Latar Belakang Kegiatan Observasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kegiatan Observasi Istilah observasi berasal dari bahasa Latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian yang dilihat beserta perspektif subjek yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan. Berangkat dari konsep tersebut, dalam mendeskripsikan hasil kegiatan observasi pembelajaran, diungkapkan secara detail dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam setting observasi. Mempelajari berbagai teori belajar akan lebih lengkap bilamana disertai dengan kegiatan observasi. Oleh karena itu, sebagai kelanjutan dalam mempelajari berbagai teori belajar yang telah dilaksanakan dalam perkuliahan, baik yang telah dilakukan melalui diskusi dan pembahasan bersama, maka dilaksanakan pula kegiatan observasi pembelajaran. Kegiatan observasi dimaksudkan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran di kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Dalam kegiatan perkuliahan yang telah dilaksanakan dalam enam kali pertemuan, telah membahas mengenai beberapa teori belajar, antara lain: (1) teori belajar disiplin mental; (2) teori belajar behavioristik; (3) teori belajar kognitif; (4) teori belajar humanistik; (5) teori belajar kultural; dan (6) teori belajar andragogik. Teori-teori belajar tersebut memiliki karakteristik, kelebihan, dan kelemahan masing-masing. Aplikasi teori belajar di lembaga pendidikan, dalam hal ini di sekolah, harus disesuaikan dengan aspek-aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Aspek-aspek tersebut seperti; usia peserta didik, karakteristik peserta didik, materi



pembelajaran, tujuan pembelajaran, kebutuhan khusus, setting atau lingkungan belajar, dan lain sebagainya. Aplikasi teori-teori belajar bertujuan untuk mencapai keberhasilan, efektivitas, dan efisiensi dalam pembelajaran yang dilangsungkan di kelas. Kenyataan bahwa pemahaman mengenai teori-teori belajar di kalangan peserta didik memang masih menjadi hal yang belum umum dalam penyelenggaraan pembelajaran di sekolah-sekolah, tidak berarti bahwa selama ini praktek pembelajaran tidak tercakup dalam teori-teori belajar. Sebenarnya pendidik telah mengaplikasikan teori-teori belajar dalam pembelajaran yang diampunya. Kegiatan observasi yang dilakukan adalah untuk menganalisis penerapan teori belajar kognitivisme yang dilaksanakan di sekolah dasar. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul observasi “Penerapan Teori Belajar Kognitivisme dalam Pembelajaran Siswa Kelas II di SDN Sumbersari III”. A. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran siswa kelas II di SDN Sumbersari III? 2. Apa hambatan dari penerapan teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran siswa kelas II di SDN Sumbersari III?



B. Tujuan Kegiatan Observasi Kegiatan observasi ini bertujuan, antara lain: 1. Untuk



mengetahui



penerapan



teori



belajar



kognitivisme



dalam



pembelajaran siswa kelas II di SDN Sumbersari III? 2. Untuk mengetahui hambatan dari penerapan teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran siswa kelas II di SDN Sumbersari III?



C. Manfaat Kegiatan Observasi 1. Menambah wawasan tentang penerapan teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran tingkat sekolah dasar, khususnya di kelas II SDN Sumbersari III. 2. Menambah pengalaman belajar yang didapatkan secara langsung dari kegiatan belajar mengajar di kelas II SDN Sumbersari III.



3. Membantu dalam menganalisis teori belajar yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas II SDN Sumbersari III.



D. Ruang Lingkup Kegiatan Observasi Dalam observasi yang dilaksanakan secara berkelompok ini pada awalnya membatasi ruang lingkup kegiatan observasi pada pengamatan pembelajaran di kelas dengan metode non partisipate obsevation, yang kemudian



berkembang



menjadi partisipate



observation. Non



partisipate



observation adalah kegiatan pengamatan, dimana observer berdiri sebagai „orang luar‟ dalam kegiatan observasi yang dilakukan. Kelompok observer hanya melihat, mengamati, mencatat, dan membuat dokumentasi observasi. Sedangkan partisipate



observation adalah



kegiatan



pengamatan



dimana



pengamat selain mengamati situasi yang terjadi, juga melakukan keterlibatan langsung dalam latar yang diamati. Partisipate observation dilakukan setelah mendapat ijin dari guru bersangkutan. Keterlibatan observer



dalam



kegiatan



pembelajaran



dilakukan



seminimal mungkin agar tidak mempengaruhi arah proses pembelajaran yang mengacu pada teori belajar tententu. Pada saat kelompok siswa mengerjakan soal latihan, observer berbaur dengan kelompok-kelompok kerja, membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal latihan. Bimbingan yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan umpanan, memberikan informasi tambahan yang berkaitan dengan tugas, tidak dengan memberikan jawaban soal latihan.