Sab Terapi Bermain Mewarnai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TERAPI BERMAIN SATUAN ACARA BERMAIN “MEWARNAI” DI RUANG IRNA 1 ANAK RSUD dr. SAYIDIMAN MAGETAN



Disusun Oleh : 1. Nurul Fatonah



(201906052)



2. Raditya Widilaksana



(201906055)



3. Ratih Kharismawati



(201906057)



4. Reka Septia Dwi K



(201906058)



5. Ridwan Ahmad M



(201906059)



6. Salis Nur Hanafi



(201906061)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019/ 2020



LEMBAR PENGESAHAN



Satuan Acara Bermain “ Mewarnai” Di Ruang IRNA 1 Anak RSUD dr. Sayidiman Magetan



Laporan Terapi Bermain ini dibuat untuk memenuhi tugas klinik Profesi Ners tahun 2019/ 2020 Stase Keperawatan Anak



Telah disetujui dan disahkan pada : HARI



:



TANGGAL :



Mengetahui,



Pembimbing Akademik



Pembimbing Klinik



(___________________________)



(___________________________)



i



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan, perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008). Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth, 2000). Dalam bermain di rumah sakit mempunyai fungsi penting yaitu menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan (Sacharin, 2003). Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi, sehingga timbul hal yang menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin lama anak mengalami hospitalisasi maka dampak psikologis yang terjadi salah satunya adalah peningkatan kecemasan yanng berhubungan erat dengan perpisahan dengan saudara atau teman-temannya dan akibat pemindahan dari lingkungan yang sudah akrab dan sesuai dengannya (Whaley and Wong, 2001). Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum hospitalisasi, selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya, lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan / ketakutan. Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat



1



pelaksanaan terapi di rumah sakit. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal (Carson, dkk, 2002). Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuanbermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fasepertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009). Menurut penelitian yang di lakukan oleh Suryanti dan kawan kawan di RSUD Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga tahun 2011 di peroleh Hasil uji statistik diperoleh nilai p =0,0001 < α = 0,05, sehingga Ha diterima (Ho ditolak) yang berarti ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain (mewarnai dan origami). Terapi bermain (mewarnai dan origami) dapat menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah, dari tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat kecemasan ringan (Suryanti,dkk, 2011).



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, diharapkan kreativitas anak-anak berkembang baik anak merasa tenang dan senang selama berada di instalasi keperawatan anak di ruang Irna 1 Penyakit Anak RSUD dr. Sayidiman Magetan dapat bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai tumbuh kembang anak dan dapat membantu mengurangi tingkat



2



kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi 2. Tujuan Khusus Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan : a. Bisa merasa tenang dan senang selama berada di instalasi keperawatan anak b. Anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya c. Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi d. Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat



C. Sasaran Anak-anak yang berada di ruang Irna 1 Penyakit Anak RSUD dr. Sayidiman Magetan. Peserta yang mengikuti terapi bermain ini adalah anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang sedang menjalani perawatan di bangsal anak dengan kesadaran composmentis dan keadaan umum baik.



3



BAB II DESKRIPSI KASUS



A. Karakteristik Sasaran 1. Usia 0 – 12 bulan a. Tujuannya adalah : 1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam. 2) Melatih kerjasama mata dan tangan. 3) Melatih kerjasama mata dan telinga. 4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan. 5) Melatih mengenal sumber asal suara. 6) Melatih kepekaan perabaan. 7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang. b. Alat permainan yang dianjurkan : 1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang. 2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka. 3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang. 4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara. 5) Alat permainan berupa selimut dan boneka. 2. Usia 13 – 24 bulan a. Tujuannya adalah : 1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara. 2) Memperkenalkan sumber suara. 3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik. 4) Melatih imajinasinya. 5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik b. Alat permainan yang dianjurkan: 1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya. 2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik. 3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air),



4



balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna. 3. Usia 25 – 36 bulan a. Tujuannya adalah ; 1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak. 2) Mengembangkan keterampilan berbahasa. 3) Melatih motorik halus dan kasar. 4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna). 5) Melatih kerjasama mata dan tangan. 6) Melatih daya imajinansi. 7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda. b. Alat permainan yang dianjurkan : 1) Alat-alat untuk menggambar. 2) Lilin yang dapat dibentuk 3) Pasel (puzzel) sederhana. 4) Manik-manik ukuran besar. 5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda. 6) Bola. 4. Usia 32 – 72 bulan a. Tujuannya adalah : 1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan. 2) Mengembangkan kemampuan berbahasa. 3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi. 4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain purapura (sandiwara). 5) Membedakan benda dengan permukaan. 6) Menumbuhkan sportivitas. 7) Mengembangkan kepercayaan diri. 8) Mengembangkan kreativitas. 9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll). 5



10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar. 11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya. 12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal: pengertian mengenai terapung dan tenggelam. 13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong. b. Alat permainan yang dianjurkan : 1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anakanak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll. 2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.



B. Prinsip Bermain Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak (Anggani Sudono, 2016). Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu diantaranya, bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk. Jangan 6



memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit. Menurut Supartini (2014), terapi bermain yang dilaksanakan di rumah sakit tetap harus memperhatikan kondisi kesehatan anak. Ada beberapa prinsip permainan pada anak di rumah sakit. a. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dapat dilakukan di tempat tidur, dan anak tidak boleh diajak bermain dengan kelompoknya di tempat bermain khusus yang ada di ruang rawat. b. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana. Pilih jenis permainan yang tidak melelahkan anak, menggunakan alat permainan yang ada pada anak atau yang tersedia di ruangan (Supartini, 2004). c. Permainan harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan. Anak kecil perlu rasa nyaman dan yakin terhadap benda-benda yang dikenalnya, seperti boneka yang dipeluk anak untuk memberi rasa nyaman dan dibawa ke tempat tidur di malam hari (Wong, et al, 2008).



C. Karakteristik Permainan 1. Usia 0 – 12 bulan Alat permainan yang dianjurkan : 1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang. 2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka. 3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang. 4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara. 5) Alat permainan berupa selimut dan boneka. 2. Usia 13 – 24 bulan Alat permainan yang dianjurkan: 1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya. 2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik. 3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna. 7



3. Usia 25 – 36 bulan Alat permainan yang dianjurkan : 1) Alat-alat untuk menggambar. 2) Lilin yang dapat dibentuk 3) Pasel (puzzel) sederhana. 4) Manik-manik ukuran besar. 5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda. 6) Bola. 4. Usia 32 – 72 bulan Alat permainan yang dianjurkan : 1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anakanak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll. 2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.



Karakteristik bermain anak usia 3-5 tahun (pra sekolah) (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009) 1. Cross motor and fine motors 2. Dapat melompat,bermain dan bersepeda. 3. Sangat energik dan imaginative 4. Mulai terbentuk perkembangan moral 5. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok 6. Assosiative play 7. Dramatic play 8. Skill play Laki-laki aktif bermain di luar 9. Perempuan didalam rumah



Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 3-5 Tahun (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009) a) Stimulasi Sosial Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh: bermain pasir bersama-sama. 8



b) Stimulasi Keterampilan Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga dapat mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari. c) Stimulasi Kerjasama Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain menyusun puzzle, bermain bola.



9



BAB III METODOLOGI TERAPI BERMAIN



A. Deskripsi Bermain Mewarnai gambar merupakan salah satu terapi bermain yang dapat di lakukan pada anak usia pra sekolah. Gambar yang digunakan untuk diwarnai adalah gambar sederhana dengan karakteristik yang sudah dikenal pada anak usia pra sekolah. Pada umumnya anak usia pra sekolah sudah mampu mengenal objek-objek yang pernah dilihatnya. Sebelum memulai permainan mewarnai, anak akan diberikan petunjuk tentang aturan permainan. Anak dapat mewarnai gambar dengan warna sesukanya ataupun mengikuti dari contoh yang sudah disediakan oleh perawat. Jika anak-anak kesulitan dalam mewarnai, perawat akan membantu dan memfasilitasinya. Orang tua anak akan dilibatkan untuk membantu proses bermain.



B. Tujuan Permainan 1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang mormal pada saat sakit. Pada saat



sakit



anak



mengalami



gangguan



dalam



pertumbuhan



dan



perkembangannya 2. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya. Permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikan berbagai perasaan yang tidak menyenangkan. 3. Mengembangkan kreativitas dan permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. 4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di rs 5. Mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anakanak akibat hospitalisasi



10



C. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam permaianan ini keterampilan harus dimiliki oleh anak dan perawat. Anak harus memiliki pengetahuan tentang cara bermain, kreativitas yang tinggi dan semangat untuk bermain. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat adalah perawat memiliki kemampuan untuk menjelaskan permainan sehingga anak menjadi tahu tentang cara melakukan permainannya, kesabaran dalam membimbing proses bermain dan komunikasi yang baik sehingga anak dapat membentuk hubungan saling percaya dengan perawat.



D. Jenis Permainan Sedangkan



menurut



klasifikasi



bermain



merupakan



permainan



keterampilan (skill play). Permainan ini akan menimbulkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, anak akan terampil akan memegang benda-benda kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain dan anak akan terampil dalam menyocokan gambar sesuai dengan imajinasinya. Jadi keterampilan tersebut diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan yang dilakukan. Pada permainan ini anak diajarkan mewarnai gambar.



E. Alat Bermain 1. Gambar 2. Pensil warna/ Crayon



F. Proses Bermain 1. Persiapan a. Menyiapkan alat- alat yang akan digunakan dalam hal ini adalah gambar dan pensil warna b. Menyiapkan anak-anak 2. Pembukaan a. Salam terapeutik : Memberi salam terapeutik pada anak sehangat mungkin b. Evaluai/ validasi : Menanyakan perasaan Anak-anak saat ini



11



3. Kegiatan inti a. Kontrak 1) Menjelaskan kepada anak dan keluarga tentang permainan dan manfaat bagi anak 2) Membuat kontrak waktu untuk bermain 20-30 menit 3) Menjelaskan tentang cara bermain b. Kegiatan bermain Sebelum memulai permainan perawat menjelaskan teknik mewarnai gambar. Setelah Anak-anak mengerti maka permainan dimulai. Anankanak bermain dengan antusias dan semangat yang tinggi untuk bisa menyelesaikan gambarnya. Komunikasi dan interaksi terjaga dengan baik selama proses bermain. Keluarga (ibunya) juga ikut terlibat mendampingi



Anak-ankanya



dalam



bermain.



Proses



bermain



berlangsung sema 20 menit dan anakanak dapat menyelesaikan mewarnai gambar dengan bantuan dari orang tua / ibu dan perawat. 4. Penutup a. Menanyakan kepada klien tentang perasaannya setelah bermain b. Memberi kesimpulan untuk permainan yang telah dilakukan c. Memberi salam terapeutik



G. Waktu Pelaksanaan Hari/Tanggal



: Jumat, 7 Februari 2020



Tempat



: Ruang IRNA 1 Anak RSUD dr. Sayidiman Magetan



Tema



: Mewarnai gambar



Jumlah anak



: 5 orang



H. Hal – Hal Yang Perlu Diwaspadai 1. Energi Untuk bermain diperlukan energi yang cukup. Anak yang sedang sakit cenderung malas untuk bermain. 2. Waktu Waktu bermain harus disesuaikan dengan waktu istirahat anak. Anak yang sedang sakit cenderung memilih untuk beristirahat daripada bermain. 12



3. Ruangan untuk bermain Ruangan yang sempit atau terlalu lebar mempengaruhi keinginan anak untuk bermain. 4. Lingkungan Lingkungan



yang terlalu



ramai atau terlalu hening akan



mempengaruhi konsentrasi anak dalam bermian. 5. Pengetahuan untuk bermain Pengetahuan



tentang



cara



melakukan



permainan



akan



mempengaruhi proses berlangsungnya permainan. 6. Teman bermain Teman bermain menjadi hal yang penting untuk menambah semangat anak untuk bermain. Kenyamanan proses bermain ditentukan oleh lawan mainnya. Biasanya anak- anak takut dengan orang yang baru dikenalnya termasuk perawat. 7. Alat permainan Senang atau tidaknya seorang anak terhadap alat permainan akan mempengaruhi semangat anak dalam bermain.



I. Antisipasi Hambatan 1. Energi Permainan yang dilakukan tidak membutuhkan energy yang ekstra sehingga anak merasa santai dalam mengikuti proses bermain 2. Waktu Waktu bermain disesuaikan dengan kondisi anak. Ketika anak sedang istirahat maka biarkanlah anak untuk istirahat. Waktu juga harus disesuaikan dengan mood anak. 3. Ruangan untuk bermain Ruangan bermain disesuaikan dengan keinginan anak. Ketika anak menginginkan diluar maka permainan harus dilakukan diluar dan sebaliknya. 4. Lingkungan Lingkungan dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu ramai dan terlalu sepi sehingga konsentrasi anak terjaga dan anak tidak merasa kesepian 13



5. Pengetahuan untuk bermain Menjelaskan



dengan



penjelasan



yang



ringan



sekaligus



memperagakan 6. Teman bermain Meminta keluarga untuk mendampingi anak selama proses bermain. 7. Alat permainan Pemilihan alat permainan disesuaikan dengan usia dan karakteristik anak.



J. Sistem Evaluasi 1. Struktur Anak



: subjek proses bermain



Perawat



: pelaksana permainan



Keluarga



: pembantu pelaksana



2. Proses Sebelum bermain, perawat menjelaskan tentang tata cara bermain dan menunjukkan contoh gambar yang sudah diwarnai. Selain menjelaskan, perawat juga memperagakan tentang alat permainannya dan memvalidasi bahwa anak telah mengerti dan memahami teknik bermain. Perawat juga melibatkan keluarga untuk mendampingi anak dalam proses bermain. Setelah anak mengerti maka perawat memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba melakukan permainannya yaitu mewarnai gambar. Perawat membantu anak ketika anak mengalami kesulitan dan menjaga interaksi untuk meningkatkan komunikasi pada anak. 3. Hasil Anak mampu menyelesaikan permainan dengan baik, memberi apresiasi pada permainannya dan merasa senang dapat bermain bersama. Keluarga dapat membantu anak dengan cara menemani selama proses bermain. a. Dari 5 anak yang mewarnai, 2 anak berumur 3 tahun dan 2 anak berumur 5 tahun b. 2 anak berumur 3 tahun mampu memegang pensil warna atau crayon tapi belum mampu mewarnai dengan baik. Hanya mencoret – coret di gambar yang disediakan. 2 anak tersebut dibantu oleh ibunya



14



c. 1 anak berumur 5 tahun mampu memegang pensil warna atau crayon tapi malu – malu saat didekati mahasiswa untuk mewarnai d. 2 anak berumur 5 tahun mampu memegang pensil warna atau crayon dan mampu mewarnai dengan baik pada gambar yang telah disediakan e. Dari 5 anak yang mewarnai, semua anak memilih warna pensil warna atau crayon sesuai dengan kesukaan masing – masing anak atau berbeda – beda. f. Dari 5 anak yang mewarnai, setelah dilakukan terapi bermain merasa senang.



15



BAB IV PENUTUP



A. KESIMPULAN Hospitalisasi merupakan keadaan yang tidak menyenangkan untuk anakanak. Proses hospitalisasi membuat anak kehilangan waktu bermain dengan teman- temannya. Selain itu, hospitalisasi juga menyebabkan kebosanan untuk anak- anak. Kebutuhan bermain yang terganggu selama proses hospitalisasi dapat diatasi dengan pemberian terapi bermain sesuai dengan usia dan karakteristik anak. Pemberian terapi ini dapat efek hospitalisasi seperti bosan cemas dan juga dapat meningkatkan kooperatif anak. Selain itu terapi bermain dapat mengalihkan perhatian anak dari sakitnya. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam memberikan terapi bermain pada anak yang mengalami hospitalisasi diantaranya waktu, energy, alat permainan, teman bermain, dan lingkungan.



B. SARAN 1. Pemberian terapi bermain disesuaikan dengan karakter dan usia anak 2. Alat- alat permainan yang disediakan di rumah sakit sebaiknya yang beragam sehingga anak dapat menentukan sendiri permainannya 3. Pemberian terapi bermain sebaiknya diberikan setiap hari sesuai dengan kondisi anak. 4. Terapi bermain sebaiknya tetap diberikan pada anak yang mengalami bedrest.



16



DAFTAR PUSTAKA



Dora Alfiyanti. Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia pra sekolah selama tindakan keperwatan di Ruang Lukman Rs.Roemani Semarang. Jurnal keperawatan vol.1. No.1. 2007 Hurlock, Elizabeth B. 2008. Perkembangan Anak jilid 1. Jakarta: Erlangga. Perry, Potter. 2001. Fundamental of Nursing Fifth Edition. St.Louis: Mosby Company. Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Suryanti,Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan rigami Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Rsud Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga. Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Zellawati, Alice. Terapi bermain untuk mengatasi permasalahan pada anak. Majalah ilmiah informatika vol.2 No.3. Fakultas Psikologi Universitas AKI



17



Dokumentasi



18