 57.9 E 112 28 56.4 E 112 27 55.4 E 112 27 54 E



Longtitude Geographic Geocentric Geographic Latitude Latitude Longtitude Decimal 1.962916 112.466781 -0.12029 -0.119492 1.962915 112.466736 -0.12029 -0.119492 1.962914 112.466669 -0.120288 -0.11949 1.963202 112.483167 -0.120287 -0.119489 1.963194 112.48275 -0.120284 -0.119486 1.963187 112.482333 -0.120281 -0.119483 1.962891 112.465389 -0.120274 -0.119476 1.962885 112.465 -0.12027 -0.119473



Distance (m) 13331.23131 13331.22457 13331.2039 13333.13885 13333.06402 13332.99593 13330.95136 13330.89002



22



c. Perubahan Garis Pantai Untuk 5 Tahun Kedepan X (m)



Pias



Yawal (m)



Tan ai



Tan ab



ab



Sin ab



Cos ab



P1 (ton m/s/m)



Qs (m3/hr)



DY(i)



Yakhir (m)



0 50 100 150 200 250



0 1 2 3 4 5



13331.2 13331.2 13331.2 13333.1 13333.1 13333



0.00566 0.01734 -1.6236 0.06279 0.05713 1.7156



1.19 1.18 0.46 1.17 1.17 0.95



49.94 49.83 24.79 49.41 49.46 43.68



0.77 0.76 0.42 0.76 0.76 0.69



0.64 0.65 0.91 0.65 0.65 0.72



1.29 1.29 1.00 1.29 1.29 1.31



188.53 188.66 145.70 189.10 189.05 191.17



-15.82 -15.83 -12.22 -15.86 -15.86 -16.04



13315.42 13315.40 13318.98 13317.27 13317.20 13316.96



300 350



6 7



13331 0.05147 13330.9 11185.9



1.17 0.84



49.51 40.00



0.76 0.64



0.65 0.77



1.29 1.29



189.00 188.46



-15.86 -15.81



13315.10 13315.08



d. Perubahan Garis Pantai Untuk 10 Tahun Kedepan X (m)



Pias



Yawal (m)



Tan ai



Tan ab



ab



Sin ab



Cos ab



P1 (ton m/s/m)



Qs (m3/hr)



DY(i)



Yakhir (m)



0 50 100 150 200 250



0 1 2 3 4 5



13331.2 13331.2 13331.2 13333.1 13333.1 13333



0.00566 0.01734 -1.6236 0.06279 0.05713 1.7156



1.19 1.18 0.46 1.17 1.17 0.95



49.94 49.83 24.79 49.41 49.46 43.68



0.77 0.76 0.42 0.76 0.76 0.69



0.64 0.65 0.91 0.65 0.65 0.72



1.29 1.29 1.00 1.29 1.29 1.31



188.53 188.66 145.70 189.10 189.05 191.17



-31.63 -31.65 -24.45 -31.73 -31.72 -32.07



13299.60 13299.57 13306.76 13301.41 13301.34 13300.92



300 350



6 7



13331 0.05147 13330.9 11185.9



1.17 0.84



49.51 40.00



0.76 0.64



0.65 0.77



1.29 1.29



189.00 188.46



-31.71 -31.62



13299.24 13299.27



e. Perubahan Garis Pantai Untuk 15 Tahun Kedepan X (m)



Pias



Yawal (m)



Tan ai



Tan ab



ab



Sin ab



Cos ab



P1 (ton m/s/m)



Qs (m3/hr)



DY(i)



Yakhir (m)



0 50 100 150 200 250



0 1 2 3 4 5



13331.2 13331.2 13331.2 13333.1 13333.1 13333



0.00566 0.01734 -1.6236 0.06279 0.05713 1.7156



1.19 1.18 0.46 1.17 1.17 0.95



49.94 49.83 24.79 49.41 49.46 43.68



0.77 0.76 0.42 0.76 0.76 0.69



0.64 0.65 0.91 0.65 0.65 0.72



1.29 1.29 1.00 1.29 1.29 1.31



188.53 188.66 145.70 189.10 189.05 191.17



-47.45 -47.48 -36.67 -47.59 -47.58 -48.11



13283.78 13283.74 13294.53 13285.55 13285.48 13284.88



300 350



6 7



13331 0.05147 13330.9 11185.9



1.17 0.84



49.51 40.00



0.76 0.64



0.65 0.77



1.29 1.29



189.00 188.46



-47.57 -47.43



13283.38 13283.46



23



f.



Perubahan Garis Pantai Untuk 20 Tahun Kedepan



X (m)



Pias



Yawal (m)



Tan ai



Tan ab



ab



Sin ab



Cos ab



P1 (ton m/s/m)



Qs (m3/hr)



DY(i)



Yakhir (m)



0 50 100 150 200 250



0 1 2 3 4 5



13331.2 13331.2 13331.2 13333.1 13333.1 13333



0.00566 0.01734 -1.6236 0.06279 0.05713 1.7156



1.19 1.18 0.46 1.17 1.17 0.95



49.94 49.83 24.79 49.41 49.46 43.68



0.77 0.76 0.42 0.76 0.76 0.69



0.64 0.65 0.91 0.65 0.65 0.72



1.29 1.29 1.00 1.29 1.29 1.31



188.53 188.66 145.70 189.10 189.05 191.17



-63.26 -63.31 -48.89 -63.46 -63.44 -64.15



13267.97 13267.92 13282.31 13269.68 13269.62 13268.85



300 350



6 7



13331 0.05147 13330.9 11185.9



1.17 0.84



49.51 40.00



0.76 0.64



0.65 0.77



1.29 1.29



189.00 188.46



-63.42 -63.24



13267.53 13267.65



g. Perubahan Garis Pantai Untuk 25 Tahun Kedepan X (m)



Pias



Yawal (m)



Tan ai



Tan ab



ab



Sin ab



Cos ab



P1 (ton m/s/m)



Qs (m3/hr)



DY(i)



Yakhir (m)



0 50 100 150 200 250



0 1 2 3 4 5



13331.2 13331.2 13331.2 13333.1 13333.1 13333



0.00566 0.01734 -1.6236 0.06279 0.05713 1.7156



1.19 1.18 0.46 1.17 1.17 0.95



49.94 49.83 24.79 49.41 49.46 43.68



0.77 0.76 0.42 0.76 0.76 0.69



0.64 0.65 0.91 0.65 0.65 0.72



1.29 1.29 1.00 1.29 1.29 1.31



188.53 188.66 145.70 189.10 189.05 191.17



-79.08 -79.13 -61.12 -79.32 -79.30 -80.19



13252.15 13252.09 13270.09 13253.82 13253.76 13252.81



300 350



6 7



13331 0.05147 13330.9 11185.9



1.17 0.84



49.51 40.00



0.76 0.64



0.65 0.77



1.29 1.29



189.00 188.46



-79.28 -79.05



13251.67 13251.84



3.



Pantai Dalegan



24



25