LP BBLSR  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN BERAT BAYI LAHIR SANGAT RENDAH (BBLSR) A. PENGERTIAN Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia gestasi. Bayi BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu usia kehamilan) atau pada usia cukup bulan (intrauterine growth retriction) (Wong, 2010). Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan dibawah kurang dari 1500 gram (Indrasanto, 2009). Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. BBLSR dapat terjadi pada bayi kurang bulan ( 37 °C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5°C – 37,5°C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur. b. Kulit Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks. c. Kepala Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial. d. Mata



Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleks terhadap cahaya. e. Hidung Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir. f. Mulut Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak. g. Telinga Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan h. Leher Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek i. Thorax Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit. j. Abdomen Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae



pada garis



papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna. k. Umbilikus Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda infeksi pada tali pusat. l. Genitalia



Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan. m. Anus Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari faeses. n. Ekstremitas Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya. o. Refleks Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang. p. Tanda Fisiologis 1. Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun lapar bayi tidak menangis bayi lebih banyak tidur dan lebih malas. 2. Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi penyebabnya adalah: pusat pengatur panas belum berfungsi dengan sempurna, kurangnya lemak pada jaringan subcutan akibatnya mempercepat terjadinya perubahan suhu dan kurangnya mobilisasi sehingga produksi panas berkurang. I. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas neurologis 2. Hipotermi berhubungan dengan kurangnya suplai lemak sub cutan di dalam tubuh 3. Resiko infeksi berhubungan dengan prematuritas dan imunosupresi 4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif 5. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kekurangan cadangan energi



J. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas neurologis a. Tujuan dan kriteria hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan jalan nafas adekuat dengan kriteria hasil : 1) Jalan nafas adekuat 2) Frekuensi pernafasan normal (40-60 x/menit) 3) Tidak adanya sianosis 4) Tidak ada retraksi dada b. Intervensi 1) Observasi TTV 2) Berikan terapi oksigen 3) Posisikan pasien semi fowler 4) Kolaborasi dengan tenaga medis lain 2. Hipotermi berhubungan dengan kurangnya suplai lemak sub cutan di dalam tubuh a. Tujuan dan kriteria hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan suhu tubuh bayi normal dengan kriteria hasil : 1) Suhu tubuh normal 2) RR normal b. Intervensi 1) Observasi TTV 2) Pengecekan kulit 3) Tidak sering membuka tutup jendela dan pintu incubator 4) Kolaborasi dengan tenaga medis lain 3. Resiko infeksi berhubungan dengan prematuritas dan imunosupresi a. Tujuan dan kriteria hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien tidak terkena infeksi dengan kriteria hasil :



1) Tidak ada tanda-tanda infeksi 2) Jumlah leukosit dalam batas normal (10000-26000/uL) b. Intervensi 1) Pantau tanda gejala infeksi 2) Bersihkan inkubator secara berkala 3) Anjurkan keluarga pasien untuk menggunakan antiseptic/cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan pasien 4) Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antibiotic 4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif a. Tujuan dan kriteria hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien menunjukan keseimbangan cairan dengan kriteria hasil : 1) TTV normal 2) Turgor kulit baik b. Intervensi 1) Monitor tanda-tanda vital 2) Mengkaji input dan output cairan 3) Anjurkan keluarga memberikan banyak minum (ASI) 4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan IV 5. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kekurangan cadangan energy a. Tujuan dan kriteria hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien menunjukan peningkatan kadar glukosa dengan kriteria hasil : 1) Kadar glukosa darah normal 2) Tidak terjadi keparahan hipoglikemi b. Intervensi 1) Monitor TTV 2) Berikan glukosan IV sesuai indikasi



3) kenali tanda- tanda hipoglikemi 4) Kolaborasikan dengan tenaga medis lainnya



DAFTAR PUSTAKA Alimul Hidayat,A.Aziz.(2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Jakarta: Salemba Medika. Departemen



Kesehatan



RI.



(2011).



Profil



kesehatan



Indonesia



2009.



From



http://www.depkes.go.id. Diakses 12 Januari 2012 Indrasanto Eriyati, dkk. (2008). Paket Pelatihan Pelayanan Obstetridan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK): Asuhan Neonatal Esensial .Jakarta: JNPKKR,IDAI,POGIDAI.2005.