Learning Organization Makalah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN MAKALAH LEARNING ORGANIZATION



Dosen Pengampu: Dr. Giri Wiyono, M.T.



Disusun Oleh: Yuli Dwi Saputri



19501241019



JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dunia memasuki era baru dalam evolusi kehidupan organisasi. Perubahan besar dalam lingkungan ekonomi yang disebabkan oleh globalisasi dan teknologi telah memaksa organisasi untuk mentransformasikan dirinya dengan tujuan agar dapat beradaptasi dan bertahan hidup di dunia baru. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada produk eksternal, kegiatan, atau struktur, melainkan juga dalam cara organisasi beroperasi: nilai-nilai, pola pikir, bahkan tujuannya. Organisasi belajar (learning organization) berperan besar dalam membekali organisasi perusahaan dengan basis pengetahuan dalam rangka memenangkan persaingan. Learning organization terutama dalam menghadapi perubahan lingkungan yang sangat cepat. Belajar adalah proses seumur hidup dan pembelajaran sosialisasi merupakan faktor kunci. Penyesuaian sosial tidak mungkin tanpa proses pembelajaran. Belajar adalah elemen penting untuk setiap bidang kehidupan. Itu proses pembelajaran adalah salah satu dasar terpenting untuk keberhasilan Organisasi mana pun juga. Pembelajaran organisasi adalah konsep yang relatif baru berdasarkan konsep pembelajaran organisasi. Lebih jauh, organisasi



pembelajaran



adalah



pendekatan



manajemen



yang



sudah



ada.



Ini



mendefinisikan bagaimana file organisasi harus aktif dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah. Pembelajaran organisasi adalah proses perubahan organisasi yang berkelanjutan yang menyiratkan inovasi dan pengembangan dalam manufaktur, layanan, pikiran klien, dll. Prosedur ini terjadi sebagai hasil dari pengetahuan baru yang diperoleh organisasi secara konstan (Petkovic 2008) B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dan manfaat learning organization? 2. Apa saja dan jelaskan aspek aspek dalam learning organization? 3. Bagaimana model learning organization? 4. Bagaimana penerapan dan pembentukan learning organization di sekolah khususnya di SMK? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dan manfaat learning organization?



2. Untuk mengetahui aspek aspek dalam learning organization? 3. Untuk mengetahui model learning organization? 4. Untuk mengetahui penerapan dan pembentukan learning organization di sekolah khususnya di SMK?



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian dan Manfaat Learning Organization 1. Pengertian Learning Organization Organisasi pembelajar adalah sekelompok orang yang memiliki kemampuan konstan dan ditingkatkan untuk belajar ke dalam budaya perusahaan, sebuah organisasi di mana proses pembelajaran dianalisis, disaring, dibangun, dan disatukan dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Organisasi pembelajar beralih dari pelatihan karyawan sederhana menjadi pemecahan masalah organisasi, inovasi, dan pembelajaran. Misalnya, dalam



organisasi



pembelajar,



ketika



sebuah



ciptaan



buruk,



alih-alih



hanya



menghancurkannya, para karyawan menemukan dasar masalah dan mengembangkan solusi untuk mencegahnya terjadi lagi. Dalam organisasi pembelajar, titik pusatnya adalah pada satu-satunya aset perusahaan yang menghargai - orang-orangnya. Organisasi yang ideal selalu menyediakan lingkungan belajar di mana individu saling belajar. Setiap karyawan berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan profesional. Manajemen memberikan kesempatan kepada karyawan untuk meningkatkan kapasitas profesionalnya. Ada beberapa pengertian terkait dengan organisasi pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu: a. The Learning Company is a vision of what might be possible. It is not brought about simply by training individuals; it can only happen as a result of learning at the whole organization level. A Learning Company is an organization that facilitates the learning of all its members and continuously transforms itself (Pedler et.al. 1991). b. Learning organizations are characterized by total employee involvement in a process of collaboratively conducted, collectively accountable change directed towards shared values or principles(Watkins and Marsick 1992). c. David Bohm mengatakan “A “Learning Organization” is one in which people at all levels individually are continually increasing their capacity to produce results they really care about”. (David Bohm address on Learning-Org Dialog on Learning Organizations 2002)



Organisasi Pembelajar adalah organisasi di mana orang-orang di semua tingkatan secara individu berada terus meningkatkan kapasitas mereka untuk menghasilkan hasil yang benar-benar mereka pedulikan. d. Peter Senge (1990), mengatakan bahwa expand their capacity to create the results they truly desire, where new and expansive patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is set free, and where people are continuallylearning to see the whole together. (Sange, 1990). Learning Organization adalah organisasi-organisasi dimana orang mengembangkan kapasitas mereka secara terus-menerus untuk menciptakan hasil yang mereka inginkan, di mana pola pikir yang luas dan baru dipelihara, di mana aspirasi kolektif dipoles, di mana orang-orang belajar tanpa henti untuk melihat segala hal secara bersama-sama. Dasar pemikiran organisasi semacam itu adalah dalam situasi perubahan yang sangat cepat hanya organisasi yang fleksibel, adaptif, dan produktif yang akan unggul. Agar ini terjadi, organisasi perlu menemukan bagaimana memberi jalan kepada munculnya komitmen dan kapasitas orang untuk bisa belajar di semua level. Dengan melihat beberapa definisi yang diungkapkan oleh beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi pembelajar yaitu suatu aktivitas dan proses transformasi dengan usaha mencari contoh-contoh praktek terbaik untuk diperbanyak berdasarkan visi dan nilai-nilai bersama yang telah ditetapkan, dimana orang terus menerus memperluas kapasitas untuk menciptakan hasil dengan polapola baru dan ekspansi pemikiran secara bersama-sama, serta organisasi senantiasa memfasilitasi pembelajaran individu maupun kolektif kolaboratif untuk mengubah dirinya sendiri dari berbagai tekanan atau perubahan yang dihadapi. Tujuan proses transformasi ini, sebagai aktivitas sentral, adalah agar lembaga mampu mencari secara luas ide-ide baru, masalahmasalah baru dan peluang-peluang baru untuk pembelajaran, dan mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif dalam dunia yang semakin kompetitif. 2. Manfaat Learning Organization Organisasi pembelajar (Learning Organization) memerlukan anggota yang memiliki kompetensi dan kesaaran akan perlunya perubahan terus menerus paa pola pikir ke arah perbaikan kerja an interaksi alam organisasi. Sehingga organisasi akan dapat menata ulang mengenai cara berpikir, pengelolaan dan operasinya.



B. Aspek-Aspek Learning Organization Menurut Peter Senge, ada lima karakteristik Learning Organization sebagai suatu disiplin untuk mengembangkan potensi kapabilitas individu dalam organisasi yang dikenal dengan The Fifth Dicipline yang dikenal dengan Disiplin Kelima, sebagai berikut: 1. Berpikir Sistem (Systems Thinking) Setiap usaha manusia, termasuk bisnis, merupakan sistem karena senantiasa merupakan bagian dari jalinan tindakan atau peristiwa yang saling berhubungan, meskipun hubungan itu tidak selalu tampak. Oleh karena itu organisasi harus mampu melihat pola perubahan secara keseluruhan, dengan cara berpikir bahwa segala usaha manusia saling berkaitan, saling mempengaruhi dan membentuk sinergi. 2. Penguasaan Pribadi (Personal Mastery) Penguasaan pribadi ini merupakan suatu disiplin yang antara lain menunjukan kemampuan untuk senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi, memfokuskan enerji, mengembangkan kesabaran, dan memandang realitas secara obyektif. Kenyataan menunjukkan bahwa seseorang memasuki suatu organisasi dengan penuh semangat, tetapi setelah merasa “mapan” dalam organisasi itu lalu kehilangan semangatnya. Oleh karena itu, disiplin ini sangat penting artinya bahkan menjadi landasan untuk organisasi belajar. 3. Pola Mental (Mental Models) Setiap orang mempunyai pola mental tentang bagaimana ia memandang dunia di sekitarnya dan bertindak atas dasar asumsi atau generalisasi dari apa yang dilihatnya itu. Seringkali seseorang tidak menyadari pola mental yang mempengaruhi pikiran dan tindakannya tersebut. Oleh karena itu setiap orang perlu berpikir secara reflektif dan senantiasa memperbaiki gambaran internalnya mengenai dunia sekitarnya, dan atas dasar itu bertindak dan mengambil keputusan yang sesuai. 4. Visi Bersama (Shared Vision) Organisasi yang berhasil berusaha mempersatukan orang-orang berdasarkan identitas yang sama dan perasaan senasib. Hal ini perlu dijabarkan dalam suatu visi yang dimiliki bersama. Visi bersama ini bukan sekedar rumusan keinginan suatu organisasi melainkan sesuatu yang merupakan keinginan bersama. Visi bersama adalah komitmen dan tekad dari semua orang dalam organisasi, bukan sekedar kepatuhan terhadap pimpinan. 5. Belajar Beregu (Team Learning)



Dalam suatu regu atau tim telah terbukti bahwa regu dapat belajar dengan menampilkan hasil jauh lebih berarti daripada jumlah penampilan perorangan masing-masing anggotanya. Belajar beregu diawali dengan dialog yang memungkinkan regu itu menemukan jati dirinya. Dengan dialog ini berlangsung kegiatan belajar untuk memahami pola interaksi dan peran masing-masing anggota dalam regu. Belajar beregu merupakan unsur penting, karena regu bukan perorangan merupakan unit belajar utama dalam organisasi. C. Model Learning Organization



1. Orientasi Strategis Komponen ini harus mencakup penekanan organisasi dalam membingkai ulang informasi pada tingkat strategis; menilai alternatif, memprioritaskan dan memilih opsi yang paling penting. Variabel mempromosikan diskusi strategis di semua tingkatan organisasi. 2. Keterkaitan Sistem Komponen ini mencakup aspek pemikiran sistem (seperti yang dikemukakan oleh Perter Senge, 1990), memahami keterkaitan dan pola di antara variabel-variabel kunci organisasi. Kehadiran variabel ini menunjukkan bahwa organisasi memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sistematis dengan mengkaji masalah secara kritis.



Keterhubungan sistem membuat organisasi tetap bekerja pada akar penyebab daripada menangani gejala masalah. 3. Nilai-Nilai Organisasi Organisasi yang memiliki komponen ini memiliki nilai-nilai yang kuat antara lain partisipasi karyawan, menyelaraskan tujuan individu dan pribadi, kreativitas, menumbuhkan kepemimpinan transformasional dan mendapatkan komitmen karyawan. 4. Komunikasi Internal Prasyarat berbagi otentik dan kritis informasi; membuka saluran komunikasi formal; meminimalkan rumor dan gosip menggambarkan organisasi dengan arus informasi yang kuat. Kehadiran dari komponen ini mendorong karyawan untuk berbagi ide dan kemauan untuk memberi umpan balik yang konstruktif tentang masalah sensitif. 5. Kerja Tim Kolaborasi dan kerja tim adalah dua pilar utama promosi kekompakan dalam sebuah organisasi. Membangun konsensus dengan bekerja melalui perbedaan & perasaan negatif dan pembentukan tim lintas fungsional ditekankan dalam organisasi semacam itu. 6. Kecerdasan Emosional Komponen ini mencakup kesadaran emosi diri, optimisme, disiplin diri dan komitmen. Karyawan akan memiliki keyakinan bahwa mereka dapat mempengaruhi kejadian dan memiliki kemampuan mengambil risiko yang moderat. Bersih tujuan, mengambil tanggung jawab diri dan memiliki kepercayaan pada orang lain adalah karakteristik kunci variabel. 7. Pemberdayaan Desentralisasi dan delegasi adalah karakteristik utamaorganisasi yang mempromosikan pemberdayaan karyawan. Mempercayai karyawan Anda, membuat mereka berpartisipasi dan membujuk mereka menuju prestasi adalah bagian integral komponen organisasi yang mendorong pemberdayaan. D. Penerapan Dan Pembentukan Learning Organization Di Sekolah Khususnya Di SMK Saat ini sedang digalakkan pembentukan guru pembelajar di sekolah. Guru pembelajar merupakan guru yang selalu belajar dan mengembangkan potensinya dan kapasitasnya sebagai guru profesional. Pengembangan kapasitas guru sebagai guru pembelajar dapat dilakukan melalui strategi penerapan pembelajaran organisasional (organizational learning) di sekolah hingga terwujudnya sekolah sebagai organisasi pembelajar.



Strategi penerapan pembelajaran organisasional di sekolah dilakukan melalui tiga tingkatan pembelajaran, yaitu: pembelajaran individual, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran organisasional. Ketrampilan pembelajaran yang dikembangkan sebagai guru pembelajar antara lain: berfikir sistemis (systems thinking), penguasaan pribadi (personal mastery), model mental (mental models), membangun visi bersama (building shared vision), dan pembelajaran tim (team learning). Pembentukan learning organization di sekolah dibentuk melalui pembelajran baik secara teori maupun praktik. Secara teori guru akan mengajarkan atau membimbing siswa. Seangkan pada praktik kejuruan siswa akan menelaah sendiri dengan bimbingan dari guru. Apat juga diterapkan pada kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah tersebut. Sekolah menerapkan pembelajaran organisasional dengan meningkatkan kemampuan guru-guru di sekolah menjadi guru pembelajar.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Berasarkan pemaparan diatas maka ditarik disimpulkan bahwa organisasi pembelajar yaitu suatu aktivitas dan proses transformasi dengan usaha mencari contoh-contoh praktek terbaik untuk diperbanyak berdasarkan visi dan nilai-nilai bersama yang telah ditetapkan, dimana orang terus menerus memperluas kapasitas untuk menciptakan hasil dengan polapola baru dan ekspansi pemikiran secara bersama-sama, serta organisasi senantiasa memfasilitasi pembelajaran individu maupun kolektif kolaboratif untuk mengubah dirinya sendiri dari berbagai tekanan atau perubahan yang dihadapi. Di sekolah ketrampilan pembelajaran yang dikembangkan sebagai guru pembelajar antara lain: berfikir sistemis (systems thinking), penguasaan pribadi (personal mastery), model mental (mental models), membangun visi bersama (building shared vision), dan pembelajaran tim (team learning). Oleh karena itu, keberhasilan sekolah dalam membentuk guru pembelajar sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengembangkan sekolahnya menjadi organisasi pembelajar.



DAFTAR PUSTAKA



Budhiraja, Sunil, Meenakshi Malhotra, and Neeraj Kaushik. 2015. Determinant Of Learning Organization: A Case Study Of Select Service Sector Organizations. I J A B E R, Vol. 13, No. 3:1357-1373 Dawoood, Saeeda, Mammona Fahmeeda, and Aijas Ahmed. 2015. Learning organization: Conceptual and theoretical overview. International Journal of Humanities Social Sciences and Education (IJHSSE) 2.4 93-98. Pedler, M., Burgoyne, J. and Boydell, T. 1991, 1996. The Learning Company A strategy for sustainable development, London:McGraw-Hill. Sange, P.M. 1990. The Fifth Dicipline: The Art & Practice of the Learning Organization. New York: Double D. Watkins, K. and Marsick, V. (eds.).1993. Sculpting the Learning Organization. Lessons in the art and science of systematic change, San Fransisco: Jossey-Bass.