Laporan Resmi Perhitungan MPN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI



Perhitungan Jumlah Bakteri Dengan Metode Most Probable Number (MPN) atau Angka Paling Mungkin (APM)



Oleh : Dyah Sukma Rengganingtyas



(19133875A)



Novi Astuti



(19133878A)



Novita Ratna Sari



(19133879A)



Erni Marliana



(19133881A)



FAKULTAS FARMASI JURUSAN S-1 FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2015



I.



JUDUL Laporan praktikum tentang perhitungan jumlah bakteri dengan metode Most Probable Number (MPN) atau Angka Paling Mungkin (APM).



II.



TUJUAN 1.



Melakukan perhitungan jumlah bakteri secara tidak langsung dengan media tertentu menggunakan media kultur



III.



DASAR TEORI Kuantitasi mikroba menunjukan jumlah koloni yang mampu di bentuk oleh mikroba tertentu. Beberapa koloni bakteri ini, bagi tubuh manusia akan menyebabkan penyakit. Seteril dari bakteri untuk maknan terutama minuman, sangat perlu di ketahui demi menjaga kesehatan. Air minum dari berbagai tempat memepunyai jenisjenis bakteri yang tidak sama untuk air minum hasil penyulingan diharapkan sudah terbebas dari bakteri (Dwidjoseputro, 1994). Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan langsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan, pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuann terlebih dahulu, sedangkan jumlah mikroorganisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memeberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah memebuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana di warnai atau tidak di warnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber), sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan yang masih hidup saja (Dwidjoseputro, 1994). Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total



plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter



cara kekeruhan atau turbidimetri



(Hastowo, 1992). Perhitungan bakteri hidup dilakukan dengan cara seri pengenceran. Cara ini secara luas digunakan untuk menghitung bakteri hidup dalam berbagai cairan seperti air, susu, biakan cair dan sebagainya. Serentetan pengenceran dibuat untuk kemudian ditanam dalam medium pembiakan bulyon agar dan setelah inkubasi jumlah koloni dihitung. Setelah dikonversi sesuai dengan pengencerannya, akan diketahui jumlah bakteri per milliliter. Karena pengenceran dikerjakan secara lipat ganda atau secara desimal, maka angka yang diperoleh hanya angka perkiraan, yang biasa disebut Most Probable Number atau MPN (Irianto, 2006). Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat juga digunakan untuk sampel yang berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspense 1:10 dari sampel tersebut. Kelompok jasad renik yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan (Dwidjoseputro, 2005). Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompokStreptococcus (Enterococcus) fecal, dan Clostridium perfringens (Hastowo, 1992). Metode MPN (Most Probable Number) adalah metode yang digunakan untuk menghitung koliform di dalam air dengan menggunakan pengujian fermentasi dalam tabung. Tiga pengujian itu diantaranya adalah uji penduga (Presumtive Test), uji penegas (Confirmed Test), dan uji pelengkap (Completed Test) Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni dalam sampel (Dwidjoseputro, 1994). E.coli adalah



bakteri



koliform



yang



ada



pada



kotoran



manusia,



maka E.coli sering disebut sebagai coliform fekal. Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia dan merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya



bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya



pasti



berkorelasi



positif



dengan



keberadaan



bakteri



patogen



(Dwidjoseputro, 1994). Metode MPN ini digunakan dengan bentuk medium cair, berbeda dengan metode cawan yang menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas dalam tabung durham (Lay, 1992). Prinsip untama dari metode MPN adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung positif yang muncul (Dwidjoseputro, 1994).



IV.



ALAT DAN BAHAN 1. Alat - Lampu spiritus - Pipet volume - Pipet pump - Tabung Durham - Tabung reaksi besar, kecil, dan sedang



2. Bahan - Sampel (air keran) - Media Lactose Broth (LB)



V.



CARA KERJA



Sampel Air Keran



Pipet 10cc



Pipet 1cc



Pipet 0,1cc



Pipet 10cc



cc



LB LB LB



LB



LB



LB



LB



Tabung Durham



Dihomogenkan dengan diketuk 30 kali



Bungkus dengan koran, dan diikat menjadi satu



Inkubasi selama 24 jam dalam suhu 37OC



VI.



HASIL PENGAMATAN



LB



LB



1. Tabel Hasil Percobaan No



10 cc



1,0 cc



0,1 cc



MPN/100ml



1



3



2



0



93



2



2



0



0



91



3



3



2



1



150



4



1



1



0



7,3



5



2



1



0



15



6



1



2



0



11



7



3



3



0



240



8



1



3



0



16



2. Gambar



Pada tabung besar yang



Pada tabung besar yang berisikan



berisikan sampel sebanyak 10 cc



sampel sebanyak 1,0 cc terdapat 2



terdapat 1 tabung yang positif,



tabung yang positif, dengan tanda



dengan tanda keruh dan terbentuk



keruh dan terbentuk gas pada



gas pada tabung durham.



tabung durham.



Pada tabung besar yang berisikan sampel sebanyak 0,1 cc



tidak terdapat



tabung yang menghasilkan hasil positif, dengan tanda sampel keruh, tetapi tidak terbentuk gas pada tabung durham.



VII.



PEMBAHASAN Metode MPN ini menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, yang perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas pada tabung Durham untuk mikroba pembentuk gas. Pada pengamatan uji kualitas air berdasarkan nilai MPN, ada 3 tahap pengujian yaitu uji pendugaan, uji penegasan/penguat dan uji pelengkap.



Uji



pendugaan dilakukan untuk mengetahui adanya bakteri yang mampu memfermentasi laktosa, uji penguat dilakukan untuk mengetahui adanya bakteri coliform, sedangkan uji pelengkap dilakukan untuk menentukan jenis bakteri coliform dengan cara identifikasi pada media uju biokimia (NA). Pada praktikum kali ini hanya dilakukan uji pendugaan saja. Langkah yang dilakukan pertama kali adalah menyiapkan sampel (air kran) dan mengambil 9 tabung reaksi yang sudah berisi media LB dengan ukuran tabung yang berbeda (3 besar, 3 sedang dan 3 kecil) dan sudah dilengkapi dengan tabung durham. Tabung Durham berguna untuk mengamati terbentuknya gas. Setelah mengambil bahan, pipet sampel asli tanpa pengenceran sebanyak 10 ml dimasukkan masing-masing ke dalam 3 tabung reaksi yang berisi media LB berukuran besar, pipet sampel sebanyak 1 ml dimasukkan masing-masing ke dalam 3 tabung reaksi yang berisi media LB berukuran sedang, dan terakhir pipet sampel sebanyak 0,1 ml dimasukkan masing-



masing ke dalam 3 tabung reaksi yang berisi media LB berukuran kecil. Semua tabung dihomogenkan. Setelah itu, semua tabung di bungkus koran dan di inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Dari pengamatan yang dilakukan dihasilkan data pada tabung besar timbul kekeruhan dan hanya 1 tabung yang terbentuk gelembung (+) pada tabung Durham. Pada tabung sedang timbul kekeruhan dan ada 2 tabung yang terbentuk gelembung (+). Sedangkan pada tabung kecil hanya timbul kekeruhan saja tidak terbentuk gelembung. Berdasarkan tabel MPN dapat disimpulkan nilai MPN nya adalah 11. Jumlah tabung



MPN per



(+)



100 ml



10 ml



1 ml



0,1 ml



1



2



0



11



Jika dibandingkan dengan semua data hasil pengamatan, data kelompok kami termasuk baik karena nilai MPN yang diperoleh tidak terlalu besar. Karena semakin besar nilai MPN yang diperoleh maka semakin buruk. Apabila nilai MPN terlalu besar bisa diperkirakan karena beberapa faktor bisa karena kesalahan praktikan sendiri pada saat melakukan percobaan atau kurangnya bekerja secara aseptis sehingga sampel tercemar oleh udara bebas.



VIII.



KESIMPULAN Dari percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1.



IX.



Nilai MPN sampel no. 6 adalah 11 per 100 ml.



DAFTAR PUSTAKA 1. Dwijoseputro, D . 1994 . Dasar - Dasar Mikrobiologi . Jakarta : Djambatan. 2. Hastowo, Sugyo . 1992 . Mikrobiologi . Jakarta : Rajawali. 3. Irianto. K. 2006. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya. 4. Lay, Bibiana. 1992 . Analisis Mikroba Di Laboratrium. Jakarta : Rajawali