Laporan Praktikum Uji Karbohidrat Dan Uji Protein [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GANJIL Dosen Pengampu:1. .Prof. Dr. Wahidin M.Pd 2. Dr. Hj. Yunita, M.Pd 3. Edy Chandra, S.Si, MA Asisten Praktikum:1. .Siti Sholeha 2. Siti Nurdiana 3. Mirna Wati 4. Rani Rahmawati



Disusun oleh: Nama NIM Kelas



: Adi Abdilah : 1908106025 : Biologi A/3



PUSAT LABORATORIUM MIPA IAIN SYEKH NURJATI CIREBON TAHUN 2020 M / 1442 H



ACARA PRAKTIKUM KE-1 UJI KARBOHIDRAT DAN UJI PROTEIN



A. TUJUAN 1. Untuk memahami sifat sifat kimia karbohidrat 2. Untuk menentukan macam karbohidrat dalam sampel bahan alam 3. Untuk mengetahui adanya unsur-unsur penyusun protein 4. Untuk dapat memahami protein dari segi kimia B. DASAR TEORI Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau polihidroksil keton, atau senyawa hasil hidrolisis keduanya. Penyusu utama karbohidrat adalah C, H, dan O. Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 1 : 2 seperti molekul air. Contoh glukosa (12:6), sukrosa (22:11). Karena itu, dahulu penamaan karbohidrat berasal dari sifat ini, yaitu gabungan dari “karbohidrat” dan “hidrat”. Hidrat sendiri artinya air. Karbohidrat dapat digolongkan berdasarkan struktur cincin siklisnya yaitu furanosa, karbohidrat dengan cincin siklis segi enam, maupun digolongkan berdasarkan monomer penyusunnya seperti monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida (Handito dkk, 2014). Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin. Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Alam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil. (Oeman Ja. Nurul, 2016) Karbohidrat, dibagi menjadi 2 golongan yaitu, karbohdirat sederhana dan karbohidrat komplex. Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang terdiri dari monosakarida yang merupakan senuah molekul dasar dari karbohidrat, disakarida merupakan jenis karbohidrat yang terbentuk dari monosa yang saling terikat dan oligosakarida yang merupakn gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa dan juga fruktosa. Karbohdirat yang kompleks juga terdiri atas polisakarida yang terdiri lebih dari dua ikatan monosakarida dan juga serat yang dinamakan polisakarida non pati. Karbohidrat selain dapat berfungsi untuk mengahsilkan energi, juga mempunyai fungsi yanglain bagi tubuh. Fungsi yang lain dari tubuh adalah pemberi rasa manis



padamakanan, penghemat protein, sebagai pengatur metabolisme lemak dan juga dapat membantu sebagai alat untu mempercepat feses (Nurhamida, Sari. 2015) Struktur karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, oligosakarida, atau polisakarida, ketiga golongan karbohidrat ini berikatan satu dengan lainnya, lewat hidrolisis. Monosakarida kadang disebut gula sederhana ialah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi. Polisakarida mengandung banyak unit monosakarida, ratusan bahkan ribuan. Oligosakarida mengandung sekurang-kurangnya dua tau biasanya tidak lebih dari beberapa unit monosakarida yang bertautan (Hart-Harold et al, 2013) Protein merupakan senyawa polimer organik yang berasal dari monomer asam amino yang mempunyai ikatan peptida. Protein memiliki peran yang sangat penting pada fungsi dan struktur seluruh sel makhluk hidup. Hal ini dikarenakan molekul protein memiliki kandungan oksigen, karbon, nitrogen, hidrogen, dan sulfur. Sebagian protein juga mengandung fosfor (Rozi, 2011). Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dapat dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein juga mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan juga kadang kala sulfur serta fosor. Protein berperan penting dalam struktur dan juga fungsi semua sel makhluk hidup dan juga virus. Kebanyakan dari protein merupakan enzim atau juga sebunit enzim. Jenis protein lain berperan juga dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang juga dapat membentuk batang dan juga sendi sitoskeleton. Protein juga adapat terlibat dalam sistem kekebalan sebagai antibodi, sistem kendali dan juga tarnsportasi hara (Kopkar, S.M. 2012). Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino. Protein disusun oleh 20 macam asam amino. Protein terdapat dalam sistem hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah maupun organisme tingkat tinggi. Fungsi utam protein yaitu sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem dari kekebalan tubuh, dapat membuat tubuh jadi bergerak dan juga sebagai transmitor syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembanganpadatubuh.Peranan ktivitas protein dalam proses biologis antara lain adalah sebagai enzimatik, bahwa hampir pada semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalis oleh makromolekul yang disebut dengan enzim. Pembagian tingkat organisasi struktur protein ada empat kelas yaitu struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier dan yang terakhir adalah struktur kuartener (Sidik, Abubakar, 2019) Uji susunan elementer protein, semua jenis protein tersusun atas usnur-usnur karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), dan Nitrogen (N). Ada pula protein yang



mengandung sedikit belerang (S) dan fospor (P). Dengan metode pembekaran atau pengembunan, akan diperoleh unsur-unsur penyusun protein yaitu C, H, O dan N (Murray R. K, G. Hackner, 2011) C. METODOLOGI 1. Alat a. Korek api b. Lilin c. Masker d. Glove e. Gelas ukur f. Bunsen g. Indikator PH h. Gelas kimia i. Pengaduk j. Gelas porselen k. Kaca Preparat l. Penjepit m. Tabung reaksi n. Rak tabung teaksi 2. Bahan a. Betadine b. Ragi c. Albumin telur d. Gula pasir e. Melon f. Alpukat g. Pepaya h. Jeruk i. Apel j. Jambu biji k. Pereaksi molish l. Pb asetat m. HCL pekat n. Pereaksi barfoed o. Pereaksi benedict p. Sintesis X,Y,Z q. Albumin r. Gelatin s. NaOh 3. Prosedur Kerja a. Uji Molish 1) Disiapkan Alat dan Bahan. 1) Dimasukan sampel buah dan sampel sintesis sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi 2) Dimasukan pereaksi molish 2 tetes kedalam tiap tabung reaksi 3) Ditambahkan H2SO4 sebanyak 2 ml kedalam tiap tabung reaksi



4) Diamati dan dicatat perubahannya b. Uji Iodium 1) Disiapkan Alat dan Bahan 2) Dimasukan sampel buah dan sampel sintesis kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml 3) Dimasukan pereaksi Iodium sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi 4) Diamati dan dicatat perubahannya c. Uji Barfoed 1) Disiapkan Alat dan Bahan 2) Dimasukan sampel buah kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml 3) Dimasukan pereaksi bearfoed kedalam tiap tabung reaksi sebanyak 2 ml 4) Dipanaskan selama -+ 1 menit 5) Diamati dan dicatat perubahannya d. Uji Fermentasi 1) Disiapkan Alat dan Bahan 2) Dimasukan sampel buah kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml 3) Dimasukan ragi sebanyak 1 sendok ke dalam tiap tabung reaksi 4) Didiamkan selama 1x24 jam 5) Diamati dan dicatat perubahannya. e. Uji Selliwanof 1) Disiapkan Alat dan Bahan 2) Dimasukan sampel buah kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml 3) Dimasukan pereaksi selliwanof sebanyak 2 ml 4) Dipanaskan tabung reaksi selama 1 menit 5) Diamati dan dicatat perubahannya. f. Uji Benedict 1) Disiapkan Alat dan Bahan 2) Dimasukan sampel sintesis dan buah kedalam tabung reaksi sebanyak 3 tetes 3) Dimasukan pereaksi benedict sebanyk 2 ml 4) Dipanaskan selama 1 menit 5) Diamati dan dicatat perubahannya. g. Uji keberadaan atom C, H, dan O 1) Disiapkan Alat dan Bahan 2) Diteteskan tiap bahan sebanyak 1 ml kedalam gelas porselen 3) Ditutup gelas porselen menggunakan kaca preparat 4) Dipanaskan menggunakan Bunsen selama 1 menit 5) Diamati dan dicatat perubahannya. h. Uji keberadaan atom Nitrogen (N) 1) Disiapkan Alat dan Bahan 2) Dimasukan sampel sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi 3) Dipanaskan menggunakan Bunsen selama 3 menit 4) Diukur Ph nya 5) Diamati dan dicatat perubahannya. i. Uji keberadaan atom Sulfur 1) Disiapkan Alat dan Bahan 2) Dimasukan sampel sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi 3) Ditambahkan NaOH 10% sebanyak 1 ml kedalam tiap tabung reaksi



4) Ditambahkan Pb asetat sebanyak 4 tetes kedalam tiap tabung reaksi 5) Ditambahkan Hcl pekat sebanyak 4 tetes kedalam tiap tabung reaksi 6) Diamati dan dicatat perubahannya. C. HASIL PENGAMATAN Acara Praktikum Karbohidrat Tabel 1. Hasil pengamatan Sampel X, Y, Z No



Sampel



Tes Molisch



Tes Iodium



Tes Benedict



Sebelum



Sesudah



Sebelum



Sesudah



X (Amilum)



Putih bening dan ada endapan



Putih bening, dan sedikit keruh ada endapan



Agak keruh dan ada endapan dibawah



Putih



Sampel berwarna biru muda bening



Y (Glukosa)



Putih jernih dan tidak berbau



Agak bening



Bening



Sampel berwarna biru muda bening



Z (Sukrosa)



Putih jernih dan tidak ada bau



Saat direaksik an muncul gelombun g dan ada gumpalan , bau menyeng at Saat direaksik an muncul gelombun g kecil dan seperti ada gumpulan , bau menyeng at



Warna berubah hitam dan ada endapan tidak berbau Warna kuning seperti minyak goreng, ada endapan dan tidak ada bau Warna kuning bening cerah, dan ada endapan tidak bau



Berwarna putih



Sampel berwarna biru muda bening



Sangat bening



Sebelum



Sesudah



Tabel 2. Hasil Pengamatan Sampel Buah A, B, C, D, E dan F No



Sampel



Tes Molisch



Tes Iodium



Tes Barfoed



Sebelum



Sesudah



Sebelum



Sesudah



Sebelum



Sesudah



bagian atas sampel berwarna kekuning an, bagian tengah berwarna hitam, dan di bawah bening. Dengan perbandin gan warna hitam lebih banyak Di bagian atas berwarna oren pucat, di bagian tengah berwarna hitam, dan bagian baawah berwarna bening. Dengan perbandin gan masing-m asing warna sama



Sampel berwarna oren, bau seperti apel biasa



Sampel berwarna oren kecoklatan



Sampel berwarna oren, bau seperti apel biasa



Sampel berubah warna setelah ditetesi menjadi biru, mengikuti warna barfoed. Setelah dipanaska n berwarna biru cerah



Sampel berwarna oren dan bau seperti pepaya biasa



Sampel berwarna kehitaman



Sampel berwarna oren dan bau seperti pepaya biasa



Bagian atas sampel berwarna setelah ditetesi biru seperti larutan, sedangka n bagian bawah berwarna oren. Setelah dipanaska n berwarna biru tosca, dan dibagian bawah agak kekuning an



1.



Apel (Sampel A)



Sampel berwarna oren, bau seperti apel biasa



2.



Pepaya (Sampel B)



Sampel berwarna oren dan bau seperti pepaya biasa



3.



Jambu biji (Sampel C)



Sampel berwarna pink kekuningan dan bau seperti biasa



Bagian atas berwarna ping pudar, bagian tengah berwarna hitam dan bagian bawah berwarna bening. Dengan perbandin gan bening lebih banyak



Sampel berwarna putih kekuning an dan bau seperti biasa



Sampel tetap berwarna putih



Sampel berwarna putih kekuningan dan bau seperti biasa



4.



Melon (Sampel D)



Sampel berwarna hijau dan bau seperti biasa



Sampel berwarna hijau dan bau seperti biasa



Sampel berwarna kuning



Sampel berwarna hijau dan bau seperti biasa



5.



Alpukat (Sampel E)



Sampel berwarna hijau dan bau seperti



Bagian atas berwarna hijau kehitama n, di bagian tengan berwarna hitam dan di bagian bawah bewarna bening. Dengan perbandin gan warna hitam lebih banyak Bagian atas sampel berwarna



Sampel berwarna hijau dan bau



Sampel berwarna cream



Sampel berwarna hijau dan bau seperti



Sampel berubah warna setelah ditetesi manjadi biru tua, namun di bagian atas agak kehitama n. Setelah dipanaska n barwarna hitam di bagian bawah dan berwarna biru tua di bagian atas Sampel berubah warna setelah ditetesi menjadi biru telor asin. Setelah dipanaska n berwarna biru tua di bagian atas, dan hitam di bagian bawah



Sampel berubah warna setelah



6.



Jeruk (Sampel F)



biasa



kuning seperti pucat, bagian tengah berwarna hitam, dan bagian bawah bening. Dengan perbandin gan bening lebih banyak



Sampel berwarna kuning keorenan dan bau seperti biasa



Bagian atas terdapat sari jeruk berubah warna menjadi kuning kehitama n, bagian bawah berwarna hitam dan di dasar tabung sedikit berwarna bening. Dengan perbandin gan bagian warna hitam lebih



Sampel berwarna kuning keorenan dan bau seperti biasa



Sampel berwarna keorenan atau oren pias



Sampel berwarna kuning keorenan dan bau seperti biasa



ditetesi, di bagian atas berwarna kuning, sedangka n bagian bawah berwarna biru seperti warna mollish. Setelah dipanaska n berwarna kuning di bagian atas, dan berwarna biru di bawah Sampel berubah warna setelah ditetesi. Di bagian atas berwarna hijau, sedangka n bagian tengah dan bawah berwarna kekuning an. Setelah dipanaska n sampel berwaena biru tua di bagian ats, dan berwarna



banyak



No



Sampel



1.



Tes Fermentasi



oren dibawah Tes Selliwanof



Tes Benedict



Sebelum



Sesudah



Sebelum



Sesudah



Sebelum



Sesudah



Apel (Sampel A)



Sampel berwarna oren, bau seperti apel biasa



Sampel berwarna oren, bau seperti apel biasa



Sampel berwarna kuning cerah dan bening



Sampel berwarna oren, bau seperti apel biasa



Setelah dipanaskan sampel berwarna hijau kebiruan



2.



Pepaya (Sampel B)



Sampel berwarna oren dan bau seperti pepaya biasa



Sampel berwarna oren dan bau seperti pepaya biasa



Sampel berwarna kuning cerah dan bening



Sampel berwarna oren dan bau seperti pepaya biasa



Setelah dipanaskan bagian atas sampel berwarna kuning kebiruan dan bagian bawahnya berwarna oren



3.



Jambu biji (Sampel C)



Sampel berwarna putih kekuningan dan bau seperti biasa



Sampel berwarna putih kekuning an dan bau seperti biasa



Sampel berwarna kuning cerah dan bening



Sampel berwarna putih kekuninga n dan bau seperti biasa



Setelah dipanaskan sampel berwarna biru kekuninga n



4.



Melon (Sampel D)



Sampel



Berwana oren, tekstur lebih padat dengan gumpalan kecil di dalamnya , menyusut , dan baunya menyeng at Terdapat endapan, berwarna lebih pucat, tekstur lebih padat, dan jumlah air lebih sedikit Tekstur menjadi lebih padat, lembut, berbau asam menyeng at, dan warnanya lebih pucat Berwarna



Sampel



Sampel



Sampel



Setelah



berwarna hijau dan bau seperti biasa



5.



Alpukat (Sampel E)



Sampel berwarna hijau dan bau seperti



6.



Jeruk (Sampel F)



Sampel berwarna kuning keorenan dan bau seperti biasa



kuning keputihan , masih terdapat gumpalan , tekstur lebih kental, baunya menyeng at Berwarna dominan coklat dan warna hijau sedikit, tekstur padat, bau mirip kopi, dan terdapat jamur di bagian permukaa n Berwarna oren kekuning an (lebih pudar dari sebelumn ya) tekatur lebih padat dan tidak ada bulirnya, dan bau asam lebih menyeng at



berwarna hijau dan bau seperti biasa



berwarna kuning cerah dan bening



berwarna hijau dan bau seperti biasa



dipanaskan sampel berwarna kuning kebiruan



Sampel berwarna hijau dan bau seperti



Sampel berwarna kuning pucat dan keruh



Sampel berwarna hijau dan bau seperti



Setelah dipanaskan sampel berwarna oren mendekati merah



Sampel berwarna kuning keorenan dan bau seperti biasa



Sampel berwarna kuning cerah dan bening



Sampel berwarna kuning keorenan dan bau seperti biasa



Setelah dipanaskan sampel berwarna kuning kehijauan



Acara Praktikum Uji Elementer Protein Tabel 1. Uji Keberadaan Unsur C, H dan O No



Bahan Uji



Penggaranga n (C)



Bau Rambut Terbakar (N) -



Pengembu nan (C, H dan O) ✓



1.



1 ml Albumin telur







2.



1 ml Gelatin







-







3.



1 ml Glukosa







-







Keterangan Sebelum Bewarna bening dan bau amis



Sesudah Terdapat embun/gelum bung, bentuk berubah cair ke padat Berwarna Berubah bening warna putih (Kuning) bening, ada gelembung, tidak bau Bewarna Warna bening, dan bening, tidak terdapat ada endapat, endapan dan embun, tidak bau



Tabel 2. Uji Keberadaan Atom Nitrogen (N) No



Perlakuan



Hasil Pengamatan Bau amoniak



1. 2. 3.



Albumin + 1 ml NaOH 10% Dipanaskan Gelatin + 1 ml NaOH 10% Dipanaskan Glukosa + 1 ml NaOH 10% Dipanaskan







Kertas lakmus merah (PH) PH = 12 (Basa)







PH = 11 (Basa)







PH = 13 (Basa)



Tabel 3. Uji Keberadaan Atom Sulfur No



Perlakuan



Hasil Pengamatan Pb Asetat



Belerang (S)



1.



2.



3.



Albumin (1 ml) + 4 tetes PbA pekat + NaOH 10%



Berwarna bening, setelah ditambahkan Pb Asetat berwarna keruh terdapat endapan Gelatin + 1 ml NaOH Sebelumnya berwarna bening, setelah ditambahkan Pb Asetat terdapat gumpalan (putih) Glukosa + 1 ml NaOH Berwarna bening, adanya endapan



Berbau belerang, terdapat gumpalan putih susu, dan bergelembung Tidak berbau belerang, Tidak terjadi reaksi Tidak berbau belerang, dan bergelembung



D. PEMBAHASAN Berdasarkan praktikum yang dilakukan di laboratorium MIPA Instritut Agama Islam Syekh Nurjati Cirebon. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kadar gula pereduksi dalam sampel, mengetahui hormon HCG dalam urine, mengetahui fungsi hormom HCG dalam urine. Adapun alat yang digunakan pada acara praktikum ke-1 ini yaitu jarum, blood losser, glukometer, teststrip, test pack, masker, glove, dan gelas plastik. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu urine wanita hamil, urine wanita tidak hamil, orang yang berpuasa, orang yang tidak berpuasa, alkohol 70%, dan kapas. Karbohidrat secara kimiawi didefinisikan sebagai "polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau zat kompleks yang pada hidrolisis menghasilkan polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton." Karbohidrat adalah salah satu kelas dasar makromolekul yang ditemukan dalam biologi. Empat fungsi utama karbohidrat dalam tubuh adalah menyediakan energi, menyimpan energi, membangun makromolekul, dan menyimpan protein dan lemak untuk kegunaan lain. Tubuh dapat menyimpan karbohidrat di otot dan hati sebagai glikogen, dan menggunakan simpanan tersebut sebagai sumber bahan bakar untuk aktivitas fisik. (Murray R. K, G. Hackner, 2011) Struktur empiris umum untuk karbohidrat adalah (CH2O)n. Dimana n adalah jumlah karbon dalam molekul. Oleh karena itu, rasio karbon terhadap hidrogen terhadap oksigen adalah 1: 2: 1 dalam molekul karbohidrat. Asal mula istilah "karbohidrat" didasarkan pada komponennya: karbon ("karbo") dan air ("hidrat"). Kabohidrat adalah senyawa organik yang tersusun dalam bentuk aldehida atau keton dengan beberapa gugus hidroksil yang keluar dari rantai karbon. Bahan penyusun semua karbohidrat adalah gula sederhana yang disebut monosakarida. (Handito dkk, 2014). Berdasarkan praktikum kali ini yaitu uji karbohidrat. Untuk uji molisch dilakukan agar praktikan dapat mengetahui bahan apa saja yang mengandung karbohidrat. Caranya adalah dengan ditambahkan 2 tetes pereaksi molisch ke dalam 2 ml larutan sampel bahan. Reaksi positif ditunjukkan dengan munculnya warna



ungu akibat reaksi asam sulfat dengan karbohidrat yang membentuk furkural. Praktikum kali ini yang berwarna ungu adalah alpukat dan jambu biji. Uji Iodium untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat jenis polisakarida, dengan cara 1 ml larutan iodium dimasukkan ke dalam 1 ml larutan sampel. Reaksi positif ditandai dengan perubahan warna sementara monosakarida tidak berubah warnanya. Dalam hasil pengamatan yaitu melon, pepaya, alpukat, dan apel yang mengandung alami perubahan warna. Uji Barfoed digunakan untuk dapat membedakan antara monosakarida dan disakarida. Hasil positif ditandai dengan teroksidasi oleh ion tembaga dengan hasilnya warna merah. Pada pengamatan ini yang merupakan uji positif Barfoed adalah tidak ditemukan Uji Fermentasi dilakukan untuk mengetahui proses produksi energi dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Uji positif ditandai dengan adanya endapan jika dimasukkan ragi. Jika sampel jernih setelah ditaburkan ragi akan membentuk cincin kuning. Pada hasil pengamatan yang merupakan uji positif fermentasi adalah jeruk, pepaya, apel, jambu biji, dan alpukat. Uji Bennedict ditandai dengan endapan merah bata untuk hasil positifnya. Uji ini digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi pada sampel. Hasil pengamatan menunjukkan apel adalah gula pereduksi. Uji Seliwanoff digunakan untuk membedakan karbohidrat jenis kentosa yang membedakan karbohidrat jenis ketosa (dengan gugus keton) dan aldosa (tanpa gugus keton). Ditandai dengan ketosa akan membentuk warna merah tua akibat mengalami hidrai, sementara aldosa membentuk warna merah mudah akibat lamba terhidrasi. Hasil pengamatan menunjukkan jeruk adalah karhohidrat ketosa. Pengamatan kedua yaitu mengamati sampel X, Y, dan Z. Untuk tes molisch pada sampel X sebelum larutan berwarna putih bening dan terdapat endapan, sesudahnya terlihat putih bening dan sedikit keruh dengan ada endapan. Sampel Y sebelumnya berwarna putih jernih dan tidak berbau, setelahnya direaksikan muncul gelembung kecil dan ada gumpulan. Sampel Z sebelum berwarna putih jernih dan tidak ada bau, sesudahnya saat direaksikan muncul gelembung kecil dan seperti ada gumpalan. Ini menunjukkan pada sampel Y dan Z menunjukkan bahwa sampel tersebut positif pada uji molisch. Tes Iodium sampel X sebelumnya berwarna agak keruh dan ada endapan dibawah, setelahnya warna berubah menjadi hitam dan ada endapan, serta tidak berbau. Pada sampel Y sebelumnya berwarna agak bening setelahnya kuning dan ada endapan hitam tidak berbau. Sampel Z sebelum menunjukkan warna biru tidak ada endapan dan sesudahnya tidak ada perubahan. Ini menunjukkan sampel X saja yang mengalami uji positif. Pengamatan selanjutnya dilakukan dengan tes Benedict untuk mengetahui adanya karbohidrat pada beberapa sampel. Tes benedict digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi pada sampel. Dengan penambahan pereaksi benedict semua sampel berubah menjadi warna biru.



Sampel X, Y, dan Z setelah dilakukan praktikum oleh praktikan dapat diketahui bahwa unntuk sampel X adalah Amilum, sampel Y adalah glukosa, dan sampel Z adalah sukrosa. Karbohidrat memiliki daya pereduksi yang ditunjukkan dengan semakin banyak kadar karbohidrat yang disusun oleh satu molekul gula, maka akan semakin besar daya pereduksinya. Karbohidrat adalah sumber energi utama tubuh tubuh, arbohidrat membantu memberi bahan bakar pada otak, ginjal, otot jantung, dan sistem saraf pusat. Misalnya, serat adalah karbohidrat yang membantu pencernaan, membantu Anda merasa kenyang, dan menjaga kadar kolesterol darah. Karbohidrat adalah golongan senyawa biokimia yang paling umum. termasuk gula dan pati. Karbohidrat digunakan untuk menyediakan atau menyimpan energi, di antara kegunaan lainnya. Kelebihan karbohidrat sendiri dapat mengakibatkan resiko obesitas. Sebagian besar penduduk kelebihan berat badan atau obesitas. Makan terlalu banyak olahan yang mengandung karbohidrat mungkin salah satu penyebab utamanya dari obesitas. Karena rendah serat dan cepat dicerna, memakan olahan yang mengandung karbohidrat dapat menyebabkan perubahan besar pada kadar gula darah. Karbohidrat juga berperan dalam proses metabolisme, menjaga keseimbangan asam basa dlam tubuh, pembentuk sel, jaringan organ serta sistem organ, mempermudah pencernaan serta mengoptimalkan kalsium. Memiliki sifat fisik yaitu berwarna putih kecoklatan, berwujud padat dan tingkat kemanisan berbeda. Sifat kimiawinya yaitu mengalami reaksi dehidrasi seperti praktikum yang dilakukan, bereaksi dengan asam seperti jeruk dengan membentuk ester, dan monosakarida bereaksi dengan alcohol. Protein terdiri dari polimer linier asam amino. Asam amino adalah molekul yang mengandung gugus amina (NH3), gugus asam karboksilat (R-C = O-OH) dan rantai samping yang bervariasi antara asam amino yang berbeda. Protein sangat penting dalam biokimia, di mana istilah tersebut biasanya mengacu pada asam alfa-amino. Protein adalah senyawa biokimia yang terdiri dari satu atau lebih polipeptida yang biasanya dilipat menjadi bentuk globular atau berserat dengan cara yang berfungsi secara biologis. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada uji elementer protein yang bertujuan untuk mengetahui adanya unsur-unsur penyusun protein menggunakan tiga cara yaitu uji keberadaan C, H, dan O, uji keberadaan Atom N, dan uji keberadaan Atom Sulfur. Pembahasan pertama yaitu uji keberadaan unsur C, H, dan O. Berdasarkan hasl pengamatan diketahi pada 1 ml albumin telur setelah dipanaskan dengan bunsen dan diamati selama 1 menit. Larutan sebelumnya berwarna benng dan bau amis, sesudahnya terdapat embun atau gelumbung bentuk berubah dari cair menjadi padat dan tidak tercium bau rambut terbakar. Pada 1 ml gelatin warna sebelumnya berwarna kuning, setelah dipanaskan berubah menjadi putih bening dan terdapat gelembung serta tidak berbau rambut terbakar. Pada 1 ml sampel X warna



sebelumnya berwarna bening dan terdapat endapan, sesudah reaksi warna tetap sama bening, namun endapan hilang, tidak ada embun, dan tidak bau. Hasil pengamatan dari uji keberadaan unsur C, H, dan O bahan 1 ml abumin terdapat penggarangan terjadi pengembunan (C, H, dan O) dan bau rambut terbakar (N). Namun dari kesemua bahan uji tidak tercium adanya bau rambut terbakar Pembahasan kedua yaitu uji keberadaan Atom N uji ini dilakukan untuk mengetahui Ph dan asam atau basa serta bau amoniak atau tidaknya. Larutan pertama yaitu pada albumin ditambahkan 1 ml NaOH kemudian dipanaskan mendapatkan hasil PH nya 12 dan dapat dikatakan bahwa ini termasuk basa, dan tercium bau amoniak. Larutan kedua pada gelatin ditambahkan 1 ml NaOH lalu dipanaskan dan didapatkan hasil tercium adanya bau amoniak PHnya 11 dan dikatakan basa. Larutan ketiga yaitu glukosa yang ditambahkan dengan 1 ml NaOH setelah ditambahkan lalu dipanaskan dan didapatkan hasil tercium bau amoniak dan PH nya 13 termasuk basa. Pembahasan ketiga yaitu uji keberadaan Atom S (Sulfur) yang pertama larutan albumin ditambah NaOH 10% ditambah 4 tetes Pb Asetat dan 4 tetes HCl pekat. Hasilnya sebelumnya berwarna bening, setelah ditambahkan tercium bau belerang. Larutan kedua yaitu 1 ml gelatin ditambahkan 1 ml NaOH 10% larutan yang sebelumnya berwarna bening setelah ditambahkan Pb Asetat terdapat gumpalan putih, tidak tercium baru belerang. Larutan ketiga yaitu pada larutan glukosa ditambah 1 ml NaOH 10% dapat diketahui hasilnya warna glukosa menjadi putih pekat, 1 ml NaOH 10% berwarna transparan dan adanya endapan dari glukosa serta tidak tercium bau. Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Pemanasan akan membuat protein bahan tedenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena panas akan mengakibatkan terputsnya interaksinya non kovalen yang ada pada struktur alami protein, tetapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan petida. Penyebab terjadinya denaturasi yaitu temperatur, perubahan PB, detergent, dan lain-lain. Perbedaan gelatin dan albumin adalah pada unsur-unsurnya yaitu unsur belerang atau sulfur (S). Albumin memiliki unsur oksigen, sulfur, kartogen, dan karbon. Sedangkan pada gelatin adanya unsur hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein memiliki jenis yang berbeda, berdasarkan sumbernya terdapat protein hewani yaitu yang bersumber dari hewan misalnya daging, sapi ayam, dan susu. Sedangkan protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kacang-kacangan dan kentang. Struktur protein terdiri dari protein primer yang merupakan ikatan-ikatan peptide dan asam amino pembentuk protein, tersier yaitu interaksi antara struktur sekunder dengan primer melalui ikatan hydrogen, dan sekunder yaitu ikatan hydrogen antara gugus-gugus amino dengan atom hydrogen pada rantai samping asam. Protein memiliki sifat sukar larut dalam air, mengalami koagulasi, bersifat ampolar dan rusak oleh panas. Berdasarkan bentuknya protein dibedakan menjadi



protein fibriler yang berebntuk serabut dan tidak larut dalam pelarut encer seperti garam, asam basa dan alcohol, protein globuler berbentuk bola yang larut dalam larutan garam, asam basa dan terpengaruh suhu. Kelebihan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dapat meningkatkan kolesterol karena protein hewani memiliki kandungan kolesterol yang tinggi dan sodium yang tinggi pula sehingga dapat memicu tekanan darah. Kekurangan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dapat menyebabkan kekurangan vit B12 sebagai pembentukan sel darah merah. Protein nonesensial dapat dibuat oleh tubuh, sedangkan asam amino esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus mendapatkannya dari makanan. Manusia harus memiliki semua asam amino agar tubuh dapat membangun berbagai macam protein yang dibutuhkannya. Protein dibutuhkan untuk perbaikan, pertumbuhan dan pemeliharaan sel. Non-esensial artinya tubuh menghasilkan asam amino, meskipun tidak mendapatkannya dari makanan yang dimakan. Asam amino nonesensial meliputi: alanin, arginin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamat, glutamin, glisin, prolin, serin, dan tirosin. Ada sembilan asam amino esensial, yang harus didapatkan melalui makanan: histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Mereka penting untuk fungsi seperti sintesis protein, perbaikan jaringan dan penyerapan nutrisi. Protein berfungsi sebagai bahan pembangun untuk tulang, otot, tulang rawan, kulit, dan darah. Mereka juga membangun blok untuk enzim, hormon, dan vitamin. Protein adalah satu dari tiga nutrisi yang memberikan kalori (yang lainnya adalah lemak dan karbohidrat). Uji xantoprotein menggunakan reaksi nitrasi untuk menentukan keberadaan protein dalam suatu larutan. Ketika sampel diolah dengan asam nitrat pekat yang panas, sampel bereaksi dengan asam amino aromatik seperti fenilalanin, tirosin, dan triptofan dan membentuk produk berwarna kuning yang dikenal sebagai protein Xantho. Uji millon merupakan sebagai pereaksi penanda untuk fenol-fenol sebagai hasil positifnya karena terbentuk adanya senyawa merkuri dengan gugus hidroksilkent yang berrwarna endapat putih menjadi berubah warna merah. F. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Struktur empiris umum untuk karbohidrat adalah (CH2O)n 2. Macam-macam karnohidrat yaitu, monosakarida, disakarida dan polisakarida. Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida ini juga dapat disebut dengan istilah glukosa karena, larut di dalam air dan juga rasanya manis. 3. Unsur-unsur penyusun protein pada albumin adalah oksgein, sulfur, hidrogen, kartogen, dan karbon. Pada gelatin adalah hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Hasil uji pengamatan karbon, hidrogen, dan oksigen hasilnya positif berupa



adanya bau rambut terbakar. Uji keberadaan Atom N (Nitrogen) adalah hasil positif adanya barfood. Uji Atom S (Sulfur) hasil positifnya kecoklatan dengan bau belerang yang menyengat 4. Larutan protein dari segi kimia, untuk mengetahui kandungan protein dan kandungan lainnya dapat dilakukan dengan sembilan cara. Diantaranya dengan melakukan hasil uji positif atau negatif dengan dintaranya uji biuret untuk mengetahui adanya asam amino dalam protein, uji Pb Asetat untuk mengetahui adanya asam amino, uji nihidrin untuk mengetahui protein mengandung gugus amino, uji xantoprotein untuk protein yang mengandung gugus benzena, uji tmbal asetat untuk kandungan belerang, uji henler untuk mengetahui adanya kandungan protein menggunakan PH. Uji logam-koagalasi untuk mengetahui apakah protein dapat menetralkan logam-logam dan racun. DAFTAR PUSTAKA Handito, D,. Yasa,I.W.S., dan Alamsyah, A., 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia Umum. Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindust ri Universitas Mataram. Mataram. Hart, Harold., Craine, Leslie E., dan Hart, David J.(2013). Kimia Organik (Edisi kesebelas). Jakarta: Penerbit Erlangga Kopkar, S.M. 2012. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press Murray, Robert, dkk. 2013. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Nurhamida, Sri. 2015. Analisi Kandungan Karbohidrat Menggunakan Metode Fenol-Sulfur . Jurnal Mipa. Vol.13 No.2 Oeman Ja. Nurul, 2016. Penentuan Karbohidrat Handout. Jember: FTP UNEJ Rozi, F. 2011. Kimia Pangan: Komponen Makro. Jakarta : Dian Rakyat Sidik, Abubakar. 2019. Uji Organoleptik dan Uji Protein Penyedap Rasa Cair dengan Penambahan Glukosa. Jurnal Farmasi dan Kesehatan. Vol.2 No.5



LAMPIRAN



Perbadingan hasil sebelum dan sesudah dikasih Iodium (betadine) pada jeruk Perbadingan hasil sebelum dan sesudah dikasih Iodium (betadine) pada alpukat



Perbadingan hasil sebelum dan sesudah dikasih Iodium (betadine) pada pepaya



Perbadingan hasil sebelum dan sesudah dikasih Iodium (betadine) pada melon



Perbadingan hasil sebelum dan sesudah dikasih Iodium (betadine) pada melon Praktikan sedang meneteskan iodium atau betadine ke dalam sampel



Praktikan sedang menghalus sampel



Praktikan sedang menyaring sampel yang telah dihaluskan Alat yang digunaan praktikan



Lemarin asam dan praktikkan



PASCA PRAKTIKUM 1.



Apa saja uji positif dari uji molisch, uji iodim, uji barfoed, uji fermentasi, uji seliwanof dan uji benedict?



2.



Apabila larutan glukosa mengandung pereaksi seliwanof dan dipansakan dalam waktu yang lama maka akan berubah menjadi warna merah, bagaimana pendapatmu terkait hal itu?



3.



Reaksi apa yang akan terjadi antara senyawa perantara pereaksi benedict terhadap iodium?



4.



Apakah sukrosa positif terhadap uji benedict?



5.



Apa yang dimaksud dengan protein bersifat amfoter? Bedakan dengan denaturasi!



6.



Tuliskan hasil uji positif dari tes adanya unsur C, H dan O!



7.



Pada uji adanya atom S digunakan bahan uji yaitu albumin dan gelatin, apakah hasil uji terhadap kedua bahan tersebut sama atau berbeda? Mengapa?



8.



Apa uji positif dari tes helier dan koagulasi?



9.



Tuliskan rumus molekul dari nynhidrin!



10. Tuliskan bahan alam selain telur yang mengandung protein? Jawaban 1.



Uji karbohidrat yang positif dari uji molisch adalah sampel amilum dan glukosa. Pada uji iodium yang postif adalah amilum. Pada uji barfoed yang positif adalah melon, pepaya, alpukat dan jambu. Pada uji fermentasi yang positif adalah alpukat. Pada uji seliwanof yang positif adalah sukrosa. Pada uji benedict yang positif adalah glukosa dan sukrosa. Uji positif pada uji mollisch yaitu, larutannya akan berubah menjadi warna ungu. Dan sampel tidak ada yang berubah menjadi warna ungu. Artinya sampel negative. Uji Iodium, terdapat sampel yang positif yaitu pada larutan sintesis yang ada pada laboraturium yang berubah warnanya menjadi kehitaman atau biru kehitaman. Uji barfoed, ini akan mengubah warnanya menjadi endapan kemerahan. Dan pada sampel tidak ditemukan perubahan itu, yang artinya semua sampel negative. Uji fermentasi juga menandakan bahwasannya semua sampel negatif. Uji Selliwanof menunjukan positif ketika warnanya berubah menjadi merah sedangkan semua sampel berubah menjadi oren terang yang menandakan semua sampel negatif. Uji Benedict dinyatakan positif apabila terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah atau kekuning-kuningan. Pada tes benedict ini, sampel melon menunjukkan hasil positif



2.



Uji Selliwanof adalah uji yang membedakan antara aldosa dan juga ketosa. Uji ini didasarkan fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa akan lebih cepat terhidrasi saripada aldoa. Dan ketika larutan glukosa mengandung pereaksi selliwanof dan dipanaskan dalam waktu lama, maka larutan ini lamaterhidrasinya



3.



Uji iodium bertujuan untuk menganalisis kandungan polisakarida dalam makanan. Uji benedict bertujuan untuk mengalisis kandungan gula pereduksi pada makanan tersebut menggunakan larutan alkali.



4.



Iya benar sukrosa adalah salah satu sampel yang positif sama dengan glukosa. karena, sukrosa dapat mengandung dua monosakarida yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa bukan termasuk gula reduksi.



5.



Amfoter adalah sifat yang bisa bereaksi sebagai asam atau pun basa. Sedangkan denaturasi adalah proses saat protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan sekunder sepertu pada saat asam kuat atau basa.



6.



Hasil uji positif yaitu pada sampel amilum dan glukosa karena saat dipanaskan mereka mengembun, mengembun adalah salah satu tanda bukti terdapat atom C, H dan O



7.



Berbeda pada albumin terdapat gumpalan putih sedangkan pada gelatin hanya berwarna bening. Karena hanya albumin yang terdapat kandunganatom Sulfur atau S.



8.



Uji herlier terdapat cincin putih yang muncul diantara 2 lapisan hal tersebut menandakan adanya asam kuat yang menyebabkan denaturasi protein biasanya pada urine. Uji koagulasi untuk membuktikan adanya endapan protein yang bisa dilakukan dengan penambahan zat asam



9.



C9H6O4 (2,2- Dihydroxyindane)



10. Telur, Almond, Dada Ayam, Oat, Keju, Yoghurt, Susu dan Brokoli