21 0 268 KB
ANEMIA APLASTIK
A. Defenisi Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan korfirmasi laboratorium (Sylvia, 2016). Anemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansitopenia pada darah tepi dan penurunan selularitas sumsum tulang (Bambang, 2012). Anemia aplastik adalah kelainan hematologik yang ditandai dengan penurunan komponen selular pada darah tepi yang diakibatkan oleh kegagalan produksi di sumsum tulang. Pada keadaan ini jumlah sel-sel darah yang diproduksi tidak memadai. Penderita mengalami pansitopenia, yaitu keadaan dimana terjadi kekurangan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Solander, 2016).
B. Etiologi Penyebab anemia aplastik dapat congenital, idiopatik (penyebabnya tidak diketahui) atau sekunder akibat penyebab-penyebab industry atau virus (Hoffbrand, Pettit, 1993 dalam Sylvia, 2006). Anemia aplastik sering diakibatkan oleh radiasi dan paparan bahan kimia. Akan tetapi, kebanyakan pasien penyebabnya adalah idiopatik. 1. Anemia Aplastik yang Didapat (Acquired Aplastic Anemia) a. Anemia aplastik sekunder 1) Radiasi 2) Bahan-bahan kimia dan obat-obatan 3) Virus
4) Penyakit-penyakit Imun 5) Paroksismal nokturnal hemoglobinuria 6) Kehamilan b. Idiopathic aplastic anemia 2. Anemia Aplatik yang diturunkan (Inherited Aplastic Anemia) a. Anemia Fanconi b. Diskeratosis kongenita c. Sindrom Shwachman-Diamond d. Disgenesis reticular e. Amegakariositik trombositopenia f. Anemia aplastik familial g. Preleukemia (monosomi 7, dan lain-lain.) h. Sindroma nonhematologi (Down, Dubowitz, Seckel)
C. Manifestasi Klinik Kompleks gejala anemia aplastik disebabkan oleh derajat pansitopenia. Tanda gejala meliputi anemia, disertai 1. Kelelahan, 2. Kelemahan, 3. Nafas pendek saat latihan. Tanda dan gejala lain diakibatkan oleh defisiensi trombosit dan sel darah putih. defisiensi trombosit dapat menyebabkan : 1. Ekimosis dan petekie (perdarahan di dalam kulit), 2. Epistaksis, (perdarahan hidung), 3. Perdarahan saluran cerna, 4. Perdarahan saluran kemih dan kelamin, 5. Perdarahan system saraf pusat. Defisiensi sel darah putih meningkatkan kerentanan dan keparahan infeksi, termasuk infeksi bakteri, virus dan jamur (Sylvia, 2016)
D. Komplikasi Komplikasi anemia aplastik (Bambang, 2012) adalah : 1. Anemia dan akibat-akibatnya (karena pembentukannya berkurang) 2. Infeksi 3. Perdarahan
E. Penatalaksanaan Pengobatan anemia aplastik, jika diketahui penyebabnya ditujukan untuk menghilangkan agen penyebab. Fokus utama pengobatan adalah perawatan suportif sampai terjadi penyembuhan sumsum tulang (Sylvia, 2016). Anemia berat, pendarahan akibat trombositopenia dan infeksi akibat granulositopenia
dan
monositopenia
memerlukan
tatalaksana
untuk
menghilangkan kondisi yang potensial mengancam nyawa ini dan untuk memperbaiki keadaan pasien. Manajemen Awal Anemia Aplastik: 1. Menghentikan semua obat-obat atau penggunaan agen kimia yang diduga menjadi penyebab anemia aplastik. 2. Anemia : transfusi PRC bila terdapat anemia berat sesuai yang dibutuhkan. 3. Pendarahan hebat akibat trombositopenia : transfusi trombosit sesuai yang dibutuhkan. 4. Tindakan pencegahan terhadap infeksi bila terdapat neutropenia berat. 5. Infeksi : kultur mikroorganisme, antibiotik spektrum luas bila organisme spesifik tidak dapat diidentifikasi, G-CSF pada kasus yang menakutkan; bila berat badan kurang dan infeksi ada (misalnya oleh bakteri gram negatif dan jamur) pertimbangkan transfusi granulosit dari donor yang belum mendapat terapi GCSF. 6. Assessment
untuk
transplantasi
stem
sel
allogenik
:
pemeriksaan
histocompatibilitas pasien, orang tua dan saudara kandung pasien.
F. Patofisiologi Walaupun banyak penelitian yang telah dilakukan hingga saat ini, patofisiologi anemia aplastik belum diketahui secara tuntas. Ada 3 teori yang dapat menerangkan patofisiologii penyakit ini yaitu : 1. Kerusakan sel induk hematopoietik 2. Kerusakan lingkungan mikro sum-sum tulang 3. Proses imunologik yang menekan hematopoiesis Anemia aplastik yang diturunkan (inherited aplastic anemia), terutama anemia Fanconi disebabkan oleh ketidakstabilan DNA. Beberapa bentuk anemia aplastik yang didapatkan (acquired aplastic anemia) disebabkan kerusakan langsung stem sel oleh agen toksik, misalnya radiasi. Patogenesis dari kebanyakan anemia aplastik yang didapatkan melibatkan reaksi autoimun terhadap stem sel.
Patway
G. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan Perfusi Jaringan 2. Intoleransi Aktivitas 3. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh 4. Konstipasi 5. Kurang Pengetahuan 6. Risiko Tinggi Kerusakan Integritas Kulit 7. Risiko Infeksi
H. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervennsi
Hasil 1
Perubahan Jaringan
Perfusi NOC
Rasional
NIC
1. Rasional
:
Untuk
Tujuan : Perfusi jaringan
1. Ukur tanda-tanda vital
mengetahui
derajat/
adekuat
2. Tinggikan kepala tempat
adekuatnya
perfusi
Kriteria Hasil :
tidur klien
jaringan dan menentukan
3. Pertahankan
suatu
lingkungan yang nyaman 4. Anjurkan
klien
menghentikan bila
terjadi
untuk aktivitas
kelemahan.
intevensi selanjutnya. 2. Rasional : Meningkatkan ekspansi
paru
dan
memaksimalkan oksigenasi
untuk
kebutuhan seluler 3. sekonstriksi menurunkan sirkulasi
perifer
menghindari
dan panas
berlebihan
penyebab
vasodilatasi. 4. Rasional
:
Stres
kardiopulmonal
dapat
menyebabkan kompensasi.
2
Intoleransi Aktivitas
NOC Tujuan
NIC :
beraktifitas
Dapat secara
normal
1. Untuk
mengetahui
1. Kaji tingkat aktifitas klien
aktivitas yang dilakukan
2. Dekatkan alat-alat yang
klien
dibutuhkan klien 3. Bantu
2. Untuk
Kriteria Hasil :
melakukan latihan aktif
dalam
klien mampu melakukan
dan pasif
kebutuhannya.
biasanya.
4. Bantu
pasien
memenuhi
dalam
kebutuhan
ADLnya. 5. Berikan tenang
untuk
menetukan dalam
aktivitas seperti
pasien
dan
3. Untuk
membantu
klien
memenuhi
meningkatkan
sirkulasi jaringan 4. Dengan bantuan perawat
lingkungan
dan keluarga klien dapat memenuhi kebutuhannya.
5. Meningkatkan untuk
istirahat
menurunkan
regangan
jantung
dan
paru 3
Nutrisi
Kurang
Kebutuhan Tubuh
Dari NOC Tujuan : Nutrisi terpenuhi
NIC
1. Mengidentifikasi efisiensi,
1. Kaji
riwayat
nutrisi
Dengan kriteria :
termasuk makanan yang
Nafsu makan meningkat,
disukai
porsi makan dihabiskan.
menduga
kemungkinan
intervensi. 2. Pemasukan
2. Anjurkan
klien
makan
makanan
atau menambah kekuatan
sedikit-sedikit tapi sering
dan
dan bervariasi
sedikit agar pasien tidak
3. Beri
HE
tentang
pentingnya makanan atau gizi 4. Timbang
diberikan
merasa bosan 3. Makanan dapat
berat
badan
setiap hari. 5. Konsul pada ahli gizi
sedikit-
yang
bergizi
mempercepat
penyembuhan penyakitnya. 4. Mengawasi BB
atau
penurunan efektivitas
intervensi nutrisi
5. Membantu dalam membuat rencana diit untuk memenuhi kebutuhan individu. 5
Kurang Pengetahuan
NOC Tujuan
NIC :
tentang
1. Memberikan
Memahami 1. Berikan informasi tentang penyakitnya,
penyakitnya
dasar
pengetahuan
sehingga
pasien dapat membuat
mau menerima keadaan 2. Kaji pengetahuan pasien
pilihan
penyakitnya, klien tidak
menurunkan ansietas dan
bertanya
tentang penyakitnya
tentang 3. Dorong
penyakitnya
Krriteria Hasil :
mengkonsumsi
dapat
yang
tepat,
meningkatkan
sedikitnya 4 – 6 liter cairan
kerjasama dalam program
perhari
terapi
4. Dorong
latihan
rentang
2. Memberi
pengetahuan
Pasien Tidak bertanya
gerak dan aktivitas fisik
berdasarkan
lagi tentang penyakitnya,
teratur
kemampuan klien untuk
pasien
keseimbangan
tau
penyakitnya
tentang
dengan antara
aktivitas dan istirahat.
pola
memilih informasi 3. Mencegah dehidrasi dan konsekuensi hiperviskositas
yang
dapat membuat sabit / krisis. 4. Mencegah demineralisasi tulang
dan
dapat
menurunkan resiko fraktur
6
Risiko Gangguan Integritas Kulit
NOC
NIC
Tujuan
1. Kondisi kulit dipengaruhi
: 1. Kaji integritas kulit, catat
Mempertahankan
pada
perubahan
integritas kulit
gangguan warna
turgor,
oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilitas 2. Area
lembab,
Dengan kriteria : kulit 2. Anjurkan permukaan kulit
terkontamiansi
segar,
memberikan media yang
lancar
sirkulasi
darah
kering dan bersih 3. Ubah
posisi
secara
periodik 4. Tinggikan
sangat
baik
pertumbuhan ekstremitas
bawah bila duduk
untuk organisme
patogenik 3. Meningkatkan sirkulasi ke semua membatasi
area
kulit iskemia
jaringan / mempengaruhi hipoksia selular 4. Meningkatkan aliran balik vena menurunkan statis vena
/
pembentukan
edema.
7
Risiko Infeksi
NOC
NIC
Tujuan : Mencegah /
1. Berikan perawatan kulit
kerusakan kulit / jaringan
menurunkan resiko
2. Dorong perubahan posisi /
dan infeksi
infeksi
ambulasi yang sering 3. Tingkatkan
Kriteria Hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi
1. Menurunkan
masukan
cairan adekuat
2. menigkatkan
resiko
ventilasi
semua segmen paru dan membantu
4. Pantau suhu, catat adanya
sekresi
menggigil dan takikardia
3. Membantu
mobilisasi
dalam
mengencerkan
sekret
pernafasan
untuk
mempermudah pengeluaran
dan
mencegah statis cairan tubuh 4. Adanya proses inflamasi / infeksi
membutuhkan
evaluasi / pengobatan
Daftar Pustaka
Bambang P, Ugrasena, Ratwita M, 2012. Anemia Aplastik. Bagian SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya. http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pd t&filepdf=0&pdf=&html=07110-qhze241.htm Doenges E.M, Moorhouse M.F, Geissler A.C, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Erika K.A, Hariati S, Seniwati T, 2011. Buku Ajar Keperawatan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Unhas, Makassar. Solander H. 201. Anemia aplastik. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Keempat. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Sylvia A.P, Wilson L.M, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 1, Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Wong D.L, 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.