LP Dan ASKEP KEHAMILAN TRIMESTER II [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER II



Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas Disusun oleh : Kelompok 8 Anggota Kelompok: 1. Ni Putu Diah Ratnasari



(17C10165)



2. I Nengah Buda Arta



(17C10166)



3. Ni Putu Andini



(17C10167)



4. I Kadek Dharma Putra



(17C10168)



5. Ni Ketut Ariasih



(17C10169)



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya dan kerja keras penulis makalah yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Kehamilan Trimester II” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas untuk menempuh mata kuliah Keperawatan Maternitas I. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terselesaikan jika tidak ada bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini diantaranya: 1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D selaku rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menempuh pendidikan di Institut Teknologi dan Kesehatan Bali. 2. Ibu Ns. I.A Ningrat Pangruating Diyu, S.Kep.,M.S selaku pembimbing mata kuliah keperawatan Maternitas. 3. Teman-teman kelompok 8 atas ide dan kerjasamanya dalam penyelesaian makalah ini.



Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna atau masih perlu perbaikan. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



Denpasar, 20 September 2019 Penulis



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2 2.1 Konsep Dasar Teori.................................................................................... 2 2.2 Asuhan Keperawatan ................................................................................ 24 BAB III PENUTUP ........................................................................................ 44 3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 44 3.2 Saran ........................................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Ibu hamil trimester kedua, yakni masa kehamilan pada minggu ke-13 sampai dengan minggu ke-24 masa kehamilan. Pada trimester kedua ini kehamilan biasanya sudah tampak jelas. Ibu hamil dan keluarganya sudah mengatur waktunya untuk kehamilan. Sebagian besar ibu hamil pada trimester kedua ini tidak memiliki permasalahan yang serius. Namun tidak sedikit ibu hamil pada masa ini ketika memeriksakan kehamilannya mengeluhkan ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan ini adalah ketidaknyamanan normal dan merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh dan emosional ibu selama kehamilan. Walaupun ketidaknyamanan yang umum dalam kehamilan trimester kedua ini tidak mengancam keselamatan jiawa, namun hal tersebut bisa saja sangat menjenuhkan dan menyulitkan bagi ibu. Perawat harus mendengarkan ibu, membicarakan tentang berbagai macam keluhannya dan membantu mencarikan cara untuk mengatasinya. Maka dari itu diperlukan asuhan kebidanan yang tepat oleh seorang bidan agar ibu hamil pada trimester kedua ini dapat menikmati kehamilannya.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dasar teori kehamilan trimester II ? 2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan kehamilan trimester II ?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar teori kehamilan trimester II 2. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan kehamilan trimester II



1



BAB II PEMBAHASAN



2.1 KONSEP DASAR TEORI A. Pengertian 1. Kehamilan adalah pertemuan sperma dan ovum yang dimulai dari ovulasi, konsepsi, nidasi dan implantasi sampai dengan janin hidup diluar (Saifudin, Abdul Bari, 2008). 2. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama hadi berakhir. (Wiknjosastro, Hanifa.2008) 3. Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gde, 2010).



Pengertian Kehamilan Trimester II 1. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 14 – 28 minggu. (Manjoer, Arief. 2003) 2. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 13 – 27 minggu. (Kusmiati, Yuni. 2009) 3. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 12 – 28 minggu (Saifudin, Abdul Bari. 2008)



B. Tanda kehamilan yang terjadi dalam trimester kedua 1. Tanda Subyektif a. Perubahan payudara :



nyeri tekan, terasa



berat,



pembesaran,



pigmentasi dan perubahan putting. Perubahan ini sangat signifikan pada wanita yang belum pernah hamil. b. Frekuensi berkemih :



kongesti



darah



pada



organ



perlik



meningkatkan sensitifitas jaringan. Tekanan karena perbesaran



2



uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf dan mentrigger keinginan untuk berkemih selama kehamilan. c. Gejala gejala umum : merasa hamil.



beberapa wanita mengatakan bahwa ia



Terjadi



perasaan mudah lelah, pusing dan



membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tidur. d. Quickening :



berarti perasaan pertama adanya kehidupan. Sensasi



getaran ini seperti kupu – kupu terbang, dirasakan pertama kali oleh calon ibu sekitar minggu ke 22, atau minggu ke 20 pada wanita yang pernah hamil sebelumnya.



2. Tanda Obyektif (probabilitas) a. Tanda Chadwick’s : bercak keunguan pada vagina karena meningkatnya suplai darah. b. Tanda Hegar’s : melunaknya segmen bawah uterus. c. Tanda Godell’s : melunaknya uterus d. Perubahan uterus : pada awal bulan keempat, uterus menjadi sebesar buah jeruk, fundus uteri naik sampai tulang pubis. Pada akhir bulan kelima fundus uteri telah naik sampai ke pusat. e. Ballottement : pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan kemudian kembali ke posisinya semula. Hal ini terjadi sekitar kehamilan 4 sampai 5 bulan f. Uterine soufflé : desiran nadi yang terdengar diatas uterus hamil g. Kontraksi Braxton Hicks : kontraksi yang mungkin terjadi selama masa kehamilan, tidak terasa sakit. h. Perubahan abdomen : karena uterus membesar, maka secara alamiah dinding abdomen harus terdorong keluar, kulit abdomen mungkin teregang i. Striae gravidarum : terjadi akibat regangan kulit, terlihat garis – garis tak teratur pada kulit abdomen.



3



j. Pigmentasi;



terjadi karena pengumpulan pigmen pada kulit



payudara, mula dan midline abdomen



3. Bukti positif (absolut) Bukti kehamilan positif diperlihatkan ketika pemeriksa dapat : a. Mendengar bunyi jantung janin dan desiran funik (dorongan darah janin melalui tali pusat). Denyut jantung janin dapat didengar selambatnya pada minggu kesepuluh dengan detektor nadi ultrasonografi janin, pada minggu ke 17 sudah bisa didengar melalui stetoskop. DJJ terdengar seperti detak cepat jarum jam, berdenyut 120 – 160 kali permenit. Desiran funik jarang didengar, secara alamiah denyut terdengar bersamaan dengan denyut janin tetapi memiliki pantulan, bunyi berdesis. b. Merasakan bagian – bagian janin. Bagian janin paling cepat teraba pada minggu kelima, tetapi biasanya baru teraba kemudian c. Melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skeleton janin pada gambaran x-ray. Usg telah berhasil dengan baik menentukan embrio paling cepat minggu keenam. Skeleton janin diperlihatkan oleh x-ray paling cepat minggu ke 12 d. Merasakan gerakan janin. Terkadang pada bulan keempat ibu merasakan gerakan janin. Untuk menjadi tanda positif, gerakan ini harus dirasakan dan ditentukan oleh pemeriksa. e. Mencatat elektrokardiogram janin. Ekg janin adalah tekniuk dimana impuls listrik yang terjadi dalam jantung janin direkam dengan cara meletakkan



elektroda



pada



abdomen



ibu.



memberikan informasi berkelanjutan tentang janin.



4



Pengamatan



ini



C. Etiologi Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu : a. Ovum Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata. b. Spermatozoa Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat. c. Konsepsi Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii. d. Nidasi Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. e. Plasentasi Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan : a. Triwulan I antara 0-12 minggu. b. Triwulan II antara 12-28 minggu. c. Triwulan III antara 28-40 minggu.



D. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Kedua Trimester kedua ditandai oleh timbulnya berbagai fungsi baru dan pertumbuhan janin yang cepat, khususnya dalam ukuran panjang. Adapun perkembangan yang terjadi meliputi:



5



1. Penampakan eksternal. a. 16 minggu : kepala masih dominan, wajah terlihat seperti manusia, mata, telinga dan hidung terlihat khas. Perbandingan tangan dan kaki sesuai. Tumbuh kulit di kepala. Terlihat aktivitas motorik. b. 20 minggu : terlihat vernik kaseosa, terlihat laguno, kaki memanjang dengan sesuai, terlihat kelenjar sebasea. c. 24 minggu : tubuh terbaring tetapi dengan proposisi yang sempurna, kulit kemerahan dan keriput, terlihat vernik kaseosa, terbentuk kelenjar keringat.



2. Pengukuran mahkota ke pantat (cm) a. 16 minggu : 11,5-13,5 b. 20 minggu : 16-18,5 c. 24 minggu : 23



3. Perkiraan berat badan (gr) a. 16 minggu : 100 b. 20 minggu : 300 c. 24 minggu : 600



4. Sistem musculoskeletal a. 13-14 minggu : terlihat gerakan lambat bagian tubuh janin sebagai akibat adanya rangsangan (aktivitas motorik) pada saat ini biasanya ibu mulai dapat merasakan gerakan janin. b. 16 minggu : sebagian besar tulang dapat terlihat dengan jelas di seluruh tubuh, terlihat kavitas persendian, pergerakan otot sudah dapat dideteksi. c. 17 minggu : refleks menggenggam akan nyata dan berkembang sempurna sampai minggu ke 27. d. 20 minggu : sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu.



6



e. 25 minggu : refleks masa baru dapat dilihat.



5. Sistem sirkulasi a. 16 minggu : otot-otot jantung berkembang dengan sempurna, darah dibentuk aktif dalam limpa. b. 24 minggu : pembentukan darah mengikat dalam sum-sum tulang dan menurun dalam hepar.



6. Sistem gastrointestinal a. 14 minggu : gerakan menelan telah terjadi. b. 16 minggu : terdapat mekonium pada usus, di dalamnya terdapat cairan usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan rambut lanugo dari cairan amnion yang tertelan oleh janin, beberapa enzim disekresi, anus terbuka. c. 17 minggu



: dengan rangsang oral janin dapat menjulurkan



bibir atasnya. d. 20 minggu : email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat dikenali, dapat menjulurkan kedua bibirnya. e. 22 minggu : kedua bibir dapat dikerutkan dengan rangsangan.



7. Sistem pernafasan a. 16 minggu : serabut-serabut elastik terbentuk di paru-paru, terlihat brochiolus terminal dan respiratorius. b. 18 minggu :



gerakan



pernafasan



dapat



terdeteksi



namun



perkembangan struktur alveolus paru belum mencukupi bagi kemungkinan hidup janin sebelum minggu ke 27-28. c. 20 minggu :



lubang hidung terbuka kembali.



d. 22 minggu : gerakan nafas yang diikuti oleh bunyi suara yang lemah. e. 24 minggu : sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam cairan amnion.



7



8. Sistem renalis 16 minggu : ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang khas. 9. Sistem persarafan a. 16 minggu : lobus – lobus cerebral mulai terlihat, cerebellum memperlihatkan beberapa tonjolan. b. 20 minggu :



otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi



mielinisasi korda, medula spinalis berakhir pada tingkat S-1. c. 24 minggu :



terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi



neuronal pada korteks serebri berakhir. 10. Organ-organ pengindera a. 16 minggu : organ-organ pengindera mengalami perbedaan secara umum. b. 20 minggu : hidung dan telinga mengalami osifikasi. 11. Sistem genitalis 24 minggu : testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke skrotum



E. Fisiologis Kehamilan Trimister II Perubahan adaptasi fisiologis pada trimester II adalah 1. Uterus Terjadi perubahan bentuk dan ukuran uterus akibat pengaruh dari estrogen dan progesteron. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bukit. Hubungan antara besarnya dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, diantaranya untuk mengetahui diagnosa apakah wanita tersebut hamil fisiologis atau hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebaganinya (Saifudin, Abdul Bari. 2008) a. UK 16 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak diantara ½ jarak pusat ke simpisis.



8



b. UK 20 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak dipinggir bawah pusat. c. UK 24 minggu, tinggi fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat Umumnya seiring pembesaran uterus berotasi ke kanan. Hal ini kemungkinan



disebabkan



adanya colon



rektosigmoid di



sebelah



kiri. Hipertrofi ekstensif (pembesaran) dan mendesak usus halus ke kedua sisi abdomen. Segera setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan selalui dinding abdomen. Kontraksi ini disebut tanda brakton hicks. Selain bertambah besar uterus yang mengalami perkembangan desidua dan perubahan berat. Bentuk serta posisi dinding otot menjadi kuat dan elastis.



2. Vulva dan Vagina Karena hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan perjadi hipervascularisasi mengakibatkan pembuluh – pembuluh darah dan alat genetalia interna akan membesar. Hal ini terjadi karena oksigenasi dan nutrisi pada alat – alat genetalia tersebut meningkat. Peningkatan sensitifitas dan meningkatkan keinginan dan bangkitnya nafsu seksual. Khususnya selama Trimester II kehamilan. Peningkatan Kongesti kehamilan relaksasi dingin pembuluh darah dan uterus akan dapat menyebabkan timbulnya odema dan varices vulva. (Kusmiati, Yuni. 2009)



3. Ovarium Dalam Endokrinologi, ovarium memiliki 2 fungsi yaitu : a. Fungsi proliferasi (generatif) yaitu sumber ovum selama masa reproduksi. b. Fungsi Sekretorik (vegetatif) yaitu tempat pembentukan dan pengeluaran hormon steroid (estrogen, progesteron, androgen) Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung



9



korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu seterlah plasenta terbentuk, korpus luteum mengecil (Saifudin, Abdul Bari. 2008)



4. Servik Uteri Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar – kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak (keputihan).



5. Payudara/mammae Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum. Colostrum berasal dari asinus yang bersekresi. Selama trimester kedua pertumbuhan kelenjar mammae meningkat secara progesif. Kadar hormon luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi ductus laktiferus dan jaringan lubulus alveolar sehingga pada palpasi teraba penyerapan nodul kasar. Peningkatan jaringan glandular menggantikan jaringan ikat akibatnya



jaringan



menjadi



lebih



lunak



dan



lebih



panjang.



Peregangan ligamentum cooper sucpensosium fibrosa berlebihan yang menompang payudara dapat dicegah dengan menggunakan bra maternitas sesuai ukuran. Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar



estrogen



menurun,



yakni



setelah



janin



dan



plasenta



lahir.(Pantikawati, Ika. 2010)



6. Sirkulasi Darah Peredarahan darah Ibu mempengaruhi beberapa faktor antara lain : 1) Peningkatan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin



10



2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro placenta. 3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron mungkin meningkat, akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa pengaruh peredaran darah, yaitu : -



Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi hemodilusi dengan puncak pada umur hamil 32 minggu curah jantung akan bertambah sekitar 30% bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar UK 16 minggu.



-



Sel darah merah mungkin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim tetapi pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi (salah satu penyebab gusi berdarah) dan disertai anemia fisilogis (Saifudin, Abdul Bari. 2008).



7. Sistem Respirasi Karena adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita hamil sering mengeluhkan sesak nafas sehingga meningkatkan usaha bernafas. (Pantikawati, Ika. 2010)



8. Sistem Pencernaan Biasanya terjadi Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ – organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral, wasir (hemoroid). Cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena – vena di bawah uterus termasuk vena hemoroid,



11



perut panas (heartburn) terjadi karena aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah (Kusmiati, Yuni. 2009)



9. Sistem Kardiovasculer Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadinya proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit mengalami kenaikan kembali tekanan darah sebelum aterm. Perubahan auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil. Bunyi spitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke 20 gestasi. Selain itu murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat di dengar di daerah pulmonal. (Pantikawati, Ika. 2010) Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa terjadi) edema jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan fibrin juga meningkat sehingga bisa terjadi pseudoanemia yang fisiologis pada kehamilan. Mungkin terjadi pula sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan uterus pada vena kava, lebih buruk lagi terjadinya trombosis vena sehubungan dengan peningkatan fibrin dan stastis vena



10. Sistem tractus urinarius Kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang. Pada trimester II kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser ke arah atas. Kongesti panggul pada masa hamil di tunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kadung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih, walaupun kemih haya berisi sedikit urine. (Pantikawati, Ika. 2010)



12



11. Sistem musculosletal Selama trimester II mobilitas persendian akan berkurang terutama di daerah siku dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif/ jaringan yang berhubungan di sekitarnya. (Pantikawati, Ika. 2010)



12. Sistem Integument Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron kadar MSHnya pun meningkat (Kusmiati, Yuni. 2009)



13. Sistem endokrin Adanya



peningkatan



estrogen



dan



progesteron



serta



bertambahnya pembentukan FSH dan LH. (Pantikawati, Ika. 2010)



14. Kenaikan berat badan Kenaikan berat badan 0,4 – 0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan. (Pantikawati, Ika. 2010).



F. Perubahan dan Adaptasi Psikologi Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang di luar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido ( Pusdiknakes, 2003: 27).



13



Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti dan mengerti tentang kehamilannya ( Tri Rusmi Widayatun dalam Dewi, 1999: 154).



Perubahan emosi : 1. Bulan ke 4: a) Tampak egosentris dan sering melamun 1) Mulai



menunjukan



tingkah



laku



“mengayomi;



menyiapkan segala sesuatu untuk bayi yang akan lahir dan untuk dirinya dalam mengantisipasi kelahiran. 2) Kelabilan alam perasaan dan emosi , keasikan dan kelabilan



alam



perasaan



menyusahkan



orang-orang



disekitarnya; memerlukan kasih sayang, perhatian, dan pemahaman ekstra 3) Ketidakstabilan mirip dengan sindroma pra menstruasi, termasuk mudah tersinggung, suasana hati yang berubahubah, tidak rasional dan cengeng 4) Perasaan tidak karuan, pikiran kacau, menjadi pelupa, menjatuhkan barang-barang, mengalami kesulitan untuk memudahkan perhatian 2. Bulan ke 5: 1) Menerima realita kehamilan 2) Berkurangnya perubahan suasana hati, tetapi kadangkadang perasaan cepat, marah dan tersinggung masih muncul



14



3. Bulan ke 6: 1) Perubahan suasana hati mulai berkurang 2) Perasaan cemas tentang masa depan



G. Kebutuhan Pada Ibu Trimester II Kebutuhan psikologis pada trimester II 1. Support keluarga dan tenaga kesehatan Ibu hamil sangat memerlukan dukungan dan perhatian dari keluarga dan tenaga kesehatan. Adanya dukungan ini menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman dalam melewati kehamilannya. Psikologi ibu hamil sangatlah unik dan sensitif, oleh karena itu dukungan yang diberikan harus serius dan maksimal. Selain itu, persiapan untuk menjadi orang tua merupakan hal yang sangat penting dilakukan sebelum anggota keluarga baru dilahirkan. Bagi yang sudah memiliki anak, hal yang perlu diperhatikan adalah mempersiapkan anak tertua dalam menghadapi kelahiran adik barunya. Biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil pun sudah berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini ibu sudah merasakan gerak bayinya dan mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang di luar dirinya sendiri. Pada periode ini banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama, merasakan meningkatnya libido. Dukungan yang dapat diberikan keluarga atau suami adalah bersama-sama dengan ibu merencanakan persalinan, ikut mewaspadai



15



adanya komplikasi dan tanda-tanda bahaya, dan bersama-sama merencanakan suatu rencana apabila terjadi komplikasi. Petugas kesehatan dapat memberikan dukungan dengan mengajarkan kepada ibu tentang nutrisi, pertumbuhan bayi, tandatanda bahaya, rencana kelahiran, dan rencana kegawatdaruratan, karena saat ini merupakan waktu dan kesempatan yang paling tepat.



2. Persiapan menjadi orang tua Kelahiran dapat pula disebut sebagai suatu keajaiban karena dalam waktu sembilan bulan terbentuklah suatu makhluk hidup baru dari sebuah sel yang besarnya tidak lebih dari sebutir pasir. Peristiwa ini membuat pasangan suami istri berubah status menjadi orang tua dan



mengalami



berbagai



kejadian



berarti



dalam



hidupnya.



Kegembiraan dan kesedihan akan lebih mempererat hubungan diantara keduanya. Mengandung merupakan waktu yang paling mencemaskan bagi ibu apalagi ketika menunggu saat kelahiran dan ini dapat diperingan dengan mendiskusikan semua kecemasan yang dirasakan dengan pasangan, keluarga dan tenaga kesehatan. Memamg ketika mengetahui bahwa diri hamil akan terasa mengejutkan, namun diperlukan persiapan untuk menjadi orang tua sedini mungkin, diantaranya : 1. Bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan saat melahirkan untuk saling berbagi pengalaman yang unik tentang setiap kejadian yang dialami. 2. Berdiskusi dengan pasangan tentang apa yang akan dilakukan untuk menghadapi status sebagai orang tua, seperti : akomodasi bagi calon bayi, menyiapkan tambahan penghasilan, bagaimana nanti apabila nanti bila tibanya saat ibu harus kembali bekerja, apa saja yang diperlukan untuk merawat bayi, dll. Hubungan ini dapat memperkokoh perasaan diantara pasangan, Bahwa memiliki bayi berarti saling membagi tugas. Yang tidak kalah



16



penting adalah persiapan psikologis dalam menghadapi perubahan status dari hanya hidup berdua dengan pasangan, sekarang ada anggota baru dalam keluarga.



3. Persiapan sibling Jika memutuskan untuk mempunyai bayi lagi, kekuatan dari ikatan batin antara ibu dan anak pertama akan terbukti sangat penting. Anak-anak yang lebih tua, yang telah membentuk semacam independensi dan ikatan batin yang kuat biasanya tidak begitu merasa terancam oleh kedatangan bayi baru daripada anak-anak yang belum mencapai kekuatan ikatan batin yang sama. Anak-anak berusia 3 tahun atau lebih akan cenderung menunggu-nunggu kelahiran seorang bayi baru, sedangkan anak-anak yang lebih muda mungkin merasa cemas menantikan peristiwa kelahiran adiknya. Kenyataannya semua anak merasa teraancam oleh kedatangan seorang bayi baru, meskipun dengan derajat yang berbeda-beda, baik selama kehamilan maupun setelah kelahiran dan perlu diyakini bahwa ibu masih mencintai mereka. Untuk mempersiapkan sang kakak dalam menerima kehadiran adiknya dapat dilakukan dengan cara : a. Ceritakan mengenai calon adik yang disesuaikan dengan usia dan kemampuannya untuk memahami, tapi tidak pada usia kehamilan muda karena anak akan cepat bosan b. Jangan sampai dia mengetahui tentang calon adiknya dari orang lain c. Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya d. Gunakan gambar-gambar mengenai cara perawatan bayi e. Sediakan buku yang menjelaskan dengan mudah tentang kehamilan, persalinan dan perawatan bayi f. Menunjukkan



foto



anak



semasa



bayi,



sehingga



membantunya membayangkan kecilnya tubuh adiknya.



17



dapat



g. Mengajaknya menengok teman yang sedang memiliki bayi, sehingga anak dapat menyentuhnya dan melihat bagaimana bayi disusui, diganti pakaiannya dan dimandikan. Baik anak laki-laki atau



perempuan



dapat



menggunakan



boneka



untuk



memperagakannya di rumah. h. Biarkan sang kakak membantu menyiapkan kamar dan pakaian calon adiknya i. Bila akan menggunakan kamar sang kakak, siapkan beberapa bulan sebelumnya agar tidak merasa tersisihkan j. Yakinkan bahwa ibu tetap mencintainya setelah adiknya lahir k. Apabila



bayi



kembar



atau



cacat



maka



persiapkan



sedini mungkin sang kakak untuk lebih mandiri l. Bila anak sudah cukup besar ajarkan cara memakai dan melepas baju sendiri, makan ataupun membantu untuk membawakan sesuatu agar anak mandiri ketika bersalin m. Memperkenalkan pengasuh n. Beri kesempatan suami untuk turut mengurusinya agar anak sadar bahwa bukan hanya ibu yang dapat menyiapkan makanannya atau menemani tidurnya tetapi ayah juga bisa o. Perlihatkan cinta pada anak tertua p. Apabila sang kakak mengatakan ketidaksukaan pada sang adik, maka jangan panic q. Tidak boleh memberikan kesan bahwa ada hal yang mungkin anak rasakan tapi tidak dapat dibicarakan r. Tetapkan jadwal mandi dan waktu tidur bersama-sama dengan anak beberapa bulan sebelum tiba saat melahirkan sehingga anak terbiasa dengan rutinitas yang terjadi setelah melahirkan s. Jika punya kesempatan mulailah menempatkan anak dalam kelompok bermain sebelum bayi lahir



18



H. Pendidikan Prenatal pada Kehamilan Trimester Kedua Salah satu peran perawat maternitas adalah memberikan pendidikan pada calon ibu mengenai semua yang terjadi pada masa kehamilannya, termasuk tindakan apa saja yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan selama kehamilannya tersebut. Berikut akan diuraikan mengenai pendidikan prenatal pada kehamilan trimester kedua yang perlu diinformasikan pada ibu hamil : 1. Minggu 12- 24 Wanita biasanya telah mengerti isu tentang kehamilan dan menjadi lebih menyadari janin sebagai manusia. Hal – hal yang perlu diinformasikan antara lain mengenai : a. Pertumbuhan janin 1) Gerakan 2) DJJ b. Kebersihan personal 1) Pakaian yang memberikan rasa nyaman 2) Perawatan payudara dan kutang yang menyangga 3) Rekreasi, perjalanan 4) Keluaran vagina c. Rencana pekerjaan atau sekolah d. Metode memberi makan bayi: Asi atau susu botol e. Berikan bahan bacaan pada metode yang dipilih f. Penghindaran atau mengurangi 1) Sakit pinggang 2) Konstipasi 3) Hemoroid 4) Bengkak pada tungkai, varicose, edema, kram 5) Nyeri ligamentum teres g. Petunjuk nutrisi h. Penambahan berat badan



19



i. Diet seimbang j. Kebutuhan khusus nutrisi



I. Komplikasi pada Trimester ke II a. Hiperemesis Gravidium Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala mual dan muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun, ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan. Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga rentan mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah. b. Gingivitis Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar hormon progesteron yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi menjadi lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih sensitif, perdarahan juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut mendapat suplai darah yang lebih banyak. c. Diabetes Gestasional Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu sering lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.



20



d. Tekanan Darah Tinggi Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada janin. Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-larut.



21



J. WOC



Perubahan pada ibu hamil



FISIOLOGIS



Peningkatan kebutuhan metabolisme



Sist. Gastrointestinal



Sist. Respirasi Desakan uterus



Peningkatan estrogen Kebutuhan nutrisi ke janin berkurang



ke diafragma Penurunan produksi HCI



Rongga dada sempit



Resiko cedera pada janin



Penurunan BB



Komplien paru terbatas Ventilasi



22



Pernapasan



Napas pendek & dangkal Kurang tentang perawatan Pada masa kehamilan



Pola nafas tidak efektif



Kurang informasi PSIKOLOGIS Kurang



Integument



pengetahuan



Estrogen meningkat Terbentuk striae gravidarum Gangguan citra tubuh



23



2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN



1. PENGKAJIAN Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien Jam



:



No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain dalam suatu ruangan.



a. Identitas Pasien 1) Biodata a. Nama Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41) b. Umur Ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan kurang dari 35 tahun. c. Agama Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya



agama



pasien,



akan



memudahkan



bidan



melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 2002:14) d. Suku Untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan carapendekatan serta pemberian asuhan. e. Pendidikan Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan. f. Pekerjaan



24



Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien / tidak. g. Penghasilan Untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan klien. h. Alamat Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan



cukup



aman



bagi



kesehatannya



serta



mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.



b. Alasan Datang Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.



c. Keluhan Utama Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.



d. Riwayat Kesehatan yang Lalu Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun



tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah



dirawat di rumah sakit atau tidak.



25



e. Riwayat Kesehatan Sekarang Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.



f. Riwayat Kesehatan Keluarga Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama: a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis. b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma. c) Riwayat



kehamilan



kembar.



Faktor



yang



meningkatkan



kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.(Manuaba, 2000:265)



g. Riwayat Menstruasi Ditanyakan mengenai



:



a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar 12-16 tahun. b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari. c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap. d) Keluhan yang dirasakan. e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.



26



h. Riwayat Perkawinan Ditanyakan tentang : Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan. b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR.



i. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya.



j. Riwayat Kehamilan Sekarang a) Berapa kali periksa dan dimana Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu. b) Gerakan janin Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu. c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan. d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT boster).



27



Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walupun diberikan pada kehamilan muda. e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan. f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang biasa, dan dapat mendeteksi adanya komplikasi.



k. Riwayat KB Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan / tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.



l. Pola Kebiasaan Sehari-Hari (bio-psiko-social-spiritual) 1. Nutrisi Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan yang berlebihan. 2. Eliminasi Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar secara fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin terhadap usus besar dan rektum.



28



3. Istirahat Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168). Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani



dan



rohani



untuk



kepentingan



pertumbuhan



dan



perkembangan janin (Manuaba, 2000:140). 4. Aktivitas Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor



boleh



diteruskan.



Pekerjaan



yang



sifatnya



dapat



mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya (Christina, 2000:163). 5. Personal Higiene (1) Rambut harus sering dicuci. (2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah caries. (3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya bisa menyebabkan infeksi. (4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke belakang. (5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa tersembunyi kuman penyakit. (6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan,



29



karena pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman. (7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih, kalau dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan celana dalam. (Christina, 2000:159-160) m. Riwayat Psikososial dan Budaya Untuk



mengetahui



keadaan



psikologis



ibu



terhadap



kehamilannya serta bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang



kehamialn.



Budaya



ditanyakan



untuk



mengetahui



kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu. n. Pola Spiritual Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.



o. Pemeriksaan Fisik 1) Pemeriksaan Umum - Keadaan umum



: Baik/cukup/lemah.



- Kesadaran



: Compos mentis/apatis/samnolen.



- Tinggi badan Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit - Berat badan sebelum hamil Mengetahui perubahan berat badan sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau penurunan berat badan. - Berat badan sekarang Selama kehamilan trimster II dan III pertambahan berat badan sekitar 0,5 kg perminggu. Hingga akhir kehamilan pertambahan



BB



yang



normal



sekitar



9-13,5



kg



(Pusdiknakes, 1993 : 67). Berat badan selama hamil harus



30



meningkat. Pertambahan berat badan selama hamil rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila kenaikan berat badan terdapat kenaikan berlebihan, perlu dipikirkan resiko (bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, anak besar) (Depkes RI, 1994 : 10). - Lingkar lengan atas



:



Lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi lbu kurang atau buruk. Sehingga dia beresiko untuk melahirkan BBLR. Bila hal ini ditemukan sejak awal kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar lebih memperhatikan



kesehatannya,



jumlah



dan



kualitas



makanannya (Depkes RI ,1994 : 10). - Gejala cardinal 1. Suhu Normal 35,5- 37,5 C jika lebih dari 37,5 C dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan(Depkes RI, 1994 : 11). 2. Nadi Nadi yang normal adalah sekitar 80x/menit. Bila nadi lebih dari 120x/menit, maka hal ini menunjukkan adanya kelainan (Depkes RI, 1994 : 11). 3. Tekanan darah Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmhg. Adanya kenaikan sistole > 30 mmhg dan diastolik 15 mmhg, perlu diwaspadai adanya pre eklampsi (Depkes RI, 1994 : 11). Batas tekanan darah yang memerlukan kewaspadaan 130/90 mmhg (Winkjosastro, 2007 : 160). Desakan darah yang normal rata-rata pada wanita hamil yang berumur 20 tahun 120/76 mmhg, antara 20-30 tahun 110/70 mmhg. Bila dalam pemeriksaan terdapat desakan darah 130/80



31



mmhg



ke



atas



maka



penderita



harus



mendapat



pengawasan (Ibrahim, 1993 : 94). 4. Respirasi Sesak nafas ditandai oleh frekuensi pernapasan yang meningkat dan kesulitan bernafas serta rasa lelah, bila hal ini timbul setelah melakukan kerja fisik(Berjalan, tugas sehari-hari) maka kemungkinan terdapat penyakit jantung (Depkes RI, 1994 : 11).



2) Pemeriksaan fisik a. Kepala dan leher 1) Kepala



: bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi



2) Rambut



: warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan distribusi merata



3) Wajah



: Pada muka didapatkan hiperpigmentasi yang



disebut



disebabkan (Melanophone



closma



karena



gravidarum,



hormon



Stimulating



MSH



Hormone)



yang meningkat/tidak, muka pucat/tidak dan kelihatan sembab/tidak (Sastrawinata, 1983 : 159). 4) Mata



: konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus



5) Mulut dan gigi



: bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.



6) Leher



: tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid



32



b. Payudara Primigravida mammae tampak tegak dan tegang. Adakah hiperpegmentasi pada areola mammae dan papila, adakah tonjolan/tidak.



Apakah



colostrum



sudah



keluar/belum



(Sastrawinata,1983 : 160) Payudara membesar dan tegang akibat hormon somatotropin, estrogen dan progesteron. Estrogen mengakibatkan hipertropi sistem saluran. Progesteron mengakibatkan menambah sel-sel asinus pada mammae. Somatotropin mengakibatkan mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahn dalam selsel



sehingga



terjadi



pembuatan



casein,



lactalbumin



dan



lactoglobulin. Dibawah pengaruh progesteron dan somatotropin terbentuk lemak disekitar kelompok alveolus sehingga mammae membesar, papila mammae membesar, lebih tegak dan lebih hitam (termasuk areola mammae) karena hiperpigmentasi. Hamil 12 minggu ke atas keluar kolostrum yang berasal dari kelenjarkelenjar asinus yang mulai bersekresi (Winkjosastro, 2007 : 95).



1)



Inspeksi



: bentuk melingkar, simetris, hiperpigmentasi



pada



areola,



puting



susu



menonjol, tidak ada retraksi atau dimpling 2) Palpasi



: tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).



c. Abdomen Perut membesar selama kehamilan karena pengaruh estrogen dan progesteron yang meningkat menyebabkan hipertrofi otot polos uterus, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehimgga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2007 : 89).



33



Linea Alba menjadi lebih hitam(= linea grisea). Terjadi pengaruh hormon kortikosteroid placenta yang merangsang MSH sehingga terjadi peningkatan. Sering dijumpai kulit perut seolaholah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebirubiruan disebut striae lividae. Setelah partus striae lividae berubah warnanya menjadi putih disebut striae albican (Winkjosastro, 2007 : 97-98). 1)



Inspeksi



: tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea nigradan pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan.



2) Palpasi Leopold I



:



1. Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha 2. Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien 3. Rahim dibawah ke tengah 4. Tinggi fundus uteri ditentukan 5. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri. Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong. Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis



Leopold II



:



1. Kedua tangan pindah ke samping 2. Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan 3. Tentukan letak punggung anak



34



4. Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil). Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus Leopold III



:



1. Dipergunakan satu tangan saja 2. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya 3. Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul) Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut. Leopold IV



:



1. Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita. 2. Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah. 3. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul. Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan a. Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas panggul) b. Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas



35



panggul). Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah danberapa masuknya bagian yang bawah ke dalam ronggapanggul.



d. Genetalia Apakah vulva kelihatan membengkak, kebiruan, ada varises, tidak keluar darah pervaginam, divulva tidak ada condiloma dan vulva bersih (Ibrahim, 1983 : 119). Adanya hipervascularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah agak kebiruan (lividae) yang disebut tanda chadwick. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi servik menjadi lunak. Kelenjar-kelenjar di servik akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan ekskresi lebih banyak. Pada wanita hamil sering mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini dalam batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologis (Winkjosastro, 2007 : 94-95).



3) Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)



4) Pemeriksaan Khusus Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari



osteum uteri eksternum atau dari



kelaianan cervik dan vagina. Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai. USG



: Untuk menentukan letak placenta.



36



5) Pemeriksaan Laboratorium 



Hb Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien



lemahserta



pucat,



kemungkinan



pasien



mengalami anemia. 



Urin Dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan



2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan pembuluh darah abdomen yang mengalirkan O2 b. Resiko cedera janin berhubungan dengan malnutrisi (pola makan yang tidak sehat) c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh dan hiperpigmentasi pada kehamilan d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya informasi tentang kehamilan.



3. INTERVENSI KEPERAWATAN a. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah abdomen yang mengalirkan O2 Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan pola nafas kembali normal. Kriteria Hasil : 1) Irama dan frekuensi nafas dalam batas normal 2) Klien mengatakan sesak nafas berkurang 3) Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan



37



Intervensi : Observasi 1. Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan tenaga, kelelahan). Rasional : Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi pada kira-kira 60% klien pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus. 2. Kaji riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya



(misalnya



alergi,



einitis,



asma,



masalah



sinus,tuberkulosis). Rasional : Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin. 3. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya masukan vitamin atau fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit). Rasional : Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 – 32 mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen. (Catatan : zat besi dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel sabit). Nursing Treatment 4. Posisikan ibu dengan posisi senyaman mungkin Rasional : Menghindari masalah pola nafas akibat posisi yang salah / kurang tepat



38



Edukasi 5. Beri informasi pada ibu tentang kesulitan pernafasan dan program latihan yang realistis Rasional : Menurunkan kemungkinan gejala pernafasan yang tidak stabil / tidak efektif dan agar



ibu dapat mengatasi apabila



terjadi sesak tiba-tiba 6. Berikan lingkungan yang nyaman, aman, tenang, bebas dari asap rokok atau bau yang menyengat Rasional : Menghindari sesak akibat rangsangan zat kimia yang berbau menyengat 7. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk Rasional : Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru. Kolaborasi 8. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian oksigen bila diperlukan Rasional : Tindakan efektif dan efisien dalam menangani sesak nafas



b. Resiko cedera janin berhubungan dengan malnutrisi (pola makan yang tidak sehat) Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan bayi tidak mengalami cedera. Kriteria hasil : 1. Pasien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin.



Intervensi Observasi 1. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu



39



Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester kedua.



Nursing Treatment 2. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke uterus. Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin. 3. Catat masukan protein Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otak janin



Edukasi 4. Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui mengalami infeksi Rubella. Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada perkembangan janin, khususnya pada trisemester II 5. Anjurkan penghentian penggunaan tembakau Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta.



Kolaborasi : -



c. Gangguan citra tubuh berbuhungan dengan perubahan fungsi tubuh, hiperpigmentasi pada kehamilan Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan masalah gangguan citra tubuh teratasi. Kriteria hasil diharapkan klien dapat : 



Mengungkapkan pemahaman/penerimaan perubahan tubuh







Mengungkapkan penerimaan terhadap diri sendiri dalam situasi kehamilan







Mendemonstrasikan citra diri positif dengan mempertahankan kepuasan terhadap penampilan secara menyeluruh.



40



Intervensi : Observasi 1. Tentukan sikap terhadap kehamilan, perubahan citra tubuh, dan situasi pekerjaan, dan bagaimana hal ini dipandang oleh orang terdekat. Rasional : Perasaan klien terhadap kehamilan mempengaruhi kemampuannya untuk mengembangkan perasaan positif terhadap perubahan



bentuk



tubuhnya,



sebagaimana



kemampuannya



beradaptasi positif terhadap peran menjadi ortu. 2. Identifikasi hal mendasar dari harga diri klien sehubungan dengan perubahan karena hamil dan tanggung jawab yang berhubungan dengan peran baru tersebut. Rasional : Perubahan citra tubuh terjadi secara normal karena perubahan bentuk tubuh. Hal ini dapat menimbulkan krisis situasi yang berdampak negativ terhadap kehamilan maupun kemampuan ortu pada klien dengan harga diri buruk dan integritas egonya lemah.



Nursing Treatment 3. Tinjau ulang perubahan fisiologis selama kehamilan : yakinkan klien bahwa perasaan yang campur aduk adalah normal. Sediakan suasana untuk pasangan mendiskusikan perasaan. Rasional : Membantu menurunkan stres berhubungan dengan kehamilan. Mengungkapkan perasaan lain dari biasanya, sikap, dan pengalaman masa lalu. Edukasi 4. Kaji sistem pendukung seprti bibi, nenek, cultural healer, dan sebagainya.



41



Rasional : Dukungan yang adekuat dapat membantu klien mengatasi perubahan bentuk tubuhnya secara positif dan mempertahankan harga diri positif. 5. Rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi. Rasional : Klien mungkin memerlukan intervensi intensif yang lebih untuk memudahkan peneriman diri/kehamilan.



Kolaborasi : -



d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya informasi tentang kehamilan. Tujuan : menambah wawasan tentang perawatan kehamilan Kriteria Hasil : 1) Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan 2) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan 3) Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan Intervensi Observasi 1. Kaji tingkat pendidikan ibu Rasional : Mengetahui tingkat pendidikan ibu dapat memudahkan memberikan penjelsan tentang perawatan kehamilan Nursing Treatment 2. Lakukan



diskusi



tentang



penyakit-penyakit



yang



dapat



mempengaruhi kehamilan, resiko komplikasi kehamilan, dan halhal yang dapat membahayakan janin. Rasional : Membantu ibu mengetahui tentang hal – hal yang beresiko selama kehamilan



42



Edukasi 3. Berikan penjelasan tentang perubahan-perubahan biologis dan psikologis normal pada ibu hamil Rasional : mencegah tingkat kekhawatiran pada ibu selama kehamilan 4. jelaskan rencana perawatan dan pengobatan. Rasional : Membantu ibu mengetahui hal – hal yang perlu dilakukan saat kehamilan dan proses pengobatan jika terjadi sakit pada ibu Kolaborasi 5.



Kolaborasi dengan memberikan imunisasi TT 0,5 ml IM Rasional : melindungi bayi pada saat lahir dari tempat yang tidak bersih dan mencegah bakteri menyerang bayi baru lahir



43



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan A. Kehamilan adalah pertemuan sperma dan ovum yang dimulai dari ovulasi, konsepsi, nidasi dan implantasi sampai dengan janin hidup diluar (Saifudin, Abdul Bari, 2008). B. Tanda kehamilan yang terjadi dalam trimester kedua di bagi menjadi tiga yaitu : tanda subyektif, tanda obyektif (probabilitas), bukti positif (absolut). C. Etiologi : ovum, spermatozoa, konsepsi, nidasi, plasentasi. D. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Kedua : penampakan eksternal, pengukuran mahkota ke pantat (cm), perkiraan berat badan (gr), sistem musculoskeletal, sistem sirkulasi, sistem gastrointestinal, sistem pernafasan, sistem renalis, sistem persarafan, organ-organ pengindera, sistem genitalia.



3.2 Saran Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.



44



DAFTAR PUSTAKA Kusmiati, yuni. Dkk.2009. Perawatan ibu hamil (asuhan Ibu Hamil).Jakarta: Fitramaya Manjoer,Arif dkk. 2003. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : media Aeusculapious Manuaba, Ida Bagus Gede. 2009. Memahami kesehatan reproduksi Wanita. Jakarta :EGC Pantikawati, Ika .S.SiT dan Saryono, S.Kp. M. Kes. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayayasan Bina Pustaka Syaifudin,



Abdul



Bari,



dkk.2008.



Pelayanan



Kesehatan



Maternal



dan



Neonatal.Jakarta: JNPKKR – POGI Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI. Wiknjosastro, Prof. Dr. Dr. Gulardi Hanifa, SpOG dkk. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo



45