LP Anak Sehat (Tumbang) - Ni Made Anasari - 0008 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT DENGAN TUMBUH KEMBANG



OLEH : NI MADE ANASARI (NIM. P07120320008)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS KELAS A



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2020



I.



KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Secara alamiah, setiap individu hidup akan melalui tahap pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sejak embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan ke arah peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan. Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya saling berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pengertian mengenai pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut : Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Adriana, 2013). Perkembangan (development) adalah bertambahnya skill (kemampuan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2012). Jadi pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain. B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK Pada proses tumbuh kembang anak setiap individu akan mengalami siklus yang berbeda-berbeda. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak menurut (Hidayat, 2012) diantaranya :



1. Faktor Herediter Faktor herediter adalah faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar untuk mencapai tumbuh kembang anak jika dibandingkan dengan faktor lain. Faktor ini terdiri dari bawaan atau kelainan genetik dan kromosom dari ayah dan ibu, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Kelainan genetik dan kromosom pada ayah dan ibu akan menjadi pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Faktor herediter ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. 2. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan juga memegang peran penting dalam menentukan tercapainya potensi yang sudah dimilki anak. Adapun yang termasuk faktor lingkungan yaitu lingkungan pranatal dan lingkungan postnatal. a. Lingkungan pranatal adalah lingkungan pada saat dalam kandungan, mulai dari konsepsi hingga lahir yang meliputi gizi sewaktu ibu hamil, lingkungan mekanis seperti posisi janin dalam uterus, zat-zat kimia atau toxin seperti pengguna obat-obatan atau alkohol, kebiasaan ibu yang mungkin merokok saat hamil, hormonal seperti adanya hormone somatrotopin,



plasenta,



tiroid,



insulin



dan



lain-lain



yang



mempengaruhi pertumbuhan janin. Selain itu adanya tekanan mekanik pada beberapa organ tubuh janin dan pemberian radiasi juga dapat menyebabkan kelainan bawaan. b. Lingkungan



postnatal



ialah



lingkungan



setelah



lahir



yang



mempengaruhi tumbuh kembang anak seperti misalnya, budaya lingkungan,



status



sosial



ekonomi,



nutirisi,



iklim/cuaca,



olahraga/latihan fisik, posisi anak dalam keluarga, dan status kesehatan. 3. Faktor Hormonal Faktor hormonal yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak antara lain: hormon somatrotopin yang memiliki peran dalam mempengaruhi



pertumbuhan



tinggi



badan,



hormon



tiroid



yang



menstimulasi metabolisme tubuh, sedangkan glukokortikoid mempunyai



fungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisal dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi esterogen, selanjutnya hormon tersebut akan menstimulsi seks pada laki-laki maupun perempuan.



C. CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK Menurut Hurlock EB dalam Soetjiningsih (2016), tumbuh kembang anak mempunyai cirri-ciri tertentu, yaitu: 1. Perkembangan melibatkan perubahan (Development involves change) 2. Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan lanjutannya (Early development more critical than critical than later development) 3. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar (Development is the product of maturation and the leaning) 4. Pola perkembangan dapat diramalkan (the developmental patenrt is predicable) 5. Pola perkembangan mempenyai karakteristik yang dapat diramalkan(the developmental pattern has predicable characteristic). 6. Terdapat perbedaan individu dalam suatu perkembangan (there individual defferences the development) 7. Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan (there are periods in the development pattern) 8. Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan (there are social expectation for every developmental period). 9. Setiap area perkembangan mempunyai potensi resiko (every area of developmens has potensial hazards).



D. TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan oleh masa atau waktu kehidupan anak. Menurut Hidayat (2012) secara umum terdiri atas masa prenatal dan masa postnatal. 1. Masa prenatal Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada masa embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada fase fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke-12 sampai ke-40 terjadi peningkatan fungsi organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot. 2. Masa postnatal Terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa usia prasekolah, masa sekolah, dan masa remaja. a. Masa neonatus Pertumbuhan dan perkembangan post natal setelah lahir diawali dengan masa neonatus (0-28 hari). Pada masa ini terjadi kehidupan yang baru di dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh. b. Masa bayi Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama (antara usia 1-12 bulan): pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat berlangsung secara terus menerus, khususnya dalam peningkatan sususan saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun): kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan pada perkembangan motorik. c. Masa usia prasekolah Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi peningkatan pertumbuhan dan perkembangan, khususnya pada aktivitas fisik dan kemampuan kognitif. Menurut teori, pada usia prasekolah anak berada pada fase inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs



guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu (courius) dan adanya imajinasi anak berkembang, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan inisiatifnya maka hal tersebut membuat anak merasa bersalah. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku kedua orang tuanya. Pada masa usia prasekolah anak mengalami proses perubahan dalam pola makan dimana pada umunya anak mengalami kesulitan untuk makan. Proses eliminasi pada anak sudah menunjukkan proses kemandirian dan perkembangan kognitif sudah mulai menunjukkan perkembangan, anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah (Hidayat, 2012). d. Masa sekolah Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam kemampuan fisik dan kognitif dibandingkan dengan masa usia prasekolah (usia 6-18/20 tahun). 1) Masa pra-remaja (5-10 tahun) 2) Masa Remaja a) Masa remaja dini (wanita usia 8-13 tahun, laki-laki usia 10-15 tahun) b) Masa remaja lanjut (wanita usia 13-18 tahun, lai-laki usia 15-20 tahun)



E. KEBUTUHAN DASAR ANAK Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar menurut Soetjiningsih (2016): 1. kebutuhan fisik-biomedis (ASUH) : kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi (kebutuhan terpenting), perawatan kesehatan dasar ( antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit), papan/pemukiman yang layak, kebersihan perorangan, sanitasi lingkungan, sandang, kebugaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.



2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH) : Pada tahun pertama kehidupan , hubungan penuh kasih sayang, erat, mesra, dan selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal, baik fisik, mental, maupun spikososial. Peran dan kehadiran ibu/pengasuh sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayi.hubungan ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/tatap mata) dan psikis sedini mungkin, misal dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir (inisiasi dini), peran ayah dalam memberikan kasih sayang dan menjaga keharmonisan keluarga juga merupakan media yang bagus untuk tumbuh kembang anak. Kekurangan kesih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak yang negative pada tumbuh kembang anak secara fisik, mental sosial, emosi, yang disebut syndrome depriviasi maternal.Kasih sayang dari orangtuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar (basic trust) 3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH) : Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini merangsang mental spikososial; kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, prokduktivitas, dan sebagainya.



F. PERKEMBANGAN ANAK MENURUT USIA Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) tahap perkembangan anak menurut umur sebagai berikut: 1. umur 0-3 bulan a. mengangkat kepala setinggi 45⁰ b. menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah c. melihat dan menatap wajah anda d. mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh e. suka tertawa keras f. bereaksi terkejut terhadap suara keras g. bereaksi tersenyum ketika adiajak bicara atau tersenyum h. mengenal ibu dengan pengelihatan, penciuman,pendengaran, kontak.



2. umur 3-6 bulan a. berbalik dari telungkup ke terlentang b. mengangkat kepala setinggi 90⁰ c. mempertahankan posisi kepala tatap tegak dan stabil d. menggenggam pensil e. meraih benda yang ada dalam jangkauannya f. memegang tangannya sendiri g. berusaha memperluas pandangan h. mengarahkan matanya pada benda-benda kecil i.



mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik



j.



tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri



3. umur 6-9 bulan a. duduk (sikap tripoid-sendiri) b. belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan c. merangakak meraih mainan atau mendekati seseorang d. memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya e. memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang 1 benda pada saat bersamaan f. memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup g. bersuara tanpa arti, mamama, dadada, tatata h. mencari mainan atau benda yang dijatuhkan i.



bermain tapuk tangan atau ciluk ba



j.



bergembira dengan melempar benda



k. makan kue sendiri 4. umur 9-12 bulan a. mengangkat benda keposisi berdiri b. belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi c. dapat berajalan dengan dituntun d. mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diingikan e. menggenggam erat pensil f. memasukkan benda ke mulut g. mengulang menirukan bunyi ynag didengar h. menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti



i.



mengekplorasikan sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja



j.



bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan



k. senang diajak main “ciluk ba” l.



mengenal anggota keluarga, takut pada orang lain yang belum dikenal



5. umur 12-18 bulan a. berdiri sendiri tanpa berpegangan b. membungkuk memungut permainan kemudian berdiri kembali c. berjalan mundur 5 langkah d. memanggil ayah dengan kata “papa” memanggil ibu dengan kata “mama” e. menumpuk 2 kubus f. memasukkan kubus di kotak g. menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu h. memperlihatkan rasa cemburu/bersaing 6. umur 18-24 bulan a. berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik b. berjalan tanpa terhuyung-huyung c. bertepuk tangan, melambai-lambai d. menumpuk 4 buah kubus e. memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk f. menggelindingkan bola kearah sasaran g. menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti h. membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga i.



memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri



7. umur 24-36 bulan a. jalan naik tangga sendiri b. dapat bermain dan menendang bola kecil c. coret-coret pensil pada kertas d. baca dengan baik menggunakan 2 kata e. dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta f. melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih g. membantu memungut mainan sendiri atau mengangkat piring jika diminta h. melepaskan pakaian sendiri



8. umur 36-48 bulan a. berdiri 1 kaki 2 detik b. melompat kedua kaki diangkat c. menggayuh sepeda roda tiga d. menggambar garis lurus e. menumpuk 8 kubus f. mengenal 2-4 warna g. menyebut nama umur dan tempat h. mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan i.



mendengarkan cerita



j.



mencuci dan mengeringkan tangan sendiri



k. bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan l.



mengenakan sepatu sendiri



m. mengenakan celana panjang, kemeja, baju 9. umur 48-60 bulan a. berdiri satu kaki 6 detik b. melompat-lompat satu kaki c. menari d. menggambar tanda silang e. menggambar lingkaran f. menggambar orang dengan 3 bagian tubuh g. mengancing baju atau pakaian boneka h. menyebut nama lengkap tanpa dibantu i.



senang bertanya tentang sesuatu



j.



menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar



k. bicaranya mudah dimengerti l.



bicara membandingkan atau membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya



m. menyebut angka dan menghitung jari n. menyebut nama-nam hari o. berpakaian sendiri tanpa bantuan p. bereaksi tenang dan tanpa rewel ketika ditinggal ibu 10. umur 60-72 bulan a. Berjalan lurus



b. Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik c. Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap d. Menangkap bola kecil dengan kedua tangan e. Menggambar segi empat f. Mengerti arti lawan kata g. Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih h. Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya i.



Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10



j.



Mengenal warna-warni



k. Mengungkapkan simpati l.



Mengikuti aturan permainan



m. Berpakaian sendiri tanpa dibantu



G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan diagnostic untuk anak sehat adalah : 1. Pemeriksaan antropometri a. Berat badan (BB) Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,mudah diukur,dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting



yang



dipakai



pada



setiap



pemeriksaan



penilaian



pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena BB merupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak saat pemeriksaan (akut). Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja seperti sakit dan pola makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan, pengukuran obyektif dan dapat diulangi dengan timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama. Namun, pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi penyakit dapat mempengaruhi pengukuran BB seperti adanya bengkak (udem), pembesaran organ (organomegali), hidrosefalus, dan sebagainya. Dalam keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak dapat digunakan untuk menilai status nutrisi. Penilaian status nutrisi yang akurat juga memerlukan data tambahan



berupa umur yang tepat,jenis kelamin, dan acuan standar. Data tersebut bersama dengan pengukuran BB dipetakan pada kurve standar BB/U dan BB/TB atau diukur persentasenya terhadap standar yang diacu. BB/U dibandingan dengan standar, dinyatakan dalam persentase: 1) >120% disebut gizi lebih 2) 80-120% disebut gizi baik 3) 60-80% tanpa edema disebut gizi kurang 4) Dengan edema disebut gizi buruk 5)