LK Prakonsepsi Muftika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KOMPEREHENSIF ASUHAN KEBIDANAN PADA PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT DI PUSKESMAS WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA



Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Pra Nikah dan Pra Konsepsi



YAYUN FATIMAH NIM . P07224422140



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN PPU TAHUN 2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa limpahan



Rahmat,



Karunia, Taufik



dan



Hidayah-Nya



karena dengan penyusun



dapat



menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Dengan Perencanaan Kehamilan Sehat di Puskesmas Waru. Asuhan Kebidanan Dengan Perencanaan Kehamilan Sehat ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang. Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Penajam Paser Utara, September 2022



DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii KATA PENGANTAR...................................................................................................iii DAFTAR ISI.................................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1 A. Latar Belakang...................................................................................................1 B. Tujuan................................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4 A. Konsep Dasar Teori Menunda Kehamilan.........................................................4 B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Wanita Usia Subur Dengan Perencanaan Menunda Kehamilan......................................................12 BAB III TINJAUAN KASUS.....................................................................................20 BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................26 BAB V PENUTUP......................................................................................................30 A. Kesimpulan......................................................................................................30 B. Saran................................................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................32



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kesiapan kehamilan sama halnya dengan



merencanakan suatu



kehamilan, semakin banyak waktu yang digunakan untuk mempersiapkan kehamilan akan lebih baik, idealnya beberapa bulan hingga setahun (Walker, 2012). Sebesar 40% dari 85 juta kehamilan di dunia merupakan kehamilan yang tidak direncanakan dan 38% berakhir dengan aborsi, keguguran dan persalinan yang tidak direncanakan (Mehdi et al, 2018). Berdasarkan penelitian Oktalia (2016) didapatkan bahwa dari 96 ibu yang menjadi responden sebagian besar responden tidak menyiapkan kehamilannya sebanyak 62 orang (64,6%) dan 34 orang ibu sudah menyiapkan kehamilannya dengan baik (35,4%). Masa prakonsepsi merupakan periode kritis dalam mencapai hidup yang sehat, terutama bagi pasangan yang akan membangun rumah tangga. Prakonsepsi terdiri atas dua kata, yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dan sel sperma sehingga terjadi pembuahan. Secara harfiah prakonsepsi adalah periode sebelum terjadinya pembuahan yaitu pertemuan sel sperma dengan ovum. Periode prakonsepsi memiliki rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi merupakan penentu bagi kondisi bayi yang akan dilahirkan. Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur (WUS) yang sudah siap menjadi seorang ibu. Pada masa prakonsepsi kebutuhan gizi pada WUS tentunya berbeda dengan kelompok remaja, anak-anak maupun lansia. Prasyarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat (Susilowati, dkk 2016).



Masa prakonsepsi merupakan periode dalam siklus kehidupan yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi ibu (sebelum periode kehamilan) dalam kaitannya dengan dampak kehamilan yang buruk dan mengurangi risiko terjadinya masalah gizi ibu selama kehamilan, salah satunya anemia (Greaves L, Poole N, 2013). Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi anemia pada wanita usia subur (WUS) cukup tinggi sebesar 26,9%. Angka ini lebih besar dari prevalensi anemia pada daur kehidupan remaja, yaitu 26,5% (RISKESDAS, 2013). Kehamilan ideal merupakan kehamilan yang direncanakan, diinginkan, dan dijaga setiap perkembanganya dengan baik. Terdapat berbagai faktor yang dapat membuat kehamilan menjadi tertunda dan tidak diinginkan sehingga menjadi kehamilan yang tidak direncanakan.Kehamilan yang tidak diinginkan dapat terjadi karena hubungan seks pranikah, drop out KB, unmet needpada wanita usia subur yang tidak ingin mempunyai anak tapi tidak mengunakan alat kontrasepsi (Kemenkes RI,2015). Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental dari setiap ibu, perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik maka akan berdampak baik bagi kondisi ibu dan kondisi janin. Pada umumnya kehamilan dapat berkembang dengan normal sehingga dapat menghasilkan kelahiran bayi yang sehat melalui jalan lahir. Namun, kadangkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Prawirohardjo, 2014).



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan bedasarkan pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP pada kasus Perencanaan Kehamilan sehat. 2. Tujuan Khusus a. Menjelaskan konsep dasar teori Perencanaan Kehamilan Sehat. b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada kasus



Perencanaan Kehamilan Sehat berdasarkan 7 langkah Varney c. Melakukan asuhan kebidanan pada kasus perencanaan kehamilan sehat dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari: 1) Melakukan pengkajian 2) Menginterpretasi data dasar 3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial 4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera 5) Mengembangkan rencana intervensi 6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi 7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan d. Mendeskripsikan



pelaksanaan



asuhan



kebidanan



pada



kasus



Perencanaan Kehamilan Sehat dalam bentuk catatan SOAP e. Membahas adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan



BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1. Pengertian pasangan usia subur Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan) (Kurniawati, 2014). 2. Pengertian Perencanaan kehamilan Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2014).Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2012). Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan



kehamilan



untuk



mempersiapkan



kehamilan



guna



mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013). 3. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan Menurut Mirza (2015) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam merencanakan kehamilan, antara lain: a. Kesiapan aspek psikologis Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani



konseling prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran, seperti dengan cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum dan kandungan) dan laboratorium. Sebab, tujuan dari konseling prahamilini



akan



mempersiapkan



calon



ibu



beserta



calon



ayahdanuntuk menyiapkan kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit yang diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi, dan sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat bawaan akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar zat berbahaya. b. Kesiapan fisik Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akanterwujud dan bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak prima akan memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain: 1) Mulai menata pola hidup Selain



kondisi



tubuh,



gaya



hidup



dan



lingkungan



juga



memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila persiapan fisik ini dilakukan secara optimal kira-kira 6 bulan menjelang konsepsi. 2) Mencapai berat badan ideal Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena berat badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam tubuh akan ikut-ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi terganggu. Beratbadan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya berbagai gangguan kesehatan. 3) Menjaga pola makan Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan.Karena,



zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi organ reproduksi, mempertahankan



kondisi



kesehatan



selama



hamil,



serta



mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh kembang janin. Caranya sebagai berikut: a) Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Masukkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam menu makanan sehari-hari secara bervariasi dan dalam jumlah yang pas, sesuai kebutuhan. b) Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan, karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin dan alergi. c) Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu lama diolah, sehingga kandungan zat-zat gizinyatidak hilang. 4) Olahraga secara teratur Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran darah. Peredaran nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh organ tubuhpun jadi efisien, sebab benar-benar bebas hambatan. Jadi, kondisi seperti ini dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel telur yang baik.Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood karenameningkatnya produksi hormon endoprin. Tubuh juga jadi sehat dan bugar. Kalau ini yang terjadi, proses kehamilan, persalinan, serta kembalinya bentuk tubuh ke keadaan semula jadi lebih mudah. Yang cocok dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan kaki, berenang, bersepeda dan senam. 5) Menghilangkan kebiasaan buruk Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman beralkohol, serta mengkonsumsi kafein (kopi, minuman bersoda), sebaiknya dihentikan saja. Sebab, zat yang terkandung didalamnya bisa memengaruhi



kesuburan.



Akibatnya,



peluang



terjadinya



pembuahan makin kecil.Sering stress juga bukan kebiasaan yang baik. Apalagi, kalau sibuk kerja dan lupa istirahat.



6) Bebas dari penyakit Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa membahayakan diri dan janin. 7) Stop pakai kontrasepsi Apabila



memutuskan



untuk



hamil,



hentikan



penggunaan



kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB mengandung hormone yang brtugas terjadinya ovulasi. 8) Meminimalkan bahaya lingkungan Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga berdampak buruk sebelum hamil. Misalnya, gangguan hormonal atau gagguan pada



pembentukan



sel



telur.Lingkungan



yang



sarat



mikroorganisme (jamur, bakteri, dan virus), bahan kimia beracun (timah hitam dan pestisida), radiasi (sinar X, sinar ultraviolet, monitor komputer, dan lainnya), dan banyak lagi. c. Kesiapan Finansial Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan kehamilan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan, dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai persalinan(Kurniasih, 2012). Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial, diantaranya: 1) Sumber keuanganMemiliki anak memang tidak murah. Makanya, perlu merancang keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari. Disadari atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi dana yang cukup besar. 2) Dana yang wajib adaInilah beberapa dana yang wajib disiapkan



sebagai calon orang tua, yaitu: a) Saat hamilYaitu biaya memeriksakan kehamilan, pemeriksaan penunjang



(laboratorium,



USG,



dan



sebagainya),



serta



mengatasi penyakit (bila ada). b) Saat bersalinMeliputi biaya melahirkan (secara normal atau operasi caesar), “menginap” di rumah sakit pilihan, obatobatan, serta biaya penolong persalinan. c) Setelah bayi lahirPrioritas keuangan keluarga jadi berubah dan perlu memperhitungkan masa depan anak. d. Persiapan Pengetahuan Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka setiap pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang berpengaruh dalam perencanaan kehamilan atau dalam kehamilan. Diantaranya: 1) Masa subur Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah sesuatu yang wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang baik jika pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya. 2) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan anak di tengah kehidupan keluarganya. Bagi yang telah mempunyai anak berjenis kelamin tertentu, pastilah menginginkan anak dengan jenis kelamin yang belum mereka miliki, sehingga lengkap yaitu lakilaki dan perempuan (Nurul, 2013). e. Kesiapan aspek usia Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia dibawah 20 tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko mengalami tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya, dan beresiko terkena kanker serviks.



B. Konsep Dasar Manajeman Asuhan Kebidanan Dengan Perencanaan Kehamilan Sehat I.



PENGKAJIAN Tanggal Pengkajian



:



Waktu



:



Tempat



:



Oleh



:



A. DATA SUBJEKTIF 1. Identitas Nama



:



Umur



: Wanita usia subur (WUS) didefinisikan sebagai wanita yang berada dalam periode usia dewasa awal antara 15-49 tahun tanpa memperhitungkan Wanita



usia



status



subur



perkawinannya.



pra-nikah



(masa



prakonsepsi) merupakan calon ibu atau kelompok



rawan



yang



membutuhkan



perhatian khusus. Agama



:



Pendidikan



: Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penentu status gizi, dan mortalitas ibu, bayi, dan anak (Bencaiova et al.2012).



Pekerjaan



:



Alamat



:



2. Alasan datang/keluhan utama a. Alasan datang Ingin merencanakan suatu kehamilan, semakin banyak waktu yang digunakan untuk mempersiapkan kehamilan akan lebih baik, idealnya beberapa bulan hingga setahun (Walker, 2012). b. Keluhan utama 3. Riwayat kesehatan klien Untuk mengetahui apakah mempunyai penyakit jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi, dan epilepsy serta



penyakit



sistematik



lain



seperti



penyakit



(purwantyastuti, 2017). 4. Riwayat kesehatan keluarga Untuk mengetahui riwayat penyakit yang diderita oleh keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan klien. 5. Riwayat menstruasi Banyak menstruasi meliputi umur menarche, frekuensi menstruasi,



lama



menstruasi,



banyaknya



darah



yang



keluar, gangguan sewaktu menstruasi(Essawibawa, 2011). Adanya gangguan menstruasi akan dapat menjadi hal yang serius. Menstruasi yang tidak teratur dapat menjadi pertanda tidak adanya ovulasi (anoluvatoir) pada siklus menstruasi. Hal



tersebut



berarti



seorang



wanita



dalam



keadaan



infertile(cenderung sulit memiliki anak) (Novita. Amerta Nutr, 2018). Menarche



:



Siklus



: 28 + 7 hari



Lamanya



: 3-8 hari (Mochtar, 2011)



6. Riwayat Obstetri Kehamilan



No



Persalinan



Anak



J Tmpt Peny K BB/PB



Suami Ank UK Peny Jns Pnlg



H



Nifas Abnor Lakt M malitas asi Peny



7. Riwayat Kontrasepsi Program KB juga penting untuk perbaikan status gizi ibu sebelum kehamilan pertama maupun kehamilan berikutnya. Bagi wanita yang telah memiliki satu atau lebih anak, jarak kelahiran



yang



memungkinkan



memadai mereka



direkomendasikan



mengisi



kembali



untuk



simpanan



nutrisinya. Jarak kelahiran dapat dicapai melalui keluarga berencana dan pemberian ASI eksklusif (Jib A, Os U, Mn U, 2017). 8. Pola fungsional kesehatan Pola Nutrisi



Keterangan Status



gizi



prakonsepsi



merupakan



salah



faktor



yang



dapat



memengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi yang penanggulangannya akan lebih baik jika dilaksanakan pada saat sebelum hamil. Wanita usia 20-35 tahun merupakan sasaran yang lebih tepat dalam pencegahan masalah gizi yang salah satunya adalah kekurangan energi kronik. Kisaran usia tersebut merupakan saat yang tepat bagi wanita untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental menjadi seorang ibu yang sehat sehingga diharapkan mendapatkan bayi yang sehat (Cetin, Berti C, Calabrase S, 2013) Eliminasi Istirahat



Untuk mengetahui berapa lama tidur siang dan berapa lama



tidur malem (Essawibawa, 2012). Aktivitas



Untuk mengetahui aktivitas sehari-hari (Ety, 2012)



Personal



Untuk mengetahui kebersihan tubuh yang meliputi frekuensi mandi,



Hygiene



gosok gigi, ganti baju atau pakaian dalam, keramas dan cara membersihkan alat genetalianya (Essawibawa, 2012).



Seksualitas



Untuk mengetahui kehidupan seksual ibu baik dari teknik frekuensi maupun apakah ada keluhan 9. Riwayat psikososiokultural spiritual Digunakan untuk mengetahui perasaan



menghadapi



kondisinya saat ini (Nursalam, 2016). Kondisi tubuh yang stres dapat berpengaruh terhadap produksi hormon-hormon dalam tubuh (Darma et al., 2017). B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan umun Kesadaran



: compos mentis



Tanda-tanda vital Tekanan darah



: 120/80 mmHg



Nadi



: 60-90x/menit



Pernapasan



: 12-20x/menit



Suhu



: 36,5-37,5oC



Antropometri Berat badan



: Berat badan ibu sebelum kehamilan harus diukur karena merupakan prediktor yang baik untuk berat lahir bayi. Ibu dengan berat badan lahir rendah didorong melalui pendidikan gizi seperti pola makan dan suplementasi intervensi



gizi



yang



peningkatan



tepat,



serta



energi,



dan



pengurangan pengeluaran energi untuk



mempersiapkan diri mencapai status gizi optimal sebelum hamil (Jib A, et al, 2017) Tinggi badan LILA



: : KEK pada masa prakonsepsi dapat mempengaruhi perkembangan janin pada awal kehamilan karena kejadian KEK menyebabkan suplai zat gizi ke janin tidak optimal. Pasokan zat gizi ke janin selama kehamilan bergantung pada fungsi plasenta yang ditentukan pada awal kehamilan (Jib A, et al, 2017)



IMT



: Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks sederhana dari perhitungan antara berat dan tinggi badan yang biasa digunakan untuk



mengklasifikasikan



status



gizi



seseorang. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: (Romero et al, 2012) 2. Pemeriksaan fisik Kepala



: warna rambut hitam, tebal, bersih, tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan



Wajah



: simetris, tidak pucat



Mata



: simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada gangguan pengelihatan



Telinga



: simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran



Hidung



: bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip dan sinus



Mulut



: simetris, mukosa mulut lembab, lidah merah muda dan tremor, gigi bersih tidak ada lubang,



Leher



: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe



Dada



: tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung teratur,



tidak ada suara napas tambahan seperti ronki atau mengi Payudara



: payudara simetris, tidak teraba massa dan benjolan pada payudara, puting susu menonjol, tidak ada pengeluaran cairan.



Abdomen



: tidak kembung, tidak ada nyeri tekan



Genetalia



: Vulva bersih/tidak, vagina bersih, ada pengeluaran secret/tidak, oedema ada/tidak, varices tidak/ada, luka parut tidak/ada, fistula tidak/ada, anus ada hemoroid eksterna atau tidak (Varney, 2008), Pemeriksaan perineum dilakukan untuk melihat apakah ada trauma yang mengakibatkan pendarahan, bersih atau tidak(Varney, 2008),



Ekstermitas : Atas



: simetris, tidak oedem, refleks trisep dan bisep positif, CRT