Lapres Biokim Praktikum Uji Karbohidrat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur senantiasa atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum biokimia uji karbohdrat ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah biokimia. Karbohidrat merupakan senyawa yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup sehari-hari. Khususnya dalam laporan ini menyajikan hasil uji karbohidrat pada larutanlarutan karbohidrat dan beberapa buah-buahann yang diuji dengan pereaksi molish, benedict, seliwanoff, dan iodine. Tentunya pada uji ini menggunakan metode observasi yang dilakukan secara berkelompok. Saya menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh sebab itu, bimbingan dari bapak/ibu dosen dan kakak-kakak koas senantiasa saya harapkan demi proses pembelajaran yang lebih baik. Harapan saya semoga laporan yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang berperan serta dalam penyusunan laporan ini.



. Surabaya, 25 Februari 2019 Penyusun



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu senyawa yang banyak terdapat di alam ini adalah karbohidrat. Senyawa ini banyak terkandung pada hampir seluruh makhluk hidup. Karbohidrat merupakan senyawa yang dibutuhkan setiap makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Karbohidrat akan disintesis menjadi energi yang digunakan aktifitas tubuh. Setiap makanan yang dikonsumsi oleh manusia wajib mengandung karbohidrat. Manusia mendapat energi untuk digunakan dalam setiap aktifitasnya. Karbohidrat sendiri digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu monosakarida, disakrida, dan polisakarida. Semua makanan yang mengandung karbohidrat dipastikan memiliki salah satu atau lebih jenis karbohidrat tersebut. Buah-buahan merupakan salah satu makanan yang mengandung karbohidrat. Orang sering kali mengkonsumsi buah karena kandungan dan khasiatnya. Namun, apakah semua buah mengandung karbohidrat? Dengan tujuan mengidentifikasikan adanya karbohidrat dan jenis karbohidrat, dalam praktikum ini akan diuji keberadaan karbohidrat dan jenis-jenisnya dalam suatu golongan sampel dan pada tujuh jenis buah yang sering dikosnsumsi manusia. Pengujian akan menggunakan berbagai metode pengujian uji molisch,uji bennedict,uji seliwanof, dan uji iodine. B. Rumusan Masalah 1. Uji molish  Bagaimana mengidentifikasi adanya karbohidrat pada bahan uji menggunakan uji molish ?  Bagaimana cara menentukan adanya karbohidrat pada buah yang belum dikenal secara umum komposisinya dengan uji molish? 2. Uji benedict  Bagaimana mengidentifikasi zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis pada bahan uji menggunakan uji bennedict ?  Bagaimana membedakan sakarida yang dapat mereduksi dan yang tidak dapat mereduksi pada bahan uji menggunakan uji bennedict ?  Bagaimana cara menunjukkan adanya karbohidrat pada buah yang belum dikenal secara umum komposisinya dengan uji benedict? 3. Uji seliwanoff  Bagaimana cara menunjukkan adanya fruktosa pada bahan uji menggunakan uji seliwanof ?  Bagaimana adanya karbohidrat pada buah yang belum dikenal secara umum komposisinya dengan uji seliwanoff ? 4. Uji iodine  Bagaimana cara menunjukkan adanya polisakarida pada bahan uji menggunakan uji iodine ?  Bagaimana cara membedakan amilum dan glikogen?







Bagaimana adanya karbohidrat pada buah yang belum dikenal secara umum komposisinya dengan uji iodine ?



C. Tujuan 1. Uji molish  Mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya karbohidrat pada bahan uji menggunakan uji molisch.  Mahasiswa dapat mengidentifikasi kandungan karbohidrat pada buah yang diuji menggunakan uji molish 2. Uji benedict  Mahasiswa dapat mengidentifikasi zat-zat yang tereduksi dalam suasana alkalis pada bahan uji menggunakan uji benedict.  Mahasiswa dapat membedakan sakarida yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak dapat mereduksi pada bahan uji menggunakan uji benedict.  Mahasiswa dapat mengidentifikasi kandungan karbohidrat pada buah yang diuji menggunakan uji benedict 3. Uji seliwanoff  Mahasiswa dapat mengidentifikasi fruktosa pada bahan uji menggunakan uji seliwanof  Mahasiswa dapat mengidentifikasi kandungan karbohidrat pada buah yang diuji menggunakan uji seliwanoff 4. Uji iodine.  Mahasiswa dapat mengidentifikasi polisakarida pada bahan uji menggunakan uji iodine.  Mahasiswa dapat membedakan amilum dan glikogen  Mahasiswa dapat mengidentifikasi kandungan karbohidrat pada buah yang diuji menggunakan dan uji iodine. D. Manfaat 1. Mahasiswa mengerti bagaimana cara mengidentifikasi karbohidrat menggunakan uji molisch, benedict, seliwanof dan iodine. 2. Mahasiswa mengerti kandungan Karbohidrat pada tujuh jenis buah, khususnya buah sawo, pisang, dan alpukat.



BAB II KAJIAN PUSTAKA



1. Molish Karbohidrat merupakan senyawa-senyawa aldehida atau keton yang mempunyai gugus hidroksil. Senyawa-senyawa ini menyusun sebagian besar bahan organik di dunia karena peran multipelnya pada semua bentuk kehidupan. Karbohidrat merupakan golongan senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H, dan O, serta mempunyai rumus umum (CH2On). Karbohidrat dapat bertindak sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat antara metabolisme. Misalnya pada pati yang terdapat di tumbuhan dan glikogen di hewan adalah polisakarida yang dapat dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa (bahan bakar utama untuk pembentukan energi). Gula ribosa dan deoksiribosa pembentuk sebagian kerangka struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan ekspresi informasi genetika. Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus aldehid atau gugus keton. Maka dapat didefinisikan bahwa karbohidrat sebagai senyawa polihidroksialdehida atau polihidroksiketon, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya. Berdasarkan jumlah monomer penyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi : 1. Monosakarida Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana karena molekulnuya hanya terdiri dari beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat yang lain. Rumus umum monosakarida adalah (CH2On). Umumnya senyawa monosakarida adalah aldehid atau keton yang mempunyai dua atau lebih gugus hidroksil. Beberapa molekul karbohidrat ada yang mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan aldehid maka monosakarida ini disebut aldosa, contoh aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan keton maka monosakarida ini disebut ketosa, contoh ketosa yaitu fruktosa. Monosakarida yang paling kecil adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.



2. Disakarida (Oligosakarida) Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua sampai sepuluh molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus –OH dengan melepas molekul air. Sedangakan oligosakarida merupakan karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3 – 10 monosakarida, misalnya dekstrin dan maltopentosa. Yang termasuk kelompok ini adalah disakarida, trisakarida, Dan seterusnya. Disakarida terdiri dari 2 monosakarida yang terikat dengan O-Glikosidik. Tiga senyawa



disakarida utama yang penting dan melimpah ruah di alam yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa. Ketiga senyawa ini memiliki rumus molekul yang sama (C12H22O11) dengan struktur molekul berbeda. Sukrosa atau gula pasir dibuat dari tetes tebu. Sukrosa lebih manis dari glukosa, tetapi kurang manis dibandingkan dengan fruktosa, sangat mudah larut dalam air. Gula ini dipakai untuk membuat sirup, gula-gula dan pemanis makanan. Jika senyawa ini dihidrolisis akan dihasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Laktosa disebut gula susu karena terdapat banyak dalam air susu. Biasanya diperoleh dari air susu. Gula ini merupakan gula yang paling sukar larut dalam air dan paling tidak manis. Enzim dalam bakteri tertentu akan mengubah laktosa menjadi asam laktat, hal ini terjadi bila susu berubah menjadi masam. Laktosa dipakai untuk membuat makanan bayi dan diet spesial. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa. Maltosa disebut sebagai gula mout, banyak terdapat pada jelai yang sedang berkecambah. Senyawa ini merupakan hasil hidrolisis parsial dari pati. Dibandingkan dengan sukrosa zat ini lebih sukar larut dan kurang manis. Senyawa ini dipergunakan untuk penyusun makanan bayi, susu bubuk, dan bahan makanan lainnya. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 2 molekul glukosa. 3. Polisakarida Polisakarida merupakam karbohidrat yang terbenyuk dari banyak sakarida sebagai monomer. Rumus umum polisakarida, yaitu (C6H10O5n). Contoh polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan amilum (pati). Pati merupakan polisakarida yang tersusun oleh glukosa. Dipandang dari strukturnya, butir-butir pati terdiri dari dua bagian, bagian amilosa yang merupakan rantai lurus polimer glukosa, dan bagian amilopektin yang terdiri dari rantai bercabang polimer glukosa jika dihidrolisis sempurna akan dihasilkan molekulmolekul glukosa.



2. Benedict Gula yang termasuk gula pereduksi yaitu semua monosakarida, adapun yang termasuk kelompok gula bukan pereduksi yaitu sukrosa dan semua polisakarida. Pereaksi yang digunakan untk menguji gula pereduksi adalah pereaksi fehling, pereaksi benedict dan pereaksi tollens. Pengujian gula pereduksi dengan menggunakan pereaksi benedict berdasarkan pada reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Pereaksi benedict dengan gula pereduksi akan membentuk endapan merah bata.



Pereduksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu yang kemudian mengendap sabagai ( Cu2O ). Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat preaksi benedict bersifat basa lemah. Dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk anedid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif jika dilakukan uji benedict. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidarat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk cupro oksida ( Cu2O ) yang berwarna hijau, merah-orange atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi. Pereaksi benedict ini dapat mendeteksi gula dengan konsentrasi 0,01 %. Endapan Cu2O dapat berubah warna merah, kuning atau hitam-kekuningan bergantung pada warna asal dan jumlah gula pereduksi yang direaksikan. Maka dari itu dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan Uji Benedict. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton yang bebas akan membentuk Cupro Oksida (Cu2o) yang berwarna hijau, merah oranye atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksinya. 3. Seliwanoff Untuk menentukan adanya gula yang mengandung gugus keton digunakan uji seliwanoff. Prinsip reaksi berdasarkan atas pembentukan 4-hidroksi metil furfural yang akan membentuk suatiu senyawa berwarna ungu dengan adanya resorsinol ( 1,3dihidroksi benzen ). Reaksi ini spesifik untuk ketosa yang ditandai dengan hasil reaksi berubah warna menjadi merah.



Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksi metilfurfural dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye. Uji selliwanof ini memiliki prinsip yaitu setelah pencampuran larutan dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pemanasan, maka sakarida yang



mengandung gula ketosa akan berubah warna menjadi merah. Pada uji selliwanof, digunakan untuk menentukan adanya gula yang mengandung gugus keton. Prinsip reaksi uji seliwanoff ini berdasarkan atas pembentukkan 4-Hidroksi Metil Furfural yang akan membentuk suatu senyawa berwarna ungu dengan adanya resorsinol (1,3dihidroksi benzene). 4. Iodin Amilum merupakan polisakarida yang banyak terdapat di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Strukturnya berupa lingkaran terdiri atas 6 molekul Heksosa dalam ikatan 1-4, secara α-glukosidis untuk beberapa zat ditemukan 250 sampai 300 molekul sisa Glukosa. Amilum berfungsi sebagai cadangan makanan. Pati merupakan polisakarida yang paling melimpah kedua dan terdapat secara luas dalam bili-bijian, umbi-umbian dan akar, dan berguna sebagai bahan cadangan pada tumbuhan itu sendiri. Dalam air panas pati itu membentuk koloid yang dengan yod menghasilkan warna biru (terbentuknya yod amilum). Amilum terdiri atas 2 macam polisakarida yaitu Amilosa (kira-kira 20%-28%) dari sisanya amilopektin. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul Amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit Glukosa. Perbedaan antara kedua polisakarida ini ialah bahwa dalam amilosa rantai molekul-molekul glukosa tersusun lurus sedangkan dalam amilokpetin molekulnya bercabang-cabang. Amilosa terdapat ikatan molekul glukosa yang satu dengan yang lain terjadi antara gugus OH pada atom C ke-1 molekul yang satu dengan gugus OH pada atom C ke-4 molekul yang lain. Sedangkan pada amilopektin terdapat ikatan cabang yang terjadi antara gugus-OH pada atom C ke-1 molekul glukosa yang satu dengan-OH pada atom C ke-6 molekul yang lain. Hidrolisis lengkap amilosa menghsilkan glukosa sedangkan hidrolisis parsial menghasilkan maltose. Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan akan tetapi suatu larutan koloid kental. Larutan koloid ini apabila diberi larutan Iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk senyawa Amilopektin dengan Iodium akan memberikan warna ungu atau merah lembayung. Glikogen dalam bentuknya seperti Amilopektin dan lebih banyak bercabang dan bereaksi dengan Iodium glikogen akan menghasilkan warna merah hingga coklat. Uji ini dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidrat dalam buah dapat mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah mentah banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat lain.



BAB III



METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian observasi B. Waktu dan Tempat 1. Waktu : Senin, 19 Februari 2019 , pukul 07.00-12.00 2. Tempat : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Gedung Biologi C10.01.02, Jurusan Biologi, FMIPA, Unesa C. Variable 1. Uji molish  Variabel control  Variabel respon



: konsentrasi, volume larutan, waktu : cicin pada larutan, perubahan warna larutan



2. Uji benedict  Variabel control  Variabel respon



: konsentrasi, volume larutan, waktu : perubahan warna larutan



3. Uji seliwanoff  Variabel control  Variabel respon



: konsentrasi, volume larutan, waktu : perubahan warna larutan



4. Uji iodine  Variabel kontrol  Variabel respon



: konsentrasi, volume larutan, waktu : perubahan warna larutan



D. Alat dan Bahan 1. Uji Molisch Alat : - Tabung reaksi



2.



-



Pipet tetes



-



Rak tabung reaksi



-



Gelas ukur



Uji Benedict



Bahan : -



H2SO4 pekat Pereaksi Molisch Larutan sukrosa 1% Larutan glukosa 1% Larutan fruktosa 1% Larutan glikogen 1% Larutan selulosa 1% Larutan maltosa 1% Larutan laktosa 1%



Alat : - Tabung reaksi - Pipet tetes - Rak tabung reaksi - Penjepit tabung reaksi - Gelas ukur - Kaki tiga - Pembakar spirtus - Stopwatch



-



Bahan : Pereaksi Benedict Larutan sukrosa 1% Larutan glukosa 1% Larutan fruktosa 1% Larutan glikogen 1% Larutan selulosa 1% Larutan maltosa 1% Larutan laktosa 1%



-



Bahan : Pereaksi Seliwanoff Larutan sukrosa 1% Larutan glukosa 1% Larutan fruktosa 1% Larutan glikogen 1% Larutan selulosa 1% Larutan maltosa 1% Larutan laktosa 1%



-



Bahan : Larutan amilum 1% Larutan selulosa 1% Larutan glikogen 1% HCl 6 N NaOH 6 N Larutan Iodine 1 M



3. Uji Seliwanoff Alat : - Tabung reaksi - Pipet tetes - Rak tabung reaksi - Penjepit tabung reaksi - Gelas ukur - Spirtus - Stopwatch



4. Uji Iodine Alat : - Tabung reaksi - Pipet tetes - Rak tabung reaksi - Penjepit tabung reaksi - Gelas ukur



5. Uji karbohidrat pada buah Alat : - Tabung reaksi - Pipet tetes - Rak tabung reaksi - Penjepit tabung reaksi - Gelas ukur - Pembakar spirtus - Cawan petri



Bahan (dalam bentuk ekstrak) : - Buah sawo ( mentah, ranum, matang ) - Buah pisang ( mentah, ranum, matang ) - Buah alpukat (mentah, ranum, matang)



E. Rancangan Percobaan



BAB IV HASIL & PEMBAHASAN A. Tabel hasil Tabel 1. Hasil Pengamatan Pada Uji Molish N O



Bahan Karbohidrat yang di uji



1



Sukrosa



2



3



Glukosa



Fruktosa



4



Glikogen



5



Selulosa



Kegiatan -2 mL sukrosa 1 % -Ditambahkan perekasi molish 3 tetes -Ditambahkan H2SO4 pekat 20 tetes



Hasil Pengamatan Sebelum Sesudah  -sukrosa tidak Terdapat berwarna cincin -ditambah berwarna molish jadi ungu (+++) keruh



-2 mL glukosa 1% -Ditambahkan pereaksi molish 3 tetes -Ditambah H2SO4 pekat 20 tetes



 -glukosa tidak berwarna -ditambah molish menjadi keruh



Terdapat cincin berwarna ungu (++)



-2 mL fruktosa1% -Ditambahkan pereaksi molish 3 tetes -Ditambah H2SO4 pekat 20 tetes



 -fruktosa tidak berwarna -ditambah molish menjadi keruh



 Terdapat cincin berwarna ungu (+++)



-2 mL glikogen 1% -Ditambahkan pereaksi molish 3 tetes -Ditambah H2SO4 pekat 20 tetes



 -glikogen tidak berwarna -ditambah molish menjadi keruh



Terdapat cincin berwarna ungu (+) dan warna hijau dibawah tabung



-2 mL selulosa 1% -Ditambahkan pereaksi molish 3



 -selulosa tidak berwarna -ditambah



Terdapat cincin berwarna



tetes -Ditambah H2SO4 pekat 20 tetes



6



7



Maltosa



Laktosa



+ ++



: cerah : agak cerah



molish menjadi keruh



-2 mL maltosa1% -Ditambahkan pereaksi molish 3 tetes -Ditambah H2SO4 pekat 20 tetes



 -maltosa tidak berwarna -ditambah molish menjadi keruh



-2 mL laktosa1% -Ditambahkan pereaksi molish 3 tetes -Ditambah H2SO4 pekat 20 tetes



-laktosa tidak berwarna -ditambah molish menjadi keruh



+++



ungu (+++)



Terdapat cincin berwarna ungu (+) dan warna hijau dibawah tabung    Terdapat cincin berwarna ungu (+)



: gelap



Tabel 2. Hasil Pengamatan Pada Uji Benedict N O



Bahan Karbohidrat yang di uji



1



Sukrosa



2



Glukosa



3



Fruktosa



Kegiatan -2 mL benedict -Ditambahkan 5 tetes sukrosa 1 % -Dipanaskan 5 menit -Diamati setelah dingin -2 mL benedict -Ditambahkan 5 tetes glukosa 1 % -Dipanaskan 5 menit -Diamati setelah dingin



-2 mL benedict



Hasil Pengamatan Sebelum Sesudah -benedict -tidak berwarna biru terdapat -ditambah endapan sukrosa 1% -larutan tidak berwarna berwarna biru -benedict -terdapat berwarna biru endapan -ditambah warna glukosa 1% merah tidak berwarna dibawah tabung (++ +) -larutan berwarna merah (+) -benedict -terdapat



-Ditambahkan 5 tetes fruktosa 1 % -Dipanaskan 5 menit -Diamati setelah dingin



4



Glikogen



5



Selulosa



-2 mL benedict -Ditambahkan 5 tetes glikogen 1 % -Dipanaskan 5 menit -Diamati setelah dingin -2 mL benedict -Ditambahkan 5 tetes selulosa 1 % -Dipanaskan 5 menit -Diamati setelah dingin



-2 mL benedict -Ditambahkan 5 tetes maltosa 1 % -Dipanaskan 5 menit -Diamati setelah dingin 6



Maltosa



7



Laktosa



-2 mL benedict -Ditambahkan 5 tetes laktosa 1 % -Dipanaskan 5 menit -Diamati setelah dingin



berwarna biru -ditambah fruktosa 1% tidak berwarna



endapan warna merah dibawah tabung (++ +) -larutan berwarna merah (+) -benedict -tidak berwarna biru terdapat -ditambah endapan sukrosa 1% -larutan tidak berwarna berwarna biru -benedict -terdapat berwarna biru endapan -ditambah merah bata selulosa 1% (+++) tidak berwarna dibawah -larutan berwarna merah (+) diatas dan biru (+) ditengah -benedict -terdapat berwarna biru endapan -ditambah merah bata maltosa 1% dibawah tidak berwarna tabung (++) -larutan berwarna merah diatas, biru ditengah -benedict -terdapat berwarna biru endapan -ditambah merah bata laktosa 1% tidak dibawah berwarna tabung (+) -larutan berwarna merah(+) diatas dan biru (+)



ditengah + ++ +++



: Pudar : Sedikit pekat : Pekat



Tabel 3. Hasil Pengamatan Pada Uji Seliwanoff



N O



1



Bahan Karbohidrat yang di uji



Amilum 1 %



Kegiatan -3 mL amilum 1 % + 2 tetes H2O + 3 tetes iodin → dikocok  -3 mL amilum 1 % + 2 tetes HCl + 3 tetes iodin → dikocok



Hasil Pengamatan Sebelum Sesudah  Larutan  Larutan berwarna berwarna biru biru kehitaman



 Larutan berwarna biru



 Larutan berwarna biru kehitaman



2



Selulosa 1 %



3



Glikogen 1 %



(+) = pudar



(++) = normal



 -3 mL amilum 1 % + 2 tetes NaOH + 3 tetes iodin → dikocok -3 mL selulosa 1 % + 2 tetes H2O + 3 tetes iodin → dikocok  -3 mL selulosa 1 % + 2 tetes HCl + 3 tetes iodin → dikocok  -3 mL selulosa 1 % + 2 tetes NaOH + 3 tetes iodin → dikocok -3 mL glikogen 1 % + 2 tetes H2O + 3 tetes iodin → dikocok  -3 mL glikogen 1 % + 2 tetes HCl + 3 tetes iodin → dikocok



 Larutan berwarna putih keruh



 Larutan tidak berwarna



 Larutan berwarna orange (++)



 Larutan berwarna orange (+)



 Larutan berwarna orange (+++)



 Larutan berwarna orange (++)



 Larutan tidak berwarna



 Larutan berwarna orange (+++)



 Larutan berwarna coklat (++)  Larutan berwarna coklat (+++) kehitaman



 Larutan berwarna coklat (+)



 -3 mL glikogen 1 % + 2 tetes NaOH + 3 tetes iodin → dikocok



 Larutan tidak berwarna



 Larutan tidak berwarna



 Larutan berwarna hijau kehitaman



(+++) = tajam



Tabel 5. Hasil Pengamatan Pada Uji Buah Sawo N O 1



Uji Karbohidrat yang dilakukan Molish



Buah Sawo



Hasil Pengamatan Sebelum Sesudah



 



 



a. Masak



 Larutan yang berwarna coklat (++)



 



 



b. ranum



 Larutan yang berwarna coklat (+)



 Larutan yang berwarna coklat(+ ++) terdapat endapan  Larutan yang berwarna coklat(+ +) terapat endapan



  2  



  Benedict  



c. mentah Sawo a. Masak



 Larutan yang berwarna kuning  Larutan yang berwarna biru  Larutan yang berwarna biru



 



  3



 



b. ranum



 



  Seliwanoff  



c. mentah Sawo a. Masak



 



 



b. ranum



 



 



c. mentah



Iodine



Sawo



4



 



 



 



 



 



 



 Larutan yang berwarna biru kehijauan



 Larutan yang berwarna coklat(+) terdapat endapan  Larutan yang berwarna coklat(+ ++)  Larutan yang berwarna coklat(+) terdapat sedikit endapan  Larutan yang berwarna coklat(+ +) terdapat banyak endapan



 Larutan yang  Larutan yang berwarna coklat(+ berwarna kuning (+) +)  Larutan yang  Larutan yang berwarna coklat(+ berwarna kuning (++) +)  Larutan yang  Larutan yang berwarna kuning (++ berwarna +) coklat(+) -Larutan berwarna coklat (++)



a. Masak



-ekstrak : Larutan ekstrak + H2O → berwarna coklat (++) -iodine : merah pekat



-Larutan berwarna coklat (+)



b. ranum



-Larutan ekstrak + H2O → berwarna coklat (+) -iodine : merah pekat



c. mentah



-Larutan ekstrak + H2O → berwarna putih keruh -iodine : merah pekat



-Larutan berwarna putih keruh terdapat endapan



B. ANALISIS 1. Uji molish Uji Molish pada Larutan Karbohidrat



Pada uji ini bahan yang digunakan adalah larutan karbohidrat yang sebelumnya tidak berwarna, yaitu sukrosa 1% ; glukosa 1% ; fruktosa 1% ; glikogen 1% ; selulosa 1% ; maltosa 1% ; laktosa 1%. Berikut hasilnya setelah direaksikan dengan pereaksi molish yang berwarna hitam pekat dan H 2SO4 tidak berwarna. a. Uji Molish pada sukrosa 1% didapatkan cincin berwarna ungu (+++) b. Uji Molish pada glukosa 1% didapatkan cincin berwarna ungu (++) c. Uji Molish pada fruktosa 1% didapatkan cincin berwarna ungu (+++) d. Uji Molish pada glikogen 1% didapatkan cincin berwarna ungu (+) dan warna hijau di bawah tabung e. Uji Molish pada selulosa 1% didapatkan cincin berwarna ungu (+++) f. Uji Molish pada maltosa 1% didapatkan cincin berwarna ungu (+) dan berwarna hijau dibawah tabung g. Uji Molish pada laktosa 1% didapatkan cincin berwarna ungu (+) Uji Molish pada Ekstrak Buah Pada uji ini bahan yang digunakan adalah ekstrak buah mentah, ranum, dan matang. Dengan buah yang digunakan adalah sawo, pisang, alpukat. Berikut hasilnya setelah mereaksikan ekstrak buah dengan pereaksi molish yang berwarna hitam pekat dan H2SO4 tidak berwarna. Uji Molish pada ekstrak sawo mentah berwarna kuning (+), sawo ranum berwarna coklat (++), sawo matang berwarna coklat (+++), hasilnya sebagai berikut: Uji 1 a. Mentah : didapatkan warna coklat kekuningan, endapan coklat kehitaman b. Ranum : didapatkan warna coklat pudar, endapan coklat hitam c. Matang : didapatkan warna coklat pudar, endapan coklat kehitaman Uji 2 a. Mentah b. Ranum c. Matang



: didapatkan cincin coklat (++) bagian bawah tabung : didapatkan warna coklat pudar, endapan coklat hitam : didapatkan warna coklat pudar, endapan coklat kehitaman



Uji 3 a. Mentah b. Ranum c. Matang



: didapatkan warna coklat (+) terdapat endapan : didapatkan warna coklat (++) terdapat endapan : didapatkan warna coklat (+++) terdapat endapan



Uji Molish pada ekstrak pisang mentah berwarna coklat terang, pisang ranum berwarna coklat muda, pisang matang berwarna coklat, dari ketiganya tidak terbentuk cincin, hasilnya sebagai berikut: Uji 1 a. Mentah : didapatkan warna coklat keruh dan endapan hitam



b. Ranum c. Matang



: didapatkan warna coklat keruh dan endapan hitam : didapatkan warna coklat keruh dan eddapan ungu kehitaman



Uji 2 a. Mentah b. Ranum c. Matang



: didapatkan cincin berwarna ungu muda : didapatkan cincin berwarna ungu bening : didapatkan cincin berwarna ungu pekat



Uji Molish pada ekstrak alpukat mentah berwarna hijau (++), alpukat ranum berwarna hijau (+++), alpukat matang berwarna hijau (+), hasilnya sebagai berikut: Uji 1 a. Mentah : didapatkan warna hijau (+) dan cincin ungu kehitaman b. Ranum : didapatkan warna hijau (+++) dan cincin ungu c. Matang : didapatkan warna hijau (++) dan cincin ungu kehitaman Uji 2 a. Mentah b. Ranum c. Matang



: didapatkan warna hijau (+) : didapatkan warna hijau (+++) : didapatkan warna hijau (++)



Uji 3 a. Mentah b. Ranum c. Matang



: didapatkan cincin ungu kehitaman : didapatkan cincin ungu kehitaman : didapatkan cincin dan larutan berwarna ungu kehitaman



2. Uji benedict Uji benedict pada larutan Uji benedict dilakukan dengan menguji larutan sukrosa 1% ; glukosa 1% ; fruktosa 1% ; glikogen 1% ; selulosa 1% ; maltosa 1% ; laktosa 1% yang direaksikan dengan pereaksi benedict yang berwarna biru pekat . Berikut hasilnya : a. Pada sukrosa 1% diperoleh hasil tidak ada endapan dan larutan berwarna biru b. Pada glukosa 1% diperoleh hasil endapan merah bata (+++) dibawah tabung dan larutan berwarna merah (+) c. Pada fruktosa 1% diperoleh hasil endapan merah bata (+++) dibawah tabung dan larutan berwarna merah (+) d. Pada glikogen 1% diperoleh hasil tidak ada endapan dan larutan berwarna biru e. Pada selulosa 1% diperoleh hasil endapan merah bata (+++) dibawah tabung dan larutan berwarna merah (+) di atas dan biru (+) ditengah f. Pada maltosa 1% diperoleh hasil endapan merah bata (++) dibawah tabung dan larutan berwarna merah di atas, biru di tengah g. Pada laktosa 1% diperoleh hasil endapan merah bata (+) dibawah tabung dan larutan berwarna merah (+) di atas dan biru (+) dibawah Uji benedict pada buah



Praktikum uji buah dengan menambahkan pereaksi benedict ditambah ekstrak buah. Digunakan 3 jenis buah untuk setiap ujinya yaitu matang, ranum , dan mentah. Uji Benedict pada ekstrak sawo mentah berwarna biru kehijauan, sawo ranum berwarna biru, sawo matang berwarna biru, hasilnya sebagai berikut: Uji 1 a. Mentah : didapatkan hasil warna merah kecoklatan, keruh dan ada endapan (+) b. Ranum : didapatkan hasil warna kuning keruh dan endapan (++) c. Matang : didapatkan hasil warna merah bata dan endapan (+++) Uji 2 a. Mentah endapan (+) b. Ranum c. Matang Uji 3 a. Mentah b. Ranum c. Matang



: didapatkan hasil warna merah kecoklatan, keruh dan ada : didapatkan hasil warna kuning keruh dan endapan (++) : didapatkan hasil warna merah bata dan endapan (+++)



: didapatkan hasil warna coklat (++) banyak endapan : didapatkan hasil warna coklat (+) sedikit endapan : didapatkan hasil warna coklat (+++) sedikit endapan



Uji Benedict pada ekstrak pisang mentah berwarna coklat terang, pisang ranum berwarna muda, pisang matang berwarna coklat, setelah ditambah pereaksi benedict semua menjadi warn biru, setelah itu dibakar dan hasilnya sebagai berikut: Uji 1 a. Mentah : didapatkan warna oranye b. Ranum : didapatkan warna oranye (+++) c. Matang : didapatkan warna oranye (++) Uji 2 a. Mentah : didapatkan warna kuning bening di bagian atas dan hijau pekat di bagian bawah b. Ranum : didapatkan warna kuning pekat di bagian atas dan jingga di bagian bawah c. Matang : didapatkan warna jingga pekat dan hijau pekat di atas



Uji Benedict pada ekstrak alpukat mentah berwarna hijau (+++), alpukat ranum berwarna hijau (++), alpukat matang berwarna hijau (+), hasilnya sebagai berikut: Uji 1 a. Mentah : didapatkan warna hijau (++) di bagian atas dan oranye di bagian bawah b. Ranum : didapatkan warna coklat (+) di bagian tas dan hijau di bagian bawah



c. Matang : didapatkan warna coklat (+) di bagian atas, warna hijau bagian tengah, dan coklat (++) di bagain bawah Uji 2 a. Mentah : didapatkan warna oranye b. Ranum : didapatkan warna coklat di bagian bawah, hijau di bagian tengah, dan kuning di bagian atas c. Matang : didapatkan warna coklat di bagian bawah, hijau di bagian tengah, dan kuning di bagian atas Uji 3 a. Mentah kehitaman b. Ranum c. Matang



: didapatkan warna coklat kekuningan dan endapan merah : didapatkan warna coklat kekuningan (+++) : didapatkan warna coklat kekuningan (+++)



3. Uji seliwanoff Uji seliwanoff pada larutan Uji seliwanoff dilakukan dengan menguji larutan glukosa 1% ; sukrosa 1%; fruktosa 1% ; laktosa 1% ; maltosa1% ; glikogen 1% ; selulosa 1% pada Pereaksi seliwanoff tak berwarna dan dicatat perubahan warnanya. diperoleh hasil : a. Pada glukosa 1% diperoleh hasil larutan berwarna oranye b. Pada sukrosa 1% diperoleh hasil larutan berwarna oranye (++) c. Pada fruktosa 1% diperoleh hasil larutan berwarna oranye (+++) d. Pada laktosa 1% diperoleh hasil larutan berwarna oranye e. Pada maltosa 1% diperoleh hasil larutan berwarna oranye (+) f. Pada glikogen 1% diperoleh hasil larutan tak berwarna g. Pada selulosa 1% diperoleh hasil larutan berwarna oranye



Uji seliwanoff pada buah Praktikum uji buah dengan menambahkan 1 ml pereaksi Seliwanoff + 2 tetes larutan ekstrak buah 1%. Digunakan 3 jenis buah untuk setiap ujinya yaitu matang, ranum , dan mentah. Hasilnya sebgai berikut : Hasil uji pada ekstrak sawo mentah, ranum, dan matang : Uji Seliwanoff pada ekstrak sawo mentah berwarna kuning (+++), sawo ranum berwarna kuning (++), sawo matang berwarna kuning (+), hasilnya sebagai berikut: Uji 1



a. Mentah : saat dipanaskan didapatkan hasil warna oranye (++) pada menit ke 1.25 , dan warna merah pada menit ke 2.25 b. Ranum : saat dipanaskan didapatkan hasil warna oranye (+++) pada menit ke 1.45 dan warna merah pada menit ke 4.03 c. Matang : saat dipanaskan didapatkan hasil warna oranye (+++) pada menit ke 1.50 dan warna merah pada menit ke 4.08 Uji 2 a. Mentah : saat dipanaskan didapatkan hasil warna oranye (++) pada menit ke 1.15 dan warna merah pada menit ke 2.25 b. Ranum : saat dipanaskan didapatkan hasil warna kuning (++) pada menit ke 1.45 dan warna merah pada menit ke 4.03 c. Matang : saat dipanaskan didapatkan hasil warna kuning (+++) pada menit ke 1.50 dan warna merah pada menit ke 4.08 Uji 3 a. Mentah : saat dipanaskan didapatkan hasil warna oranye (+++) pada menit ke 1.15 dan warna coklat (+) pada menit ke 2. b. Ranum : saat dipanaskan didapatkan hasil warna oranye (+++) pada menit ke 1.50 dan warna coklat (++) pada menit ke 4.03 c. Matang : saat dipanaskan didapatkan hasil warna oranye (+++) pada menit ke 1.50 dan warna coklat (++) pada menit ke 4.08 Uji Seliwanoff pada ekstrak pisang mentah berwarna coklat terang, pisang ranum berwarna coklat muda, pisang matang berwarna coklat, hasilnya sebagai berikut: Uji 1 a. Mentah : saat dipanaskan didapatkan hasil warna oranye pada menit ke 8 b. Ranum : saat dipanaskan didapatkan hasil warna oranye (+++) pada menit ke 3 c. Matang : saat dipanaskan didapatkan hasil warna oranye (++) pada menit ke 8 Uji 2 a. Mentah 4.48 b. Ranum ke 3 c. Matang menit ke 2



: saat dipanaskan didapatkan warna jingga bening pada menit ke : saat dipanaskan didapatkan warna jingga pekat (+) pada menit : saat dipanaskan didapatkan warna jingga pekat (++) pada



Uji Seliwanoff pada ekstrak alpukat mentah berwarna hijau (++), alpukat ranum berwarna hijau (+++), alpukat matang berwarna hijau (+), hasilnya sebagai berikut: Uji 1



a. Mentah : saat dipanaskan didapatkan hasil warna hijau (+) dan cincin ungu kehitaman b. Ranum : saat dipanaskan didapatkan hasil warna hijau (+++) dan cincin ungu kehitaman c. Matang : saat dipanaskan didapatkan hasil warna hijau (++) dan cincin ungu kehitaman Uji 2 a. Mentah : saat dipanaskan didapatkan hasil warna kuning kecoklatan (+) pada menit ke 20.00 detik b. Ranum : saat dipanaskan didapatkan hasil warna kuning kecoklatan (+ +) pada menit ke 27.27 detik c. Matang : saat dipanaskan didapatkan hasil warna kuning kecoklatan (+ +) pada menit ke 30.15 detik Uji 3 a. Mentah gelembung b. Ranum c. Matang



: saat dipanaskan didapatkan endapan coklat dan terdapat : saat dipanaskan didapatkan hasil warna coklat muda (+) : saat dipanaskan didapatkan hasil warna coklat muda (++)



4. Uji iodine Uji iodine larutan Larutan amilum 1% tidak berwarna diisikan pada 3 tabung + pereaksi iodine berwarna jingga dan ditambah pereaksi H2O, HCl, NaOH pada 3 tabung, hasilnya : a. tabung 1 :ditambah air menjadi berwarna putih keruh + pereaksi iodine berubah warna menjadi warna biru setelah itu dipanaskan dan berubah kuning (+) setelah didinginkan menjadi biru kehitaman. b. tabung 2 : ditambahkan larutan HCl tidak berwarna menjadi putih keruh + pereaksi iodine menjadi warna biru, dipanaskan menjadi kuning (+) setelah , didinginkan menjadi biru kehitaman. c. tabung 3: ditambahkan larutan NaOH menjadi larutan tak berwarna + pereaksi iodine menjadi warna putih keruh,dipanaskan menjadi larutan tidak berwarna dan ketika didinginkan juga tidak berwarna . Larutan selulosa 1% tidak berwarna diisikan pada 3 tabung + pereaksi iodine berwarna jingga dan ditambah pereaksi air, HCl, NaOH pada 3 tabung, hasilnya : a. tabung 1 : ditambah air menjadi tidak berwarna + pereaksi iodine menjadi orange (++) , dipanaskan menjadi oranye (+), didinginkan menjadi oranye (+). b. tabung 2 : ditambah HCl menjadi larutan tidak berwarna + pereaksi iodine menjadi oranye (+++) ,dipansaskan menjadi oranye (++), didinginkan menjadi oranye (++).



c. tabung 3 : +NaOH menjadi larutan tidak berwarna + pereaski iodine menjadi larutan berwarna ungu (++), dipanaskan menjadi tidak berwarna, didinginkan menjadi oranye (+++). Larutan glikogen 1% tidak berwarna diisikan pada 3 tabung + pereaksi iodine berwarna jingga dan ditambah pereaksi air, HCl, NaOH pada masing –masing 3 tabung, hasilnya : a. tabung 1 : ditambah air menjadi larutan tidak berwarna + pereaksi iodine menjadi berwarna coklat (++) , dipanaskan menjadi warna coklat (+), didinginkan menjadi coklat (+). b. tabung 2 : ditambah HCl menjadi larutan tidak berwarna + pereaksi iodine menjadi larutan berwarna coklat (+++) kehitaman, dipanaskan menjadi hijau kehitaman. c. tabung 3 : ditambah NaOH tidak berwarna menjadi larutan tidak berwarna + peraksi iodine menjadi larutan tidak berwarna, dipanaskan tetap menjadi larutan tak berwarna, didinginkan masih tetap menjadi larutan tak berwarna. Uji iodine pada ekstrak buah Hasil uji pada ekstrak sawo mentah, ranum, dan matang : Uji Iodine pada ekstrak sawo mentah putih keruh, sawo ranum berwarna coklat (+), sawo matang berwarna hitam, hasilnya sebagai berikut: Uji 1 a. Mentah : didapatkan hasil larutan berwarna putih terdapat endapan b. Ranum : didapatkan hasil larutan berwarna abu-abu terdapat endapan c. Matang : didapatkan hasil larutan berwarna abu-abu terdapat endapan Uji 2 a. Mentah b. Ranum c. Matang Uji 3 a. Mentah endapan b. Ranum c. Matang



: didapatkan hasil larutan berwarna putih terdapat endapan : didapatkan hasil larutan berwarna abu-abu terdapat endapan : didapatkan hasil larutan berwarna abu-abu terdapat endapan



: didapatkan hasil larutan berwarna putih keruh dan terdapat : didapatkan hasil larutan berwarna coklat (+) : didapatkan hasil larutan berwarna coklat (++)



Uji Iodine pada ekstrak pisang mentah berwarna coklat terang, pisang ranum berwarna coklat muda, pisang matang berwarna coklat, hasilnya sebagai berikut: Uji 1 a. Mentah : didapatkan hasil larutan berwarna hitam b. Ranum : didapatkan hasil larutan berwarna hitam c. Matang : didapatkan hasil larutan berwarna hitam



Uji 2 a. Mentah b. Ranum c. Matang



: didapatkan hasil larutan berwarna hijau tua : didapatkan hasil larutan berwarna jingga : didapatkan hasil larutan berwarna jingga kemerahan



Uji Iodine pada ekstrak alpukat mentah berwarna hijau (++), alpukat ranum berwarna hijau (+++), alpukat matang berwarna hijau (+), hasilnya sebagai berikut: Uji 1 a. Mentah : didapatkan hasil larutan berwarna coklat (+) b. Ranum : didapatkan hasil larutan berwarna coklat (++) c. Matang : didapatkan hasil larutan berwarna coklat (+++) Uji 2 a. Mentah b. Ranum c. Matang



: didapatkan hasil larutan berwarna coklat (+) : didapatkan hasil larutan berwarna coklat (++) : didapatkan hasil larutan berwarna coklat (+++)



Uji 3 a. Mentah b. Ranum c. Matang



: didapatkan hasil larutan berwarna coklat (++) : didapatkan hasil larutan berwarna coklat (+) : didapatkan hasil larutan berwarna coklat muda



C. PEMBAHASAN 1. Uji molish Pada percobaan uji molish ini, dilakukan uji lima larutan karbohidrat yang telah diberi pereaksi molish dan selanjutnya diberi tetesan H2SO4 pekat. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari uji glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, laktosa, glikogen, dan selulosa menunjukkan bahwa semuanya merupakan jenis dari karbohidrat dibuktikan dengan adanya cincin berwarna ungu. Cincin ungu yang dihasilkan pada fruktosa lebih banyak, ini menunjukkan fruktosa merupakan jenis dari monosakarida yang memiliki tingkat kemanisan paling tinggi. Hasil yang dilakukan pada buah sawo yang tingkat kematangannya berbeda (mentah, ranum, matang) setelah diberi peraksi molish dan H2SO4 pekat, ketiganya menghasilkan hasil yang berbeda. Sawo mentah dan ranum cincin yang dihasilkan tebal dan berwarna coklat (+) dan coklat (++). Hal ini terlihat dengan tidak adanya perubahan warna pada tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat tersebut. Jadi sawo mentah dan ranum tidak mengandung karbohidrat. Sedangkan sawo matang memunculkan cincin yang tipis dan berwarna coklat (+++) setelah direaksikan. Larutan yang bereaksi positif akan menghasilkan cincin yang berwarna coklst ketika direaksikan dengan α-naphtol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi H 2SO4 pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan α-naphtol untuk membentuk produk berwarna, reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa yang direaksikan, dimana pereaksi molish membentuk cincin ungu pada berbagai jenis larutan karbohidrat.



Pada uji ekstrak buah yang lain, ekstrak yang mengandung karbohidrat karena membentuk cincin ungu pekat antara lain ekstrak pisang ranum, ekstrak alpukat ranum, ekstrak alpukat matang, karena mengandung karbohidrat jenis monosakarida. Sedangkan ekstrak pisang mentah, ekstrak alpukat mentah membentuk cincin muda karena mengandung karbohidrat jenis polisakarida. 2.



Uji benedict Uji benedict dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu dengan adanya perubahan warna, terutama perubahan warna menjadi merah bata. Pada pengujian larutan dihasilkan glukosa menjadi larutan berwarna merah (+), fruktosa larutan berwarna merah (+), selulosa larutan berwarna merah (+) di atas dan biru (+) di tengah, maltose larutan berwarna merah di atas dan biru di tengah dan laktosa larutan berwarna merah (+) di atas dan biru (+) di tengah, yang didapatkan hasil berupa endapan berwarna merah bata sedangakan pada sukrosa larutan menjadi warna biru dan glikogen juga menjadi larutan berwarna biru tidak memunculkan endapan. Terbentuknya endapan merah bata maupun biru ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Warna-warna yang berbeda ini semua adalah warna gula pereduksi, hanya saja tingkat kosentrasi gulanya berbeda. Berdasarkan literature, urutan kosentrasi gula dari yang tinggi ke yang rendah yaitu merah – jingga –kuinghijau – biru. Hasil uji yang dilakukan di sukrosa dan glikogen tidak menghasilkan endapan, sehingga dapat diketahui bahwa sukrosa dan glikogen bukan merupakan gula pereduksi. Hal ini disebabkan karena sukrosa dan glikogen tidak mengandung atam karbon anomer bebas serta tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif dan juga tidak memiliki gugus hemiasetat. Pada buah sawo mentah, dan ranum dapat diketahui ketiganya menghasilkan endapan berwarna coklat setelah direaksikan dengan pelarut benedict dan dipanaskan selama 5 menit. Ekstrak sawo masak menghasilkan endapan coklat (+++), ekstrak sawo ranum menghasilkan sendapan coklat (++), dan sawo mentah menghasilkan endapan coklat (+). Hal tersebut menunjukkan bahwa kaketiganya menghasilkan endapan berwarna coklat setelah direaksikan dengan pelarut benedict dan dipanaskan selama 5 menit. Ekstrak sawo masak menghasilkan endapan coklat (+++), ekstrak sawo ranum menghasilkan sendapan coklat (++), dan sawo mentah menghasilkan endapan coklat (+). Hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat dalam ketiga buah tersebut bereaksi positif terhadap pereaksi benedict dan termasuk dalam gula pereduksi. Pada uji buah yang lain, yang termasuk gula pereduksi adalah ekstrak pisang ranum, matang karena memunculkan warna jingga dan pada alpukat adalah alpukat ranum dan matang karena terjadiperubahan warna hijau yang menandakan adanya Cu2O.



3.



Uji seliwanoff Percobaan uji seliwannoff ini dilakukan untuk menunjukkan adanya gugus keton. Karbohidrat yang mengandung gugus keton yang direaksikan dengan seliwanoff akan menunjukkan warna oranye sangat pekat atau hampir coklat sebagai



reaksi positifnya. Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 ml pereaksi seliwanoff dan 2 tetes larutan karbohidrat 1% berupa glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, maltose, glikogen, dan selulosa yang kemudian dipanaskan hingga terjadi perubahan warna. Hasil dari percobaan yang dilakukan adalah adanya perubahan warna pada larutan karbohidrat yang berwarna oranye / oranye pekat/ oranye kecoklatan dengan tingkat kepekatan yang berbeda-beda. Sukrosa dan fruktosa merupakan larutan karbohidrat yang positif terhadap perekasi seliwanoff karenadua larutan ini berubah warna, menjadi oranye (++) pada sukrosa, dan oranye (+++) pada fruktosa, dan ini menunjukkan adanya gugus keton dalam larutan tersebut. Pembeda dari fruktosa dan sukrosa adalah waktu perubahnnya. Sukrosa membutuhkan waktu lebih lama untuk berubah dibandingkan dengan fruktosa. Dibuktikan pada praktikum ini fruktosa mengalami perubahan pada menit ke 4 detik ke 23, sedangkan sukrosa pada menit ke 4 detik ke 58. Larutan karbohidrat yaitu glukosa, laktosa, maltose, glikogen, dan selulosa tidak mengandung gugus keton karena tidak menunjukkan perubahan warna yang signifikan dari warna sebelumnya terhadap pereaksi seliwanoff. Pada uji seliwanoff dengan ekstrak sawo menunjukkan perubahan warnannya pada menit ke 3.45, ekstrak yang mentah menunjukkan warnanya yang berubah menjadi coklat (+) , ekstrak ranum berubah menjadi coklat (++), dan ekstrak masak berubah menjadi coklat (++). Hal ini dapat disebutkan bahwa sawo positif mengandung gugus keton. Faktor tingkat kematangan buah yang menyebabkan susunan dari gugus karbohidrat di dalam buah berubah. Semakin masak sawo, semakin banyak karbohidrat yang dikandungnya. Pada uji ekstrak buah yang lain, berdasarkan hasil praktikum semua buah memberi hasil positif saat bereaksi dengan pereaksi seliwanoff . Pisang (mentah, ranum, masak), alpukat (mentah, ranum, masak) rata-rata membutuhkan waktu 20 menit untuk perubahannya. Dari hal ini dapat disebutkan bahwa buah-buah yang ada mengandung karbohidrat dengan gugus keton. 4.



Uji iodin Uji iodin merupakan salah satu uji karbohidrat yang bertujuan untuk menentukan polisakarida. Uji iodin pada karbohidrat jenis amilum, selulosa, dan laktosa menghasilkan warna yang cukup berbeda. Prinsip pada uji iodin adalah untuk mengetahui kandungan polisakarida, seperti adanya dekstrin, amilum atau pati, selulosa, dan glikogen pada bahan makanan yang diujikan. Pada amilum, selulosa, dan glikogen yang ditambahkan dengan NaOH menjadi tidak berwarna hal itu disebabkan fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa pada uji iodin. Pada uji larutan amilum dan iodin, NaOH menghalangi terjadinya reaksi antara amilum dan iodin. Hal ini disebabkan karena iodin bereaksi dengan basa sehingga tidak mengalami reaksi reaksi dengan amilum. Keadaan ini terjadi sebab NaOH yang ada di dalam larutan lebih dulu bereaksi dengan iodin membentuk senyawa NaI dan NaOI sehingga pada uji dengan penambahan NaOH tidak terjadi peubahan. Penambahan larutan HCl berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada larutan amilum. Pada larutan penambahan HCl menyebabkan terjadinya reaksi antara amilum



dan iodin. Reaksi ini membentuk warna hitam pada larutan. Sedangka penambahan air pada penetapan karbohidrat metode iodin adalah sebagai larutan netral. Ekstrak buah alpukat yang diuji dengan pereaksi iodin mendapatkan hasil yang berbeda. Ekstrak yang mentah menjadi coklat (+) dan ekstrak yang ranum warna larutannya menjadi coklat (++), hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya kandungan amilum, selulosa, dan laktosa. Pada ekstrak yang masak warnanya berubah menjadi coklat (+++), hal ini menunjukkan bahwa ekstrak yang masak mengandung laktosa. Berdasarkan uji yang dilakukan hanya beberapa buah saja yang positif diuji dengan iodin, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perubahan yang cocok dengan amilum, selulosa, dan laktosa. Walaupun seharusnya perubahan warna setelah ditambah iodin itu ada, namun kurangnya ketelitian dalam praktikum berpengaruh pada hasilnya.



D. DISKUSI 1. Uji molish a) Mengapa terbentuk cincin berwarna merah ungu pada bahan yang mengandung karbohidrat?  Karena pada uji ini terjadi pembentukan furfural atau derivat-derivat dari karbohidrat yang didehidrasi oleh asam sulfat pekat, kemudian bereaksi dengan αnaphtol, sehingga terbentuk cincin berwarna merah ungu. b) Samakah intensitas warna cincin berwarna merah ungu pada bahan uji yang anda gunakan dalam praktikum ini? Jelaskan!  Tidak, karena susunan ikatan karbon pada setiap bahan yang diuji berbeda-beda



2. Uji benedict a) Apa warna dari endapan yang terbentuk? Mengapa demikian?  Warna endapan yang terbentuk dari hasil uji benedict adalah merah bata hal ini dikarenakan endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu 2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Dan juga karena karena gula tersebut dapat mereduksi ion Cu2+ dari cupri sulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. b) Pada uji benedict mengapa sukrosa bukan termasuk gula pereduksi?  karena sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas serta tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif dan juga tidak memiliki gugus hemiasetat, sehingga apabila dihidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa. 3. Uji seliwanoff a) Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan reaksi positif terhadap uji seliwanoff?  Gugus keton, hal ini terjadi pada fruktosa dan sukrosa itu berarti sukrosa dan fruktosa mengandung gulaketosa. b) Dapatkah uji seliwanoff dipakai untuk membedakan sukrosa dari fruktosa?



 Bisa, karena jika sama-sama dipanaskan sukrosa membutuhkan waktu lama untuk perubahannya menjadi warna jingga, sedangkan fruktosa lebih cepat berubah dari pada sukrosa. 4. Uji iodine a) Mengapa terjadi perubahan warna setelah dipanaskan ?  Perubahan warna pada setelah dipanaskan diakibatkan karena hidrolisispati atau amilum menjadi senyawa lebih sederhana. b) Zat manakah selain amilum yang memberikan warna dengan iodine?  Zat selain amilum yg memberikan warna dengan iodine adalah selulosa yang memberikan warna ungu kehitam hitaman. 5. Uji karbohidrat pada buah a) Mengapa pada buah masak masih ditemukan adaya karbohidrat dalam bentuk polisakarida?  karena pada buah yang masak monosakarida yang terdapat pada buah yang masih muda berikatan menjadi polisakarida sebagai cadangan energy tambahan b) Jelaskan proses hidrolisis amilum secara enzimatis?  prosesnya, amilum dihidrolisis oleh enzim amylase menjadi dekstrin lalu menjadi maltose dan akhirnya menjadi glukosa.



BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Uji molish Berdasarkan penjelasan dan hasil percobaan uji molish pada beberapa jenis karbohidrat dan beberapa ekstrak buah dengan tingkat kematangan yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa pada uji molish cincin berwrana ungu/kemerahan yang terbentuk di setiap larutan ataupun ekstrak membuktikan adanya kandungan karbohidrat. Perubahan warna tersebut dikarenakan reaksi dehidrasi antara kandungan karbohidrat yang ada pada ekstrak buah dengan asam sulfat pekat yang membentuk furfural. Hasil uji karbohidrat pada belimbing wuluh hanya yang masak saja yang terbentuk cincin warana ungu. 2. Uji benedict Dengan menggunakan uji benedict di dalam bahan uji (buahbuahan mentah, matang dan ranum), ditemukan beberapa gula pereduksi dan bereaksi positif terhadap pelarut benedict yaitu Glukosa, maltosa, laktosa, dan fruktosa, yang ditandai dengan adanya endapan berwarna merah bata jingga, kuning, dan hijau pada masing-masing larutan. Jenis gula yang dapat mereduksi antara lain Glukosa, maltosa, laktosa, dan fruktosa, sedangkan jenis gula yang tidak dapat mereduksi adalah amilum. Belimbing wuluh positif mengandung gula pereduksi dan bereaksi positif terhadap pelarut benedict. 3. Uji seliwanoff Berdasarkan praktikum uji Seliwanoff yang telah dilakukan pada larutan karbohidrat 1% dan beberapa ekstrak buah, dapat disimpulkan bahwa uji Seliwanoff membuktikan adanya kandungan frutkosa/sukrosa pada beberapa ekstrak buah yang ditandai dengan perubahan warna dari warna asli dengan waktu berubah yang berbeda dan rata-rata adalah 20 menit. Pada uji belimbing wuluh positif mengandung gula fruktosa.



4. Uji iodine Uji iodine merupakan salah satu uji karbohidrat yang bertujuan untuk menentukan polisakarida. Uji iodine dilakukan untuk mengidentifikasi karbohidrat jenis polisakarida dan mengidentifikasi



perbedaan amilum,selulosa dan laktosa. Perbedaan paling terlihat adalah perubahan warna yang terjadi. Pada amilum saat bereaksi dengan pereaksi iodine akan terbentuk warna biru.



B. Saran Dalam pelaksanaan praktikan harus mengikuti prosedur percobaan yang telah disusun secara sistematis. Alat-alat yang digunakan secara bergantian harus dicuci dengan bersih supaya tidak bercampur dengan larutan yang lain dan menimbulkan reaksi baru. Dibutuhkan kesabaran dalam mengamati perubahan yang terjadi pada sampel uji. Selain itu, praktikan harus hati-hati dan tidak terburu dalam pengambilan data karena dapat menyebabkan ketidakakuratan data.



DAFTAR PUSTAKA Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia 1. Jakarta : Gramedia. Isnawati. 2009. BIOKIMIA. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press. Rahayu, Yuni Sri, dkk. 2018. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya.: Laboratorium Biokimia-Jurusan Biologi-FMIPA-UNESA. Setiawati, Nur Rahayu. 2013. Laporan Praktikum Biokimia Pangan Karbohidrat I Uji Molish. Online. https://www.slideshare.net/LaddiesVikers/karbohidrati-18138619 (diakses 10 Maret 2018) Setyawati, Mega Ayu. 2014. “PEMANFAATAN EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA SEBAGAI BAHAN PENGAWET IKAN NILA (Oreochormis niloticus) SEGAR”. Jurnal Penelitian, (Online), (http://UMS.ac.id, diunduh 10 Maret 2018)