LP Dextrocardia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN “DEXTROCARDIA” DI RUANG 7A RSUD. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG



Disusun oleh: NUR LAILIYA ( 2016.010.22 )



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2019



LAPORAN PENDAHULUAN DEXTROCARDIA



1. DEFINISI Dekstrokardia merupakan anomali posisi jantung, yaitu jantung berada di hemithoraks kanan dengan basis-apeks jantung mengarah ke kanan dan kaudal. Malposisi ini disebabkan oleh jantung itu sendiri dan bukan karena kelainan ekstrakardiak. Kelainan dekstrokardia harus dibedakan dengan dekstroposisi. Dextrocardia tergolong kelainan congenital atau bawaan. Penyebabnya, alami dari dalam organ vital tubuh atau faktor dari luar jantung. Misalnya, desakan tumor ke rongga dada yang membuat letak jantung akhirnya miring ke kanan. Dextrocardia merupakan salah satu cacat jantung yang biasanya juga melibatkan daerah hati dan perut – yang berarti organ hati juga bisa berada di sebelah kiri, bukan di sebelah kanan. Dextrocardia merupakan salah satu jenis penyakit jantung bawaan yang langka dan hanya kurang dari 1 persen dari populasi manusia di dunia terlahir dengan kondisi ini. Analisis dekstrokardia memerlukan pendekatan secara sistematik. Pendekatan yang mudah dapat dilakukan menurut Van Praagh. Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi situs dimulai dari atrium ke ventrikel kemudian ke arteri besar. Analisis meliputi situs viseroatrial, hubungan atrioventri-kular, morfologi ventrikel, situs ventrikel, posisi ruang jantung, hubungan antara ventrikel dengan pembuluh darah besar serta ada tidaknya defek septum dan stenosis pulmonal. Analisa dekstrokardia juga memerlukan analisis putaran jantung sewaktu masa pembentukan jantung.



2. KLASIFIKASI a. Dextrocardia tipe I. Penderita dextrocardia tipe ini biasanya bisa hidup dengan normal karena meskipun posisi jantung ada di kanan namun tidak disertai dengan perubahan bilik ataupun serambi. Namun sering kali tipe yang satu ini biasanya disertai dengan gangguan pernafasan dan bisa menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan.



b. Dextrocardia tipe II. Kondisi dextrocardia berikutnya adalah di mana letak serambi dan bilik jantung terbalik – yang berarti posisi antara kiri dan kanan jantung ini terbalik dan biasa kita kenal dengan situs inversus totalis. Pada tipe ini, bukan hanya posisi jantung yang terbalik namun juga hati, limpa, dan paru-paru. c. Dextrocardia tipe III. Pada tipe yang satu ini, kondisi penderita adalah dengan tidak semua letak bilik atau serambi terbalik yang berarti hanya bilik yang terbalik namun serambinya tidak. Kondisi ini akan menyebabkan tubuh bayi menjadi membiru karena darah dari serambi kanan akan masuk ke bilik kiri dan menyebabkan kurang oksigen pada penderita dextrocardia. d. Dextrocardia tipe IV. Tipe dextrocardia yang terakhir ini sering kali kita kenal dengan levocardia dan jenis yang satu ini sangat berbeda dengan situs inverus. Pada penderita levocardia, semua organ berada di sebelah kanan alias berkebalikan dengan kondisi seharusnya. Penyakit ini biasa terdeteksi melalui berbagai prosedur kesehatan, lebih tepatnya dengan proses scanning dan memastikan apakah organ vital kita tetap dapat berfungsi dengan normal. Namun kebanyakan penderita levocardia ini akan membutuhkan perawatan seumur hidup untuk meminimalisir terjadinya gangguan pernafasan ataupun berbagai gangguan kesehatan lainnya. e. Dextrocardia tipe V. Pada tipe dextrocardia yang terakhir ini kondisi penderita adalah psosisi jantung yang berada di kanan dada dengan posisi serambi dan bilik yang saling terbalik. Kondisi ini menyebabkan kulit bayi akan membiru dan sering kali diketahui dengan kondisi bayi yang sulit bernafas. Kondisi bayi dengan tipe ini memerlukan penanganan yang tepat dan segera agar kondisinya tidak memburuk. 3. ETIOLOGI Kondisi dextrocardia ini juga bisa disebabkan oleh adanya desakan tumor sehingga posisi jantung bergeser ke kanan. Bukan hanya tumor, pergeseran posisi jantung di dada sebelah kanan bisa juga disebabkan oleh kelainan pada paru-paru yang bergeser hingga rongga kanan. a.



Penyebabnya sendiri tidak diketahui pasti, namun pada dasarnya yang terjadi adalah kondisi jantung penderita dextrocardia adalah cerminan atau kebalikan dari jantung orang normal.



b.



Terjadinya cacat pada beberapa organ tubuh lainnya seperti terjadinya cacat pada paru-paru, perut, maupun dada. Kecacatan pada suatu organ tubuh ini menyebabkan posisi jantung seseorang menjadi geser atau bahkan pindah berkebalikan dari posisi seharusnya.



c.



Proses perputaran janin yang tidak wajar pada masa-masa awal kehamilan dan kelainan ini cenderung disebabkan oleh mutasi genetik dari parasit, bakteri, atau bahkan virus



4. PATOFISIOLOGI Jantung mungkin terletak ke dalam dada kanan karena hipoplasi paru-paru kanan atau berdasarkan atas anomali yang terkait seperti hernia diagfragmatika. Malposisi jantung juga terjadi pada defek atau deformitas dinding dada anterior, yaitu sindrom Cantrell, ektopia torasik kardia total, atau kembar siam. Pada semua kasus tersebut malposisi jantung.adalah akibat malformasi non kardia. Malposisi jantung primer (dekstrokardia) menggambarkan gangguan arah putaran jantung atau lateralisasi visera toraks. Kelainan setiap susunan segmen jantung dan kombinasi dari setiap defek jantung dapat ditemukan pada penderita malposisi jantung.



5. MANIFESTASI KLINIKS a. Kulit anak yang menjadi kebiruan. Kondisi ini dikenal juga dengan kondisi bayi biru, di mana bayi tidak memiliki cukup oksigen pada tubuhnya dan bisa menjadi sebuah alasan kenapa arteri pada tubuh perlu dipindahkan; b. Kesulitan untuk bernafas karena posisi organ yang tidak pada seharusnya. Keadaan sulit bernafas ini karena bayi kekurangan oksigen dan hal ini biasanya menjadi fokus utama sebelum diberikannya penanganan yang tepat c. Warna kulit yang menjadi pucat pasi Gejala ini merupakan salah satu gejala yang paling mudah dikenali dan paling sering muncul sebagai gejala awal penyakit jantung. Gejala ini muncul karena tubuh tidak mendapat cukup pasokan darah. Bukan hanya warna kulit yang menjadi pucat, hal ini juga biasanya disertai dengan warna kuku yang biru dan bagian dalam kuku yang terlihat sangat pucat pula; d. Lebih cepat mengalami kelelahan meskipun tidak beraktivitas berat. Seperti layaknya penderita penyakit jantung lainnya, penderita dextrocardia juga akan



cepat mengalami kelelahan meskipun tidak beraktivitas yang terlalu berat ataupun tidak beraktivitas terlalu banyak seperti orang lain pada umumnya; e. Mengalami infeksi paru-paru. Infeksi paru-paru merupakan kondisi di mana terjadinya peradangan pada paru-paru dan biasanya hal ini disebabkan oleh adanya serangan mikroorganisme pada tubuh kita, seperti adanya bakteri, parasit, jamur, ataupun virus. Jenis infeksi pada paru-paru pun bermacam-macam, seperti paru-paru basah (pneumonia), TBC, bronkitis, dan lain-lain; f. Mengalami permasalahan pada pertumbuhan dan kenaikan berat badan. 6. KOMPLIKASI Kemungkinan besar komplikasi yang terjadi pada penderita dextrocardia adalah : a.



Kelenjar limpa yang tidak sempurna sehingga terjadi penurunan imunitas dan lebih rentan mengalami infeksi khususnya pada usia bayi



b. Gangguan pencernaan akibat sistem sekresi empedu yang abnormal serta



struktur dan posisi usus yang tidak sesuai dengan saluran pencernaan c. Gangguan fungsi pembuluh darah d. Infeksi paru akibat silia atau rambut di bagian dalam paru tidak dapat



menyaring udara dan kuman yang masuk ke saluran pernapasan e. Gangguan fungsi paru yang menyebabkan kesulitan bernapas dan



menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan f.



Gangguan fungsi hati yang ditandai dengan gejala jaundice, kondisi perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning.



7. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. CT-Scan CT-Scan merupakan salah satu prosedur kesehatan yang tidak asing lagi di telinga masyarakat dan prosedur ini juga biasa digunakan untuk para penderita jantung. Prosedur ini digunakan untuk mendeteksi kalsium yang menumpuk pada arteri jantung dan apabila semakin banyak penumpukan kalsiumnya berarti risiko orang terkena aterosklerosis juga semakin tinggi. Menggunakan prosedur yang satu



ini akan membantu kita memberikan gambaran dari jantung dan arteri jantung dengan jelas. b. EKG EKG adalah elektrokardiogram dan merupakan tes yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung dan mengidentifikasi apakah ada masalah atau tidak pada peredaran aliran darah. EKG sendiri menggambarkan ukuran dan bentuk hati dengan jelas sehingga kita tahu betul adakah gangguan pada jantung atau tidak. Prosedur kesehatan yang satu ini biasa dilakukan ketika pasien mengalami kesulitan bernafas, nyeri di dada, irama detak jantung yang tidak teratur, pasien yang hendak melakukan operasi jantung, dan lain-lain. c. MRI Prosedur yang satu ini biasa kita kenal dengan magnetic resonance imaging, di mana kita akan memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk melihat dengan jelas struktur dan organ dalam tubuh. Prosedur ini biasa dilakukan untuk memeriksa dan melihat gambar organ, jaringan, serta sistem rangka dengan solusi tinggi yang akan menjadi penentu penanganan yang tepat dan mengevaluasi juga apakah terapi yang dilakukan untuk tubuh ini sudah efektif. d. Sinar X Sinar X merupakan salah satu prosedur yng sering digunakan para tenaga medis untuk melihat adakah kelainan pada organ dalam tubuh dan kondisi jantung biasanya membesar dan hal ini memicu timbulnya serangan jantung. Saat dilakukan prosedur ini, pasien akan diminta untuk melepaskan semua perhiasan sehingga prosedur ini dapat berjalan dengan lancar.



KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN



A. PENGKAJIAN Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya untuk pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan data, identitas dan evaluasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2001). 1. Identitas klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan gaya hidup. 2. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama . Keletihan, nampak lemah, sering mengalami infeksi saluran pernafasan, sianosis a. Riwayat Kehamilan Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agen penyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken fox. Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus dengan ketergantungan pada insulin. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga gizi ibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok. b. Riwayat Persalinan Proses kelahiran atau secara alami atau adanya factor-faktor yang memperlama proses persalinan, pengunaan alat seperti vakum untuk membantu kelahiran atau ibu harus dilakukan SC. c. Riwayat Kesehatan Keluarga Riwayat keturunan dengan memperhatikan adanya anggota keluarga lain yang juga mengalami kelainan jantung, untuk mengkaji adanya factor genetic yang menunjang. 1. Pemeriksaan Fisik Meliputi : inspeksi, palpasi, perkusi & auskultasi Dari hasil pemeriksaan fisik pada penyakit jantung congenital (CHD) adalah: Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang, anak terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik, -



Diameter dada bertambah, sering terlihat penonjolan dada kiri



-



Tanda yang menonjol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, selaintrakostal dan region epigastrium.



-



Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik



-



Anak sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas



-



Neonatus menunjukkan tanda-tanda respiratory distress seperti mendengkur, dan retraksi.



-



Pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum



-



Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan daripada kaki. Denyut nadi pada lengan atas terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan femoral.



2. Diagnosa Keperawatan a. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan malformasi jantung b. Gangguan Pertukaran Pertukaran Gas berhubungan dengan kongestif pulmonal c. Intoleransi



Aktivitas



berhubungan



dengan



ketidakseimbangan



antara



pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel d. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel e. Resiko Infeksi berhubungan dengan menurunnya status kesehatan



3. Intervensi Keperawatan a. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung NOC: Cardiac Pump Effectiveness Circulation Status Vital Sign Status Tissue Perfussion : Perifer Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam , maka penurunan curah jantung dapat diatasi dengan kriteria hasil sebagai berikut : -



Tanda-tanda Vital dalam batas normal



-



Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan



-



Tidak ada penurunan kesadaran



-



AGD dalam batas normal



NIC



1) Monitor status pernafasan klien Rasional : Memantau status pulmonal klien secara teratur 2) Monitor TD, nadi, RR, suhu Rasional : Memantau tanda-tanda vital klien secara teratur 3) Monitor adanya dyspneu, takipneu, dan fatique Rasional : Memantau aktivitas respirasi dan kardiovaskuler klien 4) Atur periode istirahat dan aktivitas untuk menghindari kelelahan yang berarti Rasional : Klien tidak dapat beraktivitas seperti orang normal, karena adanya kelainan jantung 5) Kelola pemberian obat anti aritmia,inotropik, nitrogliserin dan vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas jantung Rasional : Obat-obat tersebut dapat mempertahankan kontraktilitas jantung dan mencegah gagal jantung



b. Gangguan Pertukaran Gas b.d kongestif pulmonal NOC: Respiratory Status ; Gas Excahange Respiratory Status : Ventilation Vital Sign Status Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam, maka gangguan pertukaran gas dapat diatasi dengan kriteria hasil sebagai berikut : -



Pola napas klien efektif



-



AGD dalam batas normal



-



Sa02 dalam batas normal



-



Tidak ada sianosis



NIC 1) Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis Rasional : pucat menunjukan adanya penurunan perfusi sekunder terhadap ketidakadekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemi. 2) Observasi penyimpangan dada, selidiki penurunan ekspansi paru atau ketidaksimetrisan gerakan dada Rasional : udara atau cairan pada area pleural mencegah akspansi lengkap (biasanya satu sisi) dan memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi 3) Minimalkan menangis atau aktifitas pada anak



Rasional : menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan meningkat 4) Monitor TTV, AGD, dan Status Mental Rasional : Memantau status kesehatan fisik dan menntal klien 5) Kolaborasi pemberian O2 untuk menstabilkan saturasi O2 klien Rasional : Pada anak dengan kelainan jantung, kebutuhan 02 nya harus paten c. Intoleransi



Aktivitas



berhubungan



dengan



ketidakseimbangan



antara



pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel NOC: Toleransi Aktivitas Konservasi Energi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam,maka intoleransi aktivitas dapat diatasi dengan kriteria hasil sebagai berikut : -



Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR



-



Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri



-



Keseimbangan aktivitas dan istirahat



NIC 1) Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat Rasional : mempertahankan toleransi klien terhadap aktivitas 2) Ijinkan anak untuk sering beristirahat, dan hindarkan gangguan pada saat tidur Rasional : Istirahat yang cukup dapat meringankan kerja jantung 3) Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan Rasional : Mencegah kelelahan yang berarti pada anak 4) Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak. Rasional : Membantu anak dalam menentukan aktivitas sesuai dengan kondisinya 5) Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin Rasional : Meringankan kerja jantung, menyesuaikan lingkungan