LAPORAN Sirup Kering Kelompok 11 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN NON STERIL SIRUP KERING AMOXICILLIN AMOXON ®



DOSEN PENGAMPU: COKORDA ISTRI SRI ARISANTI, S.Farm., M.Si., Apt. KELOMPOK 11 GOLONGAN II MUTIARANI DASHA HANGGARESTY I PUTU MAS ARIE PRADINA PUTRI NI PUTU MAS ARYA SHINTA NURINA BARQY MIRILLIA VITAL MOREIRA DEWA AYU TRESNA MAHOTAMA DEWI IDA AYU MAS LAKSMI DEWI



(1708551078) (1708551080) (1708551081) (1708551082) (1708551083) (1708551085) (1708551086)



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2019



I.



PRAFORMULASI



I.1



Tinjauan Farmakologi Bahan Obat



1.1.1



Indikasi Amoxicillin Amoxicillin termasuk antibiotik spektrum luas yang sering diresepkan



pada anak untuk pengobatan pneumonia dan penyakit lain, termasuk infeksi bakteri pada telinga, sinus, tenggorokan, saluran kemih, kulit, abdomen dan darah. Amoxicillin merupakan antibiotika semi sintetik yang efektif terhadap bakteri gram positif dan negatif (Newman et al., 2002). Secara spesifik, amoxicillin memiliki efek antimikroba yang baik terhadap mikroorganisme seperti Haemophilus influenzae, Eschericia coli, dan Proteus mirabilis (Brunton et al., 2006). 1.1.2 Farmakokinetika Amoxicillin diserap dengan baik dari traktus gastrointestinal, dengan atau tanpa adanya makanan, berbeda dengan obat golongan penisilin lainnya yang lebih baik diberikan setidaknya 1-2 jam sebelum atau sesudah makan (Katzung, 2007). Amoxicillin banyak digunakan karena memiliki spektrum antibakteri yang luas dan memiliki bioavailabilitas oral yang tinggi, dengan puncak konsentrasi plasma dalam waktu 1-2 jam. Amoxicillin mencapai konsentrasi 4µg/ml dalam waktu 2 jam setelah pemberian dosis 250 mg dan kadarnya akan turun hingga mencapai nol setelah 6-8 jam (Grayson, 2010). Volume distribusi amoxicillin kurang lebih 0.26 – 0.31 L/kg dan secara luas terdistribusi ke banyak jaringan, termasuk hati, paru-paru, prostat, otot, empedu, cairan peritoneum, cairan pleura, cairan pleura, cairan mata, dapat berakumulasi di cairan amnion dan melewati plasenta, namun memiliki penetrasi yang buruk ke sistem saraf pusat kecuali ada inflamasi (Kaur et al., 2011). Ekskresi amoxicillin sebagian besar melalui ginjal dan juga amoxicillin disekresikan melalui air susu ibu. Sekitar 58-68% amoxicillin yang diberikan secara oral akan diekskresikan melalui urin dalam bentuk aktif setelah 6 jam. Obat ini diekskresikan oleh ginjal melalui 2 cara yaitu filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus. Sekresi tubulus amoxicillin dapat dikurangi dengan administrasi probenesid (Grayson, 2010). Sekitar 10-25% dari obat yang beredar akan dimetabolisme menjadi asam penisiloat. Amoxicillin memiliki waktu paruh (t ½) selama 1-1,5 jam (Kaur et al., 2011).



1



1.1.3



Mekanisme Mekanisme amoxicillin sebagai antibiotik yaitu menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengganggu reaksi transpeptidasi sintesis dinding sel bakteri. Dinding sel adalah lapisan luar yang rigid yang unik pada setiap spesies bakteri. Dengan terhambatnya reaksi ini maka akan menghentikan sintesis peptidoglikan dan mematikan bakteri (Katzung, 2007).



1.1.4



Peringatan dan Perhatian Amoxicillin termasuk golongan obat keras dan psikotropika. Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotik dengan resep dokter. Dosis disesuaikan pada penderita gangguan fungsi ginjal. Penggunaan dihentikan apabila timbul retikulositopenia, leucopenia, trombositpenia atau anemia. Penggunaan oleh ibu hamil dan menyusui menyebabkan obat menembus plasenta dan diekskresikan melalui ASI. Hati-hati pada bayi baru lahir (2 minggu pertama) dan bayi premature (menghindari timbulnya sindrom Grey). Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya mikroorganisme yang resisten (Anderson et al., 2001).



1.1.5. Interaksi Obat Interaksi antara amoxicillin dengan warfarin dapat menyebabkan pendarahan. Hal tersebut terjadi karena amoxicillin menginduksi jalur metabolisme CYP3A4 dan menginduksi enzim lain secara tidak spesifik, dengan demikin maka dapat berpotensi menginduksi metabolisme warfarin (Khalili et al., 2014). Antibiotika golongan bakterisida seperti amoxicillin bekerja saat bakteri dalam fase pertumbuhan tapi bila diberikan bersamaan dengan antibiotika bakteristatik seperti kloramfenikol maka efek bakterisida amoxicillin akan ditiadakan. Pada sebagian antibiotik, susu dapat mengganggu penyerapannya. Susu dan sebagian antibiotik dapat mengakibatkan terbentuknya khelatasi sehingga dapat menurunkan kadar dan efektivitas antibiotik di dalam tubuh. Selain itu alkohol juga dapat berinteraksi dengan antibiotik dan dapat mengganggu absorbsi dan metabolisme di gastrointenstinal (Weathermon, 1999).



2



1.1.6. Efek Samping Amoxicillin menunjukan efek samping sebagai reaksi hipersensitivitas seperti urtikaria, demam nyeri sendi, diare, syok anafilaksis, ruam eritematosus, leukemia limfatik kronik, dan iritasi gastrointestinal (Kaur et al., 2011) 1.1.7



Kontraindikasi Amoxicillin tidak dapat diberikan pada pasien yang mengalami gagal



ginjal dan memiliki riwayat hypersensitive pada obat ini (Anderson et al., 2001). 1.1.8 Penyimpanan Amoxicillin disimpan dalam wadah tertutup rapat dan suhu ruang terkendali (Kemenkes RI, 2014). 1.2



Tinjauan fisikokimia bahan obat Amoxicillin mengandung tidak kurang dari 900 µg dan tidak lebih dari 1050 µg per mg C16H19N3O5S, dihitung terhadap zat anhidrat (Kemenk



es RI, 2014).



Gambar 1.1 Struktur Kimia Amoxicillin (Kaur et al., 2011) - Pemerian



: Serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau.



-



: Sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut



Kelarutan



dalam benzena; dalam karbon tetraklorida dan kloroform. - pH



: Antara 3,5 dan 6,0



- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan suhu ruang terkendali. (Kemenkes RI, 2014) Amoxicillin merupakan salah satu antibiotik golongan penisilin yang banyak beredar di pasaran dan banyak digunakan karena harga antibiotik



3



golongan ini relatif murah (Harianto dan Transitawuri, 2006). Amoxicillin berspektrum luas dan sering diberikan pada pasien untuk pengobatan beberapa penyakit seperti pneumonia, otitis, sinusitis, infeksi saluran kemih, peritonitis, dan penyakit lainnya. Obat ini tersedia dalam berbagai sediaan seperti tablet, kapsul, suspensi oral, dan tablet dispersible (Kaur et al., 2011). 1.3



Tinjauan fisikokimia zat tambahan



1.3.1



Asam Sitrat



Asam sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung satu molekul air hidrat. Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C6H8O7, dihitung terhadap zat anhidrat (Kemenkes RI, 2014). A. Pemerian : hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus; putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar dalam udara kering (Kemenkes RI, 2014). B. Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, udah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter (Kemenkes RI, 2014). C. Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup rapat (Kemenkes RI, 2014).



D. Kegunaan : menyesuaikan pH larutan/ buffer (Rowe et al., 2009). E. Batas penggunaan : sebagai buffer 0,1-2,0 % (Rowe et al., 2009). 1.3.2



Natrium Sitrat Natrium sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung dua molekul air dengan kandungan 99,0%-100,5% C6H5Na3O7 yang dihitung dari zat anhidrat.



A. Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur, putih (Depkes RI, 1995). B. Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih (Depkes RI, 1995). C. Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1995).



D. Aplikasi dalam sediaan farmasi : Natrium sitrat dapat digunakan sebagai buffering agent pada konsentrasi 0,3-2,0% (Rowe et al., 2009). 1.3.3



Natrium Benzoat



4



Natrium benzoat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% C7H5NaO2, dihitung terhadap zat anhidrat (Kemenkes RI, 2014). A. Pemerian : granul atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; stabil di udara. B. Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90% (Depkes RI, 1979). C. Penyimpanan



: Dalam wadah tetutup baik (Depkes RI, 1979).



D. Kegunaan : pengawet antimikroba (Rowe et al., 2009). E. Batas penggunaan : 0,02-0,5% (Rowe et al., 2009). 1.3.4



PVP Povidon adalah hasil polimerasi 1-vinilpirolid-2-on. Dalam berbagai bentuk polimer dengan rumus molekul (C6H9NO)n dengan bobot molekul berkisar antara 10,000 hingga 700.000 (Depkes RI, 1979).



A. Pemerian : serbuk putih atau putih kekuningan; berbau lemah atau tidak berbau, higroskopik (Depkes RI, 1979). B. Kelarutan :



mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam



kloroform P. kelarutan tergantung dari bobot molekul rata – rata; praktis tidak larut dalam eter P (Depkes RI, 1979). C. Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1979).



D. Kegunaan : Pengikat (Rowe et al., 2009). E. Batas Penggunaan : Suspending agent (0,5-5%) (Rowe et al., 2009). 1.3.5



Primojel (Sodium Starch Glyconate)



A. Pemerian : Berwarna putih dan bersifat higroskopis B. Inkompatibilitas : Inkompatibilitas terhadap asam askorbat C. Penggunaan



: Desintegran dengan konsentrasi 2-8 % (Rowe et al., 2009).



1.3.6



Sukrosa



A. Pemerian : Sukrosa adalah gula yang diperoleh dari Saccharum officinarum Linn. (Famili Gramineae), Beta vulgaris Linn. (Famili Chenopodiaceae) dan



5



sumber sumber lain. Tidak mengandung bahan tambahan. Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus (Kemenkes RI, 2014). B. Kelarutan : sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter (Kemenkes RI, 2014). C. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik (Kemenkes RI, 2014) D. Kegunaan : Kegunaan Sirup untuk formulasi oral cair Bahan pemanis Pengikat tablet (granulasi kering) Pengikat tablet (granulasi basah) Bahan penyalut 1.3.7



Konsentrasi (% v/v) 67 67 2-20 50-67 50-67 (Rowe et al., 2009)



Aerosil (Silika) Aerosil memiliki rumus molekul SiO2 dengan berat molekul 60,08 gram/mol (Rowe et al., 2009).



A. Pemerian : terhidrat sebagian, amorf, terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan berbagai ukuran (Kemenkes RI, 2014). B. Kegunaan : Meningkatkan sifat aliran (Rowe et al., 2009). C. Batas Penggunaan : Glidan (0,1-1%) (Rowe et al., 2009). 1.3.8



Orange Flavour



A. Pemerian : Terbuat dari kulit jeruk yang masih segar yang diproses secara mekanik dan terkandung kurang lebih 90% lemon B. Kelarutan  : Mudah larut dalam alkohol 90% C. Kegunaan : Pewarna dan pewangi D. Penyimpanan



: Dalam wadah yang tertutup dan tempat yang sejuk dan



kering, dan terhindar dari cahaya matahari (Sweetman, 2009). 1.3.9



Air suling



6



Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum (Depkes RI, 1979) A. Pemerian



: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak



mempunyai rasa (Depkes RI, 1979) B. Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979)



C. Kegunaan



: Pelarut (Depkes RI, 1979)



1.4



Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Pemakaian



1.4.1 Bentuk sediaan Bentuk sediaan berupa sirup kering. Sirup kering merupakan formulasi yang dapat meningkatkan laju alir dan stabilitasnya untuk menghindari dekomposisi zat aktif, dalam formulasi ini adalah amoxicillin, serta dapat digunakan untuk zat aktif yang memiliki kelarutan yang kurang baik. Sediaan sirup kering juga dapat menutupi rasa pahit yang dimiliki oleh zat aktif dengan penambahan pemanis (Scheler et al., 2017). Sirup kering adalah sediaan berbentuk suspensi yang harus direkonstitusikan terlebih dahulu dengan sejumlah air atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan (Depkes RI, 1995). Sirup merupakan larutan oral yang mengandung sakarosa, kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11 tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0% (Depkes RI, 1979). Komposisi suspensi sirup kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa/aroma, buffer, dan zat warna (Depkes RI, 1995). 1.4.2 Dosis Suspensi kering yang dibuat mengandung amoxicillin 125 mg/5 mL. Menurut Tjay dan Rahardja (2008), dosis per oral 375 – 1000 mg. Dosis untuk anak anak: 0-1 tahun



: 100 mg x 3 (setiap 8 jam)



1-3 tahun



: 125 mg x 3 (setiap 8 jam)



3-10 tahun : 250 mg x 3 (setiap 8 jam) (Tjay dan Rahardja, 2008)



7



1.4.3



Cara Pemakaian Sirup kering adalah sediaan berbentuk suspensi yang harus direkonstitusikan terlebih dahulu. Cara pemakaian sirup kering adalah sebelum digunakan perlu dilakukan rekonstitusi dengan penambahan sedikit air kemudian dikocok ringan, kemudian di beri air hingga tanda batas pada sediaan setelah itu diminum secara oral (Ansel, 2008). Sirup kering amoxicillin yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah lebih dari satu minggu (Rashati dan Indriaweni, 2016).



II.



FORMULASI



2.1



Formula Formula Standar R/ Cephalexin



2,5 %



Sukrosa



62,5 %



PVP



1%



Sodium Starch Glycolate



1%



Natrium Sitrat



0,2 %



Asam Sitrat



0,4 %



Natrium Benzoat



0,2%



Aerosil



0,5%



Sunset yellow



q.s



Perasa Lemon



q.s (Shanbhag dan Bhalerao, 2010)



Formula yang digunakan R/



Amoxicillin



125 mg/5ml



Sukrosa



62,5 %



PVP



1%



Sodium Starch Glycolate



1%



Aerosil



0,5 %



Asam sitrat



0,4 %



Natrium sitrat



0,2 % 8



2.2



Natrium benzoat



0,2 %



Orange flavor



q.s



Aquades



ad 60 ml



Pemasalahan dan Pencegahan Masalah dalam Formulasi



1. Permasalahan a. Bahan-bahan antibiotika, seperti amoxicillin tidak stabil dalam bentuk



larutan pada waktu yang lama karena struktur cincin β-laktam akan terhidrolisis dalam air menjadi asam penisiloat. b. Amoxicillin dapat terdegradasi diluar rentang pH 3,5 – 6 (Depkes RI, 1995).



c. Amoxicillin terurai pada suhu 30-350C (Depkes RI, 1995). d. Amoxicillin tidak stabil terhadap paparan cahaya (Depkes RI, 1995). e. Amoxicillin sukar larut dalam air (Kemenkes RI, 2014) f. Sediaan sirup kering akan direkonstitusi menggunakan pelarut air yang merupakan media pertumbuhan yang sangat baik bagi bakteri (Ansel, 2008). g. Rasa dari amoxicillin adalah pahit, sehingga kurang nyaman untuk



dionsumsi 2. Pencegahan a. Amoxicillin dibuat dalam bentuk sediaan sirup kering. Sirup kering



merupakan campuran serbuk atau granul yang kemudian direkonstitusi, karena umumnya bahan-bahan antibiotika tidak stabil bila berada dalam larutan. b. Pada pembuatan sirup kering ditambahkan buffer berupa campuran asam



sitrat dan natrium sitrat yang dapat mempertahankan pH sediaan pada pH 6 (Shanbhag dan Bhalerao, 2010). c. Pada proses produksi amoxicillin tidak boleh melalui tahap pemanasan



melebihi 30-350C. Selain itu, amoxicillin harus disimpan pada suhu kamar yaitu sekitar 15-300 C. d. Amoxicillin dikemas dalam botol gelap dan terlindung dari cahaya.



e. Dalam formulasi perlu ditambahkan suspending agent. Penambahan suspending agent dapat menurunkan tegangan permukaan, sehingga amoxicillin yang tidak larut dalam air dapat terdispersi homogen dalam



9



pelarutnya. Selain itu suspending agent juga dapat meningkatkan viskositas larutan. f. Digunakan Natrium Benzoat sebagai zat pengawet karena kelarutannya



dalam air tinggi. Dalam penggunaan natrium benzoat pada pembuatan suspensi dengan konsentrasi 0,02-0,5% aman untuk tubuh dan dapat mencegah pertumbuhan mikroba (Rowe et al., 2009). g. Perlu ditambahkan perasa untuk menutupi rasa pahit tanpa mempengaruhi stabilitas fisik dan kimia. Ditambahkan sukrosa 62,5 % yang memberikan rasa manis.



Selain itu sukrosa dalam kadar kurang dari 65% tidak



menimbulkan cap-locking (Rowe et al., 2009). III.



PRODUKSI



3.1



Perhitungan Bahan Volume dry syrup yang akan dibuat adalah 60 mL dalam 1 sediaan (untuk



pemakaian 3 kali sehari selama 4 hari). Untuk evaluasi sediaan, maka dibuat 3 sediaan tambahan, sehingga total dibuat 4 sediaan. 1.



Amoxicillin Kadar Amoxicilin pada sediaan yaitu 125 mg/5mL. Maka : Untuk membuat 1 buah sediaan :



125 mg × 60 mL = 1500 mg = 1,5 gram 5 mL



Untuk membuat 4 buah sediaan: 1,5 gram × 4 = 6 gram 2.



Sukrosa Jumlah sukrosa pada sediaan yaitu 62,5%. Dibuat sukrosa sebanyak 15 mL dalam satu sediaan, maka : Untuk membuat 1 buah sediaan :



62,5 g × 15 mL = 9,375 gram 100 mL



Untuk membuat 4 buah sediaan: 9,375 gram × 4 = 37,5 gram 3.



PVP Jumlah PVP pada sediaan yaitu 1%. Dibuat PVP sebanyak 15 mL dalam satu sediaan, maka : Untuk membuat 1 buah sediaan :



1g × 15 mL = 0,15 gram 100 mL



Untuk membuat 4 buah sediaan: 0,15 gram × 4 = 0,6 gram



10



4.



Sodium Starch Glycolate (Primojel) Jumlah primojel pada sediaan yaitu 1%. Dibuat primojel sebanyak 15 mL dalam satu sediaan, maka : Untuk membuat 1 buah sediaan :



1g × 15 mL = 0,15 gram 100 mL



Untuk membuat 4 buah sediaan: 0,15 gram × 4 = 0,6 gram 5.



Aerosil Jumlah aerosil pada sediaan yaitu 0,5%. Dibuat aerosil sebanyak 15 mL dalam satu sediaan, maka : Untuk membuat 1 buah sediaan :



0,5 g × 15 mL = 0,075 gram 100 mL



Untuk membuat 4 buah sediaan: 0,075 gram × 4 = 0,3 gram 6.



Asam Sitrat Jumlah asam sitrat pada sediaan yaitu 0,4%. Dibuat asam sitrat sebanyak 15 mL dalam satu sediaan, maka : Untuk membuat 1 buah sediaan :



0,4 g × 15 mL = 0,06 gram 100 mL



Untuk membuat 4 buah sediaan: 0,06 gram × 4 = 0,24 gram 7.



Natrium Sitrat Jumlah natrium sitrat pada sediaan yaitu 0,2%. Dibuat natrium sitrat sebanyak 15 mL dalam satu sediaan, maka : Untuk membuat 1 buah sediaan :



0,2 g × 15 mL = 0,03 gram 100 mL



Untuk membuat 4 buah sediaan: 0,03 gram × 4 = 0,12 gram 8.



Natrium Benzoat Jumlah natrium benzoat pada sediaan yaitu 0,2%. Dibuat natrium benzoat sebanyak 15 mL dalam satu sediaan, maka : Untuk membuat 1 buah sediaan :



0,2 g × 15 mL = 0,03 gram 100 mL



Untuk membuat 4 buah sediaan: 0,03 gram × 4 = 0,12 gram 3.2



Penimbangan Bahan



Fungsi



Amoxicillin



Bahan Aktif



Jumlah Bahan Jumlah Bahan (60 mL) 1,5 gram



(240 mL) 6 gram



Persentase 125g/5mL



11



Sukrosa PVP Primojel Aerosil Asam Sitrat Natrium



Pemanis, Pengikat Suspending



62,5%



0,15 gram



0,6 gram



1%



0,15 gram 0,075 gram 0,06 gram



0,6 gram 0,3 gram 0,24 gram



1% 0,5% 0,4%



Buffer



0,03 gram



0,12 gram



0,2%



Pengawet



0,03 gram



0,12 gram



0,2%



Perasa



q.s



q.s



q.s



Benzoat Orange Flavour



-



37,5 gram



agent Desintegran Glidan Buffer



Sitrat Natrium



3.3



9,375 gram



Cara Kerja Alat dan Bahan 1. Alat a. Timbangan analitik b. Gelas ukur c. Gelas beaker d. Sendok tanduk e. Batang pengaduk f. Pipet tetes g. Oven h. Mortir dan stamper i. Sudip j. Botol kaca gelap 60 mL k. pH meter l. Viskometer brookfield m. Kertas perkamen 2. Bahan a. Amoxicillin b. Sukrosa c. PVP



12



d. Primojel e. Aerosil f. Asam Sitrat g. Natrium Sitrat h. Natrium Benzoat i. Orange flavour j. Akuades -



Cara Kerja Ditimbang semua bahan sesuai hasil perhitungan



Dicampur sukrosa, primojel, asam sitrat, natrium sitrat, natrium benzoat dalam mortir (Campuran I)



Dibasahi PVP dengan etanol dalam cawan porselen



PVP yang telah dibasahi kemudian dicampur dengan campuran I serta ditambahkan perasa jeruk



Massa granul yang diperoleh kemudian diayak dengan ayakan no. 10



Dilakukan pengeringan dengan menggunakan oven pada suhu 40ºC selama 24 jam



Dilakukan uji kadar air, jika diperoleh kadar air lebih dari 5% maka granul dikeringkan kembali pada oven suhu 40ºC



Setelah diperoleh kadar air kurang dari 5%, ditambahkan amoxicillin dan aerosil



Granul diayak kembali dengan ayakan no. 20



Dilakukan uji pada granul dan dimasukkan ke dalam botol, dikemas dengan



13



IV. PENGEMASAN 4.1 Kemasan Primer



4.2 Kemasan Sekunder



14



4.3 Etiket



4.4 Brosur



15



V. EVALUASI 5.1



Uji Evaluasi Terhadap Granul



5.1.1



Uji Kompresibilitas Dimasukkan seluruh granul ke dalam gelas ukur 100 mL



Kemudian diatur jumlah ketukan sebanyak 10, 150, dan 1250 ketukan



Hitung perbedaan volume yang diperoleh dari 150 ketukan dan 1250 ketukan



Jika perbedaan antara kedua volume yang diperoleh dari 150 ketukan dan 1250 ketukan melebihi 1 mL dilakukan pengulangan menggunakan 1250 ketukan sampai didapatkan selisih volume kurang dari 1 mL



16



Penentuan Kompresibilitas Kompresibilitas dapat dihitung dengan menggunakan dengan persamaan sebagai berikut : Indeks Kompresibilitas =



100(V 0−Vf ) V0



Keterangan : Vf : bobot jenis setelah pengetapan V0 : Bobot jenis sebelum pengetapan (USP, 2007) 5.1.2



Uji Kadar Air



Kadar air pada granul yang dipersyaratkan yaitu