Proposal Terapi Bermain Mewarnai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL TERAPI BERMAIN “MEWARNAI” USIA PRE-SCHOOL (4-6 TAHUN) DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR



DI SUSUN OLEH : Yusuf Adi Erlangga, S. Kep Andi Urviana Asrah, S. Kep Sri Mardiah Salong, S. Kep Lisnawati H. Bangsa, S. Kep Satri Siharis, S. Kep



PRECEPTOR LAHAN



(



PRECEPTOR INSTITUSI



)



(



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2017



)



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu. Aktivitas



bermain



merupakan



salah



satu



stimulasi



bagi



perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di rawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreativitas anak, dan anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Di ruang Baji Minasa bagian anak RSUD Labuang Baji Makassar terdapat 8 anak, yang 50% diantaranya atau 6 orang anak berusia pre-school (3-6 tahun). Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat



perkembangan



menggambarkan



bahwa



anak.



Dinamika



selama



secara



mewarnai



psikologis



anak



akan



mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan merasalebih rileks. Oleh karena itu, pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi, maka akan



dilaksanakan terapi bermain pada anak usia sekolah dengan cara mewarnai. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak 2. Tujuan Khusus a. Anak dapat lebih mengenali warna b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak c. Mengembangkan imajinasi pada anak d. Memberikan kesenangan dan kepuasan C. Manfaat 1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit. 2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Bermain Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi,



mengenal



lingkungan,



dan



untuk



meningkatkan



kesejahteraan mental dan sosial anak. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak B. Fungsi Bermain Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorikmotorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi. 1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan. 2. Perkembangan



intelektual



anak



melakukan



eksplorasi



dan



manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. 3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit. 4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri. 5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. 6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.



7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain. C. Tujuan Bermain 1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. 2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ideidenya. 3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. 4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit. D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain 1. Tahap perkembangan 2. Jenis kelamin anak 3. Status kesehatan anak 4. Lingkungan yang tidak mendukung 5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain 1. Perlu energi ekstra 2. Waktu yang cukup 3. Alat permainan 4. Ruang untuk bermain 5. Pengetahuan cara bermain 6. Teman bermain



F. Klasifikasi Bermain Berdasarkan isi permainan : 1. Sosial Affective Play 2. Sense of Pleasure Play 3. Skill Play 4. Games atau Permainan 5. Unoccupied Behaviour 6. Dramatic Play G. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Pre-school 1. Perkembangan Biologi a. BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun), 18,7 kg (5 tahun).



b. Tinggi badan rata-rata bertambah 6,75-7,5 cm. c. Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih : Umur(dalam tahun) x 2 + 8 d. Perkembangan motorik kasar 1) Usia 36 bulan a) Pakai dan ganti baju sendiri b) Berjalan mundur c) Naik turun tangga berganti-ganti kaki d) Berdiri sesaat dengan 1 kaki 2) Usia 4 tahun a) Melompat dengan satu kaki b) Memanjat dan melompat c) Melempar bola cukup banyak d) Naik tangga dengan lancer



3) Usia 5 tahun a) Melompat-lompat dengan 1 kaki b) Berlari tanpa kesulitan c) Bermain lompat tali d) Mainan tangkap e) Naik turun tangga dengan lancer 4) Usia 6 tahun a) Berlari dengan baik b) Berlari dan bermain secara bersamaan c) Naik sepeda d) Menggambar orang lengkap e) Menambah ciri seperti mulut, mata, hidung pada gambar e. Perkembangan motorik halus 1) Usia 36 bulan a) Memasang manik-manik besar b) Melukis tanda silang dan bulat c) Membuka kancing depan dan samping d) Menyusun 10 balok tanpa jatuh 2) Usia 4 tahun a) Menggunting gambar sederhana b) Menggambar bujur sangkar 3) Usia 5 tahun a) Memukul kepala paku dengan palu b) Mengikat tali sepatu c) Dapat menulis beberapa huruf alphabet 4) Usia 6 tahun Suka menggambar, menulis dan mewarnai.



2. Perkembangan Kognitif a. Fase prekonseptual 1) Memory span increase 2) Centre on one aspect of situation 3) Classify object according to one characteristic b. Fase intuitive 1) Attention span increase 2) Classify object in terms of their use 3) Egosentric interpretation of events 4) Irreversible thought 3. Perkembangan Moral a. Orientasi pda hukum dan kepatuhan b. Anak berorientasi pada hal sebenarnya 4. Perkembangan Bahasa a. Usia 3 tahun 1) Banyak bertanya 2) Berbicara saat ada atau tidak ada orang 3) Menggunakan bahasa telegravis 4) Menggunakan konsonan d,b,t,k,y 5) Menghilangkan w dari pembicaraan 6) Pembedaharaan kata 900 kata 7) Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l) b. Usia 4 tahun 1) Perbendaharaan kata 1500 kata 2) Menghitung 1 s/d 3 3) Menceritakan cerita jantung



c. Usia 5 tahun 1) Perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata 2) Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan semua bagian bicara.Menyebutkan empat atau lebih warna 3) Mengetahui nama-nama hari. H. Jenis Permainan Yang Cocok Untuk Usia 4 – 6 Tahun 1. Dramatic Play Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain Contoh: Anak memerankan sebagai ayah atau ibu.



2. Skill Play Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya motorik kasar dan halus. Contoh : Bermain bongkar pasang. 3. Assosiative Play Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan yang lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang memimpin permainan dan tujuan yang tidak jelas. Contoh: anak-anak bernyanyi sesuai selera masing-masing. 4. Cooperative Play Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan dan pimpinan permainan jelas. Contoh : anak-anak bernyanyi bersama-sama dengan satu orang menjadi pemimpin.



BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Hari, tanggal



: 22- juni- 2017



Waktu



: 10.00 WITA s/d selesai



Tempat



: Ruang Anak RSUD Labuang Baji



B. Pelaksanaan Terapi Bermain Untuk Anak Usia 4 – 6 Tahun 1. Pengorganisasian a. Leader : Hasani Tugas :  Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis  Menjelaskan tujuan terapi bermain  Menjelaskan aturan terapi permainan b. Observer : I Kadek Langkir Tugas : Mengevaluasi jalannya kegiatan c. Fasilitator : Dwi Hardiyanti Nurdin dan Weny Novita Anggraeni Tugas :  Memfasilitator kegiatan yang diharapkan  Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan  Sebagai Role Model selama kegiatan C. Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 4 – 6 Tahun 1. Stimulasi Sosial Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh: bermain pasir bersama-sama 2. Stimulasi Keterampilan Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga dapat mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari. 3. Stimulasi Kerjasama Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain menyusun puzzle, bermain bola. D. Permainan Lomba Mewarnai Menumbuhkan kreatifitas, sportifitas semangat untuk berkompetisi dalam lomba Cara Bermain :



dan



meningkatkan



E. F. G. H.



1. Leader membagikan gambar dan pensil warna 2. Minta anak untuk mewarnai sesuai dengan seleranya 3. Berikan waktu 10 menit untuk mewarnai gambar Sasaran Sasaran terapi bermain ini untuk anak usia 4 – 6 tahun Metode 1. Ceramah/Demonstrasi 2. Bermain (peragaan langsung) Alat permainan 1. Buku Gambar 2. Kerayon (pensil warna) Antisipasi masalah 1. Penanganan anak yang tidak aktif saat terapi aktivitas bermain : meminta bantuan kepada orang tua untuk menemani atau mendampingi anak 2. Bila anak jenuh pada aktivitas bermain : fasilitator menghibur dengan cara memberikan hadiah dan mengajak bergabung dengan teman-teman yang lain 3. Bila anak ingin buang air besar atau air kecil Fasilitator mengajak orang tua untuk membersihkan dan mengganti popoknya 4. Bila ada anak lain yang ingin ikut bermain : fasilitator amemberikan kesemapatan pada anak lain untuk ikut dan dimasukkan dalam kelompok umur yang sesuai



I. Strategi Kegiatan No 1



Waktu 3 Menit



Kegiatan Pembukaan 1. Membuka



Kegiatan peserta 1. Menjawab salam



kegiatan dengan mengucapkan salam 2. Menjelaskan latar



2. Memperhatikan



belakang dan memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan diberikan



3. Memperhatikan



Metode Ceramah



2



20 menit



terapi bermain Pelaksanaan 1. Memperkenalkan



1. Memperhatikan



alat permianan 2. Menerima alat 2. Membeagikan alat permainan permaianan pada



Ceramah dan peragaan langsung



masing-masing peserta 3. Mengajak anak



3. Melakukan permainan



bermain dengan



Diskusi



media sudah 3



5 menit



dibagikan Evalusi Memberikan



Menjawab



Diskusi dan



pertanyaan



Tanya jawab



1. Mendengarkan



Ceramah



pertanyaan sekilas tentang 4



2 menit



permainan Terminasi 1. Reinforcment positif 2. Menutup kegiatan



2. Menjawab



dengan mengucapkan salam penutup J. Kriteria Penilaian 1. Evaluasi Struktur a. Peralatan bermain seperti boneka, buku gambar dan pensil berwarna sudah tersedia b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu d. Jumlah terapis 4 orang 2. Evaluasi Proses a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur b. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan



c. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir 3. Evaluasi Hasil a. 100 % anak merasa b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit. Tujuan bermain



adalah



melanjutkan



pertumbuhan



dan



perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di Rumah Sakit. B. Saran 1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit. 2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.



EVALUSI 1. Evaluasi Input a. Tim terapis berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 leader, 2 fasilitator dan 1 observer b. Lingkungan yang digunakan yaitu ruang Anak RSUD Praya, ruangan cukup luas, bersih, pencahayaan baik dan sirkulasi baik c. Perlatan yang digunakan yaitu buku gambar dan kerayon (pensil warna) dapat digunakan oleh anak dengan baik d. Dalam memilih anak sebagai peserta terapi bermain mengalami kesulitan yaitu saat diajak ingin menjadi peserta terapi bermain setuju tetapi saat menjelang terapi dilaksanakan anak tiba-tiba tidak setuju dan sebagian juga ada yang pulang 2. Evaluasi Proses a. Leader mamapu menjelaskan aturan permaian dengan baik b. Fasilitator mempu menempatkan diri ditengah-tengah klien c. Observer mampu menempatkan diri ditempat yang memungkinkan untuk mengawasi jalanya permianan d. 80% klien mampu mengikuti permaianan dengan aktif dari awal sampai akhir 3. Evaluasi Output Setelah mengadakan terapi bermain dengan 5 orang anak yang diamati, hasil terapi bermain sebagai berikut: a. 70% anak yang ngikuti permaianan mampu mengikuti kegiatan secara aktif dari awal samapai selesai b. 60% anak mampu meningkatkan komunikasi nono verbal : bergerak menbgikuti instruksi, ekspresi wajah, berani kontak mata. c. 50% anak mampu melakukan hubungan social dengan lingkungan d. 80 anak mampu mengenal warna