LK Prakonsepsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS



Dosen Pembimbing : Verawati Pulungan, SKM, MKM



Oleh : Ghea Atika PO71242220104



PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI TAHUN AKADEMIK 2022/2023



LEMBAR PENGESAHAN Telah disahkan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Ibu Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi” guna memenuhi tugas Stase Prakonsepsi Program Studi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi tahun 2022



Jambi, November 2022



Mengetahui: Preseptor Akademik



(Atika Fadhillah Danaz Nst, M.Keb)



Pembimbing Lahan



(Ernita, S.Tr.Keb.Bdn)



KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya. Berkat rahmat serta petunjuknya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat pada Pasutri Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi” Terwujudnya laporan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran, Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Ibu Verawati Pulungan, SKM,MKM selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan saran, bimbingan, arahan dan nasehat, serta meluangkan banyak waktu dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karna itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan kedepannya. Aamiin.



Jambi,



November 2022



Penulis



i



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR.................................................................................



i



DAFTAR ISI ...............................................................................................



ii



BAB I.



PENDAHULUAN A. B. C. D.



Latar Belakang ....................................................................... Rumusan Masalah .................................................................. Tujuan Penulisan.................................................................... Manfaat Penelitian .................................................................



1 3 3 4



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. B. C. D.



Teori tentang Perencanaan Kehamilan.................................... Teori tentang Pernikahan Usia Muda ...................................... Teori tentang Manajemen asuhan kebidanan .......................... Teori tentang Evidence bassed ...............................................



6 20 25 28



BAB III. TINJAUAN KASUS ...................................................................



31



BAB IV. PEMBAHASAN..........................................................................



39



BAB V



PENUTUP....................................................................................



46



A. Kesimpulan ............................................................................ B. Saran......................................................................................



46 47



DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................



49



LAMPIRAN



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organizatition (WHO) menyatakan bahwa angka kematian ibu di Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) tergolong paling tinggi di dunia. WHO memperkirakan sementara total angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di ASEAN sekitar 170.000 dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98% dari seluruh AKI dan AKB di kawasan ini terjadi di Indonesia, Bangladesh, Nepal, dan Myanmar. AKI di Indonesia pada tahun 2011 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian ibu adalah pernikahan usia muda yang menyebabkan kehamilan risiko tinggi di antaranya kehamilan pada usia remaja (hamil usia < 20 tahun) (Ramadhani et al, 2015:88) Pernikahan usia muda merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia yang terlalu muda, yaitu usia kurang dari 20 tahun untuk perempuan dan usia kurang dari 25 tahun untuk pria. Berdasarkan aturan yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahwa usia menikah ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria (BKKBN, 2017) Menurut



Organisasi



Kesehatan



Dunia



atau



WHO



2011 memperkirakan 16 juta perempuan usia 15-19



tahun



pada



tahun



melahirkan



setiap tahunnya, dan 90% diantaranya terjadi pada remaja perempuan yang sudah menikah. Sedangkan menurut Prospek Kependudukan Dunia PBB tahun 2010 diperkirakan setiap tahunnya 1,7 juta perempuan usia di bawah 20 tahun 1



melahirkan di Indonesia. Sebanyak 37% dari seluruh kehamilan di Indonesia tersebut terjadi pada kelompok remaja (Lestari dan Hani, 2016:1) Sebanyak 10,3% kehamilan usia < 20 tahun menyebabkan kematian pada ibu secara tidak langsung. Organ reproduksi remaja yang belum matang tidak siap menerima kehamilan sehingga berdampak buruk terhadap ibu hamil sendiri maupun janin yang dikandung (Ramadhani et al, 2015:88). Perempuan yang menikah sebelum usia 20 tahun, juga akan beresiko dalam kesehatan reproduksinya. Organ reproduksi yang belum matang mengakibatkan kehamilan dengan resiko seperti hiperemesis, anemia serta resiko bayi lahir dengan berat lahir rendah. Dampak sosial dan kesehatan yang diakibatkan oleh pernikahan dini pada akhirnya dapat memicu masalah psikologis bagi perempuan seperti krisis percaya diri, trauma dan ketidaksiapan peran ganda. Keadaan tersebut berakibat pada keharmonisan rumah tangga yang banyak berujung pada perceraian (Yastirin, 2019:45) Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan di usia remaja, salah satunya adalah kurangnya informasi dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) yang menyebabkan pasangan usia muda tidak dapat mencari alternatif perlindungan untuk dirinya dalam mencegah kehamilan. Menyikapi masalah dan dampak yang timbul akibat pernikahan usia muda, perlu adanya peningkatan pengetahuan remaja melalui pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual. Pelayanan



kesehatan



Kesehatan



reproduksi



menjadi



titik



awal



perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Perawatan



2



kesehatan prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat (Yulivantina et al, 2021:48). Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, mulai dari pengkajian, perumusan diagnose atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan



B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada studi kasus ini yaitu Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi ? C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Adapun Tujuan dalam Laporan kasus ini adalah untuk melakukan Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi 2. Tujuan Khusus a. Melaksanakan pengkajian menyeluruh Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi b. Melakukan interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa kebidanan masalah serta kebutuhan pada Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi



3



dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi c. Menentukan identifikasi diagnosa potensial dan masalah Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi d. Melaksanakan antipasi tindakan segera Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi e. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi f. Melaksanakan rencana asuhan yang efisien dan aman pada Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi g. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang diberikan pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi



D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dalam laporan kasus ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Laporan kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai untuk membantu pasangan suami istri



4



dengan permasalahan Pernikahan pada Usia Muda. Penulisan laporan kasus ini juga bermanfaat untuk mengetahui antara teori dan kasus nyata yang terjadi dilapangan sinkron atau tidak, karena dalam teori yang sudah ada tidak selalu sama dengan kasus yang terjadi, sehingga disusunlah laporan kasus ini 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Sebagai sarana belajar bagi penulis untuk mengaplikasikan teori dalam perkuliahan untuk memenuhi Tugas Laporan Kasus Praktek Asuhan Kebidanan, serta menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman serta bahan dalam mempelajari kesenjangan yang dapat dipraktekkan dan teori yang ada. b. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi Dapat dijadikan bahan referensi dalam perpustakaan untuk memberikan pelayanan dalam memberikan Asuhan Kebidanan Ibu Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat pada Pasutri Dengan Pernikahan Usia Muda c. Bagi Lahan Praktik Diharapkan dapat berguna sebagai acuan untuk memberikan pelayanan dan tingkat kepuasan pasien terhadap asuhan yang di berikan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Junaida Kota Jambi



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Perencanaan Kehamilan 1. Pengertian Perencanaan Kehamilan Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga. Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Lung et al, 2021:22) Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga. 2. Faktor yang mempengaruhi perencanaan kehamilan Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam merencanakan kehamilan, antara lain: a. Kesiapan Aspek Fisiologis Apabila memutuskan untuk hamil sebaiknya mulai menjalani konseling prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran, seperti dengan cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum dan 6



kandungan) dan laboratorium. Sebab, tujuan dari konseling prahamil ini akan mempersiapkan calon ibu beserta calon ayah dan untuk menyiapkan kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit yang diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi, dan sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat bawaan akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar zat berbahaya. b. Kesiapan Fisik Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud dan bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak prima akan memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain: 1) Mulai menata pola hidup Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila persiapan fisik ini dilakukan secara optimal kira-kira 6 bulan menjelang konsepsi 2) Mencapai berat badan ideal Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena berat badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam tubuh akan ikut-ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi terganggu. Berat badan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya berbagai gangguan kesehatan



7



3) Menjaga pola makan Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan. Karena, zat-zat



gizi



akan



mengoptimalkan



fungsi



organ



reproduksi,



mempertahankan kondisi kesehatan selama hamil, serta mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh kembang janin. 4) Olahraga secara teratur Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran darah. Peredaran nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh organ tubuhpun jadi efisien, sebab benar-benar bebas hambatan. Jadi, kondisi seperti ini dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel telur yang baik. Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood karena meningkatnya produksi hormon endoprin. Tubuh juga jadi sehat dan bugar. Kalau ini yang terjadi, proses kehamilan, persalinan, serta kembalinya bentuk tubuh ke keadaan semula jadi lebih mudah. Yang cocok dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan kaki, berenang, bersepeda dan senam 5) Menghilangkan kebiasaan buruk Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman beralkohol, serta mengkonsumsi kafein (kopi, minuman 12 bersoda), sebaiknya dihentikan saja. Sebab, zat yang terkandung didalamnya bisa memengaruhi kesuburan. Akibatnya, peluang terjadinya pembuahan makin kecil. Sering stress juga bukan kebiasaan yang baik. Apalagi, kalau sibuk kerja dan lupa istirahat



8



6) Bebas dari penyakit Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa membahayakan diri dan janin 7) Stop pakai kontrasepsi Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB mengandung hormone yang brtugas terjadinya ovulasi. 8) Meminimalkan bahaya lingkungan Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga berdampak buruk sebelum hamil. Misalnya, gangguan hormonal atau gagguan pada pembentukan sel telur. Lingkungan yang sarat mikroorganisme (jamur, bakteri, dan virus), bahan kimia beracun (timah hitam 13 dan pestisida), radiasi (sinar X, sinar ultraviolet, monitor komputer, dan lainnya), dan banyak lagi. c. Kesiapan Finansial Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan kehamilan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan, dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai persalinan. d. Persiapan Pengetahuan



9



Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka setiap pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang berpengaruh dalam perencanaan kehamilan atau dalam kehamilan. Diantaranya: 1) Masa Subur Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah sesuatu yang wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang baik jika pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya 2) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan anak di tengah kehidupan keluarganya. Bagi yang telah mempunyai anak berjenis kelamin tertentu, pastilah 15 menginginkan anak dengan jenis kelamin yang belum mereka miliki, sehingga lengkap yaitu laki-laki dan perempuan e. Kesiapan Aspek Usia Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia dibawah 20 tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko mengalami tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya, dan beresiko terkena kanker serviks. 3. Resiko Tinggi Kehamilan Usia Kurang dari 20 tahun a. Resiko bagi Ibunya 1) Mengalami perdarahan



10



Perdarahan pada saat melahirkn antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga dosebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim). Kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir 2) Keguguran/abortus Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah 16 dan juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun memakai alat 3) Persalinan lama dan sulit Persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin. Penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salah dapat mengakibatkan kematian ibu. 4) Mudah infeksi Keadaan gizi buruk, tingkat social ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas 5) Anemia Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda. Karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merahjanin dan plasenta. Lama



11



kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis b. Resiko bagi Bayinya 1) Prematur Kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang 2) Berat badan lahir rendah Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan hal ini dipengaruhi kurang gizi 18 saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil. 3) Cacat bawaan Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubella serta faktor gizi dan kelainan hormon. 4) Keracunan kehamilan Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian. 5) Kematian Bayi



12



Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian perinatal yang disebabkan berat badan kurang dai 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari),



kelahiran



congenital serta lahir dengan asfiksia (Manuaba, 2009)



B. Teori tentang Pernikahan Usia Muda 1. Pengertian Pernikahan Usia Muda Pernikahan merupakan proses awal pembentukan suatu rumah tangga yang kelangsungannya sangat tergantung dari kesiapan, kematangan dan kualitas mental. Untuk mencapai pernikahan yang bahagia diperlukan persiapan baik dari pihak pria maupun pihak wanita. Oleh karena itu, baik pria maupun wanita harus sudah benar- benar siap dan matang baik secara fisik maupun psikis untuk melakukan pernikahan Berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau disingkat menjadi BKKBN melalui promosi di media cetak dan media eletronik pada tahun 2013 mengemukakan bahwa usia yang ideal untuk melakukan pernikahan adalah usia antara 21-25 tahun bagi wanita dan usia 25-30 tahun bagi pria. Menurut beberapa sumber data menunjukkan usia wanita menikah di Indonesia masih tergolong usia muda, yaitu di bawah 21 tahun. Pernikahan di bawah 21 tahun sering disebut sebagai pernikahan usia muda. Hal ini disebabkan secara kesehatan reproduksi bisa dikatakan masih terlalu muda, secara mental sosial belum siap dan secara ekonomi juga biasanya belum mapan.



13



2. Faktor Penyebab Pernikahan Usia Muda Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk menikah pada usia tersebut, diantaranya adalah faktor sosial, ekonomi dan budaya. Faktor sosial yang berpengaruh terhadap perkawinan usia muda pada wanita adalah faktor pendidikan. Rendahnya pendidikan orangtua dan remaja mendorong untuk melakukan pernikahan pada usia di bawah 21 tahun, perempuan remaja yang tidak melanjutkan sekolah akhirnya menganggur, karena sulitnya mencari pekerjaan. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pernikahan adalah jumlah pendapatan orangtua. Faktor budaya yang mempengaruhi perkawinan adalah tradisi di daerah setempat. 3. Konseling Pernikahan usia muda Pernikahan di usia yang masih muda dapat menimbulkan resiko kesehatan bagi wanita, terutama apabila terjadi kehamilan di usia muda. Menurut Kertamuda (2009:31) hal tersebut dikarenakan kematangan secara biologis yang belum betul-betul sempurna dapat mengakibatkan kematian saat melahirkan. Selain itu, kematangan secara pribadi juga masih belum maksimal. Salah satu cara yang dapat ditempuh diantaranya adalah konsultasi dan konseling yang mendalam pada pasangan, ini merupakan salah satu jalan untuk dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Menurut Kertamuda (2009:32) hal tersebut bertujuan agar memperoleh gambaran secara jelas dampak psikologis dari peristiwa yang menimpa dirinya dan keluarganya. Sehingga melalui konseling diharapkan dapat memberikan



14



bantuan atau pertolongan terhadap keadaan, perasaan serta kondisi psikologisnya dan juga rencana masa depannya.



C. Teori tentang Manajemen Asuhan Kebidanan 1. Pengertian manajemen kebidanan Manajemen kebidanan adalah satu metode pendekatan pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan metode



yang



terorganisir melalui tindakan logika dalam memberi pelayanan (Varney, 2007). 2. Tahapan dalam manajemen kebidanan menurut Helen varney Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada 7langkah yaitu : a.



Pengkajian dalam pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang, pemeriksaan laboratorium. Semua data tersebut di atas



harus



memberikan informasi yang saling berhubungan dari semua sumber dan menggambarkan kondisi ibu yang sebenarnya. b.



Identifikasi diagnose/masalah aktual. Menginterprestasikan data secara spesifik mengenai diagnose dan masalah. Kata diagnose dan masalah selalu digunakan namunkeduanya



15



mempunyai pengertian yang berbeda. Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh seseorang, menguraikan suatu kenyataan yang ia rasakan sebagai suatu masalah. Sedangkan diagnose lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang berfokus pada apa yang dialami oleh klien. c.



Antisipasi diagnosa/masalah potensial Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifakasi faktor-faktor potensial yang memerlukan antisipasi segera tindakan pencegahan jika memungkinkan atau waspada sambil menunggu dan mempersiapkan pelayanan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi.



d.



Evaluasi perlunya tindakan segera/kolaborasi Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera dinilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan darurat dimana bidan harus segera bertindak untukmenyelamatkan klien.



e.



Rencana asuhan kebidanan Rencana tindakan konprehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta konseling, bila perlu mengenai ekonomi, agama, budaya, atau masalah psikologis. Rencana tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan denganklien. Semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa secara teoritis.



16



f.



Pelaksanaan asuhan kebidanan (Implementasi) Pelaksanaan



rencana



asuhan



kebidanan



(Implementasi)



dilaksanakan oleh bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim kesehatan lainnya berdasarkan rencana yang ditetapkan. g.



Evaluasi asuhan kebidanan Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya evaluasi ini dilakukan pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap evaluasi bidan harus mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien. (Varney, 2007).



3. Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP) a. Data subjektif Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata mencakup nama, umur, pekerjaan,status perkawinan, pendidikan serta keluhankeluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung pada klien atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. b. Data Objektif Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium. c. Assesmen/Diagnosa Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang mencakup kondisi tersebut. Penegakan diagnose kebidanan dijadikan 50 sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan ibu.



17



d. Planning/Perencanaan Rencana



kegiatan



mencakup



langkah-langkah



yang



akan



dilakukanoleh bidan dalam melakukan intervensi untuk mencegah masalah pasien/klien (Salmah, 2016: 171).



D. Teori Evidence Based Midwifery (EBM) 1. Pengertian Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaaan semata. Evidence based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan (Jayanti, 2020). Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi (Jayanti, 2020). 2. Manfaaat Evidence based Midwifery dalam Praktik Kebidanan Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangiangka kematian ibu hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta bermanfaat juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan masyarakat. 3. Kategori Evidence Based Menurut World Health Organization (2017) Menurut WHO, Evidence based terbagi sebagai berikut: a.



Evidenve-based Medicine adalah pemberian informasi obat-obatan



18



berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian penggunanya. b.



Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan profesi kesehatan dan kedokteran di masa mendatang.



c.



Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.



d.



Evidence based report adalah mgmpakan bentuk penulisan laporankasus yang baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.



4. Sumber Evidence Based Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD. Situs internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula yang public domain



19



BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan diuraiakan Asuhan Kebidanan pada Ny.



V



dengan



Perencanaan Kehamilan di Usia Muda di PMB Ernita Jambi pada tanggal 25 – 11 – 2022 mulai dari Pengkajian data, Analisa dan Perumusan Diagnosa/Masalah, Perencanaan Tindakan, Implementasi, dan Evaluasi Asuhan Kebidanan I. PENGKAJIAN DATA A. Data Subjektif 1. Identitas Pasien



Identitas Wali Pasien



Nama klien/Ibu



:Ny. V



Nama suami : Tn. S



Umur



: 19 Th



Umur



: 22 Th



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Wiraswasta



Alamat



: RT 22 Bagan Pete



Alamat



: RT 22 Bagan



Pete Penanggung Jawab Nama



: Tn. S



Pekerjaan



: Wiraswasta



Umur



: 22 Th



Alamat



: RT 22



Hubungan dgn klien : Suami 2. Keluhan utama Pasutri



ingin



memeriksa



kesehatan



dan



melakukan



perencanaan



kehamilan 3. Data Kebidanan Riwayat Menstruasi a. Menarche



: 12 tahun



b. Siklus



: ±28 hari teratur



c. Lama



: 5-7 hari 27



d. Banyaknya



: ganti pembalut 2-3x sehari



e. Keluhan



: nyeri pada 1-2 hari



f. Riwayat Menstruasi Terakhir : 20-10-2022



28



4. Riwayat perkawinan a. Status perkawinan : menikah b. umur waktu menikah : 18 th c. Pernikahan ini yang ke 1 ”sah” d. Hubungan dengan suami : baik 5. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu Ibu mengatakan belum pernah hamil ataupun keguguran No



Thn Partus



Tempat Partus



Umur Hamil



Jenis Persalinan



Penolong Persalinan



Penyulit



Anak Jk/BB



Keadaan anak skrg



1. 2 3 4



6. Riwayat Kehamilan saat ini : 7. Masalah yang pernah dialami a. Hamil Muda



:-



b. Hamil Tua



:-



c. Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini : Tidak ada 8. Data Kesehatan a. Riwayat penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita 1) Jantung



: Ny.V mengatakan tidak merasa berdebar-debar saat melakukan aktifitas ringan dan tidak berkeringan dingin ditelapak tangan



2) Ginjal



: Ny.V mengatakan tidak pernah merasa sakit pinggang dan saat BAK tidak sakit



3) Asma



: Ny.V mengatakan tidak pernah sesak nafas



4) TBC



: Ny. V mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan selama 3 bulan



5) Hepatitis



: Ny. V mengatakan pada mata, kuku, dan kulit tidak pernah berwarna kuning



6) Hipertensi



: Ny.V mengatakan tidak pernah merasakan sakit kepala



29



hebat, pandangan kabur dan tekanan darah >140/90 mmHg b. Riwayat penyakit ginekologi Ny. V mengatakan tidak pernah merasakan gejala rasa sakit, benjolan, luka, serta keluarnya cairan nanah di kemaluan. 9.



Riwayat Penyakit Keluarga dan atau operasi yang lalu : Tidak ada



10. Riwayat penyakit yang pernah diderita : Tidak ada 11. Riwayat KB Data ini digunakan untuk menuntun bidan dalam menentukan informasi kesehatan dan konseling mengenai kontrasepsi yang tepat untuk klien sesuai dengan kondisi dan keinginan klien. a. Metode KB yang pernah dipakai : b. Lama : c. Komplikasi/masalah : 12. Data Kebutuhan dasar a. Pola nutrisi Ny.V mengatakan makan 3x sehari, Minum 7-8x sehari. Jenis makanan/ minuman yang sering dikonsumsi : Nasi, sayur, lauk, buah, air putih, susu b. Pola eliminasi Ny.V mengatakan BAB 1x sehari serta BAK 3-5x/hari dengan warna urine kuning jernih c. Aktifitas Ny.V mengatakan sehari-hari dirumah d. Istirahat/tidur Ny.V mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam 7-8 jam perhari e. Personal hygiene Ny.V mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari dan keramas 1x/2hari 13. Data Psikososial



30



a. Dukungan keluarga Keluarga dan kerabat selalu mendukung Ny.V untuk merencanakan kehamilan, dimana Ny.V selalu ditemani oleh keluarga dan kerabat saat memerlukan bantuan dan memenuhi kebutuhannnya B. Data Objektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum



: Baik



b. Kesadaran



: Composmentis



c. BB



50



d. TB



158



e. IMT



: 20,02



f. TTV TD



: 120/90 mmHg



S



: 36.oC



N



: 82x/menit



R



: 20x/menit



g. LILA



: 26 cm



2. Pemeriksaan Fisik a. Kepala 1) Rambut



: Bersih, tidak berketombe dan tidak mudah rontok



2) Muka



: Bersih, tidak oedema



3) Mata



: Conjungtiva pucat, sclera putih



4) Hidung



: Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan



5) Telinga



: Simetris, bersih, dan tidak ada serumen



6) Mulut/gigi/gusi



: Bibir kering, bersih, tidak stomatitis, tidak caries, tidak bengkak dan tidak berdarah.



b. Leher



: Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, tidak ada pembesaran vena, tidak ada pembesaran kelenjar limfe



c. Dada dan Axilla 1) Dada : Normal, simetris 2) Mammae a) Membesar : Normal, tidak teraba benjolan abnormal b) Simetris



: Simetris kanan dan kiri



31



3) Axilla a) Benjolan : Tidak ada benjolan b) Nyeri



: Tidak ada nyeri tekan



4) Abdomen a) Benjolan



: Tidak ada benjolan atau pembesaran



abnormal b) Nyeri tekan



: Tidak ada nyeri tekan



c) Bekas luka operasi



: Tidak ada bekas operasi



5) Genitalia a) Vulva Vagina -



Varices



: Tidak ada varices



-



Luka



: Tidak ada luka



-



Kemerahan



: Tidak ada kemerahan



-



Nyeri



: Tidak ada nyeri tekan



-



Kelenjar Bartholini



: Tidak ada pembesaran



-



PPV



: Terdapat pengeluaran pervaginan dari daerah merah pembalut penuh



b) Anus



: Tidak ada Haemoroid



6) Ektremitas a) Atas



: Tidak oedema



b) Bawah



: Tidak oedema, tidak ada varices



3. Pemeriksaan Penunjang a. HB



: 11 gr%



b. Gol. Darah : B c. Lain-lain



:-



II. Intepretasi Data Dasar 1. Diagnosa Kebidanan : Ny. V dengan perencanaan kehamilan pada pernikahan usia muda 2. Masalah : Merencanakan kehamilan pada usia muda



32



III. Rencana Tindakan 1. Lakukan informed consent pada ibu dan suami 2. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium 3. Jelaskan pada pasutri untuk menunda kehamilan hingga usia ibu >20 tahun 4. Berikan konseling dan suport kepada ibu dan suami tentang kehamilan di usia muda serta mengindari 4T (terlalu muda 35th, terlalu dekat jarak kehamilan3 anak 5. Anjurkan pasutri untuk menjaga pola makan seimbang, banyak mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi serta yang mengandung asam folat dan vitamin E guna meningkatkan peluang kehamilan. 6. Anjurkan ibu untuk tidak boleh stress dan lakukan olahraga teratur, serta mengatur frekuensi berhubungan suami istri 7. Jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk merencanakan kehamilan dengan mengatur waktu yang tepat untuk hamil 8. Menganjurkan ibu dan suami untuk memeriksakan kesehatan apabila terdapat keluhan 9. Lakukan pendokumentasian IV. Implementasi / Pelaksanaan 1. Melakukan informed consent pada ibu dan suami 2. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium 3. Menjelaskan pada ibu dan suami untuk menunda kehamilan pertama sampai usia ibu diatas 20 tahun 4. Memberikan konseling dan suport kepada ibu dan suami tentang kehamilan di usia muda serta mengindari 4T (terlalu muda 35th, terlalu dekat jarak kehamilan3 anak 5. Anjurkan pasutri untuk menjaga pola makan seimbang, banyak mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi serta yang mengandung asam folat dan vitamin E guna meningkatkan peluang kehamilan 6. Menganjurkan ibu untuk tidak boleh stress dan lakukan olahraga teratur, serta mengatur frekuensi berhubungan suami istri. 7. Menjelaskan jenis-jenis



alat



kontrasepsi



/KB



yang



berguna



untuk



33



merencanakan kehamilan dengan mengatur waktu yang tepat untuk hamil 8. Menganjurkan ibu dan suami untuk memeriksakan kesehatan apabila ada keluhan 9. Melakukan pendokumentasian V. Evaluasi 1. Informed consent telah dilakukan 2. Ibu dan suami mengerti dengan hasil pemeriksaan. 3. Ibu dan suami mengerti tentang penjelasan yang diberikan 4. Konseling tentang kehamilan usia muda dan dukungan/ support pada ibu dan suami telah dilakukan. 5. Ibu mau untuk mengikuti pola hidup gizi seimbang guna memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan suami. 6. Ibu dan suami sepakat untuk tidak stress dan hidup bahagia dengan gaya hidup sehat seperti berolahraga, mengatur hubungan suami istri. 7. Ibu dan suami mau untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan diusia muda 8. Ibu dan suami mau untuk mengontrol kesehatannya 9. Dokumentasi telah dilakukan



34



BAB IV PEMBAHASAN



Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan Pustaka dan studi kasus dalam proses asuhan. Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dari asuhan nyata dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh Langkah Varney yaitu: A. Identifikasi Data Dasar Identifikasi data dasar merupakan proses manajemen asuhan kebidanan yaang ditujukan untuk pengumpulan informasi baik fisik, psikososial dan spritual. Informasi yang diperoleh mengenai data-data tersebut penulis dapatkan dengan ananmesa langsung dengan klien dan keluarganya serta sebagian bersumber, melakukan pemeriksaan fisik berupa inspeksi, palpasi, auskultasi dan



perkusi.



Selain



pemeriksaan



fisik,



juga



dilakukan



pemeriksaan



penunjang/laboratorium (Nurhayati dkk, 2013). Berdasarkan hasil pengkajian data yang penulis peroleh data subjektif pada kasus Ny. V umur 19 tahun dengan alasan datang yaitu untuk memeriksakan kesehatan dan ingin merencanakan kehamilan. Menurut BKKBN (2017), umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 25 tahun bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria. Pada pasangan Ny. V dan Tn. S diketahui belum memasuki usia yang matang dan apabila ingin tetap hamil maka termasuk kehamilan risiko tinggi di antaranya kehamilan remaja (hamil usia 20 tahun dengan menjelaskan pemilihan jenis-jenis alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk merencanakan kehamilan dengan mengatur waktu yang tepat untuk hamil nantinya. sehingga pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.



E. Recana Asuhan Menyeluruh Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh



langkah-langkah



sebelumnya.



Rencana



asuhan



kebidanan



dibuat



berdasarkan diagnosis kebidanan dan masalah potensial yang akan terjadi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Berdasarkan teori Prawirohardjo (2012) mengatakan bahwa usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Sementara usia Ny.V saat ini 19 tahun, maka terdapat kesenjangan antara teori



38



dengan kasus, maka keputusan yang dibuat oleh ibu dan suami untuk merencanakan kehamilan tidaklah pas sehingga disarankan untuk melakukan penundaan kehamilan. Hal ini dikarenakan pada usia 20 tahun, berikan konseling dan suport kepada ibu dan suami tentang kehamilan di usia muda serta mengindari 4T (terlalu muda 35th, terlalu dekat jarak kehamilan3 anak, anjurkan pasutri untuk menjaga pola makan seimbang, banyak mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi serta yang mengandung asam folat dan vitamin E guna meningkatkan peluang kehamilan, anjurkan ibu untuk tidak boleh stress dan lakukan olahraga teratur, serta mengatur frekuensi berhubungan suami istri, jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk merencanakan kehamilan dengan mengatur waktu yang tepat untuk hamil, menganjurkan ibu dan suami untuk memeriksakan kesehatan apabila terdapat keluhan Selain menunda kehamilan, dianjurkan ibu dan suami tetap melakukan pola hidup sehat dengan makanan bergizi seimbang. Menurut Soetjiningsih, (2010) bahwa Status nutrisi pada wanita usia subur perlu dikaji karena berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Mempertahankan status nutrisi yang baik, mencapai berat badan ideal, mengontrol gangguan makan, dan mengembangkan kebiasaan diet nutrisi yang seimbang, dapat membantu



39



mempertahankan kesehatan sistem reproduksi, sehingga nantinya akan lebih mudah dalam merencanakan kehamilan diumur yang tepat. Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena seluruh rencana asuhan yang dilakukan sudah berorientasi pada kebutuhan klien Rencana asuhan kebidanan yang telah disusun berdasarkan diagnosa/masalah aktual dan potensial, hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan tinjauan manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi kasus di lahan praktek



F. Pelaksanaan Pada langkah pelaksanaan ini telah dilakukan dan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat. Menurut Indriarti et al, (2018) bahwa Pengetahuan tentang penundaan kehamilan dan masa subur pada pasangan dengan perencanaan kehamilan sangatlah penting. Karena dengan menunda kehamilan muda dapat mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan janin, serta pada pemberian penkes mengenai masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang siap dibuah, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan Pelaksanaan yang dilakukan pada Ny. V yaitu dengan menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan, menjelaskan pada pasutri untuk menunda kehamilan hingga usia ibu >20 tahun, berikan konseling dan suport kepada ibu dan suami tentang kehamilan di usia muda serta mengindari 4T (terlalu muda 35th, terlalu dekat jarak kehamilan3 anak,



40



anjurkan pasutri untuk menjaga pola makan seimbang, banyak mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi serta yang mengandung asam folat dan vitamin E guna meningkatkan peluang kehamilan, anjurkan ibu untuk tidak boleh stress dan lakukan olahraga teratur, serta mengatur frekuensi berhubungan suami istri, jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk merencanakan kehamilan dengan mengatur waktu yang tepat untuk hamil, menganjurkan ibu dan suami untuk memeriksakan kesehatan apabila terdapat keluhan Persiapan kehamilan lainnya yakni dengan menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi asam folat seperti sayur hijau, susu mengandung asam folat, sera mengkonsumsi makanan kaya zat besi seperti hati, daging sapi, sayuran hijau tua, kacang-kacangan,ikan. Berperan dalam perkembangan sistem saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan, maka dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi (BKKBN, 2014). Pada



kasus



ini,



diagnosis



ditegakkan



berdasarkan



anamnesis,



pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan asuhan pada Ny. V, semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik dan tidak menemukan hambatan yang berarti karna adanya kerja sama dan penerimaan yang baik dari klien dan keluarga yang kooperatif serta sarana dan fasilitas yang mendukung dalam pelaksanaan tindakan.



41



Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena seluruh tindakan yang dilakukan



sudah



berorientasi pada kebutuhan klien



G. Evaluasi Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan dan hasil pemeriksaan selama melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh adalah hasil pengamatan dan pemeriksaan. Sesuai dengan langkah-langkah evaluasi menurut Varney (2007:28) evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Evaluasi pada pasangan Ny. V dan Tn. S memahami semua penjelasan tentang persiapan dan perencanaan kehamilan dan berjanji akan mengikuti saran yang telah diberikan.



42



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang tersedia melalui teknik wawancara dan pemeriksaan fisik maupun penunjang. Data subjektif alasan klien datang yaitu pasangan suami istri ingin melakukan pemeriksaan kesehatan dan merencanakan kehamilan



2. Interpretasi data yang diperoleh dari pengumpulan data yaitu Ny. V umur 19 tahun dengan perencanaan kehamilan diusia muda. Masalah yang terdapat dalam kasus ini pertumbuhan organ reproduksi belum matang, sehingga perlu dilakukan antisipasi penatalaksanaan dengan pemberian KIE resiko kehamilan muda dan penundaan kehamilan pada usia muda



3. Diagnose/masalah potensial yaitu keputusan Ny. V dalam merencanakan kehamilan pada usia muda belum tepat sehingga disarankan untuk melakukan penundaan kehamilan hingga usia yang matang yaitu 20 tahun



4. Tindakan segera pada Ny.V dan suami bahwa disarankan untuk melakukan pencegahan ataupun penundaan kehamilan sampai usia >20 tahun dengan menjelaskan pemilihan jenis-jenis alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk menunda dan merencanakan nantinya di usia yang matang



5. Rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. V sesuai dengan yang dibutuhkan dengan hasil merencanakan asuhan berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan masalah potensial yang dapat terjadi



43



6. Tindakan asuhan yang telah direncankan pada kebutuhan ibu dan dan sumai dengan hasil yaitu semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa adanya hambatan.



7. Evaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada ibu dan suami telah diberikan dengan klien mengerti semua penjelasan dalam pelaksanaan asuhan



B. Saran 1. Bagi Pasangan Diupayakan untuk terus melaksanakan anjuran yang diberikan tenaga kesehatan agar tujuan mendapatkan keturunan sehat dapat dicapai. 2. Bagi Lahan praktik Upaya promotif dan preventif oleh tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk mengurangi masalah kesehatan yang ada didalam masyarakat. Tenaga kesehatan diharapkan untuk dapat memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi khususnya tentang penundaan kehamilan pada pasangan usia subur yang berumur dibawah 20 tahun. 3. Untuk Poltekkes Kemenkes Jambi Menambah referensi buku tentang kehamilan diusia muda guna dapat menambah atau meningkatkan kualitas pengetahuan mahasiswa mengenai kehamilan usia muda dan mempermudah dalam mempelajarinya di kampus



44



DAFTAR PUSTAKA Bellieni. 2016. The Best Age for Pregnancy and Undue Pressures. Journal of Family and Reproductive Health. Vol. 10, No. 3, September 2016 http://jfrh.tums.ac.ir BKKBN. 2014. Modul pengajaran mempersiapkan kehamilan yang sehat. BKKBN dan UMM. Diakses dari http://dp2m.umm.ac. id/files/ file/informasi %20progra%20insentif%20 ristek/modul%20pengajaran%20menjaga%20 kehamila%20sehat.pdf. tanggal 1 April 2019. BKKBN. 2017. BKKBN: Usia Pernikahan Ideal 21 – 25 Tahun. Diunduh di https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25- tahun. Diakses pada 1 April 2019. Cherry et al. 2015. Building a “Better Life”: The Transformative Effects of Adolescent Pregnancy and Parenting. SAGE Open January-March 2015: 1–9 Fatimah, S. 2011. Pola Konsumsi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Kejadian Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Sains dan Teknologi. 7 (3) : 137 – 152. Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kartono, Kartini. (2006). Psikologi Wanita 1; Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung: Mandar Maju Prayitno & Amti, Erman. (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud Kertamuda, E. F. 2009. Konseling Pernikahan untuk Keluarga di Indonesia. Jakarta: Salemba Humanika. Khotimah, et al. 2014. Gambaran Tingkat pengetahuan tentang perencanaan kehamilan pada pasangan menikah usia dini di Kecamatan Bandar Kabupaten Bantang. Program Studi DIII Kebidanan. Fakultas ilmu keperawatan dan kesehatan. Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika Oktavia et al. 2018. Pengetahuan risiko pernikahan dini pada remaja umur 13-19 tahun. Higeia journal of public health research and development. (2).(2).(2018) Pertiwi et al. 2021. Perencanaan Kehamilan Sehat pada Calon Pengantin yang berniat menikah usia dini di Kabupaten Semarang Tahun 2020. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 9, Nomor 3, Mei. 2021



45



Ramadhani et al. 2015. Peran Tenaga Kesehatan dan Keluarga dalam Kehamilan Usia Remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 10, No. 2, November 2015 Sari, F., dkk. 2013. Kesiapan Menikah pada Dewasa Muda dan Pengaruhnya terhadap Usia Menikah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 6 (3): 143 – 153 Sukaesih, Sri. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Tanda Bahaya dalam Kehamilan di Puskesmas Tegal Selatan Kota Tegal Tahun 2012. Skripsi. Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Stephenson. Et al. 2014. How Do Women Prepare for Pregnancy? Preconception Experiences of Women Attending Antenatal Services and Views of Health Professionals. PLOS ONE | www.plosone.org. July 2014 | Volume 9 | Issue 7 | e103085 Triningtyas, D. A., dkk. 2017. Konseling Pranikah: Sebuah Upaya Meredukasi Budaya Pernikahan Dini di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Jurnal Konseling Indonesia. 3 (1): 28 – 32. Winardi, B. 2016. Konsep Asuhan Kebidanan pada Masa Prakonsepsi. Bahan Ajar Perkuliahan Pendidikan Bidan FK UNAIR. Yastirin. 2019. Persepsi Remaja tentang Pernikahan Usia Anak. Journal for Quality in Women's Health | Vol. 2 No. 1March 2019 | pp. 43 – 49 Yulivantina et al. 2021. Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 8 No 1 – April 2021 Zulaekha. 2018. Bimbingan Konseling Pra Nikah bafi “Calon Pengantin” di BP4 KUA Kec. Mranggen (Studi Analisis Bimbingan Konseling Perkawinan. Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Semarang: Insitut Agama Islam Negeri Walisongo.



46