Laporan Praktikum Subak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM & SURVEI LAPANGAN TEKNIK IRIGASI SUBAK PENGENALAN ALAT PERTANIAN & STRUKTUR ORGANISASI SUBAK DI MUSEUM SUBAK TABANAN, PENGENALAN SISTEM IRIGASI DI SUBAK SIGARAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN Laporan praktikum ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik Irigasi Subak Dosen pengampu: Dr.Ir. Sumiyat, STP., MP dan Ir. I Wayan Tika, MP



Oleh : I Gusti Ngurah Agung Yogi Angga Diatmika (1411305016)



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA BALI 2016



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini seiring berjalannya waktu teknologi di segala bidang sangat berkembang secara pesat, khususnya dalam bidang pertanian, dimana penggunaan peralatan pertanian semakin canggih, seperti penggunaan alat trasnplanter untuk menanam tanaman pertanian serta alat-alat pertanian lainnya. Di Bali sistem pertanian yang dilakukan adalah sistem pertanian yang disebut dengan Subak. Subak adalah suatu masyarakat hokum adat yang memiliki karakteristik sosioagraris religius, pengertian ini pada dasarnya dinyatakan dalam peraturan daerah pemerintah daerah Provinsi Bali No.02/PD/DPRD/1972. Subak yang merupakan suatu sistem irigasi yang memiliki teknologi sepadan yang menyatu dengan sosio-kultural masyarakat. Kesepadanan teknologi subak dapat dilihat dari pemahaman terhadap cara pemanfaatan air yang berlandaskan konsep Tri Hita Karana dalam tata cara membuat bangunan dan jaringan fisik irigasi, cara pengoprasian, pemeliharaan secara berkala yang diketuai oleh pekaseh (ketua subak), informasi untuk pengolahannya serta kelembagaan yang jelas. Sistem irigasi subak bisa dikatakan juga mencakup nilai tradisional-religius, hal tersebut dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang digunakan baik dalam irigasi, pengolahan lahan sampai padi masuk ke lumbung. 1.2 Tujuan Dari latar belakang tersebut, tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah, sebagai berikut: 1.2.1 Untuk mengetahui sarana atau alat yang digunakan pada beberapa sistem yang terdapat pada subak. 1.2.2 Untuk mengetahui struktur organisasi subak. 1.2.3 Untuk mengetahui jaringan irigasi beserta beberapa teknik pengolahan air irigasi pada sistem irigasi subak.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Subak Subak merupakan suatu organisai masyarakat yang berkembang di daerah Bali yang khusus mengatur sistem pengairan atau irigasi sawah secara tradisional. Subak berlandaskan dari konsep Tri Hita Karana. Tri Hita Karana merupakan tiga penyebab kebahagian dan kesejahteraan. Penerapan dalam sistem subak yaitu: a. Parahyangan, merupakan hubungan harmonis manusia dengan Tuhan. b. Pawongan, merupakan hubungan harmonis manusia dengan manusia. c. Palemahan, merupakan hubungan harmonis manusia dengan alam dan lingkungannya. Subak merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Bali, kata subak pertama kali dilihat dalam prasasti Pandak Bandung (1072 M). Kata subak mengacu pada sebuah lembaga social dan keagamaan yang terbilang unik, memiliki pengaturan sendiri yang digunakan untuk menetapkan penggunaan air irigasi untuk kegiatan di sawah. 2.2 Museum Subak Museum subak merupakan suatu tempat yang ditujukan untuk mengetahui peralatan dan pembagian sistem irigasi di subak, dengan adanya museum subak tersebut generasi muda mampu mengetahui peralatan-peralatan pertanian yang ada di museum subak. Di Bali ada satu museum subak yaitu di daerah Tabanan, Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Indonesia, museum ini berjarak sekitar 20 km dari kota Denpasar, Ibukota Provinsi Bali. Museum Subak Sanggulan ini diresmikan pada tanggal 13 Oktober 1981. Museum ini merupakan museum khusus karena memamerkan satu tema, yaitu sistem pertanian di Bali. 2.3 Gatra Fisik Subak Gatra fisik subak berhubungan dengan bangunan-bangunan yang ada di dalam organisasi subak, subak memiliki bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai pembagian air, rapat atau paruman anggota subak dan lain sebagainya. Bangunan-bangunan yang ada di subak antara lain: a. b. c. d. e. f. g. h.



Empelan, sebagai sumber aliran air/bendungan. Bungas/buka, berfungsi sebagai pemasukan air (in take). Auang adalah saluran air yang tertutup atau terowongan. Telabah aya (gede), adalah saluran utama. Tembuku aya (gede), adalah bangunan untuk pembagian air utama. Telabah tempek, sebagai saluran air cabang. Telabah cerik, sebagai saluran air ranting. Telabah penyacah (tali kunda), di beberapa tempat dikenal dengan istilah “penasan” (untuk 10 bagian), panca (untuk 5 orang)



2.4 Subak Sigaran



Dalam bidang pertanian tidak akan lepas dengan suatu peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan bertani karena alat pertanian mampu meringankan kerja seorang petani. Alat pertanian merupakan suatu perkakas atau benda yang digunakan untuk melakukan kegiatan bertani seperti membersihkan lahan pertanian, meratakan lahan pertanian, memperbaiki saluran irigasi dan lain sebagainya.



BAB III



METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum.mata kuliah Teknik Irigasi Subak ini dilakukan di Museum Mandala Mustika Subak pada hari Sabtu,19 November 2016 bertempat di Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali. 3,2 Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: o Alat tulis (ATK). o Penggaris o Kamera/Handphone 3.3 Prosedur Praktikum a. Museum  Catat dan dokumentasikan sarana dan alat yang digunakan pada beberapa sistem yang terdapat pada subak. Perlu diketahui keterangan dari narasumber pada saat penjelasan di lapangan serta informasi lainnya yang terkait dilokasi merupakan sumber refrensi dari metode ini.  Kelompokkan sarana atau alat tersebut berdasarkan sistem yang ada di subak.  Bandingkan karakteristik sarana atau alat tersebut dengan sarana atau alat yang digunakan pada saat ini. b. Subak  Pengamatan dan pengukuran yang dilakukan pada lokasi ini merupakan sumber data dari praktikum topik 2 dan topic 3.  Terkait dengan topic 2 silahkan eksploitasi data yang diperlukan dan didiskusikan dengan nara sumber di lapangan.  Terkait dengan topic 3, lakukan beberapa hal sebagai berikut. o Amati dan catat subsistem jaringan air irigasinya. Untuk hal ini perhatikan gambar 1 dan gambar 2, serta nara sumber sebagai bahan acuan. o Catat dan dokumentasikan sistem distribusi dan alokasi



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Sarana dan Prasarana Sistem Irigasi Suba (Topik 1) 1.



Hasil dan Pembahasan



Peralatan yang ada di museum Subak Mandala Mustika merupakan perlatan pertanian yang masih tradisional, perlatan, adapun data-data peralatan yang ada di museum Subak antara lain, sebagai berikut: a. Pengolahan Lahan No 1



Nama Dulu Tengala



Nama Sekarang Traktor



Kondisi Dulu



Kondisi Sekarang



Perbandingan Perbandingan tengala dengan traktor, dari segi tenaganya tengala menggunakan tenaga sapi, sedangkan traktor menggunakan bensin dan waktu yang diperlukan traktor lebih efisien dibandingkan dengan tengala.



b. Sistem Panen dan Pasca Panen No 1



2



Nama Dulu Sabit



Nama Sekarang Mesin Stripper



Lesun g



Selep padi



Kondisi Dulu



Kondisi Sekarang



Perbandingan Pada jaman dulu, alat yang digunakan untuk memotong padi adalah sabit, namun dalam segi efisiensi waktu penggunaan mesin stripper lebih efisien, karena pemotongan padi di lahan lebih luas, sehingga waktu lebih efisien. Penggunaan selep padi lebih efektif dan efisien dibandingkan alat lesung, karena gabah yang digiling seditit mengalami losisis dan melakukan penggilingan lebih cepat.



3



Cikar



Mobil



4



Gerej ag



Mesin Penggili ng Padi



5



Keran Karung jang Jineng Gudang penyimp anan



6



Penggunaan cikar masih menggunakan tenaga sapi, sedangkan jika menggunakan mobil sehingga pendistribusian dapat dilakukan lebih cepat. Pada jaman dulu petani menggunakan gerejag sebagai alat untuk merontokkan padi dengan menggunakan tenaga manusia, sedangkan sekarang petani sudah menggunakan mesin penggiling padi.



Pada jaman dulu penyimpanan hasil pertanian disimpan dalam sebuah bangunan yang disebut dengan jineng, pada jaman sekarang padi disimpan di gudang yang lebih luas.



c. Sistem Pembibitan No 1



Nama Dulu Suwah Bulih



Nama Sekarang Mesin Tanam Padi (trasnpla nter)



Kondisi Dulu



Kondisi Sekarang



Perbandingan Pada jaman dulu dalam menanam padi petani menggunakan suwah bulih, namun sekarang dibeberapa daerah petani sudah mengenal mesin tanam padi yang lebih efektif dan efisien.



d. Sistem Pemeliharaan No 1



Nama Dulu Cangkul



Nama Sekarang Cangkul



Kondisi Dulu



Kondisi Sekarang



Perbandingan Cangkul dari zaman-zaman tidak mengalami perubahan bentuk, hanya saja jenis bahan yang digunakan berbeda-beda,



2



Lelakut



Sensor Orang Sawah



Pada zaman dulu untuk menakuti hama padi masih menggunakan lelakut (orangan sawah) sedangkan di zaman ini sudah menggunakan peralatan yang berupa sensor suara atau sensor gerak.



e. Sistem Irigasi No



Nama Dulu



1



Tembuku



Nama Sekara ng Tembu ku



Kondisi Dulu



Kondisi Sekarang



Perbandingan



Perbandingan tembuku zaman dulu dengan sekarang hanya dalam segi kepermananenan, tembuku yang digunakan sekarang lebih permanen karena dibuat dengan beton.



f. Sistem Paruman Subak No 1



Nama Dulu Janggi



Nama Sekarang Jam



2



Kul-kul



Hand Phone



Kondisi Dulu



B. Struktur Organisasi Subak (Topik 2) 1. Hasil



Kondisi Sekarang



Perbandingan Perbedaan penggunaan jam dengan janggi, janggi menghitung waktu mundur, dimana jika air dalam janggi sudah habis maka batas waktu sudah habis. Sedangkan jam dapat diukur dengan waktu yang telah ditentukan Perbandingan penggunaan kulkul dengan Handphone, meggunakan handphone lebih efektif dan efisien karena mampu menyampaikan informasi kapanpun dan dimanapun.



Berdasarkan praktikum lapangan yang dilakukan di Museum Subak Mandala Mustika, data yang diperoleh sebagai berikut: Paruman Subak Pekaseh/Kelian Subak Juru Raksa/Bendahara



Juru Tulis Juru Arah Krama Subak



2. Pembahasan Dalam pengorganisasian subak sebagai organisasi yang otonomi memiliki hak mengurus rumah tangganya sendiri serta dapat menetapkan awig-awig. Awig-awig merupakan sutau peraturan atau pedoman bertingkah laku secara tertulis yang diterapkan di organisasi subak tersebut. Didalam awig-awig terdapat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh anggota subak atau disebut juga dengan krama subak. Krama subak adalah para petani yang memiliki garapan sawah dan mendapatkan bagian air pada sawahnya. Dalam anggota subak terdapat beberapa kelompok yang disebut dengan Sekaa. Krama subak digolongkan menjadi 3, yaitu: a. Krama aktif, adalah anggota (krama) yang aktif seperti pekasehn sekaa yeh atau sekaa subak. b. Krama pasif, adalah anggota (krama) atau anggota yang mengganti kewajibannya dengan uang atau natura karena beberapa penyebab yang disebut dengan pengampel atau pengohot. c. Krama luput, yaitu anggota (krama) yang tidak aktif dalam segala kegiatan subak karena tugasnya sebagai orang penting, seperti kepala desa atau bendesa adat dan menjadi pemangku (orang suci). Kepengurusan organisasi Subak, sebagai berikut: a. Pekaseh atau Kelian Subak, merupakan seorang yang memimpin paruman subak, yang memiliki kewajiban memimpin, mengarahkan dan mengatur segala kegiatan yang dilakukan dalam paruman subak. Pemilihan ketua subak biasanya dipilih berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya dalam bidang pertanian dan telah dipercayai oleh krama subak untuk memimpin organisasi subak tersebut. b. Wakil Kelian Subak, Pangliman atau Petujuh merupakan wakil dari pekaseh yang bertugas sebagai wakil ketika ketua subak berhalangan dalam hal yang menyangkut dengan kegiatan organisasi subak. c. Penyarikan/ Juru Tulis merupakan jabatan sekertaris yang bertugas menulis segala keputusan dalam rapat atau paruman subak serta menulis denda-denda krama yang telah melanggar awig-awig dalam subak. d. Petengen/Juru Raksa, bisa disebut dengan bendahara, yaitu seorang yang bertugas membawa uang yang didapat dari iuran, sumbangan dan dari hasil denda krama subak yang melanggar awig-awig.



e. Juru Arah, seseorang yang bertugas menyampaikan informasi-informasi yang berhubungan dengan subak, misalnya penyampain informasi diadakannya paruman atau rapat subak, pembersihan saluran irigasi dan lain sebagainya, dilakukan dengan memukul kul-kul sebagai tanda akan dilakukannya sangkep atau paruman serta menyampaikan informasi dari pintu ke pintu krama subak. f. Pemangku, merupakan seseorang yang bertugas dibidang ritual atau keagamaan. g. Krama Subak, merupakan anggota umum dari suatu paruman subak. Karena tidak memiliki jabatan apapun, krama subak memiliki kewajiban yaitu ikut serta dalam segala kegiatan subak serta mematuhi awig-awig yang ada di subak. C. Jaringan Irigasi dan Teknik Pengolahan Air Irigasi (Topik 3) Pada praktikum lapangan yang dilakukan di Subak Sigaran, terdapat dua buah saluran, yaitu saluran barat dan saluran timur. Saluran barat memiliki ukuran lebar tembuku yaitu 186 cm dan saluran timur memiliki lebar tembuku 114 cm. Selain tembuku, terdapat juga saluran ngeleb dengan lebar 107,8 cm dan lebar saluran ke jero yaitu 3,5 cm. Berikut gambaran dari saluran tembuku dan saluran ngeleb di Subak Sigaran:



186 cm



114 cm



(tembuku kauh)



(tembuku kangin)



107,8 cm (ngeleb)



3,5 cm (kejero)



a. Lebar Tektek Untuk menghitung lebar saluran air yang masuk dari saluran ngeleb ke jero yaitu: 107,8 =30,8 cm 3,5 b. Perkiraan Luas Lahan Sawah Dalam menghitung luas sawah di bagian barat dan bagian timur, dapat dihitung dengan memperhatikan lebar saluran pembagi air yang masuk ke sawah bagian barat dan bagian timur. Adapun lebar saluran pembagi air ke masing-masing lahan persawahan sebagai berikut: o Tembuku timur = 114 cm o Tembuku barat = 186 cm o Luas Lahan Total = 25 Ha 



Perkiraan luas sawah bagian timur : 114 x 25=9,5 Ha 114 +186







Perkiraan luas sawah bagian barat :



186 x 25=15,5 Ha 186+ 114 Sehingga dapat disimpulkan untuk luas sawah di bagian timur 9,5 Ha dan luas sawah bagian barat 15,5 Ha, dan jumlah total luas sawah adalah perkiraan dari penjumlahan dari sawah bagian barat dan sawah bagian timur seluas 25 Ha. Sistem pengolahan irigasi yang terdapat di Subak Sigaran yaitu menggunakan sistem one inlet. Sistem one inlet diterapkan jika suatu lahan dengan pemilik yang sama, artinya hanya ada satu saluran pemasukan air ke lahan sawahnya. Adapun skema sederhana sistem inlet pada Subak Sigaran:



Dalam pengolahan air teknik yang diterapkan di Subak Sigaran ada tiga cara yaitu pawiwit, nyilih yeh, dan ngenyatin. a. Pawiwit Dalam awig-awig subak jadwal tanam dilakukan secara serentak, namun jika kondisi dari air yang surut maka rentang waktu penanaman dapat difleksibelkan. Pada kondisi air sulit, krama biasanya melakukan penanaman secara bertahap dari hulu ke hilir. b. Ngenyatin Ngenyatin merupakan suatu teknik pengurasan air di lahan pertanian dan tidak memasukan air ke sawah lagi. Tujuan dari ngenyatin adalah dalam proses pemupukan lahan, pemberantasan hama dan penyakit, serta menjelang panen. Ngenyatin dilakukan setiap dua minggu dengan lama sekitar tiga hari. Air yang dibuang melalui luahan ke telepas pengutangan, sehingga air yang tidak dipakai bisa digunakan oleh krama subak yang lahannya terletak dihilir. c. Nyilih yeh Nyilih yeh yang memiliki arti “meminjam air, kegiatan nyilih yeh dilakukan oleh petani secara individu atau dari tempek dengan persetujuan dari pihak yang berwenang sehingga dalam kurun waktu tertentu pihak yang memberikan pinjaman (nyilih) mendapatkan proses yang lebih kecil dari kondisi normal.



BAB V



PENUTUP 5.1 Kesimpulan Subak merupakan organisasi masyarakat yang bergerak dibidang sistem pengairan sawah di Bali. Subak berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana: a) Parhyangan, hubungan baik antara manusia dengan tuhan. b) Pawongan, hubungan baik antara manusia dengan manusia. c) Palemahan, hubungan manusia dengna lingkungan sekitar. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pertanian subak di Bali masih kebanyakan bersifat tradisional dan penggunanya kurang efektif dan efisien, namun di era maju seperti sekarang peralatan pertanian yang digunakan sudah mulai lebih modern, seperti penggunaan traktor dalam pengolahan lahan, mesin penggiling padi. Sarana dan prasarana pertanian tradisional mulai ditinggalkan karena kurang efektif dan efisien dalam pengolahan lahan persawahan. Penggunaan alat pertanian yang modern dapat mempermudah dan mempermudah pekerjaan krama subak sehingga hasil yang diperoleh nantinya akan lebih maksimal. Kepengurusan organisasi subak diketuai oleh ketua subak yang disebut dengan pekaseh, pekaseh memiliki kewajiban dalam memimpin, mengerahkan dan mengatur segala kegiatan yang berhubungan dengan subak. Wakil ketua atau disebut dengan pangliman bertugas sebagai mewakili kegiatan subak jika pekaseh berhalangan hadir. Penyarikan atau sekertaris bertugas untuk menulis hasil paruman atau rapat subak dan lain sebagainya yang berhubungan dengan administrasi. Bendahara atau juru raksa, bertugas untuk membawa uang yang didapat dari iuran, sumbangan sukarela, serta denda-denda yang didapat dari krama subak yang melanggar awigawig yang ada. Juru arah memiliki tugas dalam menyampaikan informasi dari ketua atau kelian yang disampaikan kepada krama subak. Pengukuran jaringan irigasi di Subak Sigaran terdapat dua buah saluran yaitu tembuku kauh dan tembuku kangin, dengan lebar masing-masing 186 cm dan 114 cm, selain tembuku terdapat juga saluran ngeleb dengan lebar 107,8 cm dan lebar saluran kejero 3,5 cm. Perhitungan lebar tek-tek sebagai berikut : 107,8 =30,8 cm 3,5 Serta dalam perkiraan luas lahan sawah : 



Perkiraan luas sawah bagian timur : 114 x 25=9,5 Ha 114 +186







Perkiraan luas sawah bagian barat : 186 x 25=15,5 Ha 186+ 114



Sehingga dapat disimpulkan untuk luas sawah di bagian timur 9,5 Ha dan luas sawah bagian barat 15,5 Ha, dan jumlah total luas sawah adalah perkiraan dari penjumlahan dari sawah bagian barat dan sawah bagian timur seluas 25 Ha.



5.2 Saran Saran praktikum lapangan di Musem Subak : pada kunjungan lapangan di museum subak sebaiknya dalam memasuki museum harus lebih berhati-hati agar tidak merusak sarana dan prasarana yang terdapat di Museum. Saran praktikum lapangan dalam pengukuran jaringan irigasi sebaiknya dalam pengukuran harus dilakukan dengan lebih teliti supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data.



DAFTAR PUSTAKA



https://id.wikipedia.org/wiki/Subak_(irigasi) http://www.id.baliglory.com/2016/04/subak-bali.html http://budgeo90.blogspot.co.id/2012/07/subak-bali.html



LAMPIRAN