9 0 59 KB
1. Pengertian Impaksi Gigi Impaksi Gigi adalah gigi yang terpendam dan terhalang untuk tumbuh keluar di sebabkan oleh gigi di dekatnya sehingga menyebabkan gigi tersebut tidak tumbuh sempurna. Gigi yang paling sering mengalami impaksi adalah gigi molar ketiga, atau dalam bahasa umumnya gigi geraham yang paling belakang (geraham ketiga). Manusia normal memiliki empat gigi geraham ketiga, yaitu di setiap sisi rahang atas kanan, atas kiri, bawah kanan, bawah kiri. Gigi geraham ketiga ini adalah gigi yang paling terakhir muncul. Normalnya gigi ini sudah muncul ketika berumur 15-21 tahun. Namun, seringkali gigi geraham ketiga ini tidak berhasil muncul dan malah terjebak di dalam tulang rahang yang menyebabkan rasa nyeri yang berlebihan.
2. Etiologi a) Kausa Lokal 1. Posisi gigi yang abnormal 2. Tekanan terhadap gigi tersebut dari gigi tetangga 3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut 4. Kurangnya tempat untuk gigi tersebut 5. Gigi desisui persistensi (tidak mau tanggal) 6. Pencabutan gigi yang prematur 7. Inflamasi yang kronis yang menyebabkan penebalan mukosa sekeliling gigi 8. Adanya penyakit-penyakit yang menyebabkan nekrose tulang karena inflamasi atau abses yang ditimbulkannya 9. Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anak-anak. b) kausa Umur Gigi terpendam dapat terjadi juga bila tidak ada kausa lokal dan dapat disebabkan karena : 1. Kausa Prenatal a. Keturunan b. Miscegenation 2. Kausa Postnatal a. Ricketsia b. Anemia c. Siphilis kongenital d. TBC
e. Gangguan kelenjar endokrin f. Malnutrisi 3. Kelainan Pertumbuhan a. Cleido cranial dysostosis b. Oxycephali c. Progeria d. Achondroplasia
3. Manifestasi klinis 1) sakit kepala 2) demam 3) sakit gigi 4)
rasa sakit atau perih di sekitar gusi
5) pembengkakan di sekitar rahang 6) pembengkakan dan berwarna kemerahan pada gusi 7) rasa tidak nyaman ketika mengunyah dan bau pada mulut
4. Pemerikaan penunjang 1) Rontgen foto panoramik (foto jaringan gigi)
5. Klasifikasi Klasifikasi gigi impaksi sangat penting untuk setiap operator yang akan melakukan operasi pengambilan gigi impaksi (odontektomi). Dengan demikian dapat ditentukan rencana teknik operasi, kesulitan-kesulitan apa yang akan dihadapi dan alat yang dipergunakan. Fragiskos, 2007) a. Klasifikasi menurut Pell Gregory 1. Relasi M3 rahang bawah terhadap ramus mandibula dan rahang bawah Kelas I
: Ada cukup ruangan antara ramus dan batas distal molar dua untuk
lebar mesio distal molar tiga. Kelas II mesio
: Ruangan antara distal molar dua dan ramus lebih kecil dari pada lebar distal molar tiga.
Kelas III : Sebagian besar atau seluruh molar tiga terletak di dalam ramus.
Gambar 1. Relasi M3 rahang bawah terhadap ramus mandibula dan rahang bawah
2. Posisi M3 rahang bawah di dalam tulang rahang Posisi A:
Bagian tertinggi dari pada gigi terpendam terletak setinggi atau lebih tinggi dari pada dataran oklusal gigi yang normal.
Posisi B:
Bagian tertinggi dari pada gigi berada di bawah dataran oklusal tapi lebih tinggi dari pada serviks molar dua (gigi tetangga).
Posisi C:
Bagian tertinggi dari pada gigi terpendam, berada di bawah garis serviks gigi molar dua.
Gambar 2. Posisi M3 rahang bawah di dalam tulang rahang
b. Klasifikasi menurut Archer dan Kruger Relasi dari sumbu panjang gigi M3 rahang bawah dalam hubungan dengan poros panjang M2 rahang bawah Kelas 1
: Mesioangular
Kelas 2
: Distoangular
Kelas 3
: Vertikal
Kelas 4
: Horizontal
Kelas 5
: Bukoangular
Kelas 6
: Linguoangular
Kelas 7
: Inverted
Gambar 3. Relasi dari sumbu panjang gigi M3 rahang bawah dalam hubungan dengan poros panjang M2 rahang bawah
6. Pathway Gigi impaksi
Kurannya ruang pada rahang
Posisi gigi yang abnormal
Gigi molar yang tidak erupsi
Erupsi gigi molar
Menembus permukaan gigiva
Resiko infeksi
infeksi
nyeri
Gangguan pola tidur
abses
Tindakan pembedahan odontectomy
Nyeri akut