Laporan Riset Makaroni [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN RISET MAKARONI



TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN Disusun oleh:



1. Rezty Nabila



(64191133) (KETUA)



2. Nurfitria Aisah



(64191178)



3. Shella Tria



(64191144)



4. Indah Noviyanti



(64191173)



5. Lisa Ratnasari



(64191174)



Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Sarana Informatika Jakarta 2020



LEMBAR PENGESAHAN Telah di periksa dan disetujui untuk laporan hasil riset merk produk “Makaroni Bucin” pada tugas Manajemen Pemasaran Universitas Bina Sarana Informatika.



Dosen Mata Kuliah



Rosento, S.Sos, MM



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala telah menganugrahkan nikmat dan karunianya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas tengah semester mata kuliah Manajemen Pemasaran . Tugas ini kami buat dengan bentuk yang sederhana, dengan judul “Laporan Riset Makaroni”. Tujuan penulisan ini kami buat yaitu sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Manajemen Pemasaran. Perolehan data yang kami dapatkan berdasarkan hasil wawancara. kami menyadari tanpa bimbingan dari berbagai kami tidak akan mampu menyelesaikan tugas proposal usahsa ini. Oleh karena itu izinkan kami mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1.



Bapak Rosento, S.Sos, MM sebagai dosen Manajemen Pemasaran.



2.



Teman-teman yang membantu menyelesaikan tugas ini



3.



Bapak Ule Sulaeman selaku pemilik usaha Makaroni yang telah kami wawancarai. Kami menyadari bahwa penulisan yang kami susun masih banyak kekurangan yang



jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan di masa mendatang. Akhir kata semoga dalam penulisan tugas akhir kami dapat berguna untuk para pembaca.



Depok, 28 Desember 2020 Penulis



Kelompok



DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................6 BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................7 1.1 Latar Belakang..............................................................................................................7 1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................8 1.3 Tujuan Riset Pemasaran...............................................................................................8 1.4 Metode Riset.................................................................................................................8 1.4.1 Jenis Dan Sumber Data............................................................................8 1.4.2 Metode Pengumpulan Data.....................................................................9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................10 2.1 Umum........................................................................................................................10 2.1.1 Produk, Pricing, Place, Promotion.........................................................12 2.2 Definisi Merek............................................................................................................13 2.3 Peranan dan Kegunaan Merek....................................................................................14 2.4 Strategi Merek............................................................................................................14 2.5 Elemen- Elemen Brand Equity (Ekuitas Merek)........................................................15 2.6 Peran Brand Equity.....................................................................................................16 2.7 Brand Awareness (Kesadaran Merek).......................................................................16 BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................................18 3.1 Profil Perusahaan........................................................................................................18



Gambar 3.1.1..................................................................................................18 3.2 Produk Perusahaan.....................................................................................................19 Gambar 3.2.1..................................................................................................19 3.3 Pofil Responden..........................................................................................................21 Tabel 3.3.1......................................................................................................21 3.4 Analisis dan Pembahasan...........................................................................................21 Tabel 3.4.1......................................................................................................22 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................25 5.1 Penutup.......................................................................................................................25 5.2 Saran...........................................................................................................................25 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................26



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, ditambah juga dengan adanya pandemi Covid-19 ini, bisnis usaha makanan berkembang dengan pesat, terutama cemilan. Cemilan bisa membantu kita menghilangkan rasa bosan saat berada dirumah saja atau untuk menemani kita saat Work From Home, belajar dari rumah atau bahkan bisa dibawa-bawa untuk menjadi cemilan diperjalanan ataupun saat bekerja di kantor. Bisnis cemilan di Indonesia sangatlah beragam, dari mulai cemilan yang berat sampai yang ringan, cemilan yang basah maupun kering, sampai yang mahal ataupun yang murah. Cemilan disini bukan sebagai pengganti dari makanan pokok, namun hanya sebagai makanan selingan disaat santai saja. Namun ada juga cemilan yang dijadikan sebagai teman saat makan. Pada kesempatan kali ini, kami ingin membuat usaha cemilan yang sudah cukup terkenal di Indonesia yaitu cemilan dari makaroni. Salah satu contoh olahan macaroni yang akan kami buat yaitu macaroni pedas, karena menurut kami makanan ini termasuk makanan ringan yang enak dan layak di kembangkan sebagai suatu usaha yang dapat bersaing di era sekarang ini. Kelebihan usaha ini menurut kami produk yang kami buat ini dapat bertahan cukup lama hingga 1-2 bulan dan harganya pun sangat terjangkau. Meskipun usaha ini sudah banyak dikembangkan oleh wirausahawan lain, kami akan tetap berusaha bersaing dan berinovasi agar usaha yang kami jalani tidak kalah dengan usaha yang sudah ada sebelumnya Perkembangan dunia pemasaran saat ini berkembang sangat pesat oleh karena itu setiap perusahaan perlu adanya Merek untuk melambangkan identitas suatu produk, Merek saat ini bukan hanya dikenal dengan symbol atau logo.



1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang dianalisa dalam riset pemasaran ini adalah menjawab pertanyaan “ Apakah dengan menerapkan sistim pemberian hadiah dan diskon kepada konsumen produk “Makcin” mampu meningkatkan nilai jual?



1.3Tujuan Riset Pemasaran Tujuan dari riset pemasaran pengaruh pemberian hadian kepada konsumen terhadap nilai jual produk “Makcin” ini adalah : 1. Sebagai tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran2. 2. Mengetahui sejauh mana tingkat penerimaan konsumen terhadap produk 3. Mengetahui sejauh mana minat konsumen terhadap pembelian produk setelah diadakannya diskon 30% pada malam minggu. 4. Mengetahui tingkat pangsa pasar dengan adanya pemberian hadiah kepada para konsumen dengan mengumpulkan voucher pembelian setiap 1bulan. 1.4 Metode Riset 1.4.1 Jenis Dan Sumber Data 1. Data Primer Merupakan data yang langsung diambil dari sasaran penelitian (didapat dari sumber pertama) baik individu maupun perseorangan yaitu hasil kuesioner atau wawancara responden yang ada dikampus Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Bina Sarana Informatika. 2. Data Sekunder Merupakan data primer yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk table/diagram dan digunakan peneliti untuk diproses lebih lanjut dan data yang berasal dari literatur/media baik cetak maupun elektronik seperti buku dan internet, dapat berupa dasar teori atau data-data lain yang mendukung.



1.4.2



Metode Pengumpulan Data A. Pengambilan Sampel 1. Unit Pengambilan Sampel Sample dari penelitian ini adalah responden (konsumen) dikampus Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Bina Sarana Informatika. 2. Ukuran Sampel Banyak sampel yang dijadikan responden adalah 20-30 orang. 3. Prosedur Pengambilan Sampel Sampel/responden diambil secara acak, siapapun konsumen yang ada dipasar terutama mahasiswa, mempunyai peluang besar untuk dijadikanresponden. B. Pendekatan Riset Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan survey online dengan melalukan pengisian google form. C. Instrument Riset Instrument yang digunakan untuk melakukan penelitian ini berupa kuesioner/angket, yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan



ataumenyebarkan



daftar



pertanyaan



kepada



responden, dengan harapan responden akan memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan bersifat tertutup, artinya alternatif jawaban telah disediakan dimana setiap kuesioner/angket terdiri dari 10 pertanyaan. D. Metode Kontak Komunikasi yang terjadi dilakukan secara tidak langsung kepada responden dengan cara mengisi gogle form.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Umum Pengertian usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, fikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan, perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya untuk mencapai suatu maksud. Dalam Undang-undang No. 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan, usaha adalah setiap tindakan, perbuatan, atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha atau individu untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba. Islam memposisikan bekerja atau berusaha sebagai kewajiban setelah shalat, apabila dilakukan dengan ikhlas bekerja atau berusaha akan bernilai ibadah dan akan mendapatkan pahala. Dengan berusaha kita tidak hanya menghidupi diri kita sendiri, tetapi kita juga menghidupi orang-orang yang ada dalam tanggung jawab kita dan bahkan bila kita sudah berkecukupan kita bisa memberikan sebagian hasil usaha kita guna menolong orang lain yang memerlukan. Skala usaha dibedakan menjadi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar 1. Usaha Mikro Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria. Usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). 2. Usaha Kecil



Dalam kehidupan ekonomi sehari- hari, usaha mikro dan usaha kecil mudah dikenali dan mudah dibedakan dari usaha besar, secara kualitatif. Awalil Rizky menyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha informal yang memiliki aset, modal, omzet yang amat kecil. Ciri lainnya adalah jenis komoditi usahanya sering berganti, tempat usaha kurang tetap, tidak dapat dilayani oleh perbankan, dan umumnya tidak memiliki legalitas usaha. Sedangkan usaha kecil menunjuk kepada kelompok usaha yang lebih baik daripada itu, tetapi masih memiliki sebagian ciri tersebut. Usaha kecil berdasarkan Undang- Undang No. 9 Tahun 1995, memilikI pengertian, segala kegiatan 3. Usaha menengah Usaha menengah merupakan kriteria dari UMKM yang terakhir, usaha menengah merupakan suatu usaha dalam ekonomi yang produktif dan bukan cabang dari usaha utama atau perusahaan pusat serta menjadi bagian secara tidak langsung maupun secara langsung bagi usaha kecil dan atau usaha besar. Selain itu, usaha menengah juga harus memenuhi kekayaan perusahaan minimal yang sudah di atur dalam undang-undang. Usaha mikro dan usaha kecil yang ada di Indonesia mungkin sudah sangat banyak, namun usaha menengah masih tidak terlalu banyak. Padahal jika usaha mikro atau usaha kecil tersebut dimaksimalkan bisa menjadi usaha menengah dengan prospek yang menjanjikan. Adanya usaha menengah akan lebih membuat ekonomi di Indonesia menjadi lebih meningkat lagi. Banyaknya pembisnis yang ikut masuk dalam pasar di Indonesia akan membawa dampak yang baik bagi perekonomian yang ada di Indonesia.Tidak sedikit yang mendefinisikan bisnis menengah ini sebagai bisnis yang besar bagi sebagian masyarakat. Hal tersebut karena kekayaan dari usaha menengah menvapai Rp 500.000.000,- sampai Rp 10.000.000.000,untuk saat ini dan tidak termasuk tanah serta bangunan. Dengan hasil



penjualan tahuanan harus mencapai Rp 2.500.000.000,- sampai Rp 50.000.000.000,2.1.1 Produk, Pricing, Place, Promotion Sebuah usaha pasti menginginkan semua produknya terjual sesuai dengan target yang direncanakan, baik itu rencana jangka pendek, menengah ataupun jangka Panjang, perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor untuk mencapai tujuan tersebut agar tercapai sesuai rencana. Meskipun tidak semua aspek berlaku di kehidupan nyata, akan tetapi teori yang ada bisa dikatakan mewakili berbagai faktor yang mempengaruhi stategi pemasaran suatu usaha. Marketing mix (bauran pemasaran) adalah perpaduan dari variable-variabel interen yang dapat di kontrol, dimobilisasi untuk mencapai pasar sasaran (segmen) tertentu.  Product (Produk) Produk merupakan komponen utama yang mendasari pemasaran suatu perusahaan. Karena dibuatnya suatu produk, maka sebuah usaha mempunyai misi bagaimana caranaya produk yang diproduksi dapat dijual. Akan tetapi produk saja tidak cukup, akan tetapi sebuah produk harus memiliki kualitas dan kuantitas. Kuantitas berarti dapat memenuhi kebutuhan pasar sedangkan kualitas



adalah produk itu mamapu memuaskan keinginan



Customers sebgai pengguna produk yang kita produksi. Sehingga perusahaan harus mampu memproduksi membuat produk yang mampu menjawab keinginan pelanggan. Terkait pembuatan produk, maka perusahaan memerlukan harus bekerjasama dengan bagian informasi perusahaan supaya produksi yang dilakukan tidak salah sasaran.  Price (Harga) P yang ke dua adalah Price (harga). Maksudnya adalah harga sebuah produk harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat produk tersebut dipasarkan. Research pasar perlu dilakukan agar



penetapan harga suatu produk sesuai dengan daya beli lingkungan. Karena tanpa pertimbangan tersebut bisa jadi suatu produk tidak akan laku dipasaran.  Place (Tempat) Tempat yang strategis merupakan salah satu kunci suskses pemasaran suatu produk. Terkait dengan temapat perusahaan harus mamapu memilih lokasi yang mampu dijagkau oleh siapa saja. Sehingga pelanggan tidak merasa kesulitan untuk menjangkau tempat tersebut. Selain itu sarana parkir merupakan fasilitas yang tidak boleh ditinggalkan.  Promotion (Promosi) Promosi merupakan tahapan memperkenalkan suatu produk kepada Customers. Promosi mutlak dilakukan oleh sebuah perusahaan, karena meski produk yang dihasilkan perusahaan memlikiki kuantitas dan kualitas yang memenuhi permintaan pasar, akan tetapi bisa jasa tidak laku karena produk yang kita buat tidak banyak orang yang mengetahuinya. Pada kenyataa saat ini teknologi informasi sudah sangat kompleks, sehingga mengenai media promosi yang diguanakan tentunya disesuaikan dengan target pasar dan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk melakukan promosi.



2.2 Definisi Merek Perkembangan dunia Pemasaran telah memperluas intisari dari definisi merek kini Merek tidak hanya sekederar mengenai symbol, logo atau hal hal yang melambangkan identitas sebuah produk. Merek kini juga dikenal sebagai entitas yang memberikan diferensiasi suatu produk dengan produk yang lain (Undang-undang No.15,2001). Nama istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang/jasa dari seseorang/sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. (Kotler (2002:460)) Merek yang kuat dapat membantu



perusahaan untuk mempertahankan identitas dari perusahaan tersebut (Aaker,1996). Merek adalah value indikator, yaitu Indikator yang menggambarkan seberapa kokoh dan solidnya value perusahaan dan produk yang ditawarkan kepada pelanggan (kartajaya (2005:184) Berdasarkan hal tersebut merek merupakan Nama, Symbol, tanda atau rancangan Maupun kombinasi dari hal hal tersebut yang bertujuan untuk membedakan suatu produk Maupun kombinasi dari hal hal tersebut yang bertujuan untuk membedakan suatu produk dengan produk yang lain. Pada dasarnya Merek bukan sekedar nama atau symbol melainkan bentuk cara pengenalan suatu produk kepada konsumen agar konsumen lebih mudah mengingat nama produk tersebut untuk memudahkan jika konsumen ingin membeli kembali. 2.3 Peranan dan Kegunaan Merek Fandy Tjiptono (2002:104) menyatakan bahwa merek digunakan untuk beberapa tujuan antara lain: 1) Sebagai identitas yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang 2) Alat promosi , sebagai daya tarik produk 3) Untuk mengendalikan pasar 4) Untuk membina citra dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas serta prestise tertentu kepada konsumen 2.4 Strategi Merek Menurut Freddy Rangkuti (2008:38) Strategi Merek dapat berupa pengenalan merek baru (new brand), strategi multi merek (multi brand strategy), strategi perluasan merek (brand extension strategy), dan strategi perluasan lini (line extension strategy). 1) Merek baru Sebuah perusahaan dapat menciptakan sebuah nama merek baru ketika memasuki sebuah kategori produk baru. Strategi ini dapat dilakukan karena tidak ada nama merek yang sesuai.



2) Multi Merek Perusahaan ingin mengelola berbagai nama merek dalam kategori yang ada untuk mengemukakan fungsi dan manfaat yang berbeda 3) Perluasan Merek Usaha untuk menggunakan sebuah nama merek yang sudah berhasil untuk meluncurkan produk baru atau produk yang dimodifikasi dalam kategori baru 4) Perluasan lini produk Strategi ini dapat dilakukan dengan cara perusahaan memperkenalkan berbagai macam feature atau tambahan variasi produk, dalam sebuah kategori produk yang ada di bawah nama merek yang sama, seperti rasa, bentuk, warna atau ukuran kemasan lain 2.5 Elemen- Elemen Brand Equity (Ekuitas Merek) Aaker (1996) mengungkapkan bahwa ekuitas merek menciptakan nilai, baik pada perusahaan maupun pada konsumen. Pernyataan ini telah didukung oleh beberapa penelitian, diantaranya yang dilakukan oleh Smith et al (2007), yang menyatakan bahwa ekuitas merek dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam melakukan



merger atau akuisisi. Penelitian



lain



menyebutkan bahwa ekuitas merek mempengaruhi respon pada stock market (Lane et al, 1995). Ekuitas merek dapat menjaga harga premium dari suatu produk (Keller, 2003). Selain itu, ekuitas merek juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup sebuah merek (Rangaswamy et al, 1993 dan Yoo et al, 2000). Aset atau liabilitas yang mendasari ekuitas merek harus dihubungkan dengan nama dan/atau simbol dari merek. Jika nama merek atau simbol diubah, beberapa atau keseluruhan dari aset atau liabilitas dapat dipengaruhi bahkan hilang, walaupun beberapa mungkin diganti dengan nama atau simbol baru. Menurut Aaker (1996, p.9), aset dan liabilitas dapat dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu: 1. Kesadaran merek (Brand Awareness) 2. Asosiasi merek (Brand Association) 3. Persepsi kualitas (Perceived Quality) 4. Loyalitas merek (Brand Loyalty)



5. Aset-aset hak milik yang lain, mewakili aset seperti paten, dan saluran distribusi. Keempat variabel ekuitas merek diluar aset-aset merek yang lain dikenal sebagai variabel utama dari ekuitas merek. 2.6 Peran Brand Equity Ekuitas merek atau brand equity adalah kekuatan dari suatu merek. Dengan merek yang kuat sebuah perusahaan bisa mengelola aset-aset mereka dengan baik, meningkatkan arus kas, meluaskan pangsa pasar, menentukan harga premium, membatasi biaya promosi, peningkatan penjualan, menjaga stabilitas dan meningkatkan keunggulan kompetitif. Menurut persektif konsumen, ekuitas merek adalah sebuah reposn atau tanggapan dari konsumen terhadap suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2009:263) nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir merasa dan bertindak dalam hubungannya dengan merek dan juga harga, pangsa pasar dan profibilitas yang diberikan merek untuk perusahaan. Nilai yang di tentukan oleh konsumen pada suatu merek di atas dan diluar karakteristik/atribut fungsional dari produk Supranto dan Limakrisna (2011:132) menurut Tiiptono (2004:36) pengertian Ekuitas merek (Brand Equity) adalah serangkaian asset dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek, nama dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk



atau



jasa



kepada



perusahaan



atau



pelanggan



perusahaan



tersebut.sedangkan menurut Susanto dan Wijarnako (2004:127) Pengertian ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berhubungan dengan suatu merek nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan



2.7 Brand Awareness (Kesadaran Merek) Rossiter dan Percy (1996:113) mengatakan definisi dari Brand Awareness adalah kemampuan pembeli untuk mengenal dan menyebutkan merek tanpa kategorinya secara detail untuk membeli sesuatu. Brand Awareness merupakan



kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan Definisi Definisi dari para ahli mengenai Brand Awareness dapat di Tarik kesimpulan bahwa Brand Awareness merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran, adanya Brand Awareness yang tinggi diharapkan kapapaun kebutuhan kategori muncul, Brand tersebut akan memunculkan Kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan Brand Awareness menunjukan pengetehuan konsumen terhadap eksitensi suatu Brand



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Profil Perusahaan



Gambar 3.1.1



Zaman sekarang sudah banyak para pengusaha yang kini bersaing ketat karena bisnis mereka masing-masing , kami juga ingin menjalankan suatu usaha, apalagi bisnis yang sedang Hitz jaman Sekarang yaitu bisnis cemilan dari kebanyakan pengusaha mereka lebih memilih menjalankan bisnis cemilan, karena masyarakat banyak yang menyukai cemilan untuk mengisi kegiatan seperti saat menonton, mengerjakan tugas, waktu berkumpul dengan teman dan di waktu senggang lainnya dengan adanya peluang ini, kami ingin mendirikan sebuah usaha cemilan yang banyak digemari oleh masyarakat baik anak muda maupun orang dewasa, usaha ini kami namakan “MAKCIN” atau makaroni bucin. Merek Makcin tersebut terinspirasi dari kata BUCIN yang sedang hitz pada saat sekarang ini Bucin dapat di artikan dengan Budak Cinta singkatan gaul ini digunakan untuk merujuk pada pria atau wanita orang yang tergila gila akan cinta, dimana orang tersebut mau melakukan apapun demi orang yang di cintainya oleh sebab itu kami menamainya dengan MAKCIN yang bertujuan agar makaroni yang kami produksi dapat diingat konsumen dan selalu senantiasa di cintai oleh konsumen.



Untuk tempat produksi kami memanfaatkan rumah salah satu anggota kelompok, karena fasilitas pokok seperti Kompor dan Wajan yang sudah tersedia. Selain itu kami pun tetap menjaga kebersihan dari produk yang akan kami jual, kami juga selektif dalam memilih bahan atau pun bumbu yang digunakan, karena dengan itu produk akan menjadi bersih dan sehat Untuk tempat penjualan meskipun saat ini sedang mewabahnya covid-19 kami berinisiatif untuk menjualnya secara online dan offline, online bisa dipesan melalu market place sedangkan untuk offline kami akan mencoba menjualnya ke orang orang terdekat seperti keluarga, teman ataupun tetangga



3.2 Produk Perusahaan



Gambar 3.2.1



Makaroni Bucin merupakan suatu cemilan yang mengambil konsep seperti produk yang sudah ada sebelumnya yaitu “Makaroni Ngehe”. Produk kami ini adalah sebuah cemilan yang berbahan dasar macaroni. Makaroni merupakan bahan bahan yang mudah di cari dimana saja sehingga peroduk kami tidak akan tersendat karena kesusahan bahan baku. Makaroni yang kami jual yaitu macaroni yang digoreng dengan matang lalu diberi berbagai macam bumbu seperti keju, balado dan di sediakan dengan berbagai varian level. Meskin makaroni kami tidak menggunakan bahan pengawet produk kami tetap bertahan lama asalkan di simpan di tempat yang kedap udara agar menjaga kerenyahan dari makroni itu sendiri.



Produk kami ini juga dikemas dengan kemasan yang praktis sehingga mudah dibawa kemana-mana dan dimakan pada saat kapan saja. Kelebihan produk kami ini juga bisa disimpan untuk waktu yang lama, jadi jika ingin dijadikan stok dirumah, produk ini aman tetapi produk kami tidak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari apalagi jika konsumen membeli makaroni yang terlalu pedas karena tidak baik untuk Kesehatan lambung. Untuk pemesanan produk kami pun juga terbilang cukup mudah yaitu bisa melalui kontak kami langsung atau bisa melalui aplikasi yang sedang trend saat ini Untuk harga Produk kami tidak lah mahal karena kami menargetkan pemasaran produk kami pada semua kalangan dari mulai anak-anak hingga orang dewasa sehingga kami mengusahakan untuk meminimalkan harga jual agar dapat diterima di masyarakat. Harga yang kami tawarkan yaitu sebesar Rp. 10.000/box sedang. Dengan ukuran secukup itu termasuk dengan harga relatif murah. Untuk menjalankan usaha ini kami baru meminta izin kepada RT/RW setempat,akan tetapi nantinya kami akan mengurus beberapa peraturan hukum yang tentunya akan memiliki manfaat untuk produk yang kami pasarkan, seperti NPWP,Surat Izin Usaha,Surat Domisili Usaha dan lainnya.



3.3 Pofil Responden Penelitian riset ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dengan membagikan google form kepada para konsumen dan teman teman sekitar. Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang disebarkan mealaui group whatsapp ataupun melalui chat pribadi. Kuesioner yang diisi ada 35 (response rate 100 persen). Kuesioner yang lengkap dan layak dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 35 respons. Tiadak ada kuesioner yang tidak dapat diolah yang disebabkan pengisian yang lengkap dan konsisten. Rincian perolehan kuesioner dalam penelitian ini ditunjukkan pada table. Keterangan Penyebaran Kuisioner Kuisioner Diisi Tingkat Diisi Kuisioner yang dapat dianalisis Kuisioner yang tidak dapat



Jumlah 35 35 100% -



dianalilis Tabel 3.3.1



3.4 Analisis dan Pembahasan A. Analisis 1. Apakah kamu tahu produk Makaroni Bucin? IYA TIDAK 35 2. Darimana anda tahu produk Makaroni Bucin? SOSIAL MEDIA MULUT KE MULUT 29 6 3.Apakah anda sangat excited untuk membeli produk kami? IYA 35



TIDAK -



4. Menurut anda apakah kami harus menambahkan beberapa rasa? IYA TIDAK 26 9 5. Apakah anda tertarik dengan diskon 30% kami disaat malam minggu?



IYA TIDAK 35 6. Apakah anda tertarik dengan diadakannya undian voucher dan di undi setiap akhir bulan dengan adanya minimal pembelian ? IYA TIDAK 35 7. Menurut anda apa yang menarik dari produk Makaroni Bucin? HARGA RASA KEMASAN NILAI GIZI 12 13 5 5 8. Menurut anda apa apa yang kurang menarik dari produk macaroni bucin? HARGA RASA KEMASAN TIDAK ADA 15 2 1 17 9. Makaroni Bucin dapat dinikmati dengan dicampur mie atau nasi goreng? IYA TIDAK 35 10. Menurut anda kapan waktu yang cocok untuk makan Makaroni bucin? NGANTOR 6



HUJAN 14



BERSANTAI 15 Tabel 3.4.1



B. Pembahasan Riset Pemasaran merupakan kegiatan tukar menukar atau jual beli barang dan jasa baik dilakukan oleh individu atau kelompok dalam waktu dan di tempat tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan. Riset pemasaran merupakan kegiatan sistematis dalam rangka pengumpulan informasi, pencarian dan analisa datan untuk mengidentifikasi suatu masalah yang ada dalam perusahaan guna membantu manajemen dalam mengambil keputusan dan langkah selanjutnya



dalam rangka meningkatkan pangsa pasar melalui perbaikan kualitas baik dari tingkat bahan baku, proses, pengendalian mutu, manajemen sampai produk akhir. Dalam kegiatan ini dilakukan riset pemasaran tentang pemberian hadiah dan diskon kepada konsumen produk Makaroni Bucin yang merupakan produk kami, apakah akan mendongkrak nilai jual atau sebaliknya, akan menjatuhkan nilai jual. Instrument yang digunakan dalam riset pemasaran ini adalah menggunakan kuesioner, dimana satu kuesioner berisi 10 pertanyaan yang disebarkan kepada responden. Berdasarkan tabel, diperoleh hasil analisa data rise pemasaran produk Makaroni Bucin. Dari hasil diketahui bahwa 100% responden menyatakan tahu produk Makaroni Bucin meskipun bisnis baru, dari 100% responden menyebutkan 82,8% mengetahui produk Makaroni Bucin dari social media dan 17,1% tahu dari mulut ke mulut. 74,2% menyarankan kami untuk menambahkan varian rasa. 100% responden sangat menunggu diskon tiap malm minggu dan hadiah yang di undi dengan minimal pembelian. 100% responden juga menyatakan Makaroni Bucin dapat dinikmati dengan Mie dan Nasi Goreng. Setiap produk yang dihasilkan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan yang kadang tidak dimiliki oleh produk lain, seperti halnya dengan Makcin juga memilki aspek yang disukai atau menjadi daya Tarik dan ada yang tidak disukai oleh konsumen. 34,2% menyukai karena harga 37,1% menyatakan menyuaki karena Rasa dan 14,2% menyukai kemasan dan nilai gizinya. Disamping daya tarik yang dimilkinya, Makcin juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya 42,8% tidak menyukai harganya, 5,71% tidak menyukai varian rasanya, 2,8% tidak menyukai kemasannya dan 48,5% mengaku tidak adanya kekuarangan.



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Penutup Demikian laporan riset merk ini kami susun dengan harapan pembuatan laporan ini menambah dan memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang peluang dalam dunia usaha. Dari pendirian usaha ini, kami



menyimpulkan



bahwa berdirinya



perusahaan ini karena



kebutuhan



masyarakat  dan permintaan pasar yang sangat mendukung perkembangan usaha ini. Kami menyadari bahwa tidak yang sempurna di dunia ini kecuali yang Maha Kuasa. Dalam pembuatan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna lebih baiknya penyusunan laporan selanjutnya. Akhir dari penulisan laporan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta berpartisipasi dalam penyusunan laporan usaha ini. Kami berharap cemilan ini dapat diterima dan bersaing di pasaran. 5.2 Saran Dengan system pemberian hadiah dan penentuan ulang harga produk Makcin diketahui akan meningkatkan pangsa pasarnya, sehinggadisarankan : 1. Menentukan harga penjualan yang mudah dan terjangkau oleh kalangan ekonomi kebawah. 2. Pemberian hadiah dan diskon merupakan tolak awal untuk meningkatkan Pangsa pasarnya.. Agar pelaksanaan suatu usaha dapat berjalan lancar,maka saya mempunyai beberapa saran,antara lain: 1. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan 2. Pandai berkomunikasi 3. Mau mendengarkan kritik dan saran dari orang lain DAFTAR PUSTAKA Agusli, D. (2013). Analisa pengaruh dimensi ekuitas merek terhadap minat beli konsumen Midtown Hotel Surabaya. Jurnal Strategi Pemasaran, 1(2), 1-8.



Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama Kerjasama dengan Jakarta Business Research Center (JBRC).12 Atmaja, L. S., (1997) Memahami Statistika Bisnis, Buku Kedua, Edisi Ke-1 Andi Offset, Yogyakarta. Cooper, Donald R. & C. William Emory, (1995), Business ResearchMethods, Fifth Edition, Chicago, Richard D. Irwin, Inc. Kasali, Rhenald (2000), Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi Targeting Positioning, Jakarta, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Keller, K. L. (1993), “Concepetualizing, Measuring, and ManagingCustomerBased Brand Equity”, Journal of Marketing, Vol. 57, pp. 1-22 . Keller, K. L. (1998), Measuring, Conceptualizing, and Building Brand Equity,Prentice Hall.