16 0 677 KB
LAPORAN PENDAHULUAN Pada Ny. W di Ruang Adas Manis RSUD Pandan Arang Boloyali
Disusun oleh : Diva Herliananda Putri
(P1337420117064)
DIII KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2019
Nama mahasiswa
: Diva Herliananda Putri
NIM
: P133720117064
Nama pembimbing
: Sulastri, Amd. Keb
Tanda tangan
:
A. KONSEP DASAR 1. Definisi Preeklamsia adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ, misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein pada urine (proteinuria) dapat disertai juga dengan eudema. Preeklamsia juga sering dikenal dengan nama toksemia atau hipertensi yang diinduksi kehamilan. Gejala preeklamsia biasanya muncul saat usia kehamilan memasuki minggu ke-20 atau lebih (paling umum usia kehamilan 2426 minggu), sampai tak lama setelah bayi lahir. Hipertensi di sini adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih. Protein uria dalam preeklamsia adalah konsentrasi protein sebesar 0,3 g/l atau lebih pada sedikitnya 2 spesimen urin yang di ambil secara acak dan pada selang waktu 6 jam atau lebih. (Anonim, 2007). Sedangkan PEB (Pre-eklampsia berat) adalah pre-eklampsia yang berlabihan yang terjadi secara mendadak. Wanita dapat dengan cepat mengalami eklampsia. Hal ini merupakan kedaruratan obstertik dan penatalaksanaannya harus segera dimulai. Pre-eklamsi berat terjadi apabila : a. Tekanan darah 160/110 atau lebih.diukur 2x dengan antara sekurang-kurangnya 6 jam dan pasien istirahat.
b. Proteinuria 5 gr atau lebih/24 jam. c. Olyguri 400 cc atau lebih/ 24 jam. d. Gangguan cerebral /penglihatan e. Oedema paru / cyanosis f. Sakit kepala hebat g. Mengantuk h. Konfensi mental i. Gangguan penglihatan (seperti pandangan kabur, kilatan cahaya)Nyeri epigastrium j. Mual dan muntah (Musalli, 2007).
Seksio Caesaria adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut & dinding rahim dng syarat dinidng rahim dalam keada an utuh serta berat janin diatas 500 gram. Indikasi sectio caesaria adalah sectio caesarea antara lain : Ibu / janin : Distosia (ketidakseimbangan sepalopelvik, kegagalan induksi persalinan, kerja rahim yang abnormal). Ibu : Penyakit pada ibu (Eklapmsia, DM, Penyakit jantung, Ca servik), pembedahan sebelumnya, sumbatan pada jalan lahir. (Mochtar, 1998).
2. Etiologi Etiologi preeklampsia sampai saat
ini belum diketahui
dengan pasti. Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit teori”; namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang
yang dipakai
preeklampsia adalah teori “iskemia plasenta”.
sebagai
penyebab
Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini.Adapun teori-teori tersebut adalah ; a) Peran Prostasiklin dan Tromboksan Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan
pada
endotel
vaskuler,
sehingga
sekresi
vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel endotelial plasenta berkurang,
sedangkan pada
prostasiklin meningkat.
kehamilan
Sekresi
normal
tromboksan
oleh
trombosit bertambah sehingga timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume plasma. b) Peran Faktor Imunologis Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena
pada
kehamilan
I
terjadi pembentukan
blocking antibodies terhadap
antigen plasenta tidak
sempurna.
terjadi
humoral
Pada preeklampsia dan
aktivasi
komplek
komplemen. Hal
ini
imun dapat
diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria. c) Peran Faktor Genetik Preeklampsia hanya Preeklampsia meningkat
terjadi
pada manusia.
pada anak dari
ibu yang
menderita preeklampsia. d) Iskemik dari uterus. Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus e) Defisiensi berfungsi
kalsium. Diketahui membantu
dari pembuluh darah.
bahwa
kalsium
mempertahankan vasodilatasi
f) Disfungsi dan aktivasi dari endotelial. Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan dalam
patogenesis
terjadinya
penting
preeklampsia.
Fibronektin diketahui dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara signifikan dalam darah wanita Kenaikan
kadar
hamil
dengan
fibronektin
preeklampsia.
sudah dimulai pada
trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat
sesuai
dengan
kemajuan
kehamilan
(Anonim, 2007). 3. Patofisiologi Pada preeklampsi terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit, dimana perubahan pokok pada preeklampsi yaitu mengalami spasme pembuluh darah perlu adanya kompensasi hipertensi ( suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifir agar oksigenasi jaringan tercukupi). Dengan adanya spasme pembuluh darah menyebabkan perubahan – perubahan ke organ antara lain : 1) Otak . Mengalami
resistensi
pembuluh
darah
ke
otak
meningkat akan terjadi oedema yang menyebabkan kelainan cerebal bisa menimbulkan pusing dan CVA, serta kelainan visus pada mata. 2) Ginjal. Terjadi spasme arteriole glomerulus yang menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang maka terjadi filtrasi glomerolus negatif , dimana filtrasi natirum lewat glomelurus mengalami penurunan sampai dengan 50 %
dari normal yang mengakibatkan retensi garam dan air , sehingga terjadi oliguri dan oedema. 3) URI Dimana
aliran
darah
plasenta
menurun
yang
menyebabkan gangguan plasenta maka akan terjadi IUGR, oksigenisasi berkurang sehingga akan terjadi gangguan pertumbuhan janin, gawat janin , serta kematian janin dalam kandungan. 4) Rahim Tonus otot rahim peka rangsang terjadi peningkatan yang akan menyebabkan partus prematur. 5) Paru Dekompensi cordis yang akan menyebabkan oedema paru sehingga oksigenasi terganggu dan cyanosis maka akan terjadi gangguan pola nafas. Juga mengalami aspirasi paru / abses paru yang bisa menyebabkan kematian . 6) Hepar Penurunan perfusi ke hati dapat mengakibatkan oedema hati , dan perdarahan subskapular sehingga sering menyebabkan nyeri epigastrium, serta ikterus ( Wahdi, 2009).
4. Pathways
5. Komplikasi 1) Bahaya Preeklampsia Berat pada Kehamilan sebelum 28 Minggu • Kejang (eklamsia) 2-3% kasus • Edema paru 3-5% • Gagal ginjal 2-3% • Stroke 0,5-1% • Kematian 10-20% • Persalinan prematur 100% • Masuk ke Komplikasi Janin perawatan intensif neonatal 100% • Retardasi pertumbuhan 30% Potensi Janin• Pendarahan di otak • Cedera pada usus • Penyakit paru-paru Potensi Lain: kronis Komplikasi Ibu
2) Bahaya Preeklampsia Berat pada Kehamilan 28-36 Minggu Jika preeklamsia berat berkembang pada 28 hingga 36 minggu kehamilan, resikonya serupa dengan yang tercantum pada tabel di atas, tetapi persentase ataupun keparahannya jauh lebih rendah. Jika usia kehamilan bunda antara 28 - 32 minggu dan harus segera melahirkan, maka bayi yang lahir akan berisiko tinggi mengalami komplikasi dan kematian. Pada beberapa bayi
yang
ternyata
masih
hidup
pun
berisiko
menderita cacat jangka panjang. Oleh karena itu, dokter biasanya memutuskan untuk menunggu
beberapa
hari
sebelum
menganjurkan
persalinan. Selama waktu ini, bunda akan menerima obat berupa magnesium sulfat untuk mencegah kejang, obat lainnya untuk menurunkan tekanan darah (misalnya, hydralazine), dan steroid (misalnya, deksametason) untuk membantu paru-paru bayi agar cepat 'matang'. Pada kasus preeklamsia berat pada kehamilan 33 minggu ke atas, persalinan segera biasanya dianjurkan. Namun, antara 33 hingga 34 minggu, dokter mungkin meresepkan
steroid untuk memperkuat paru-paru janin, 48 jam sebelum menginduksi persalinan.
3) Bahaya Preeklampsia Berat pada Kehamilan 37 Minggu ke Atas Di usia kehamilan 37 minggu ke atas, preeklampsia berat masih memberikan risiko bagi ibu, tetapi risiko pada bayi sangat kecil.
6. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Diagnostik : a). Darah lengkap ↓,Albumin ↓, b). Serum elektrolit (Suyono, 2002).
Hasil : Nilai
Hb↓,SDM
↓,SDP
Hematokrit ↓,Trobosit ↓. Nilai kalium↑,kalsium ↓.
c). Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream (biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml d). USG ; untuk mengetahui keadaan janin e). NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin (Surjadi, 1999)
7. Penatalaksanaan medis
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Diagnose keperawatan a) Resiko tdk efektifnya pola napas b.d penurunan suplay O2 didalam darah
b) Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d diskontinuitas jariangan. c) Resiko terjadi syok hipovolemik b.d tdk adekuatnya system sirkulasi (akut) sekunder terhadap perdarahan & kekurangan cairan. d) Resiko terjadi gangguan keseimbangan cairan /elektrolit b.d perdarahan (ekstra seluler/intraseluler)atau muntah yg hebat. e) Resiko terjadi infeksi b.d diskontinuitas jaringan/luka operasi f) Resiko pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat g) Kurang pengetahuan b.d perawatan & pengobatan post operasi ( Capernitto, 2001).
2. Perencanaan keperawatan a) Dx : Resiko tdk efektifnya pola napas b.d penurunan suplai O2 didalam darah. Intervensi : - Memposisikan pasien semifowler - Memberikan terapi oksigen b) Dx :Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d diskontinuitas jaringan. Intervensi : -
Mengajarkan relaksasi napas dalam untuk pengalihan rasa sakit.
-
Melakukan terapi music untuk pengalihan rasa sakit
-
Melakukan pengompresan pada area yang sakit.
3. Fokus evaluasi a) Dx : Resiko tdk efektifnya pola napas b.d penurunan suplai O2 didalam darah. Evaluasi : -
SpO2 pasien normal, 97%
-
RR pasien normal, 20 kali/menit
-
Pasien tidak merasa sesak napas
b) Dx :Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d diskontinuitas jaringan. Evaluasi : -
Pasien tidak merasa nyeri kembali
-
Derajat nyeri berkurang
-
Pasien dapat mengatasi nyerinya sendiri
Daftar Pustaka
Anonim.
2007.
Preeclampsia,
Available
from:htttp://www.mayoclinic.com/health/preeclamsia/DS00583/DSECTION=4. Diakses 30 September 2013. Budisantoso. 2006. Panduan Diagnosis Keperawatan Nanda 2005-2006. Primamedika, Jakarta Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC, Jakarta. Johnson. 1997. Nursing Outcome Classification. Mosby, USA MCcloskey. 1996. Nursing Intervention Classification. Mosby, USA. Mochtar, R..1998. Toksemia Gravidarum dalam: Sinopsis Obstetri Jilid I edisi II. EGC: Jakarta Rachimhadhi, T.. 2005. Preklamsia dan Eklamsia, dalam: buku Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta. Suyono. Y.J., 2002. Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi. Edisi 6. Hipokrates, Jakarta. Wahdi. Dkk, 2000. Kematian Maternal Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 1996-1998. Semarang: Majalah Obstetri Dan Ginekologi Indonesia.
-