LP HDR Situasional PDF [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Hasra
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bagian Keperawatan Jiwa Program Pendidikan Profesi Ners



LAPORAN PENDAHULUAN HDR SITUASIONAL



OLEH HASRAWATI 19.04.010 CI LAHAN



(



CI INSTITUSI



)



(



YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR PROGRAM STUDI NERS T.A 2019/2020



)



LAPORAN PENDAHULUAN HDR SITUASIONAL A.



MASALAH UTAMA Harga Diri Rendah Situasional



B.



PROSES TERJADINYA MASALAH 1.



Pengertian a.



Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami/beresiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri (Carpemito, 2007).



b.



Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri (Stuart dan Sundeen, 2007).



c.



Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai keinginan (Dalami dkk, 2009).



d.



Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/ evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif dan bila tidak dapat diatasi dapat menyebabkan harga diri rendah kronis (Suliswati, 2005).



e.



Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma yang terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi, misalnya korban pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk, 2009).



2.



Rentang Respon Konsep Diri Adapun rentang respon gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah transisi antara respons konsep diri adaptif dan maladaptif. Penjabarannya adalah sebagai berikut. a.



Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman yang sukses.



b.



Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan dirinya.



c.



Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami atau berisiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri.



d.



Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspekaspek identitas masa anak-anak kedalam kematangan kepribadian oada remaja yang harmonis.



e.



Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan merasa asing dengan diri sendiri, yang berhubungan dengan kecemasan, kesulitan membedakan diri sendiri dari orang lain dan tubuhnya sendiri tidak nyata dan asing baginya.



3.



Faktor Penyebab a.



Faktor predisposisi 1)



Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang memiliki tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.



2)



Faktor yang memengaruhi performa peran adalah steriotif peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Nilai-nilai budaya yang tidak dapat diikuti oleh individu.



3)



Faktor



yang



memengaruhi



identitas



pribadi,



meliputi



ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial. b.



Stresor pencetus Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan elsternal, yaitu sebagai berikut: 1)



Trauma



seperti



penganiayaan



seksual



dan



psikologis



atau



menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan. 2)



Ketergantungan peran, berhubungand engan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya seperti frustasi. Ada tiga jenis transisi peran: a)



Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma



budaya,



menyesuaikan diri.



nilai-nilai,



serta



tekanan



untuk



b)



Transisi



peran



berkurangnya



situasi anggota



terjadi



dengan



keluarga



melalui



bertambah



atau



kelahiran



atau



kematian. c)



Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh: kehilangan bagian tubuh: perubahan ukuran, bentuk, penampilan



atau



fungsi



tubuh;



perubahan



fisik



yang



berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis, dan keperawatan. 4.



Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari harga diri rendah pada seseorang berbeda-beda dan bervariasi antara individu satu dengan lainnya, tetapi biasanya dimanifestasikan sebagai berikut. a.



Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit/ tindakan, misalnya: malu karena alopesia setelah dilakukan tindakan kemoterapi.



b.



Rasa bersalah terhadap diri sendiri, menyalahkan, mengkritik, mengejek diri sendiri.



c.



Merendahkan martabat: saya tidak bisa, saya bodoh, saya tidak tahu apaapa, saya tidak mampu.



d.



Gangguan hubungan sosial.



e.



Percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan.



f.



Mencederai diri



g.



Mudah marah, mudah tersinggung



h.



Apatis, bosan, jenuh dan putus asa



i.



Kegagalan menjalankan peran, proyeksi (menyalahkan orang lain). Berdasarkan pengertian, rentang respon, penyebab, dan tanda gejala harga



diri rendah di atas, maka dapat disimpulkan proses terjadinya masalah klien mengalami harga diri rendah situasional biasanya diakibatkan oleh koping sesorang yang tidak efektif dalam menghadapai masalah gangguan citra tubuh atau gangguan identitas personal. Bila, sebagai contoh, seseorang mengalami perubahan fisik akibat kecelakaan yang menimpa dirinya sehingga salah satu anggota geraknya harus dilakukan amputasi, maka dalam situasi tersebut secara tiba-tiba klien merasa harga diri rendah. Bila masalah tersebut tidak diatasi



dengan baik oleh klien kemungkinan akan menyebabkan seseorang merasa tidak berdaya dan timbul keputusasaan. Proses terjadinya masalah tersebut secara ringkas dapat ditampilkan dalam pohon diagnosis. C.



POHON DIAGNOSIS Keputusasaan  Ketidakberdayaan  Harga Diri Rendah Situasional



Ketidakefektifan Keterangan Koping



D.



Gangguan Citra Tubuh



Tulisan miring



: Masalah utama : dampak (effek)



Tulisan tegak



: penyebab (causa)



Gangguan Identitas Personal



MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI Masalah keperawatan yang mungkin timbul adalah sebagai berikut: 1.



Harga diri rendah situasional



2.



Keefektifan koping



3.



Gangguan citra tubuh



4.



Gangguan identitas personal



5.



Ketidakberdayaan



6.



Keputusasaan



Data yang perlu dikaji untuk klien yang mengalami harga diri rendah situasional sebagai berikut. 1.



Data Sujektif: Contoh: “Setelah kaki saya diamputasi saya sudah tidak berharga lagi.”



“Saya tidak mampu menjadi atlet yang dibanggakan keluarga setelah kehilangan kaki saya.” “Saya tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai kepala keluarga lagi.” 2.



E.



Data Objektif: a.



Perasaan negatif terhadap diri sendiri



b.



Menarik diri dari kehidupan



c.



Kritik terhadap diri sendiri



d.



Destruktif terhap diri sendiri dan orang lain



e.



Mudah tersinggung/ mudah marah



f.



Produktivitas menurun



g.



Penolakan terhadap diri sendiri



h.



Keluhan fisik



DIAGNOSIS KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS 1.



Harga diri rendah situasional



2.



Ketidakefektifan koping



3.



Gangguan citra tubuh



4.



Gangguan identitas personal



5.



Ketidakberdayaan



6.



Keputusasaan



F.



RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN



Diagnosa



Rencana Tindakan keperawatan



Rasional



keperawatan Harga Diri Rendah



Tujuan Tujuan jangka panjang :



Selama 1x45 menit interaksi,



Situasional



Harga



klien menunjukkan tanda- 1. Identifikasi



diri



klien



meningkat



dalam



menghadapi masalah berat yang



bersifat



tiba-tiba



Kriteria Evaluasi



tanda



kepada



perawat: Ekspresi



datang diri klien.



percaya



intervensi



wajah



bersahabat,



menunjukan rasa senang, ada kontak



mata,



tangan,



mau



mau



berjabat



menyebutkan



nama, mau menjawab salam,



kemampuan



dan



aspek



1. Mendiskusikan tingkat kemampuan



positif yang masih dimiliki klien. Untuk



klien



dapat membantu klien menggungkapkan



kontrol diri atau integritas ego



kemampuan dan aspek positf yang



diperlukan sebagai dasar asuhan



dimiliki sperti: mendiskusikan bahwa



keperawatannya.



klien



masih



memiliki



seperti



menilai



realitas,



sejumlah



kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan dirumah, ada keluarga dan lingkungan terdekat klien



klien mau duduk berdampingan Tujuan jangka pendek: 1. Klien



dapat



megidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki



dengan



perawat,



mengutarakan



masalah



mau yang



dihadapi 1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki : a.



Kemampuan dimiliki klien.



yang



2. Membantu klien menilai kemampuan yang



dapat



digunakan,



2. Keterbukaan



dan



pengertian



seperti:



tentang kemampuan yang dimiliki



mendiskusikan kemampuan yang masih



adalah prasyarat untuk berubah.



dapat digunakan saat ini, bantu klien



Pengertian



menyebutkan dan memberi penguatan



yang



dimiliki



terhadap



untuk



tetap



kemampuan



diri



yang



diungkapkan klien, perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar



tentang



dirinya sendiri.



diri



kemampuan memotivasi



mempertahankan



2. Klien dapat



menilai



kemampuan



b.



Aspek positif keluarga.



c.



Aspek



positif



yang aktif. 3. Membantu



lingkungan yang dimiliki



menetapkan



klien.



kemampuan,



yang



klien



dalam



memilih/



kegiatan seperti:



sesuai



mendiskusikan



3. Klien



adalah



bertanggung dirinya



individu jawab



sendiri.



yang



terhadap



Klien



dengan klien beberapa aktivitas yang



bertindak



dapat dilakukan dan dipilih sebagai



kehidupannya. Contoh peran yang



kegiatan yang akan klien lakukan sehari-



dilihat klien akan memotivasi klien



menilai



hari, bantu klien menetapkan aktivitas



untuk melaksanakan kegiatan.



sedikitnya tiga kemampuan



mana yang dapat klien lakukan secara



yang dapat digunakan.



mandiri, memerlukan bantuan minimal



dapat digunakan. 2. Selama 1x45 menit interaksi, klien



dapat



realitas



perlu dalam



dari keluarga, dan yang dibantu total. 4. Melatih kegiatan klien yang sudah 3. Klien



dapat



dipilih



sesuai



menetapkan/ memilih



seperti:



mendiskusian



kegiatan yang sesuai



untuk menetapkan urutan kegiatan yang



Reinforcement



akan dilakukan dan klien memperagakan



meningkatkan harga diri klien.



dengan kemampuan



3. Selama 1x45 menit interaksi, klien



dapat



menetapkan



kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.



dengan



kemampuan,



4. Memberi kesempatan kepada klien



dengan



klien



5. Membantu



klien



agar



merencanakan



kegiatan



kemampuannya



dan



kegiatan yang telah dilatih. melatih



dapat



meningkatkan



motivasi dan harga diri klien. positif



dapat



beberapa kegiatan yang akan dilakukan. dapat sesuai memberi



kesempatan pada klien untuk mencoba 4. Klien dapat



mandiri



5. Memberikan kesempatan kepada klien



untuk



tetap



melakukan



kegiatan yang biasa dilakukan.



kegiatan yang sudah dipilih



sesuai



kemampuan.



4. Selama 1x45 menit interaksi, klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai



5. Klien



dapat



kemampuan.



merencanakan kegiatan yang sudah dilatih



5. Selama 1x45 menit interaksi, klien



dapat



merencanakan



kegiatan yang sudah dilatih.



Daftar Pustaka Stuart, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi : Lima. Jakarta : EGC Dalami, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta : Trans Info Media. Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.