Laporan Refleksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN REFLEKSI



Nama: Wina Maria Nim: 1420121113



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG



LAPORAN REFLEKSI Nama : Wina Maria



Topik : Perawatan Luka SC



NIM



Tanggal: 19 desember 2021



: 1420121113



Ada dua cara bagi ibu hamil untuk melahirkan bayi, yaitu dengan cara persalinan normal dan operasi Caesar atau C-Section. Kebanyakan ibu hamil ingin melahirkan secara normal, akan tetapi operasi Caesar kadang harus dipilih karena berbagai alasan medis. Setelah menonton video praktek prosedur mengenai perawatan luka SC membuat saya kembali mengingat tahapan yang benar untuk melaksanakan perawatan luka post SC. Saya jelaskan kembali mengenai tahap-tahap dari prosedur perawatan luka SC yaitu diawali dengan persiapan alat yang terdiri dari handscone, handscone steril (gamex), handrub, set gv (pinset anatomis dan pinset cirugis, kom) , kassa steril/kapas lidi, korentang, perlak, piala ginjal, larutan Nacl, dermafix/opsite jika ada dan juga plester. Setelah persiapan alat persiapan lingkungan, dimulai dengan menutup tirai setelah itu mulai dengan mengatur posisi klien, hingga klien merasa nyaman. Perawat mengkonfirmasi identitas klien, kemudian menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan. Setelah itu perawat terlebih dahulu mencuci tangan dan mengenakan skort, mempersiapkan set gv beserta kassa/ kapas lidinya. Prosedur diawali dengan menggunakan sarung tangan bersih dan memasang perlak. Kemudian longgarkan plester luka dengan membasahi plester dengan kapas lidi yang sudah dibasahi dengan NS atau menggunakan kassa yang sudah dibasahi NS kemudian longgarkan dengan pinset. Jika rekatan sudah longgar atau lepas jangan langsung diangkat perbannya. Siapkan alat GV jangan angkat atau buka bagian luar set Gv dengan korentang, gunakan korentang untuk mengambil alat gv bagian dalam yang steril. Siapkan kassa steril masukkan ke kom, siapkan larutan Ns saat menyiapkan larutan NS jangan terlalu dekat untuk meminimalisir kontaminasi dengan area yang tidak steril. Pasang gamex (handscone steril), angkat atau lepaskan perban dengan pinset, simpan perban kotor di piala ginjal. Mulai bersihkan luka dengan kassa yang sudah dibasahi dengan NS, jangan lupa diperas terlebih dahulu agar tidak terlalu basah.



Bentangkan kassa yang sudah dibasahi dengan NS kemudian ditekan-tekan, observasi apakah luka kering atau mengeluarkan pus/darah. Setelah ditekan, gulung kassa yang dibentangkan pada luka tadi dengan menggunakan pinset dari kiri ke kanan agar tetap steril, lakukan hingga bersih. Setelah itu keringkan dengan kassa steril dan tutup dengan opsite/dermafix, jika tidak ada tutup dengan kassa steril dan tempel fixomull. Bersihkan alat yang telah digunakan, lepaskan handscone dan mencuci tangan Kembali setelah selesai prosedur. Setelah menyelesaikan menonton prosedur perawatan luka SC bagian yang menginspirasi saya adalah pada saat melakukan perawatan luka kita dapat sambil mengobservasi keadaan dari luka tersebut. Kita dapat mengetahui perkembangan dari luka yang dilakukan perawatan, apabila luka kering dan baik tanpa adanya pus berarti perawatan yang dilakukan selama ini berhasil. Disini peran perawat sebagai educator yang turut andil dalam memberikan penkes dan motivasi kepada klien mengenai cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendukung penyembuhan pada luka post SC tersebut. Dengan menonton kembali video mengenai perawatan luka SC ini dapat menambah pengetahuan saya seputar perawatan luka SC. Prinsip dari perawatan luka umumnya sama yaitu steril. Sebagai perawat saya harus memahami dengan benar mengenai prosedur perawatan luka ini, karena jika perawatan luka tidak dilakukan dengan benar maka proses penyembuhan jaringan juga akan lama dan mungkin akan terjadi resiko infeksi juga. Oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan yang melayani klien dengan kasih, saya harus bekerja sesuai prosedur agar asuhan keperawatan yang diberikan dapat maksimal sehingga klien dapat memperoleh kesembuhan dengan cepat dengan hasil yang memuaskan. Dari video perawatan luka SC dapat disimpulkan bahwa perawatan luka adalah suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, mengangkat jahitan, menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka. Tujuan dari perawatan luka SC ini yaitu, mencegah terjadinya infeksi, mempercepat proses pemnyembuhan luka dan meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.



Sumber: Buku Ajar Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan. (2020). (n.p): Deepublish. LAPORAN REFLEKSI Nama : Wina Maria



Topik : Pemeriksaan fisik BBL



Nim



Tanggal : 19 Desember 2021



: 1420121113



Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah prosedur yang wajib dilakukan dan bertujuan untuk memastikan apakah bayi baru lahir tersebut dalam keadaan sehat atau memiliki kelainan tubuh maupun gangguan kesehatan. Adapun tahapan dari pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir adalah pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan fisik head to toe dan pemeriksaan refleks bayi baru lahir. Pada pemeriksaan fisik dimulai dengan mencuci tangan terlebih dahulu setelah itu awali dengan penilaian apgar score, sebelum pemeriksaan buka baju bayi, kemudian kita nilai dimulai dari warna kulit (Appereance) nilai 0: seluruh kulit biru, nilai 1: warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis), nilai 2: warna kulit tubuh, tangan, dan kaki normal merah muda, tidak ada sianosis. Denyut nadi (Pulse) nilai 0: tidak ada, nilai 1: 100x/mt. Respon refleks (Grimance) nilai 0: tidak ada respon terhadap stimulasi, nilai 1: menangis lemah/ meringgis saat stimulasi, nilai 2: meringgis dan aktif. Tonus otot (Activity) nilsi 0: lemah/ tidak ada gerakan, nilai 1: sedikit gerakan, nilai 2: bergerak aktif. Pernapasan (respiration) nilai 0: tidak ada, nilai 1: lemah/tidak teratur, nilai 2: menangis kut, pernapasan baik dan teratur. Jika bayi mendapat nilai 7 atau lebih pada tes dianggap dalam keadaan sehat, apabila dibawah 7 berarti bayi mungkin memerlukan perawatan medis seperti menyedot saluran udara atau oksigen untuk membantu bernafas lebih baik. Pemeriksaan fisik BBL meliputi: kepala; cek apakah ada benjolan, kelainan atau tidak. Mata; apakah ada kelainan/ keutuhan mata. Hidung; ada terasa hembusan nafas, apakah lubang nya lengkap, adakah trauma. Mulut; bentuk dan ukuran nya baik. Telinga; apakah utuh, apakah posisi telinga berada garis lurus dengan mata. Leher; apakah simestris, apakah ada massa atau kelainan. Tangan; jumlah jari tangan apakah lebih atau kurang. Dada/ payudara apakah



jarak antar puting berada pada garis sejajar. Perut; inspeksi abdomen bundar dan simetris, palpasi abdomen lunak tidak nyeri tekan dan tidak ada massa. Punggung; letakkan bayi dalam posisi tengkurap, periksa apa ada spina bifilda. Genitalia; apakah ada labia mayora, minora atau adakah penis. Anus; apakah posisi ditengah, uji dengan menginsersi jari kelingking. Kaki; jumlah jari lengkap atau kurang atau lebih. Pemeriksaan antropometri dengan timbang berat badan, Panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lingkar perut. Pemeriksaan refleks BBL meliputi refleks moro, refleks rooting, swallowing refleks, sucking refleks, refleks berkedip, refleks pupil, palmar grasp refleks, Babinski refleks, breathing refleks, refleks tonic neck, refleks labirin, refleks merangkak atau crawling, refleks berjalan dan melangkah (stepping), refleks yawning, refleks swimming, dan refleks patella. Bagian dari pemeriksaan yang menginspirasi adalah semua tahapan dalam pemeriksaan, disini peran perawat penting untuk melakukan pengecekan seluruh tubuh dan refleks bayi. Jika ada pemeriksaan yang terlewatkan maka penilaian terhadap bayi baru lahir ini menjadi tidak valid. Setelah menonton video mengenai pemeriksaan fisik bayi baru lahir, saya menjadi lebih mendalami dan menambah ilmu mengenai pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, selain itu juga dapat mengaplikasikan pemeriksaan BBL dengan kasus adaptasi bayi baru lahir, dan dapat melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir secara komprehensif sesuai protap yang ada. Sumber: Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. (2019). (n.p): Deepublish



LAPORAN REFLEKSI Nama : Wina Maria



Topik : Breast Care



NIM



tanggal : 19 Desember 2021



: 1420121113



Perawatan payudara atau breast care merupakan suatu Tindakan yang terdiri atas breast massage (pijat payudara), merawat payudara ketika menyusui, dan merawat payudara usai menyusui. Setelah menonton video praktek mengenai breast care saya menjadi tahu mengenai tahap-tahap dan tujuan dari breast care tersebut. Adapun tahap-tahap yang dilakukan saat perawatan payudara meliputi persiapan alat yang terdiri dari minyak zaitun, kapas, air hangat, handrub, handuk besar dan kecil, dan air dingin di dalam kom. Setelah persiapan alat siap, Tindakan dimulai dengan menggunakan handuk besar untuk menutup punggung yang terbuka kemudian mencuci tangan dengan 7 langkah, ambil dua kapas dan basahi dengan minyak zaitun, tempelkan pada area putting susu dan lakukan Gerakan memutar kedalam dan keluar sebanyak 30x untuk membersihkan kotoran yang menyumbat jalan keluarnya asi, setelah itu Tarik putting susu ke arah depan sebanyak 30x untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Selanjutnya basahi kedua tangan dengan minyak zaitun, kemudian lakukan massage dipayudara dimulai dari bagian tengah, atas, samping dan bawah kemudian sentilkan kearah depan lakukan sebanyak 30x. Selanjutnya letakkan salah satu tangan pada bagian bawah payudara untuk menyanggah kemudian urut pelan bagian payudara dengan tangan bagian samping jari kelingking kemudian lakukan gerakan yang sama pada payudara yang lainnya dan lakukan sebanyak 30x pengulangan. Gerakan selanjutnya letakkan tangan pada salah satu payudara untuk menyanggah kemudian urut pelan bagian payudara dengan tangan menggenggam gunakan bagian jari yang rata untuk mengurut lakukan pengulangan pada payudara yang lain nya sebanyak 30x. Selanjutnya



letakkan tangan pada bagian bawah payudara untuk menyanggah dan tangan lain menekan payudara dengan gerakan memutar lakukan gerakan yang sama pada payudara yang lainnya sebnyak 30x pengulangan. Selanjutnya salah satu tangan tetap berada dibawah payudara kemudian tangan yang satu mulai mengurut payudara dari arah samping ke puting susu yang bertujuan untuk mengeluarkan asi, lakukan gerakan yang sama pada payudara yang satunya dan lakukan 30x pengulangan. Selanjutnya ambil handuk kecil yang sudah direndam air hangat, kemudian peras, dan letakkan handuk pada bagian payudara usahakan menutupi seluruh payudara dan diamkan selama 5menit setelah selesai lepaskan handuk, kemudian ambil handuk kecil yang sudah direndam di air dingin kemudian taruh handuk di payudara usahakan menutup seluruh payudara, dan biarkan selama 5 menit setelah itu lepaskan dan keringkan payudara dengan handuk kering. Pada prosedur breast care ini semua tahapan sangat menginspirasi, dengan menerapkan tahapan breast care maka diharapkan ASI yang dikeluarkan dapat lancar, dan tidak tersumbat. Teknik ini sangat bermanfaat karena diteknik ini mengajarkan tentang personal hygiene, dari perawatan payudara sebagai proses pelancaran ASI. Peran sebagai perawat adalah advocad dimana perawat memberikan arahan bagaimana cara melakukan Tindakan breast care secara baik dan benar. Setelah memahami tentang tindakan breast care saya dapat mengetahui tentang Tindakan breast care yaitu perawatan payudara yang dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kebersihan payudara, melenturkan dan menguatkan putting susu, mengeluarkan putting susu yang masuk kedalam atau datar, dan mempersiapkan produksi ASI. Sumber:



MODUL



AJAR



DAN



PRAKTIKUM



MATERNITAS. (2020). (n.p): CV Jejak (Jejak publisher).



KEPERAWATAN



LAPORAN REFLEKSI Nama : Wina Maria



Topik :



Pemeriksaan



Fisik



Nim



Tanggal : 19 Desember 2021



Ibu



Hamil : 1420121113



Pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan sejak pertama kali tahu bahwa diri kita hamil, hal ini bertujuan untuk memeriksa kondisi kesehatan ibu dan janin yang ada dalam kandungan. Pemeriksaan ibu hamil dimulai dengan persiapan perawat mengenai tindakan yang akan dilakukan, persiapan alat yaitu bak instrument non steril yang berisi tongue spatel, speculum hidung, temp, alat ukur, alat tes telinga, refleks hammer, pen light, dan garputala. Kemudian ada alat pengecapan, fungsi penciuman, alat ttv, penggaris doppler serta jelly, kom berisi kapas cebok, satu kom untuk diisi air hangat atau Nacl, dan piala ginjal, setelah itu siapkan lingkungan dengan menutup tirai. Setelah itu dilanjutkan dengan anamnese pada pasien yang mencakup alasan mencari pelayanan, kehamilan saat ini, rowayat kandungan dan bidan, riwayat medis, riwayat nutrisi, riwayat pemakaian obat-obatan, riwayat keluarga, riwayat sosial, pemgalaman dan pekerjaan, dan riwayat kekerasan fisik, dan cek TTV. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil, mencakup pemeriksaan tinggi badan dan berat badan (konfirmasi ulang BB sebelumnya), pengukuran LILA, anjurkan pasien untuk duduk yang pertama pemeriksaan kepala, rambut (bentuk kepala, ada keluhan atau tidak, rontok atau tidak, intensitas keramas, ada nyeri tekan atau tidak), dahi (ada benjolan atau tidak), mata (anemis atau tidak, simetris atau tidak, sklera ikterik atau tidak, lihat pergerakan bola mata, cek refleks pupil, ada keluhan atau tidak, menggunakan kacamata atau tidak), muka (chloasma gravidarum), telinga (simetris atau tidak, refleks pendengaran dengan garputala, hidung



(simetris atau tidak, cuping hidung, ada sumbatan atau tidak, kebersihan hidung, fungsi penciuman), mulut (mukosa bibir, kebersihan mulut, caries gigi) leher (kelenjar tiroid ada pembesaran atau tidak, jugularis vena pressure). Setelah itu anjurkan pasien untuk berbaring periksa jantung dan paru-paru, payudara (apakah sudah keluar colostrum, kebersihan payudara, aerola mamae menghitam atau tidak, putting susu keluar atau tidak, pembesaran simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada keluhan atau tidak), abdomen (bentuk abdomen, warna kulit, bising usus, ada lukaoperasi atau tidak, ada keluhan atau tidak, ada pembesaran perut atau tidak, keadaan pusat, pigmentasi dilinea alba, nampakkah Gerakan anak, adakah straegravidarium, palpasi leopold I,II,III,IV, TFU, dan usia kehamilan dalam bulan/minggu), punggung, genitalia (keadaan perineum, ada keputihan atau tidak ,tanda chandwich, kebersihan, warna, bau, ada luka atau tidak, ada kelainan atau tidak, ada keluhan atau tidak), ekstremitas atas dan bawah (ada oedem atau tidak). Setelah menonton video mengenai pemeriksaan fisik pada ibu hamil, seluruh Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik pada ibu hamil tersebut sangat menginspirasi karena semua tahapan tersebut merupakan satu kesatuan yang dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan janin dan juga kesehatan dari ibu. Disinilah peran perawat sebagai educator untuk menghimbau kepada para ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, melakukan prilaku hidup sehat, serta konsumsi makanan dengan pola gizi seimbang agar ibu dan bayi dapat sehat. Perawat juga berperan sebagai tenaga surveilans kesehatan yang memiliki peran pendampingan pada ibu hamil. Program pendampingan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama ibu hamil mengenai Kesehatan masa kehamilan. Setelah pengetahuan



menonton saya



video



bertambah



mengenai



mengenai



pemeriksaan



pemeriksaan



fisik



membuat



kehamilan



secara



menyeluruh, dan dalam hal ini sebagai tenaga Kesehatan khususnya perawat saya dapat berperan sebagai educator atau pendidik, care giver dan juga sebagai konselor. Care giver merupakan peran sebagai pelaksana yang memberikan kesempatan kepada keluarga, untuk mendampingi dan mendengar keluhan klien.



Sebagai konselor yaitu membantu dan memberikan dukungan kepada klien, serta sebagai educator yang berperan sebagai pendidik untuk membantu dan menjelaskan kepada klien tentang perubahan peran ibu pada nifas hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Dengan mendukung program ini juga dapat membantu menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu. Setelah saya memahami tentang pemeriksaan ibu hamil saya menjadi banyak mengetahui tentang pemeriksaan ibu hamil secara menyeluruh, pemeriksaan fisik ibu hamil harus dilakukan secara menyeluruh karena telah terjadi perubahan akibat kehamilan, yang bersumber dari peruahan hormonal. Perubahan system hormonal ini dapat memperberat penyakit ibu yang diderita sebelumnya sehingga saling mempengaruhi antara kehamilan dan penyakitnya. Selain itu, dasar keadaan umum sebelum hamil merupakan bagian penting karena akan mempengaruhi tumbuh kembang janin. Tujuan dari pemeriksaan fisik ibu hamil yaitu untuk memastikan telah terjadi kehamilan, memastikan apakah kehamilannya intrauteri, tunggal, atau ganda, memastikan apakah kehamilannya tergolong beresiko rendah, meragukan atau tinggi, untuk menentukan keadaan janin dan ibu saat ini, untuk menentukan apakah perlu diberikan pengobatan terhadap penyakit yang dihadapi ibu, dan untuk menentukan apakah saat ini diperlukan intervensi medis. Sumber: Pengantar Kuliah Obesteri. (n.d.). (n.p.): Egc.



LAPORAN REFLEKSI Nama : Wina Maria



Topik : Pemasangan dan pelepasan IUD



Nim



tanggal : 20 Desember 2021



: 1420121113



IUD atau Intrauterine Device merupakan alat kontrasepsi dalam rahin (AKDR) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan. IUD dapat dipasang kapan saja selama siklus haid, tetapi pastikan pasien tidak dalam kondisi hamil dengan melakukan test pack terlebih dahulu. Adapun Langkah-langkah persiapan sebelum pemasangan IUD, yaitu anamnese pasien, berikan penjelasan mengenai teknik pemasangan, kelebihan serta kekurangan dari pemasangan IUD tersebut serta mengkaji riwayat penyakit pasien. Setelah pasien mengerti dan setuju



adapun langkah-langah dalam



pemasangan IUD sebagai berikut pemeriksaan tanda-tanda vital (TD dan nadi), setelah itu anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu. Kemudian anjurkan pasien untuk berbaring sembari petugas mencuci tangan, gunakan handscone, alat yang digunakan adalah IUD set steril (copper T380 A), speculum, tenaculum, sonde, plester, gunting benang, piala ginjal, betadine, kom, dan kapas cebok. Setelah pasien dalam posisi litotomi dan telah dipasang duk steril, bersihkan vulva dan vagina dengan kapas cebok, bersihkan vulva bagian kanan dengan usap dari atas ke bawah, dan buang bekas kapas, lalu sebelah kiri dari atas ke bawah juga buang kapas bekas, dan bagian tengah usap dari atas ke bawah, dan buang kapas. Selanjutnya lakukan VT untuk menilai uterus (uterus dalam posisi antefleksi), setelah itu pasang spekulum, setelah porsio dapat lakukan penjepitan dengan tenakulum penjepitan dilakukan kearah pukul 11,



masukkan sonde untuk menentukan ukuran dan posisi uterus (uterus posisi antefkeksi dan ukuran 7cm). Insepter yang sudah berisi IUD masukkan ke uterus, dorong plunger sampai fundus hingga IUD dalam insepter keluar. Lalu plunger tarik perlahan keluar secara withdrawl, setelah itu lakukan pemotongan benang IUD 1 cm didepan portio. Tenaculum dilepas kemudian lepaskan speculum sambil mendorong benang IUD, speculum dan tenaculum rendam di klorin, pemasangan IUD selesai setelah itu bereskan alat yang telah digunakan dan cuci tangan. Dari keseluruhan Tindakan pemasangan IUD bagian yang menginspirasi adalah pada anamnese sebelum Tindakan pemasangan IUD dilakukan. Disini dokter menjelaskan dengan detail mengenai kelebihan dan kekurangan dari pemasangan IUD, setelah melihat video tersebut membuat pengetahuan saya mengenai alat kontrasepsi IUD menjadi bertambah, saya menjadi tahu kelebihan dan kekurangan serta indikasi yang tepat untuk pemasangan IUD tersebut. Peran perawat dalam pemasangan IUD ini adalah sebagai educator dan konselor untuk mendukung program pemerintah yaitu keluarga berencana dalam hal merencanakan tentang waktu yang tepat untuk memiliki anak, dan teknik kontrasepsi ini digunakan untuk mengatur kehamilan. Untuk saat ini saya sebagai perawat belum pernah melakukan pemasangan IUD, tetapi dengan adanya video mengenai pemasangan IUD tersebut dapat menambah



wawasan



saya



mengenai



tindakan



pemasangan



IUD



dan



pengaplikasiannya, dan sebagai perawat setelah mengetahui mengenai berbagai jeis kontrasepsi khusunya IUD, untuk kedepannnya dapat memberi pertimbanganpertimbangan yang membantu seorang Wanita untuk memilih alat kontrasepsi sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa manfaat dan kelebihan dari alat kontrasepsi IUD ini yaitu dapat mencegah kehamilan hingga 99,9%, lebih praktis, harga yangrelatif terjangkau, aman untuk ibu menyusui, direkomendasi untuk kondisi tertentu seperti ibu yang tidak bisa mengonsumsi pil KB atau menderita penyakit tertentu, dan tindak meningkatkan berat badan. Sumber:



https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/beragam-manfaat-dan-kelebihan-



kontrasepsi-iud/



LAPORAN REFLEKSI Nama : Wina Maria



Topik : Asuhan Persalinan Normal



Nim



Tanggal : 20 desember 2021



: 1420121113



Setelah menonton video mengenai asuhan persalinan normal, saya dapat lebih mengetahui mengenai tahapan proses persalinan normal dan mengetahui pentingnya evaluasi terhadap ibu dan bayinya setelah tindakan selesai dilakukan. Dimana Langkah-langkah yang dilakukan pada saat melakukan asuhan tersebut adalah sebagai berikut, yang pertama persiapan alat, yaitu topi, masker, celemek, google, dan handscone DTT, satu ampul okssitosin, spuit 3 cc, larutan klorin 0,5 %, stetoskop laenec, kain bersih dan satu handuk, kassa steril, penjepit tali pusat, tempat plasenta, hecting set, bengkok, bak instrument, ½ kotcher, episiotomy, klem, pinset sirugis, pinset anatomis, gunting, gunting tali pusat. Mematahkan ampul oksitosin, buka bungkus spuit dan masukkan dalam bak instrument, buka gamek dan kassa letakkan dimeja steril. Memakai celemek, tutup kepala, google, gaun, mencuci tangan, menggunakan gamex pada tangan kanan untuk pemeriksaan dalam, ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan dan isi dengan oksitosin dan letakkan di wadah partus set. Bersihkan vulva dan perinium dengan kassa basah dari vulva ke perinieum, lakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke larutan klorin 0,5 % buka sarung tangan dalam keadaaan berbalik dan merendamnya ke larutan klorin. Mencuci tangan kemudian



memeriksa DJJ janin, memeriksa DJJ saat kontraksi uterus selesai pastikan DJJ dalam batas normal yaitu 120-160 x/manit. Memberi tahu ibu pembukaan lengkap dan janin dalam keadaan baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his/kontraksi .Tarik nafas dan keluarkan lewat mulut, minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa nyaman. Anjurkan ibu untuk minum yang cukup, melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran. Tubuh dalam posisi berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan buka lebar, Tarik nafas, angkat sedikit punggung hingga posisi kepala agak terbangun. Kemudian selipkan dagu ke dada. Rilekskan seluruh bagian dasar panggul sehingga membuat bagian perineum seolah menonjol keluar. Tarik nafas dalam, kemudian buang sembari mendorong tubuh untuk menerapkan cara mengejan saat melahirkan. Coba untuk mendorong sebanyak 3-4x setiap kali kontraksi. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut ibu, letakkan kain bersih di bokong ibu. Membuka tutup partus set, cek kelengkapan alat dan bahan, memakai sarung tangan steril pada kedua tangan, saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm lindungi perineum dengan tangan kanan dibawah kain bersih dan kering, letakkan tangan kiri pada bagian belakang kepala bayi tahan belakang kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala pada saat keluar secara betahap melewati perinium. Setelah kepala keluar, menyeka bagian hidung dan mulut dengan kassa steril kemudian periksa lilitan tali pusar pada leher janin. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut arahkan kepala ke bagian bawah distal hingga bahu muncul di arcus pubis. Kemudian Gerakan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang setelah bahu lahir geser tangan bawah ke bagian perinium ibu untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas. Setelah badan lahir lanjutkan penelusuran tangan yang berada diatas ke punggung bokong, tungkai dan kaki bayi. Pegang kedua mata kaki dengan cara



masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya. Setelah bayi lahir lakukan penilaian selintas untuk menilai adakah asfiksia bayi, apa bayi menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan, apa bayi bergerak aktif. Setelah itu keringkan tubuh bayi dari muka kepala dan bagian tubuh kecuali tangan tanpa membersihkan vernik. Ganti handuk basah dengan handuk kering, biarkan bayi diatas dada dan perut ibu, periksa kembali uterus untuk pastikan tidak ada lagi bayi. Memberikan suntikan oksitosin untuk kontraksi uterus yang baik. Setelah 2menit setelah persalinan jepit tali pusat bayi dengan klem kira kira 3cm dari pusat bayi, dorong isi tali pusat kearah distal ibu, dan jepit Kembali tali pusat pada 2cm distal dari klem pertama. Dengan satu tangan pegang tali pusat yang telah dijepit, lindungi perut bayi dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Mengikat tali pusar dengan umbilical cor, lepaskan klem dan masukkan ke dalam larutan klorin. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu. Menyelimuti ibu dan bayi dngan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi. Memindahkan klem pada tali pusar hingga berjarak 5-10cm dari vulva. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simpisis untuk mendeteksi kontraksi fundus uterus. Tangan kanan menegangkan tali pusat setelah uterus berkontraksi regangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan kiri mendorong uterus kearah dorsocranial secara hati-hati. Melakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas. Minta ibu meneran, sambil penolong menarik tali pusar dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas mengikuti porselen lahir. Setelah plasenta tampak pada vulva teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu atau terasa ada tahanan pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu mengeluarkan plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban. Segera setelah plasenta lahir melakukan masase atau pijat pada fundus uteri. Memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketubah sudah lahir lengkap. Dan masukkan kedalam kantong plastik yang tersedia.



Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perinieum, lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit dengan ibu selama 1jam. Setelah 1jam lakukan penimbangan bayi beri tetes mata antibiotic profilakasis dan vitamin K1 1mg secara IM di paha kiri anterolateral. Lakukan pemeriksaan untuk melihat ada tanda bahaya pada bayi. Setelah satu jam pemberian vit k1 berikan suntikan imunisasi hep B di paha kanan anterolateral. Setelah menonton video mengenai persalinan normal bagian yang paling menginspirasi adalah pada saat tenaga medis menjadi pemimpin atan membantu ibu pada saat meneran. Disini peran tenaga medis untuk memberikan support/semangat serta mengajarkan kepada ibu untuk meneran dengan baik dan benar. Peran perawat pada asuhan persalinan normal adalah sebagai educator dan care giver dimana perawat memberikan Pendidikan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengenai persalinan, serta memberi dukungan kepada klien maupun keluarga untuk dapat mempersiapkan persalinan dengan matang. Setelah menonton video asuhan persalinan normal saya menjadi lebih tau dan pengetahuan saya mengenai proses persalinan normal dapat bertambah. Tujuan asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat Kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya. Hal ini dilakukan melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap, serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal. Focus utama dalam persalinan normal ini adalah mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir, selain itu untuk mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Sumber: Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir. (n.d.). (n.p.): Penerbit Andi.