12 0 164 KB
LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL
A.
PENGERTIAN Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan
wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan belum adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk, 2014). Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny, 2015). Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir), passanger (janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan normal (Euthocia) apabila ketiga faktor terpenuhi dengan baik. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi proses persalinan yaitu psikologis dan penolong ( Rohani dkk, 2015 ). Pada ibu yang pertama kali menjalani proses persalinan akan takut, cemas, khawatir yang berakibat pada peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat menganggu jalan persalinan menjadi tidak lancar (Wijaya dkk, 2014). Sehingga dalam suatu persalinan seorang istri membutuhkan dukungan fisik maupun psikis agar dapat meringankan kondisi 2 psikologis ibuyang tidak stabil, peran suami sangat dibutuhkan selama proses persalinan. Beberapa wujud nyata peran laki- laki saat istrinya melahirkan adalah memberian dukungan berupa pendampingan selama proses persalinan terjadi, sehingga dapat mempermudah proses persalinan, memberikan perasaan nyaman, semangat, rasa percaya diri ibu meningkat, serta mengurangi tindakan medis. Dukungan seorang suami dalam proses persalinan merupakan sumber kekuatan yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan suami berupa penguatan, memberikan semangat istri baik moral maupun material seperti memberikan dukungan fisik, psikologis, emosi, informasi, penilaian dan keuangan atau finansial (Marmi, 2014).
Selain memberikan dukungan dan pendampingan peran seorang suami selama persalinan diantaranya mengambil keputusan tentang tempat pengiriman/ tempat rujukan persalinan, menyiapkan transportasi untuk menuju tepat persalinan dan juga yang terpenting adalah mengetahui akan komplikasi saat kehamilan dan persalinan(Iliyasuet al, 2016). Peran seorang suami dalam proses persalinan sering dihiraukan, salah satunya dikarenakan faktor adat istiadat dan kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung. Proses persalinan merupakan suatu keadaan yang menegangkan, seorang ibu membutuhkan dukungan yang kuat, salah satunya adalah dukungan dari seorang suami. Hal ini diperlihatkan dalam jurnal penelitian tentang pengalaman ibu yang didampingi suami saat proses persalinan. Manfaat kehadiran suami selama proses persalinan menurut 3 persepsi ibu yaitu suami dapat memberikan perasaan tenang serta menguatkan psikis ibu karena suami dianggap dapat memberikan dukungan dan semangat, menambah kedekatan emosi suami- istri karena suami menyaksikan perjuangan ibu dalam melahirkan buah hati mereka, suami selalu ada saat dibutuhkan, ibu merasa nyaman dan ada energi lebih ketika suami mendampingi. Ibu merasa tidak sendiri ketika melahirkan dikarenakan ada yang mendampingi, memberikan dukungan serta memberikan semangat (William 2017 ) B. ANATOMI FISIOLOGI PERSALINAN Plasenta Normal Plasenta normal Ukuran dan Bentzik. Placenta berbentuk cakrarn yang bundar atau lonjong (oval), inempuny.a ukuran 20 x 15. cm dan tebal 1.5 sampai 2.0cm. Berat placenta, yang biasanya 20 persen dari berat janin, berkisar antara 425 dan.550 g. Pada sisi uterus terdapat delapan atau lebih cotyledon maternal yang dipisahkan oleh alur-alur (fissura). Istilah cotyledon fetal mengacu pada bagian plasenta yang mendapat suplai darah dari pembuluh villus utama dan cabang-cabangnya. permukaan maternal ditutupi oleh lapisan deciduadan fibrin yang ikut keluar bersama-sama plasenta pada kelahiran.Sisi fetal ditutupi oleh membrane atau selaput ketuban. Lokasi Secara normal plasenta tertanam pada bagian atas uterus . Kadang kadang plasenta berada pada segmen bawah dan adakalanya terletak di atas
cervik. Keadaan terakhir ini disebut dengan istilah placenta previa dan menjadi penyebab timbulnya perdarahan dalam trimester ketiga. Kadang-kadang pemeriksaan ultrasonic pada kehamilan dini menunjukkan adanya plasenta di bagian bawah yang merupakan indikasi bagi plasenta previa, tetapi dalam pemeriksaan ulang pada kehamilan lanjut ditemukan plasenta pada segmen atas. Mungkin pertumbuhan normal plasenta menjauhi cervik. Kelainan-kelainan Placenta : Lobus Succenturiata, ini merupakan lobus tambahan atau lobus asesorius yang berada dengan jarak tertentu dari placenta utama. pembuluh darah yang mensuplai lobus ini berjalan menembus selaput ketuban dan dapat terputus 10 ketika selaput ketuban tersebut robek atau pada saat kelahiran. lobus succenturiata bisa tertinggal setelah melahirkan dan menyebabkan perdarahan postpartum. Placenta, crcumvallata selaput ketuban melipat ke belakang pada permukaan janin dan berinsersio ke dalam placenta itu sendiri. placenta berada di sebelah luar chorion. Amnion nodosum Ini berupa nodulus kuning dengan diameter 3 sampai 4 cm, yang terletak pada permukaan-fetal amnion. nodulus ini berisi vernix, fibrin, sel-sel yang mengelupas (deskuamasi) dan rambut lanugo. Amnion nodosum dapat berbentuk sebuah kista. Keadaan ini disertai oligohydramnios. Infark yang terlokalisir sering dijumpai. Makna klinisnya tidak diketahui sekalipun jika keadaan ini berlebihan, maka kapasitas fungsional placenta dapat berkurang. Perubahan warna (Diskolorisasi). Warna merah berhubungan dengan adanya perdarahan, warna hijau disebabkan oleh meconium dan dapat merupakan indikasi adanya hipoksia janin. Placenta kembar, pada kembar monochorionik, placenta membentuk satu massa sedangkan pada kembar dichorionik, placenta dapat menyatu atau terpisah berat placenta yang beratnya lebih dari 600 g atau di bawah 400 g biasanya berhubungan dengan kehamilan yang abnormal.
Prematuritas placenta kecil dan sering pucat. Pastmaturitas ukuran dan berat placenta biasanya normal terlihat warna meconium terdapat infark atau fibrosis yang luas, fungsi placenta dapat berkurang. Retardasi pertumbuhan intrauterine, placenta cenderung kecil, kurangnya berat placenta sebanding dengan berat bayi. Placenta biasanya lebih hesar daripada normal, tetapi pada kasus-kasus yang berat dengan sirkulasi darah ibu yang terganggu placenta dapat ukuran kecil Toxemia gravidarurn tidak terlihat perubahan yang khas, sering placenta tampak normal. Erythroblastosis, placenta tampak lapuk, berwarna pucat sampai dan beratnya dapat mencapai 2,000 g. Syphilis Kongenital. Placenta lebar, tebal dan pucat. Arnnionis. Selaput ketuban suram (opaque) dan berubah warna menjadi kuning. placenta mungkin mengeluarkan bau yang busuk. RETENTIO PLACENTAE Retentio placentae dalam uterus dapat dibagi menjadi empat kelompok: 1. Terpisah tapi tertahan: Di sini tidak ada tenaga yang dalam keadaan normal mendorong placenta keluar. 2. 2. Terpisah tapi terperangkap (inkarserata): Konstriksi rahirn yang berbentuk jam-pasir
(hourglass)
atau
spasme
cervix
menyebabkan
placenta
terperangkap dalam segmen etas uterus. 12 3. Melekat tapi dapat dipisahkan (adhesiva): Dalam situasi ini, placenta tidak dapat terlepas sendiri dari dinding rahim. Penyebabnya mencakup kegagalan kontraksi-normal dan retraksi pada kala tiga, defek anatomis dalam uterus, dan abnormaiitas decidua yang mencegah terbentuknya lempeng pemisahan decidua yang normal.
4. Melekat tapi tidak dapat dipisahkan: Di sini berupa placenta acreta dengan berbagai derajat. Decidua normal tidak ada, dan villi chorialis melekat langsung serta menembus myometrium. Teknik Pengeluaran secara Manual Pengeluaran placenta yang tertahan secara manual tidak lagi ithanggap berbahaya sebagaimana anggapan yang pernah ada. Banyak hasil yang jelek dari prosedur ini disebabkan oleh tindakan yang ditunda terlampau lama sampai perdarahan menyebabkan masuknya pasien ke dalam keadaan yang berbahaya. Kalau ada perdarahan, placenta harus segera dikeluarkan. tidak disertai perdarahan dan pasien berada dalam kondisi yang balk, diperbolehkan menunggu selama 30 menit. Apabila pasien mengalami perdarahan secara aktif, dipasang infus intravena dan disediakan darah. Anesthesi diperlukan. Prosedur dilaksanakan dalarn kondisi aseptik. 13 Gambar 1. Pengeluaran placenta secara manual Uterus dipegang dengan salah satu tangan pada bagian fundus lewat dinding abdomen ibu Tangan lainnya dimasukkan ke dalam vagina dan Jewat B. ETIOLOGI Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain: 1. Teori oxytocin : Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. 2. Keregangan otot-otot : Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. 3. Pengaruh janin : Hypofise dan kelenjar suprarenal janin ruparupanya juga memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa. 4. Teori Plasenta Menjadi Tua Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan konstraksi rahim.
5. Teori iritasi mekanik Di
belakang
servik
terlihat
ganglion
servikale(fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus. C. BENTUK-BENTUK PERSALINAN Persalinan spontan Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri Persalinan Buatan Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar Persalinan anjuran Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan rangsangan D. ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN UMUR KEHAMILAN & BERAT JANIN YANG DILAHIRKAN : 1. Abortus Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup
2. 3. 4. 5.
diluar kandungan Umur hamil sebelum 28 minggu Berat janin kurang dari 1000 gram Persalinan prematuritas Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu Berat janin kurang dari 2.449 gram Persalinan Aterm Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu Berat janin diatas 2500 gram Persalinan Serotinus Persalinan melampaui umur 42 minggu Pada janin terdapat tanda postmaturitas Persalinan Presipitatus Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
E. PATHWAY Kehamilan (37-42 Minggu) tanda-Tanda Inpartu Proses persalinan
Kala I
Kala II
Kontraksi Uterus
Partus
Nyeri
partus
Kala III Pelepasan Plasenta
Kala IV Post Partum
Resiko Perdarahan
Resiko
Perdarahan Kerja Jantung Kelelahan (O2 ) Gangguan Respirasi
Devisit Volume Cairan Resiko Infeksi
F. TANDA-TANDA PERSALINAN Apaila ibu hamil mengalami
tanda-tanda
seperti
dibawah
ini,
mengindikasikan bahwa proses persalinan akan segera berlangsung. Ada dua macam tanda persalinan: 1. Tanda persalinan asli (true labor) 2. Tanda persalinan palsu (false labor) Tanda persalianan asli(true labor) a. Kontraksi - Tejadi secara teratur, makin lama makin kuat/kencang, semakin lama, dan dalam waktu yang semakin -
berdekatan Intensitas kontraksi meningkat bila sambil berjalan Dirasakan dipunggung bagian bawah dan menyebar
kebagian bawah abdomen b. Serviks - Memperlihatkan perubahan yang cepat ( lunak, dilatasi -
yang ditandai dengan adanya perdarahan) Perubahan keposisi anterior, sulit ditentukan tanpa pemeriksaan vagina
c. Janin - Bagian presentasi biasanya sudah berada dirongga pelvis (sering disebut “lightening/dropping”). Keadaan ini meningkatkan kemudahan bernafas, dan pada saat yang bersamaan kandung kemih akan tertekan akibat dorongan bagian presentasi janin kearah rongga pelvis) Tanda persalinan palsu ( false labor) a. Kontraksi - Terjadi secara tidak teratur atau teratur tetapi hanya -
sebentar Kontraksi berhenti jika berjalan atau jika berubah posisi
-
Dirasakan di daerah punggung atau abdomen diatas
navel b. Serviks - Mungkin lunak tetapi tidak ada dilatasi atau tanda-
tanda adanya perdarahan Seringkali di posisi posterior, tidak dapat dipastikan
tanpa pemeriksan vagina c. Janin - Bagian presentasi biasanya belum masuk rongga pelvis G. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN 1. Power His (kontraksi uterus) His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi ini yang bersifat otonomtidak dipengaruhi kemauan, walaupun begitu dapat dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan dapat menimbulkan kontraksi. Pembagian His dalam persalinan dan sifat-sifatnya : a. His pendahuluan His tidak kuat, tidak teratur menyebabkan “ show “. b. His pembukaan (kala I) 1). His pembukaan serviks sampai terjadi pembukan lengkap 10 cm. 2). Mulai kuat, teratur dan sakit. c. His pengeluaran (His mengedan) kala II 1). Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama. 2). His untuk pengeluaran janin. 3). Koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut, diafragma dan ligamen d. His pelepas uri (kala III) Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
e. His pengiring (kala IV) Kontraksi lemah, masih sedikit pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari. 2. Passege ( Jalan Lahir ) Jalan lahir ini adalah : a. Tulang punggung. b. Dasar panggul. c. Uterus dan vagina. Agar anak dapat melalui jalan lahir tanpa rintangan maka jalan tersebut harus normal. a. Tulang panggul Ukuran panggul dalam PAP (pintu atas panggul)
: Promontorium / conjugata
diagonalis (normal - 12,5 cm Linia inominata normal teraba - ½ lingkaran) RTP (Ruang tengah panggul)
: Spina ischiadica (normal tidak
menonjol) lengkung sacrum (normal cukup) PBP (Pintu Bawah Panggul)
: Arcus pubis (normal 90o) mobilitas
os cocygeus (normal cukup) b. Dasar Panggul Terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan untuk dapat dilalui anak dengan mudah. Jika terjadi kekakuan pada jaringan dan otot. Hal ini akan menjadi robek atau ruptur. c. Uterus dan vagina a). Uterus yang normal harus dapat menyesuaikan dengan isinya tanpa adanya rintangan di dalam uterus, misalnya tumor.
b). Vagina yang normal dapat merupakan saluran yang bebas dilalui anak. 3. Passanger (Janin ) Isi uterus yang akan dilahirkan adalah janin, air ketuban dan plasenta. Agar persalinan dapat berjalan lancar maka faktor passanger harus normal.
H. PROSES PERSALINAN Persalinan dibagi dalam empat kala menurut yaitu: 1) Kala I (kala pembukaan) In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah
kapiler,
kanalis
servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase : a. Fase laten : 1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secar bertahap. 2) Berlangsung hingga seviks membuka kurang dari 4 cm 3) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam ( dr. Gulardi b. Fase aktif : 1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bartahap ( kontraksi dianggap akurat/ memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) 2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam ( nulipara atau primigravida ) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm ( multipara ) Terjadi penurunan bagian terbawa janin. 2) Kala II (pengeluaran janin) His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan
karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam. Mekanisme persalinan: a. Engagement - Diameter biparietal melewati PAP - Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan - Multipara terjadi permulaan persalinan - Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi Ringan b.
c.
d.
Descent (Turunnya Kepala) Turunnya presentasi pada inlet disebabkan oleh 4 hal : a. Tekanan cairan ketuban b. Tekanan langsung oleh fundus uteri c. Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II) d. Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus. Flexion Majunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau dasar panggul, Flexi (dagu lebih mendekati dada). Rotation Internal - Bagian terrendah memutar ke depan ke bawah symphisis - Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir (Bidang tengah dan PBP) - Terjadinya bersama dengan majunya kepala - Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di
e. f.
dasar panggul. Extension Defleksi kepala, karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas. Rotation External Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam. Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari
g.
PBP. Expulsi Bahu depan di bawah symphisis sebagai Hypomoklion, lahir bahu
belakang, bahu depan, badan seluruhnya 3) Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. 4) Kala IV Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin. I. PENATALAKSANAAN Menurut Wiknjosastro, penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu: 1) Kaji kondisi fisik klien 2) Menganjurkan klien untuk tidak coitus 3) Menganjurkan klien istirahat 4) Mengobservasi perdarahan 5) Memeriksa tanda vital 6) Memeriksa kadar Hb 7) Berikan cairan pengganti intravena RL Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih premature J. PENGKAJIAN a. Pengumpulan data. i. Biodata klien meliputi : Nama, Umur : dalam kategori usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan keompok resiko tinggi. Pendidikan, pekerjaan dan alamat klien. ii. Keluhan Utama.
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit.
iii. Riwayat penyakit sekarang . Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38 –42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir).kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
iv. Riwayat penyakit dahulu. Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus mielitus, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan. v. Riwayat penyakit keluarga. Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil kembar pada klien, TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada klien, sehingga memperberat persalinannya. vi. Riwayat Obstetri. 1. Riwayat haid. Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu), prematur kurang dari 37 minggu 2. Riwayat kebidanan.
Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual muntah, daan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga pada multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm / jam. vii. Riwayat psikososialspiritual dan budaya. Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan fantasi . Pada trimester II adanya ketidak nyamanan kehamilan (mual, muntah), Narchisitik, Pasif dan introvert. Pada trimester III klien merasa tidak feminin lagi karena perubahan tubuhnya,ketakutan akan kelahiran bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan sekarat selama persalinan berlangsung viii. Pola Kebutuhan sehari-hari. 1. Nutrisi. Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan yang menurun. 2. Istirahat tidur. Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak punggung anak,klien sulit tidur terutama kala I – IV. 3. Aktivitas. Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah, capai, lesu. Pada kala I apabila kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan duduk / berjalan-jalan disekitar ruangan / kamar bersalin. Pada kala II kepala janin sudah masuk rongga PAP klien dalam posisi miring ke kanan / kiri . 4. Eliminasi.
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi. 5. Personal Hygiene. Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi
6. Seksual. Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi dari sek yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas. ix. Pemeriksaan. 1. Pemeriksaan umum meliputi: a. Tinggi badan dan berat badan. Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar memiliki panggul yang sempit. Berat badan ibu perlu dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat badan selama hamil antara 10–12 kg. b. Tekanan Darah. Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg (Cristina’s Ibrahim, 1993,:45). c. Suhu badan nadi dan pernafasan. Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan anatara 360-370 C, bila suhu lebih dari 375C dianggap ada kelainan.
Kecuali bagi klien setelah melahirkan suhu badan 375C378C masih dianggap normal karena kelelahan. (Cristina’s Ibrahim, 1993,:46). Keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu, Biola suhuu naik keadaan nadi akan bertambah pula dapat disebabkan karena adanya perdarahan. Pada klien yang akan bersalin / bersalin pernafasanannya agak pendek karena kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya perut pernafasan normal antara 80 – 100 X / menit, kadang meningkat menjadi normal kembali setelah persalinan, dan diperiksa tiap 4 jam. b. Pemeriksaan fisik. i. Kepala dan leher. Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis ataupun normal, hidung ada polip atau tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran kelenjar. ii. Dada. Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi areola dan papila mamae serta ditemukan adanya kolustrum. iii. Perut. Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba / nigra, terdapat striae gravidarum. Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri / punggung kanan , letak kepala, sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama makin sering dan kuat. Auskultasi : ada / tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 – 160 x / menit. iv. Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila terdapat pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibnetuk anak dalam kandungan, menandakan adannya kelainan letak anak. Pemeriksaan dalam untuk mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan servic, panggul serta keadaan jalan lahir. v. Ekstremitas. Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus, karena pre eklamsia atau karena karena penyakit jantung / ginjal. Ada varices pada ekstremitas bagian bawah karena adanya penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena abdomen. c. Pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis penentuan, waktu pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi untuk sifilis.
K. ASUHAN KEPERAWATAN 1. KALA I (fase laten) a. Pengakajian 1) Integritas ego Klien tampak tenang atau cemas 2) Nyeri atau ketidaknyamanan Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan 3) Seksualitas Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri dari flek lendir. b. Diagnosa Keperawatan 1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi. 2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat informasi.
informasi
yang
diberikan,
kesalahan
interpretasi
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan kontaminasi fekal. 4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut. 5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif
b/d
ketidakadekuatan system pendukung. c. Intervensi
N O 1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Ansietas
b/d
NOC
NIC
krisis Setelah dilakukan asuhan Orientasikan
situasi kebutuhan tidak keperawatan terpenuhi.
selama
……..diharapkan
ansietas
pasien berkurang dengan criteria hasil: o TTV dbn o Pasien
dapat
mengungkapkan
kondusif
tenang
pada
lingkungan, staf
dan
prosedur Berikan informasi tentang
perasaan cemasnya o Lingkungan sekitar pasien
klien
dan
perubahan psikologis dan fisiologis pada persalinan Kaji tingkat dan penyebab ansietas Pantau tekanan darah dan
nadi
sesuai indikasi Anjurkan klien mengungkapk an perasaannya Berikan
lingkungan
2.
yang
tenang
dan
nyaman
untuk pasien pengetahuan Setelah dilakukan asuhan Kaji
Kurang tentang
kemajuan keperawatan
persiapan,ting
persalinan b/d kurang selama….,pengetahuan
kat
mengingat
informasi pasien tentang persalinan
pengetahuan
yang
diberikan, meningkat dengan criteria
dan
kesalahan informasi.
interpretasi hasil: o Pasien
harapan
klien dapat Beri informasi
mendemonstrasikan
dan kemajuan
teknik pernafasan dan
persalinan
posisi yang tepat untuk
normal Demonstrasik
fase persalinan
an
teknik
pernapasan atau relaksasi dengan
tepat
untuk
setiap
fase 3.
persalinan Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan Kaji latar infeksi
maternal
pemeriksaan
b/d keperawatan
belakang
vagina selama….diharapkan
berulang kontaminasi fekal.
dan infeksi
maternal
budaya klien. dapat Kaji
sekresi
terkontrol dengan criteria
vagina, pantau
hasil: o TTV dbn o Tidak terdapat tanda-
tanda-tanda
tanda infeksi
vital. Tekankan pentingnya mencuci
tangan
yang
baik. Gunakan teknik aseptic saat pemeriksaan vagina. Lakukan perawatan perineal setelah 4.
eliminasi. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan Pantau kekurangan cairan b/d keperawatan
masukan dan
masukan
haluaran.
dan selama…,diharapkan
peningkatan kehilangan cairan seimbang dengan Pantau cairan
melalui kriterian hasil: o TTV dbn pernafasan mulut. o Input dan output cairan seimbang o Turgor kulit baik
suhu
setiap 4 jam atau
lebih
sering suhu
bila tinggi,
pantau tandatanda DJJ
vital. sesuai
indikasi. Kaji produksi mucus
dan
turgor kulit. Kolaborasi pemberian cairan parenteral.
Pantau
kadar
hematokrit. 5.
Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan Tentukan koping individu tidak keperawatan
pemahaman
efektif
dan
b/d selama…..,diharapkan
ketidakadekuatan
koping
pasien
system pendukung.
dengan criteria hasil: o Pasien dapat mengungkapkan
efektif
harapan
terhadap proses persalinan Anjurkan
perasaannya
mengungkapk an perasaan Beri anjuran kuat
thd
mekanisme koping positif dan
Bantu relaksasi
2. KALA I (fase aktif) a. Pengkajian 1) Aktivitas istirahat Klien tampak kelelahan. 2) Integritas ego Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernafasan. 3) Nyeri atau ketidaknyamanan Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik. 4) Keamanan Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs. 5) Seksualitas Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada primipara) b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian presentasi. 2) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung kemih. 3) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi. 4) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan mobilitas gastrik. 5) Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen dan aliran darah
c. Intervensi
NO 1.
DIAGNOSA
NOC
NIC
KEPERAWATAN Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Kaji derajat berhubungan
dengan keperawatan
ketidaknyamana
tekanan mekanik dari selama…..,diharapkan
n secara verbal
bagian presentasi.
dan nonverbal
nyeri terkontrol dengan criteria hasil: o TTV dbn o Pasien
dapat
mendemonstrasikan kontrol nyeri
Pantau dilatasi
servik Pantau
tanda
vital dan DJJ Bantu penggunaan teknik pernapasan dan relaksasi Bantu tindakan kenyamanan
spt. Gosok punggung, kaki Anjurkan pasien berkemih
1-2
jam Berikan informasi tentang ketersediaan analgesic Dukung keputusan klien menggunakan obatobatan/tidak Berikan lingkungan 2.
Perubahan urin
b/d
yang tenang eliminasi Setelah dilakukan asuhan Palpasi di atas perubahan keperawatan
simpisis pubis
masukan dan kompresi selama….,diharapkan mekanik kemih.
kandung eliminasi normal
Monitor
urine
pasien
masukan
dengan
criteria
haluaran
hasil: o Cairan seimbang o Berkemih teratur
dan
Anjurkan upaya berkemih sedikitnya
1-2
jam Posisikan klien tegak cucurkan
dan air
hangat di atas perineum Ukur suhu dan nadi,
kaji
adanya peningkatan Kaji kekeringan kulit
dan
membrane 3.
mukosa Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan Tentukan koping individu tidak keperawatan
pemahaman dan
efektif
harapan
b/d
situasi.
krisis selama….,diharapkan koping
pasien
efektif
dengan criteria hasil: o Pasien dapat mengungkapkan peraannya
terhadap proses persalinan Anjurkan mengungkapka n perasaan Beri
anjuran
kuat
terhadap
mekanisme koping
positif
dan 4.
bantu
relaksasi Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan Pantau aktivitas cedera efek
maternal
b/d keperawatan
uterus
obat-obatan selama….,diharapkan
manual
secara
pertambahan mobilitas cidera terkontrol dengan Lakukan
tirah
gastrik.
saat
criteria hasil: o TTV dbn o Aktivitas uterus baik o Posisi pasien nyaman
baring persalinan
menjadi intensif
Hindari meninggikan klien
tanpa
perhatian Tempatkan klien
pada
posisi
tegak,
miring ke kiri Berikan perawatan perineal selama 4 jam Pantau suhu dan nadi Kolaborasi pemberian 5.
Risiko tinggi terhadap Setelah
antibiotik (IV) asuhan Kaji adanya
kerusakan gas janin b/d keperawatan
kondisi
perubahan
menurunkan
oksigen darah
suplay selama….,diharapkan dan
aliran janin dalam kondisi baik
yang
situasi
uteri
dengan criteria hasil: plasenta o DJJ dbn Pantau DJJ o Presentasi kepala (+) dengan segera o Kontraksi uterus teratur
bila
pecah
ketuban Instuksikan untuk
tirah
baring
bila
presentasi tidak masuk pelvis
Pantau turunnya janin pada jalan lahir Kaji perubahan DJJ
selama
kontraksi 3. KALA II a. Pengkajian 1) Aktivitas/ istirahat - Melaporkan kelelahan - Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /
2) 3) 4)
teknik relaksasi - Lingkaran hitam di bawah mata Sirkulasi Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg Integritas ego Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya Eliminasi Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih 5) Nyeri / ketidaknyamanan - Dapat merintih / menangis selama kontraksi - Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum - Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong - Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit 6) Pernafasan Peningkatan frekwensi pernafasan 7) Seksualitas - Servik dilatasi penuh (10 cm) - Peningkatan perdarahan pervagina - Membrane mungkin rupture, bila masih utuh - Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi b. Diagnosa Keperawatan 1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi 2) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena 3) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi hipertonik c. Intervensi
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NOC
NIC
1.
Nyeri akut b/d tekanan Setelah dilakukan asuhan
Identifikasi
mekanis pada bagian keperawatan
derajat
presentasi
selama….,diharapkan nyeri
ketidaknyaman
terkontrol dengan criteria
an
hasil: o TTV dbn o Pasien
Berikan tanda/ dapat
mendemostrasikan nafas dalam
dan
teknik
tindakan kenyamanan seperti perawatan
mengejan
kulit, mulut, perineal dan alat-alat tahun yang kering Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk mengedan Pantau tanda vital ibu dan DJJ Kolaborasi pemasangan kateter dan 2.
Perubahan jantung
b/d
curah Setelah dilakukan asuhan fluktasi keperawatan
aliran balik vena
anastesi Pantau tekanan darah dan nadi
selama…..,diharapkan
tiap 5 – 15
kondisi
menit
cardiovaskuler
pasien membaik dengan criteria hasil:
Anjurkan pasien untuk
o TD dan nadi dbn o Suplay O2 tersedia
inhalasi dan ekhalasi selama upaya mengedan Anjurkan klien
/ pasangan memilih posisi persalinan yang mengoptimalk 3.
Risiko tinggi terhadap Setelah kerusakan
asuhan
integritas keperawatan
an sirkulasi Bantu klien dan pasangan
kulit b/d pada interaksi selama….,diharapkan
pada posisi
hipertonik
tepat
integritas kulit terkontrol dengan criteria hasil: o Luka perineum tertutup (epiostomi)
Bantu klien sesuai kebutuhan Kolaborasi epiostomi garis tengah atau medic lateral Kolaborasi terhadap pemantauan kandung kemih dan kateterisasi
4. KALA III a. Pengkajian 1) Aktivitas / istirahat Klien tampak senang dan keletihan 2) Sirkulasi - Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal dengan cepat - Hipotensi akibat analgetik dan anastesi - Nadi melambat 3) Makan dan cairan Kehilangan darah normal 250 – 300 ml 4) Nyeri / ketidaknyamanan Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil 5) Seksualitas - Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas - Tali pusat memanjang pada muara vagina b. Diagnosa Keperawatan 1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral, muntah. 2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan 3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan c. Intervensi
NO 1.
DIAGNOSA
NOC
NIC
KEPERAWATAN Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan Instruksikan kekurangan volume cairan keperawatan
klien untuk
b/d kurang masukan oral, selama….,diharapkan
mendorong
muntah.
pada kontraksi
cairan seimbang denngan
criteria hasil: Kaji tanda vital o TTV dbn setelah o Darah yang keluar ± pemberian 200 – 300 cc oksitosin Palpasi uterus Kaji tanda dan gejala shock Massase uterus dengan
perlahan setelah pengeluaran plasenta Kolaborasi pemberian cairan 2.
parentral Nyeri akut b/d trauma Setelah dilakukan asuhan Bantu jaringan
setelah keperawatan
melahirkan
penggunaan
selama….,diharapkan
teknik
nyeri terkontrol dengan
pernapasan
criteria hasil: o Pasien dapat
control
nyeri
Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan Ganti pakaian dan liner basah Berikan selimut penghangat Kolaborasi perbaikan
3.
Risiko
tinggi
episiotomy terhadap Setelah dilakukan asuhan Palpasi fundus
cedera maternal b/d posisi keperawatan
uteri dan
selama persalinan
selama….,diharapkan
massase
cidera terkontrol dengan
dengan
criteria hasil: o Plasenta keluar utuh o TTV dbn
perlahan Kaji irama
pernafasan Bersihkan vulva dan perineum dengan air dan larutan antiseptic Kaji perilaku klien dan perubahan system saraf pusat Dapatkan sampel darah tali pusat, kirim ke laboratorium untuk menentukan golongan darah bayi Kolaborasi pemberian cairan parenteral
5. KALA IV a. Pengkajian 1) Aktivitas Dapat tampak berenergi atau kelelahan 2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran 3) 4) 5) 6)
7)
pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria Integritas Ego Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia Eliminasi Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis Makanan/cairan Mengeluh haus, lapar atau mual Neurosensori Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal Nyeri/ketidaknyamanan Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau
8) 9)
otot tremor Keamanan Peningkatan suhu tubuh Seksualitas Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara. b. Diagnosa Keperawatan 1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan 2)
fisik dan psikologis, ansietas Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
3)
miometri Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota leluarga
c. Intervensi
NO 1.
DIAGNOSA
NOC
KEPERAWATAN Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan asuhan
NIC Kaji sifat dan
hormone,
keperawatan
derajat
trauma,edema
selama….,diharapkan nyeri
ketidaknyama
jaringan,
kelelahan terkontrol dengan criteria
fisik dan psikologis, hasil: o Pasien ansietas nyeri
nan dapat
control
Beri informasi yang tepat tentang perawatan selama periode pascapartum Lakukan tindakan kenyamanan Anjurkan penggunaan teknik relaksasi Beri analgesic sesuai kemampuan
2.
Resiko kekurangan cairan
tinggi Setelah dilakukan asuhan volume keperawatan
klien pada
b/d selama….,diharapkan cairan
kelelahan/ketegangan
simbang
miometri
hasil: o TD dbn o Jumlah
dengan
lokhea dbn
Tempatkan
criteria
posisi rekumben Kaji hal yang
dan
warna
memperberat kejadian intrapartal Kaji masukan dan haluaran Perhatikan jenis persalinan dan
anastesi, kehilangan daripada persalinan Kaji tekanan darah dan nadi setiap 15 menit Dengan perlahan massase fundus bila lunak Kaji jumlah, warna dan sifat aliran lokhea Kolaborasi Jpemberian cairan parentral 3.
Perubahan proses
ikatan Setelah dilakukan asuhan
keluarga
b/d keperawatan
Anjurkan klien untuk
transisi/peningkatan
selama…..,diharapkan
menggendong,
anggota keluarga
proses keluarga baik dengan
menyentuh
criteria hasil: o Ada kedekatan
bayi
dengan bayi
ibu
Observasi dan catat interaksi bayi Anjurkan dan bantu
pemberian ASI, tergantung pada pilihan klien
DAFTAR PUSTAKA
APN, 2016. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK- KR. Bagian Data & Informasi KUKP- RI MDGs, 2013. angka kematian bayi dan ibu. infodatin. Cunningham, 2016. Obstetri William. 24 ed. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. Cunningham, 2016. Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Cunningham, F, 2017. In: Obstetri William. 23 ed. USA: McGraw- Hill Companies., p. 740=760. Departemen Kesehatan, 2016. Profil keseatan indonesia ` Dewi, R. & Rinki, M., 2016. The impact of the degree of preeclampsia on neonatal asphyxia in dr. dradjat prawiranegara hospital, serang. jurnal Bina Cendekia Kebidanan, 2(2), pp. 180 - 187. Dorland, W. N., 2012. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC. Fajarwati, N., Andayani, P. & Rosida, L., 2016. Hubungan Antara Berat Badan Lahir Dan Kejadian Asfiksia Neonatorum. Jurnal Berkala Kedokteran, 12(1), pp. 33 -39. Guyton, A. C. & Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9. XII ed. Jakarta: EGC.
Indah, S. N. & Apriliana, E., 2016. Hubungan antara Preeklamsia dalam Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Majority, 5(5), pp. 55-60. Johan, L. & Sunarsih, 2016. Hubungan Antara a Preeklampsia Dengan Kejadian BBLR dan Asfiksia Neonatorum di VK IRD RSUD DR. Soetomo Surabaya. Jurnal Ilmiah Bidan, 1(2), pp. 68-74. Manuaba, 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC. Manuaba, I., Manuaba, I. & Manuaba, I. F., 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. 2 ed. Jakarta: EGC . Marwiyah, N., 2016. Hubungan Penyakit Kehamilan Dan Jenis Persalinan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang. NurseLine Journal, 1(2), pp. 257 -266. Maryunani, A., 2013. Asuhan Kegawat daruratan Maternal & Neonatal. Jakarta: Trans Info Medika. Mitayani, 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Mochtar, R., 2008. Sinopsis obstetri: obstetri operatif, obstetri sosial. 2 ed. Jakarta: EGC. Morgan, E., 2018 Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: EGC.