Laporan Terapi Bermain Mewarnai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR DI RUANG BOBO RSUD Dr. SOETOMO



Disusun oleh: Kelompok 4



Tuhfa E. I, S.Kep Crispina S.N, S.Kep Alfan Fachrul R, S.Kep Awalludin S. P, S.Kep Rini Sartika, S.Kep Erna Susanti, S.Kep Dwi Hartini, S. Kep Maria Wahyu MP, S.Kep Muhammad Tarmizi, S.Kep Muhammad Bagus Setyawan, S.Kep Titah Khalimatus Sa’diyah, S.Kep



131723143004 131723143007 131723143009 131723143013 131723143019 131723143022 131723143027 131723143033 131723143038 131723143039 131723143042



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N) FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Tujuan........................................................................................................2 1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................................2 1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................................2 1.3 Manfaat ......................................................................................................3 BAB 2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7



TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4 Pengertian ..................................................................................................4 Fungsi Bermain .........................................................................................4 Tujuan Bermain .........................................................................................5 Prinsip - Prinsip Bermain ..........................................................................6 Faktor yang Mempengaruhi Bermain .......................................................7 Alat Permainan Edukatif ...........................................................................8 Klasifikasi Bermain ...................................................................................8



BAB 3 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ..........................................12 3.1 Tujuan......................................................................................................12 3.1.1 Tujuan Instruksional Umum ............................................................12 3.1.2 Tujuan Instruksional Khusus ...........................................................12 3.2 Sasaran ....................................................................................................13 3.3 Media .......................................................................................................13 3.4 Setting Tempat ........................................................................................13 3.5 Pengorganisasian .....................................................................................13 3.6 Job Description ........................................................................................14 3.7 Pelaksanaan .............................................................................................14 3.8 Evaluasi ...................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16



ii



1 BAB 1 PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Aktifitas anak yang meningkat namun kondisi daya tahan tubuh lemah



menjadikan anak rentang terserang penyakit, sehingga anak perlu menjalani hospitalisasi. Hospitalisasi ini



merupakan salah satu penyebab kecemasan.



Kecemasan pada anak merupakan hal yang harus segera diatasi karena sangat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan (Supartini, 2012). Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan masalah utama pada anak. Anak akan mengalami perasaan tertekan apabila mengalami hospitalisasi. Reaksi anak dalam mengatasi hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman pernah dirawat di rumah sakit, proses penyakit dan dirawat, sistem dukungan yang tersedia serta keterampilan koping dalam menghadapi stress terutama pada anak usia prasekolah (Kyle & Carman, 2014). Respon anak prasekolah terhadap penyakit dan hospitalisasi dapat menyebabkan mereka memandang bahwa kedua hal tesebut adalah suatu hukuman dan menyebabkan anak takut dengan tindakan invasif (Adriana, 2013). Berdasarkan survei World Health Organiation (WHO) pada tahun 2008, hampir 80% anak mengalami perawatan dirumah sakit. Sedangkan di Indonesia berdasarkan survei kesehatan ibu dan anak tahun 2010 didapatkan hasil bahwa dari 1.425 anak mengalami dampak hospitalisasi (Wicaksane, 2014). Berdasarkan survei WHO (2013), 80% anak mendapat perawatan di rumah sakit, dan sekitar 5% anak di Amerika Serikat mengalami hospitalisasi setiap tahunnya. Berdasarkan survei ekonomi nasional (SUSENAS) tahun 2014 jumlah anak prasekolah di Indonesia yang mengalami hospitalisasi sebesar 20,72%. Salah satu intervensi untk mengurangi stres hospitalisasi yang dapat dilakukan adalah terapi bermain. Permainan akan membuat anak terlepas dari ketegangan dan stres yang dialami. Selain itu dengan melakukan permainan anak dapat mengalihkan rasa sakit melalui kesenanganya melakukan permainan (Supartini, 2012).



1



Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Azis, 2010). Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak-anak untuk mempraktekkan keterampilan mereka, mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan, membuat mereka menjadi kreatif dan mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Azis, 2010). Bermain di rumah sakit banyak manfaatnya, antara lain dapat memberikan pengalihan dan menyebabkan relaksasi sehingga menghilangkan ketakutan dan ketegangan, membantu anak merasa lebih aman dilingkungan asing atau baru baginya, membantu mengurangi stres akibat perpisahan dan perasaan rindu rumah, mengurangi stres akibat tindakan keperawatan yang dilakukan dan sebagai alat ekspresi ide-ide dan minat (Wong, 2009).. Permainan yang cocok diterapkan untuk anak salah satunya adalah permainan yang akan menstimulus gerakan jarijari anak dan tangan anak. Contoh terapi bermain yang dapat dilakukan di rumah sakit yaitu mewarnai gambar. Mewarnai gambar merupakan salah satu permainan edukatif yang aman untuk anak dan dapat mengembangkan dan melatih kemampuan kognitif, visual dan auditori anak serta dapat mengurangi tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi (Wowiling, 2014). . 1.2



Tujuan



1.2.1



Tujuan Umum Anak



diharapkan



dapat



melanjutkan



tumbuh



kembangnya,



mengembangkan aktivitas dan kreativitas serta kesabaran melalui permainan mewarnai gambar. 1.2.2



Tujuan Khusus



1. Melatih koordinasi mata dan tangan 2. Melatih kemampuan kognitif, visual dan auditori pada anak. 3. Melatih koordinasi motorik halus 4. Melatih perkembangan personal sosial 5. Meningkatkan hubungan perawat dengan klien anak yang sedang menjalani masa hospitalisasi 6. Mengurangi tingkat kecemasan pada anak saat menjalani hospitalisasi 2



1.3



Manfaat



1. Bagi Anak Sebagai sarana atau metode yang dapat memacu anak untuk menemukan ideide, kreativitas, seta membantu perkembangan kognitif dan memberi kontribusi pada perkembangan intelektual atau kecerdasan berpikir dengan menentukan jalan menuju berbagai pengalaman yang tentu saja memperkaya cara berpikirnya serta menurunkan atau meminimalkan stres anak saat hospitalisasi 2. Bagi Orang Tua Sebagai masukan bagi orang tua dan tenaga pengajar agar menggunakan terapi bermain sebagai salah satu metode dalam usaha mengembangkan aktivitas dan kreativitas serta kesabarannya melalui terapi bermain mewarnai.. 3. Bagi Perawat Sebagai masukan agar menggunakan terapi bermain sebagai salah satu metode dalam usaha mengembangkan aktivitas dan kreativitas melalui terapi bermain mewarnai. 4. Bagi Mahasiswa Sebagai informasi untuk mengembangkan ilmu keperawatan khususnya keperawatan anak dalam pemberian terapi modalitas bermain dengan sebagai salah satu metode dalam usaha mengembangkan aktivitas dan kreativitas melalui terapo bermain mewarnai



3



2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Pengertian Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan



sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2009). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dengan keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan. Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya. Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak (Champbell dan Glaser, 2005). 2.2



Fungsi Bermain



1. Perkembangan Sensori a. Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi b. Meningkatkan perkembangan semua indra c. Mendorong eksplorasi pada sifat fisik dunia d. Memberikan pelampiasan kelebihan energi 2. Perkembangan yang intelektual a. Memberikan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran b. Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna c. Pengalaman dengan angka, hubungan yang renggang, konsep abstrak d. Kesempatan



untuk



mempraktikan



dan



memperluas



keterampilan



berbahasa e. Memberikan kesempatan untuk melatih masa lalu dalam upaya mengasimilasinya kedalam persepsi dan hubungan baru



4



f. Membantu



anak



memahami



dunia



dimana



mereka



hidup



dan



membedakan antara fantasi dan realita 3. Perkembangan sosialisasi dan moral a. Mengajarkan peran orang dewasa, termasuk perilaku peran seks b. Memberikan kesempatan untuk menguji hubungan c. Mengembangkan keterampilan sosial d. Mendorong interaksi dan perkembangan sikap positif terhadap orang lain e. Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui standar moral 4. Kreativitas a. Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat kreatif b. Memungkinkan fantasi dan imajinasi c. Meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus 5. Kesadaran diri a. Memudahkan perkembangan identitas diri b. Mendorong pengaturan perilaku sendiri c. Memungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian sendiri) d. Memberikan perbandingan antara kemampuasn sendiri dan kemampuan orang lain e. Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat mempengaruhi orang lain 6. Nilai Teraupetik a. Memberikan pelepasan stress dan ketegangan b. Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima dalam bentuk yang secara sosial dapat diterima c. Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang aman d. Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal tentang kebutuhan, rasa takut, dan keinginan 2.3



Tujuan Bermain



1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yg normal pada saat sakit. Pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.



5



2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya. Permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengsekspresikan berbagai perasaan yang tidak menyenangkan. 3. Mengembangkan



kreativitas



dan



kemampuan



memecahkan



masalah.



Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk mencipakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. 4. Dapat beradaptasi secara efektif thp stres karena sakit dan di rawat di RS.



2.4



Prinsip - Prinsip Bermain Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa ada beberapa hal yang perlu



diperhatikan agar aktifitas bermain bisa menjadi stimulus yang efektif : 1. Perlu ekstra energi Bermain memerlukan energi yang cukup sehingga anak memerlukan nutrisi yang memadai.Asupan atau intake yang kurang dapat menurunkan gairah anak. Anak yang sehat memerlukan aktifitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif maupun bermain pasif. Pada anak yang sakit keinginan untuk bermain umumnya menurun karena energi yang ada dugunakan untuk mengatasi penyakitnya. 2. Waktu yang cukup Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengenal alat-alat permainannya. 3. Alat permainan Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak.Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini sehingga alat permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar dan mempunyai unsur edukatif bagi anak. 4. Ruang untuk bermain Aktifitas bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, di halaman, bahkan di ruang tidur.Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk bermain bila memungkinkan, di mana ruangan tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk menyimpan permainannya.



6



5. Pengetahuan cara bermain Anak



belajar



bermain



dari



mencoba-coba



sendiri, meniru



teman-



temannya, atau diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terahkir adalah yang terbaik karena anak lebih terarah dan berkembang pengetahuannya dalam menggunakan alat permainan tersebut. Orang tua yang tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat permainan yang diberikan, umumnya membuat hubungannya dengan anak cenderung menjadi kurang hangat. 6. Teman bermain Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang tuanya. Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar dapat menemukan kebutuhannya sendiri.Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan mengakrabkan hubungan dan sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengetahui setiap kelainan yang dialami oleh anaknya. Teman diperlukan untuk mengembangkan sosislisasi anak dan membantu anak dalam memahami perbedaan. 2.5



Faktor yang Mempengaruhi Bermain



1. Tahap perkembangan anak Aktivitas bermain yang tepat harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua dan Perawat harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. 2. Status kesehatan anak Aktivitas bermain memerlukan energi maka Perawat harus mengetahui kondisi anak pada saat sakit dan jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang dirawat di rumah sakit. 3. Jenis kelamin Pada dasarnya dalam melakukan aktifitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan namun ada pendapat yang diyakini bahwa permainan adalah salah satu alat mengenal identitas dirinya. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan adanya tuntutan perilaku yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dan hal ini dipelajari melalui media permainan.



7



4. Lingkungan yang mendukung Lingkungan yang cukup luas untuk bermain memungkinkan anak mempunyai cukup ruang untuk bermain. 5. Alat dan jenis permainan yang cocok Pilih alat bermain sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Alat permainan harus aman bagi anak. 2.6



Alat Permainan Edukatif Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan



perkembangan anak, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya. Contoh alat permainan pada balita dan perkembangan yang distimuli : 1. Pertumbuhan fisik dan motorik kasar, contohnya sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. 2. Motorik halus, contohnya gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll. 3. Kecerdasan/ kognitif, contohnya buku gambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil, warna 4. Bahasa, contohnya buku bergambar, Buku cerita, majalah, radio, tape, TV 5. Menolong diri sendiri, contohnya gelas/ piring plastic, sendok, baju, sepatu, kaos kaki, dll. 6. Tingkah laku sosial, contohnya alat permainan yang dapat dipakai bersama missal congklak, kotak pasir, bola, tali, dll. 2.7



Klasifikasi Bermain



1. Menurut isi permainan a. Sosial affective play, Inti permainan ini adalah hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dengan orang lain (contoh: ciluk-baa, berbicara sambil tersenyum dan tertawa). b. Sense of pleasure play, Permainan ini sifatnya memberikan kesenangan pada anak (contoh: main air dan pasir). c. Skiil play, Permainan yang sifatnya meningkatkan keterampilan pada anak, khususnya motorik kasar dan halus (misal: naik sepeda, memindahkan benda). d. Dramatik Role play, Pada permainan ini, anak memainkan peran sebagai orang lain melalui permainanny. (misal: dokter dan perawat).



8



e. Games, Permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan / skor (Contoh : ular tangga, congklak). f. Un occupied behaviour, Anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek yang ada disekelilingnya, yang digunakan sebagai alat permainan (Contoh: jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja dsb). 2. Menurut karakter sosial a. Onlooker play, Anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisifasi dalam permainan (Contoh: Congklak/Dakon). b. Solitary play, Anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya dan alat permainan tersebut berbeda dengan alat permainan temannya dan tidak ada kerja sama. c. Parallel play, Anak menggunakan alat permaianan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan lainya tidak ada sosialisasi. Biasanya dilakukan anak usia toddler. d. Associative play, Permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin dan tujuan permaianan tidak jelas (Contoh: bermain boneka, masak-masak). e. Cooperative play, Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin (Contoh: main sepak bola). 3. Menurut usia a. Umur 1 bulan (sense of pleasure play) - Visual



: dapat melihat dengan jarak dekat



- Audio



: berbicara dengan bayi



- Taktil



: memeluk, menggendong



- Kinetik



: naik kereta, jalan-jalan



b. Umur 2-3 bln -



Visual



: memberi objek terang, membawa bayi keruang yang berbeda



9



-



Audio



: berbicara dengan bayi,memyanyi



-



Taktil



: membelai waktu mandi, menyisir rambut



c. Umur 4-6 bln -



Visual



: meletakkan bayi didepan kaca, memebawa bayi nonton TV



-



Audio



: mengajar bayi berbicara, memanggil namanya, memeras kertas



-



Kinetik



: bantu bayi tengkurap, mendirikan bayi pada paha ortunya



-



Taktil



: memberikan bayi bermain air



d. Umur 7-9 bln -



Visual



: memainkan kaca dan membiarkan main dengan kaca serta



berbicara sendiri -



Audio



: memanggil nama anak, mngulangi kata-kata yang diucapkan



seperti mama, papa -



Taktil



: membiarkan main pada air mengalir



-



Kinetik



: latih berdiri, merangkap, latih meloncat



e. Umur 10-12 bln -



Visual



: memperlihatkan gambar terang dalam buku



-



Audio



: membunyikan suara binatang tiruang, menunjukkan tubuh dan



menyebutnya -



Taktil



: membiarkan anak merasakan dingin dan hangat, membiarkan



anak merasakan angin -



Kinetik



: memberikan anak mainan besar yang dapat ditarik atau



didorong, seperti sepeda atau kereta f. Umur 2-3 tahun -



Paralel play dan sollatary play. Anak bermain secara spontan, bebas, berhenti bila capek, koordinasi kurang (sering merusak mainan). Jenis mainan: boneka,alat masak,buku cerita dan buku bergambar



g. Preschool 3-5 thn -



Associative play , dramatik play dan skill play. Sudah dapat bermain kelompok. Jenis mainan: roda tiga, balok besar dengan macam-macam ukuran



10



h. Usia sekolah -



Cooperative play



-



Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin



-



Dapat belajar dengan aturan kelompok



-



Laki-laki : Mechanical



-



Perempuan : Mother Role



i. Mainan untuk Usia Sekolah : -



6-8 tahun : Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis, mencatat, sepeda



-



8-12 tahun : Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu, olah raga bersama, sepeda, sepatu roda



j. Masa remaja -



Anak lebih dekat dengan kelompok



-



Orang lain, musik,komputer, dan bermain drama



11



3 BAB 3 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Sasaran



: Anak usia 3-5 tahun yang dirawat diruang Hemato Bona 2



Hari/Tanggal



: Selasa/ 2 Oktober 2018



Tempat



: Ruang Bobo - RSUD Dr. Soetomo



Waktu



: Pukul 09.30-10.00 WIB



Pelaksana



: Mahasiswa P3N angkatan B19 Fakultas Keperawatan UNAIR



Jenis Permainan



3.1



: Mewarnai gambar



Tujuan



3.1.1



Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapat terapi bermain selama 30-60 menit, anak diharapkan



bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat di rumah sakit. 3.1.2



Tujuan Instruksional Khusus Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan:



1. Anak merasa tenang selama dirawat 2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat 3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat 4. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan 5. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi 6. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal 7. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi anak tentang suatu permainan 8. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat 9. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit 10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah sebagai alat komunikasi antara perawat-klien



12



3.2



Sasaran Peserta dalam terapi bermain ini adalah:



1. Anak usia 3-5 tahun yang dirawat diruang Hemato Bona 2



RSUD Dr.



Soetomo Surabaya. 2. Anak bersedia mengikuti permainan ( tidak rewel) 3. Tidak dalam kondisi badan panas atau kejang 3.3



Media



1. Kertas bergambar 2. Pensil warna 3. Krayon 4. Papan alas 3.4



Setting Tempat Peserta terapi bermain duduk berhadapan dengan tim pemberi terapi



Keterangan :



3.5



: Leader



: Peserta



: Observer



: Fasilitator



Pengorganisasian



1. Pembimbing akademik : Eka Mishabahatul, S.Kep.Ns.M.Kep 2. Pembimbing klinik



: Suliatiawati Ningsih, S.Kep.Ns



3. Leader



: Rini Sartika , S.Kep



4. Fasilitator



: Tuhfa E. I, S.Kep & Crispina S,S.Kep Awaludin S, S.Kep & Maria, S.Kep



5. Observer



: Titah Khalimatus Sa’diyah, S.Kep 13



3.6



Job Description



No. 1.



Nama Sie Leader



1.



2. 3. 2.



Fasilitator



1. 2. 3.



3.



Observer



1. 2. 3. 4.



3.7 No 1.



2.



3.



Job Description Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan Mempertahankan kehadiran peserta Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari dalam kelompok Mengamati keamanan jalannya kegiatan terapi bermain Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan terapi bermain Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi



Pelaksanaan Waktu 5 Menit



20 Menit



5 Menit



Kegiatan Penyuluhan Pembukaan: 1. Co leader Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan kontrak waktu 4. Memperkenalkan anak satu persatu dan anak saling berkenalan dengan temannya 5. Mempersilahkan leader memimpin terapi bermain Pelaksanaan (kegiatan bermain) : 1. Leader menjelaskan cara permainan 2. Menbagikan permainan 3. Leader dan Fasilitator memotivasi anak 4. Observer mengobservasi anak 5. Menanyakan perasaan anak Terminasi: 1 Leader Menghentikan permainan 2 Menanyakan perasaan anak 3 Menyampaikan hasil permainan 4 Memberikan hadiah pada anak yang cepat menyelesaikan gambarnya dan bagus



14



Kegiatan Peserta



1. 2. 3. 4.



Menjawab salam Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan dan saling berkenalan 5. Mendengarkan



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Mendengarkan Menjawab pertanyaan Menerima permainan Bermain Bermain Mengungkapkan perasaan



1. Selesai bermain 2. Mengungkapkan perasaan



3. Mendengarkan 4. Senang 5. Mengungkapkan



No



Waktu



5 6 7 8



3.8



Kegiatan Penyuluhan Membagikan souvenir/kenangkenangan pada semua anak yang bermain Menanyakan perasaan anak Leader menutup acara Mengucapkan salam



Kegiatan Peserta perasaan 6. Mendengarkan 7. Menjawab salam



Evaluasi



1. Kriteria struktur a. Kontrak waktu dan tempat dilakukan 1 hari sebelum acara dilaksanakan b. Pembuatan proposal terapi bermain c. Penentuan tempat yang akan digunakan dalam penyuluhan d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan e. Alat-alat yang digunakan lengkap f. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana



2. Kriteria proses a. Terapi dapat berjalan dengan lancar b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya



3. Kriteria hasil a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan gambar dapat tersusun dengan baik dan benar b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik c. Anak merasa senang d. Anak tidak takut lagi dengan perawat e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain



15



DAFTAR PUSTAKA



Adriana, D. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika Azis A. 2010. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika Kyle, Terri., & Carman, Susan. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pediatri Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Pratiwi, Yusnita. 2012. Pengaruh terapi bermain terhadap respon kecemasan anak usia pra sekolah di ruang perawatan anak RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.FIK UIN Makassar Saputro, Heri. 2017. Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit. Ponorogo : FORIKES Supartini Yupi. 2012.Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Wong. D.L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatri Vol. 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Wowiling. 2014. Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah Akibat Hospitalisasi Di Ruangan Irina E Blu Rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan Unsrat Vol 2, No 2 (2014). Manado : Universitas Sam Ratulangi.



16



DAFTAR HADIR PESERTA TERAPI BERMAIN MEWARNAI PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI RUANG BOBO RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA



17



DAFTAR HADIR MAHASISWA TERAPI BERMAIN MEWARNAI PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI RUANG BOBO RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA



No



Nama Mahasiswa



NIM



1



Tuhfa E. I, S.Kep



131723143004



2



Crispina S.N, S.Kep



131723143007



3



Alfan Fachrul R, S.Kep



131723143009



4



Awalludin S. P, S.Kep



131723143013



5



Rini Sartika, S.Kep



131723143019



6



Erna Susanti, S.Kep



131723143022



7



Dwi Hartini, S. Kep



131723143027



8



Maria Wahyu MP, S.Kep



131723143033



9



Muhammad Tarmizi, S.Kep



131723143038



10



Muhammad Bagus Setyawan, S.Kep



131723143039



11



Titah Khalimatus Sa’diyah, S.Kep



131723143042



18



Tanda Tangan



PENILAIAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI PADA ANAK USIA 3 - 5 TAHUN DI RUANG BOBO RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA



No



Aspek yang dinilai



A 1.



Alat Rancangan program bermain lengkap dan sitematis Alat bermain sesuai dengan umur atau jenis kelamin dan tujuan Tahap pra interaksi Melakukan kontrak waktu Mengecek kesiapan anak (tidak mengantuk, tidak rewel, keadaan umum membaik/ kondisi yang memungkinkan) Menyiapkan ruangan dan alat-alat Mencuci tangan Tahap orientasi Memberikan salam kepada anak dan kelurga serta menyapa nama anak Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan Tahap kerja Memberikan petunjuk pada anak cara bermain Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri atau dibantu Memotivasi ketrlibatan anak dan keluarga Memberikan pujian pada anak bila dapat melakukan kegiatan Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal, psikomotor anak pada saat bermain Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan/dibuatnya Menanyakan perasaan anak setelah bermain Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan Tahap Terminasi Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan Berpamitan dengan anak dan keluarga



2. B 1. 2.



3. 4. C 1. 2. 3. D 1. 2. 3. 4. 5.



6. 7. 8. E 1. 2.



BOBOT



19



0



NILAI 1 2 3







3 2







2 3







2 1



√ √



1















3 1



√ √



3







2 3 3



√ √



3







3







3 2







3 1



√ √ √



No 3. 4. 5.



Aspek yang dinilai



BOBOT



Membereskan dan mengembalikan alat ke 2 tempat semula Mencuci tangan 1 Mencatat jenis permainan dan respon klien 3 serta keluarga dalam lembar catatan keperawatan dan kesimpulan hasil bermain meliputi emosional, hubungan interpersonal, psikomotor dan anjuran untuk anak dan keluarga



20



0



NILAI 1 2 3



√ √ √



PENILAIAN KEMAMPUAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI RUANG BOBO



Nama anak



M. Aska



Bilal



Afiqa



Azkia



Khaira



















No 1



2



3



4



Motorik Kasar Mandiri Dibantu Sebagian Tergantung Orangtua Motorik Halus Dapat meniru garis vertical Dapat mencontoh gambar yang ditunjukan Dapat menggoyangkan ibu jari Bahasa Menyebut warna Menyebut 3 kata sifat Kegunaan benda Personal Sosial Cuci & mengeringkan tangan Berpakaian tanpa bantuan Menyebut nama teman



√ √



√ √ √



































√ √



√ √ √



√ √ √



√ √ √



√ √ √







































21



PELAKASANAAN DAN KEGIATAN



1. Persiapan Persiapan yang dilakukan untuk pelakasanaan terapi bermain mewarnai gambar adalah menyiapkan materi, aturan permainan dan peralatan yang dibutuhkan dalam permainan. Persiapan dilakukan selama tiga hari sebelum pelaksanaan dan kontrak waktu dengan pasien juga sehari sebelum pelaksanaan terapi bermain. 2. Pelaksanaan Terapi bermain dilaksanakan di ruang Bobo II pada hari Selasa, 2 Oktober 2018 pukul 09.30-10.00 WIB dan selesai melebihi waktu yang telah ditentukan yaitu pukul 10.30 WIB dikarenakan anak-anak peserta permainan masih sangat antusias melanjutkan permainan meskipun waktu terapi bermain sudah habis. Sasaran terapi bermain mewarnai gambar ini adalah anak usia 3-5 tahun yang dirawat diruang Hemato Bona 2. 3. Hambatan Hambatan dalam pelaksanaan terapi bermain yaitu sebagian pasien masih istirahat, sehingga beberapa orang ada yang terlambat mengikuti acara. 4. Dukungan Perawat ruangan serta pembimbing klinik maupun akademik mempercayakan sepunuhnya kepada mahasiswa bagaimana mekanisme terapi bermain yang sudah direncanakan sebelumnya dengan memberikan masukan-masukan mengenai topik permainan yang cocok dengan pasien di ruangan.



22



EVALUASI TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA 3 - 5 TAHUN DI RUANG BOBO RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA



No 1.



Nama Sie Leader



3.



Fasilitator



4.



Observer



Job Description 1.Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya 2.Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi 3.Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan 1. Mempertahankan kehadiran peserta 2. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta 3. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari dalam kelompok 1. Mengamati keamanan jalannya kegiatan terapi bermain 2. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan 3. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan terapi bermain 4. Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi



23



Ya















Tidak



Lampiran 1



24



DOKUMENTASI KEGIATAN TERAPI BERMAIN



Leader memulai acara



Peserta tampak antusias mengikuti terapi bermain



Peserta aktif dalam mewarnai gambar



25